8 Dalam  keadaan  istirahat,  sel-sel  otot  jantung  mempunyai  muatan
positif  di  bagian  luar  sel  dan  muatan  negatif  di  dalam  sel.    Perbedaan muatan  bagian  luar  dan  bagian  dalam  sel  disebut    resting  membrane
potensial .    Bila  sel  dirangsang  akan  terjadi  perubahan,  muatan  dalam  sel
berubah  menjadi  positif,  sedangkan  di  luar  sel  menjadi  negatif.    Proses terjadinya  perubahan  muatan  akibat  rangsangan  dinamakan  depolarisasi.
Kemudian  setelah  rangsangan  sel  berubah  kembali  pada  keadaan  muatan semula,  proses  ini  dinamakan  repolarisasi.    Seluruh  proses  tersebut
dinamakan  aksi  potensial.    Aksi  potensial  yang  terjadi  disebabkan  oleh rangsangan listrik, kimia, mekanik, dan termis  Syaifuddin 2009 .
Aksi potensial dibagi dalam lima fase yaitu  Syaifuddin 2009  :
1.   Fase istirahat
Bagian  luar  sel  jantung  bermuatan  positif  dan  bagian  dalam  sel  bermuatan negatif.    Membran  sel  lebih  permeabel  terhadap  kalium  dari  pada  natrium
sehingga sebagian kecil kalium merembes keluar sel.
2.   Fase depolarisasi
Peningkatan  permeabilitas  membran  terhadap  natrium  sehingga  natrium masuk ke dalam sel.
3.  Fase polarisasi parsial
Segera  setelah  terjadi    depolarisasi,  terdapat  sedikit  perubahan  masuknya kalsium ke dalam sel.
4.  Fase plato  keadaan stabil
Fase  depolarisasi  diikuti  keadaan  stabil  yang  agak  lama  dimana keseimbangan  ion  positif  masuk  dan  keluar.    Aliran  kalsium  dan  natrium
masuk dan keluar dengan seimbang.
5.  Fase repolarisasi  cepat
Muatan  kalsium  dan  natrium  secara  berangsur-angsur  meningkat  sehingga kalium keluar dari sel dengan cepat.
9 Jantung tersusun atas otot yang bersifat khusus dan terbungkus oleh
sebuah  membran  yang  disebut  perikardium.    Membran  ini  terdiri  dari  dua lapis  yaitu  perikardium  viseral  dan  perikardium  parietal.  Di  sebelah  dalam
jantung  dilapisi  endotelium.  Lapisan  ini  disebut  endokardium.    Katup- katupnya hanya merupakan bagian yang lebih tebal dari membran ini Reece
2006. Menurut Pearce 2009, tebal dinding jantung dilukiskan terdiri atas
tiga  lapis,  yaitu:  Pericardium  atau  pembungkus  luar,  Myocardium  atau lapisan  otot  tengah,  dan  Endocardium  sebagai  batas  dalam.    Dinding  otot
jantung tidak sama tebalnya.  Dinding ventrikel paling tebal dan dinding di sebelah kiri lebih tebal dari dinding sebelah kanan.  Dinding atrium tersusun
atas  otot  yang  lebih  tipis  Pearce  2009.  Sebelah  dalam  dinding  ventrikel ditandai  berkas-berkas  otot  yang  tebal  yaitu  otot-otot  papilaris.    Pada  tepi
bawah  otot-otot  ini  terkait  benang-benang  tendon  tipis,  yaitu  chordae tendineae.
Benang-benang  ini  mempunyai  kaitan  kedua  yaitu  pada  tepi bawah  katup  atrio-ventrikuler.    Kaitan  ini  menghindarkan  kelopak    katup
terdorong  masuk  ke  dalam  atrium,  bila  ventrikel   berkontraksi Lippold and Cogdel 1991.
Jantung  memiliki  empat  ruangan  yaitu  dua  ruang  yang  berdinding tipis yang disebut atrium atau serambi  dan dua ruang yang berdinding tebal
yang  disebut  ventrikel  atau  bilik.  Atrium  kanan  dan  kiri  dipisahkan  oleh sekat yang dikenal sebagai septum interatrium sedangkan ventrikel kiri dan
kanan  dipisahkan  oleh    sekat  yang  disebut  septum  interventrikel.  Jantung memiliki empat katup yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi darah. Setiap
katup  berespon  terhadap  perubahan  tekanan.  Katup  dikelompokkan  dalam dua  jenis  yaitu  katup  atrioventrikular  dan  katup  semilunar.  Katup
atrioventrikular  terletak  diantara  atrium  kanan  dan  ventrikel  kanan mempunyai  tiga  buah  daun  katup,  disebut  katup  trikuspidalis.    Sedangkan
katup yang  letaknya diantara atrium kiri dan  ventrikel kiri  mempunyai dua daun  katup  disebut  katup  mitral  atau  bikuspidalis.  Katup  semilunar
memisahkan  ventrikel  dengan  arteri  yang  berhubungan.    Katup  semilunar pulmonal  terletak  pada  arteri  pulmonalis,  memisahkan  pembuluh  darah  ini
10 dari ventrikel kanan.  Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan
aorta.  Kedua katup semilunar ini mempunyai bentuk yang sama, terdiri dari tiga  daun  katup  yang  simetris  setengah  bulan  disertai  penonjolan
menyerupai  corong  yang  dikaitkan  dengan  sebuah  cincin  serabut  Reece 2006.  Anatomi jantung dapat dilihat pada gambar 1.
Jantung  memompa  darah  dalam  dua  sirkuit,  yaitu  sirkulasi  sistemik atau  peredaran  darah  besar  yaitu  dari  jantung  keseluruh  tubuh  kembali  ke
jantung dan sirkulasi pulmonari atau peredaran darah kecil, yaitu jantung ke paru kembali ke jantung. Setiap sistem sirkulasi dibagi menjadi sistem vena
dan  sistem  arterial.    Sistem  sistemik  vena  bermula  dari  darah  yang  tidak mengandung  oksigen  masuk  ke  atrium  kanan  melalui  vena  jantung  yaitu
vena  cava  cranialis dan vena cava caudalis Reece 2006.  Dari sini darah
mengalir menuju ke ventikel kanan, yang kemudian akan dipompa masuk ke sirkulasi  pulmonari  terutama  arteri  pulmonari.    Pembuluh  darah  yang
membawa darah  ke jantung disebut vena sedangkan yang membawa darah keluar  dari  jantung  disebut  arteri.    Arteri  pulmonari  adalah  satu-satunya
arteri  yang  membawa  darah  yang  tidak  mengandung  oksigen.    Vena pulmonari  adalah  satu-satunya  vena  yang  membawa  darah  yang
mengandung oksigen. Darah dalam arteri pulmonalis mengalir ke pembuluh kapiler paru disini karbon dioksida akan dibuang  dan diganti oleh oksigen.
Darah  yang  sudah  mengandung  oksigen  kemudian  mengalir  melalui  vena pulmonari  menuju  ke  atrium  kiri  kemudian  ke  ventrikel    kiri    yang
selanjutnya  akan  diedarkan  keseluruh  tubuh  melalui aorta Conville and Bassert 2002.
Konduksi listrik jantung
Sistem  perangsangan  dan  konduksi  listrik  jantung  yang  mengatur konduksi  listrik  jantung,  konduksi  listrik  jantung  pace  maker  ini  antara
lain:  SA  node  nodus  sinoatrial  impuls  perangsangan  ritmis  yang  normal dicetuskan, kemudian  menuju ke  jalur  internodus yang  menjalarkan  impuls
dari nodus sinus menuju ke nodus AV node nodus atrioventrikular, impuls dari  atrium  mengalami  perlambatan  sebelum  masuk  ke  ventrikel.
11 Selanjutnya,  His  Bundle  serabut  His  yang  akan  membawa  impuls  yang
berasal dari atrium ke ventrikel, dan berkas serabut purkinje kiri dan kanan yang  membawa  impuls-impuls  jantung  ke  seluruh  bagian  ventrikel.  Sistem
konduksi  jantung  ini  berfungsi  untuk  membangkitkan  impuls-impuls  yang menyebabkan  timbulnya  kontraksi  ritmis  otot  jantung,  dan  untuk
mengkonduksikan impuls ini dengan cepat ke seluruh jantung Cunningham 2002.
Dinamika jantung
Siklus jantung adalah peristiwa yang berawal dari permulaan sebuah debar  jantung  sampai  debar  jantung  berikutnya.  Siklus  jantung  terdiri  dari
dua  bagian  yaitu  sistol  dan  diastol.  Sistol  adalah  periode  jantung berkontraksi  dengan  meningkatkan  tekanan  dalam  jantung  sehingga  darah
dikeluarkan  menuju  sirkulasi  sistemik  dan  pulmonar.  Sedangkan  periode jantung  berelaksasi  dan  terisi  darah  disebut  diastol  Conville  and  Bassert
2002. Dalam  satu siklus  jantung terdapat 7 fase yang dimulai dari periode sistol sampai dengan diastol Lampiran 12. dan Tabel 2. Fase yang pertama
disebut kontraksi atrium atrial contraction dimana terjadi kontraksi atrium baik  kanan  maupun  kiri,  darah  yang  berasal  dari  atrium  kanan  masuk  ke
dalam  ventrikel  kanan  dan  darah  yang  berasal  dari  atrium  kiri  masuk  ke dalam  ventrikel  kiri,  pada  kondisi  ini  katup  atrioventrikular  terbuka  dan
katup  semilunar  tertutup.  Setelah  darah  masuk  ke  ventrikel,  tekanan  di dalam  ventrikel  akan  meningkat.  Tekanan  yang  tinggi  di  dalam  ventrikel
menyebabkan  tertutupnya  katup  atrioventrikular.  Penutupan  katup atrioventrikular  ini  menghasilkan  suara  jantung  ‘lup’  S1  Setiadi  2007.
Fase  yang  kedua  disebut  kontraksi  isovolumetrik  isovolumetrik contraction
,  merupakan  suatu  fase  dimana  ventrikel  telah  berkontraksi tetapi  belum  terjadi  perubahan  volume  darah  di  ventrikel  baik  ventrikel
kanan  maupun  kiri.  Pada  kondisi  ini  katup  atrioventrikular  dan  semilunar tertutup. Karena tekanan di kedua ventrikel semakin  meningkat dan  impuls
listrik telah mencapai ventrikel, maka darah akan diejeksikan dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis dan ventrikel kiri ke pembuluh aorta. Fase ketiga
12 ini  disebut  juga  sebagai  rapid  ejection,  pada  kondisi  ini  terjadi  pembukaan
katup  semilunar  aorta  dan  semilunar  pulmonalis,  sedangkan  katup atrioventrikular  masih  tertutup.  Kemudian  memasuki  fase  keempat  yang
disebut  reduced  ejection,  darah  yang  diejeksikan  dari  ventrikel  semakin lama  semakin  berkurang,  pada  fase  ini  tidak  ada  perubahan  kondisi  katup
masih sama dengan fase yang ketiga. Selanjutnya, fase yang kelima disebut isovolumetrik  relaxation
,  merupakan  suatu  kondisi  dimana  terjadi  relaksasi di ventrikel tetapi tidak terjadi perubahan volume Udjianti 2010. Tekanan
di kedua ventrikel menurun drastis, karena tekanan di ventrikel lebih rendah dari  pada  di  atrium  mengakibatkan  penutupan  katup  semilunar  baik  aorta
maupun  pulmonalis  yang  akan  menghasilkan  suara  jantung  ‘dup’  S2 Setiadi  2007.  Karena  tekanan  di  kedua  ventrikel  menurun  drastis
mengakibatkan  terbukanya  katup  atrioventrikular.  Pembukaan  katup atrioventrikular,  menyebabkan  terjadinya  pengisian  darah  secara  pasif  dari
atrium ke ventrikel. Fase keenam ini disebut dengan rapid filling. Kemudian fase  yang    ketujuh  adalah  reduced  ejection,  darah  semakin  sedikit  yang
berpindah ke ventrikel. Pengisian darah secara pasif dari atrium ke ventrikel sebesar  90  dari  volume  darah  akibat  pembukaan  katup  atrioventrikular.
Setelah  itu,  fase  ini  akan  kembali  ke  fase  yang  pertama  yaitu  atrial contraction,
dimana  terjadi  pengisian  darah  secara  aktif    sebesar  10  dari volume darah akibat kontraksi atrium Reece 2006.
Jantung memompa darah melalui dua sirkuit, yaitu sirkulasi sistemik dan  sirkulasi  pulmonal  dalam  setiap  denyut  Tortora  2005.    Darah  dari
seluruh  tubuh  melewati  dua  vena  besar  yang  disebut  vena  cava  masuk  ke atrium  kanan.  Saat  ventrikel  kanan  berelaksasi,  darah  dari  atrium  kanan
mengalir menuju ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Saat ventrikel hampir dipenuhi darah, atrium kanan berkontraksi mendorong darah masuk
ke  dalam  ventrikel  kanan.  Kemudian  ventrikel  kanan  berkontraksi mendorong  darah  masuk  ke  dalam  arteri  menuju  paru  melalui  katup
pulmonal.  Dalam  paru-paru,  darah  menyerap  oksigen  yang  ditukar  dengan karbondioksida,  kemudian  darah  mengalir  melalui  vena  pulmonal  menuju
atrium  kiri.  Saat  ventrikel  kiri  berelaksasi,  darah  dari  atrium  kiri  mengalir
13 melalui katup berkontraksi untuk mendorong darah masuk ke ventrikel kiri.
Kemudian ventrikel kiri berkontraksi untuk mendorong darah melalui katup semilunar  aorta  ke  dalam  mitral  menuju  ventrikel  kiri.  Saat  ventrikel  kiri
hampir dipenuhi darah, atrium kiri akan pembuluh aorta menuju ke seluruh tubuh.  Darah  yang  didistribusikan  mengandung  oksigen  dan  akan  disuplai
ke seluruh tubuh kecuali paru Calvert 2007.
Gambar 2.   Siklus Jantung
O ′Grady   O′Sillivan  2010
Keterangan :A aorta,  RA Right Atrial, RV Right Ventricular, LA Left Atrial, LV Left Venticular, AVatrioventricular,
PA Pulmonary Artery,⇒ ⇒
⇒ ⇒
Arah Siklus Jantung
Elektrokardiografi
Cairan tubuh adalah konduktor yang baik, maka aktivitas kelistrikan jantung  dapat  dideteksi  dari  permukaan  tubuh  yang  dimonitor  dengan  alat
elektrokadiograf.  Elektrokardiograf  yang  membuat rekaman grafik disebut elektrokardiogram.  Elektrokardiograf  digunakan  untuk  mendiagnosa
disfungsi  elektris  jantung  dengan  menempelkan  elektroda  pada  tempat tertentu  di  kulit,  dan  voltase  yang  terekam  oleh  elektroda  akan  terlihat  di
layar  atau  tergambar  di  atas  kertas.    Hasil  perekaman  elektrokardiograf berupa  defleksi  voltase  karena  depolarisasi  atrial  dan  ventrikel,  serta
repolarisasi ventrikel  Colville and Bassert  2002 .
14
Gambar 3.   Elektrokardiogram  O ′Grady   O′Sillivan  2010
Keterangan : P=depolarisasi kedua atrium, Kompleks QRS=depolarisasi ventrikel, T=repolarisasi
ventrikel, P amp = amplitudo gelombang P ; P dur = durasi gelombang  P; PR int = interval PR; R amp = amplitudo gelombang R ; QRS dur = durasi gelombang komplek
QRS ; QT int = interval QT; T amp = amplitudo gelombang T.
Elektrokardiogram  normal  terdiri  dari  gelombang  P,  “kompleks” QRS, dan gelombang T.  Gelombang P adalah arus listrik yang dibangkitkan
sewaktu  atrium  mengalami  depolarisasi  sebelum  berkontraksi,  dan kompleks  QRS  ketika  ventrikel  mengalami  depolarisasi  sebelum
berkontraksi.    Oleh  karena  itu  P  dan  QRS  adalah  gelombang  depolarisasi. Gelombang  T    oleh  repolarisasi  ventrikel  Colville  and  Bassert  2002.
Gelombang  tersebut di elektrokardiogram  dapat  dilihat  pada gambar 3.
Ekhokardiografi
Ekhokardiografi  atau  ultrasonografi  jantung  adalah  teknik  dalam citra  jantung  melalui  gelombang  ultrasound  yang  dipantulkan  atau  ekho.
Ekhokardiografi merupakan metode yang aman, non-invasif untuk diagnosa anatomik dan hemodinamik. Pemahaman terhadap sifat fisik dari ultrasound
sangat penting untuk pemeriksaan ekhokardiografi  dengan interpretasi hasil yang didapat Gravahan 2003 .
Metode  ekhokardiografi  berbeda  dengan  teknik  abdominal  karena penempatan  transduser  hanya  pada  window  yang  terbatas  di  antara  tulang
rusuk dan paru yang berisi udara.  Keterbatasan ini membutuhkan transduser dengan permukaan kecil.  Pemeriksaan ekhokardiografi untuk menampilkan
gambar  terbaik  dengan  transduser  sector  atau  curvelinear.    Frekuensi
15 transduser yang disarankan yaitu 8-12 MHz untuk kucing dan anjing dengan
ukuran kecil, 3-8 MHz untuk anjing dengan bobot berkisar 5-40 kg, dan 2-4 MHz untuk anjing dengan ukuran besar 40 kg.
Pada  gambar  4  dapat  dilihat  axis  sentral  ventrikel  kiri    atau  left ventricular
axis dibayangkan sebagai garis imajiner yang memanjang antara apeks    dan  basis  jantung  pada  bagian  tengah  lumen  ventrikel  kiri.    Saat
transduser diorientasikan pada scan plane atau sejajar dengan garis axis ini, didapatkan  gambaran  long-axis.    Jika  scane  plane  tegak  lurus  garis  axis,
didapatkan gambaran  short-axis Panninck and d ′Anjou 2008.
Gambar 4.  Ekhokardiografi orientasi dan anatomi  Panninck and d
′
Anjou 2008 .
Standart  pencitraan  ekhokardiografi  yang  ditetapkan  oleh  American Society  of  Echocardiography
pada  tahun  2004  Penninck  and  d ′Anjou
2008    adalah :
Right Parasternal View   RPS
Hewan  berada  dalam  posisi  berbaring  ke  kanan.    Transduser diposisikan  setelah  terpalpasi  detak  jantung  antara  intercostae  4-6  dan
antara sternum dan  costo - condral junction.   Posisi  transduser  bisa  short-
axis  view atau  long-axis  view.    Pada  short-axis  view  didapatkan  pencitraan
B-mode yang dapat dilihat pada gambar 6, dengan menekan tombol M-mode
16 maka  didapatkan  pencitraan  M-mode  untuk  pengukuran  dimensi  ruang
jantung  dan  ketebalan  otot  jantung  yang  meliputi  left  ventricular  internal dimension  at  end-diastole
LVIDd  yaitu  dimensi  internal  ruang  ventrikel kiri  saat  akhir  diastol,  left  ventricular  internal  dimension  at  end-systole
LVIDs  yaitu  dimensi  internal  ruang  ventrikel  kiri  saat  akhir  systole,  left ventricular posterior wall thickness at end-diastole
LVWd yaitu ketebalan dinding  ventrikel  kiri  bagian  posterior  saat  akhir  diastole,  left  ventricular
posterior  wall  thickness  at  end-systole LVWs  yaitu  ketebalan  dinding
ventrikel  kiri  bagian  posterior  saat  akhir  systole,  interventricular  septal thicknessat
end-diastole IVSd
yaitu ketebalan
dinding septa
interventrikular saat akhir diastole, interventricular septal thickness at end- systole  IVSs  yaitu  ketebalan  dinding  septa  interventrikular  saat  akhir
systole. Ejection  Time
ET  adalah  waktu  yang  dibutuhkan  untuk  ventrikel kanan dan kiri berkontraksi mengeluarkan darah ke sirkulasi pulmonum dan
sirkulasi sistemik,  dihitung dari end-diastole  sampai end-systole  Panninck and  d’Anjou  2008.  Pengukuran  pencitraan  ekhokardiografi  M-mode  dapat
dilihat pada gambar 8.  Pengukuran LVID, LVW dan IVS dilakukan untuk mengetahui  fungsi  myocardial,  kemudian  didapatkan  nilai  Fractional
Shortening FS dari perhitungan rumus : FS =  LVIDd – LVIDs : LVIDd,
Left ventricular volume at end diastole EDV = LVIDd
2
, Left ventricular volume at end systole
ESV = LVIDs
2
, Stroke Volume SV= EDV – ESV, Cardiac  output
adalah  volume  darah  yang  dikeluarkan  ventrikel  baik  itu dari ventrikel kiri maupun ventrikel kanan ke dalam sirkulasi pulmonal dan
sistemik  selama  satu  menit  Udjianti  2010.  Cardiac  Output  CO  = SVxHR.  Nilai-nilai  ini digunakan untuk mengetahui daya kerja ventrikel
Penninck and  d’Anjou 2008.
17
Gambar 5. Right parasternal long axis-view O ′Grady   O′Sillivan  2010
Keterangan : •
Right parasternal long-axis four-chamber view 2a.
• Right parasternal long-axis left ventricular outflow tract view 2b.
• Right parasternal long-axis view of the left ventricular inflow and outflow tracts
2c.
Gambar 6. Right Parasternal short-axis view O ′Grady   O′Sillivan  2010
Keterangan: • Right parasternal short-axis view at the level of the papillary muscles 3.2
• Right parasternal short-axis view at the level of the chordae tendinae 3.3 • Right parasternal short-axis view at the level of the mitral valve 3.4
• Right parasternal short-axis view at the level of the aortic valve 3.5 • Right parasternal short-axis view at the level of the pulmonary arteries 3.6
18
Gambar 7.  Right Parasternal  RPS  short axis view   Panninck  d
′
Anjou 2008 .
Gambar 8.  M-mode pada Left Ventricel  LV  level   Panninck  d
′
Anjou 2008
Left apical view   LAp
Hewan  berada  dalam  posisi  berbaring  ke  kiri.  Transduser  diposisikan setelah terpalpasi detak jantung antara intercostae ke 5-7 dan antara sternum
dan  costo-condral  junction  Panninck  and  d
′
Anjou  2008.  Dari  posisi  LAp
akan  menampilkan  empat  ruang  jantung  dan  membawa  aorta  masuk  ke dalam  scan  plane  sehingga  memungkinkan  visualisasi  katup  aortik.  Scan
plane ini  memberikan  citra  apical  five-chamber  dan  cocok  untuk
perhitungan  kecepatan  aliran  darah  aorta.  Dari  sudut  apical  four-chamber, transduser  diputar  90
searah  jarum  jam  menghasilkan  apical  two-chamber termasuk  atrium  dan  ventrikel  kiri  Panninck  and  d’Anjou  2008.    Posisi
Left Apical View dapat dilihat pada gambar 9.
19
Gambar 9.  Left Apical View  Panninck  d
′
Anjou 2008.
Left parasternal view  LPS
Hewan  berada  dalam  posisi  berbaring  ke  kiri.    Setelah  terpalpasi detak  jantung    diposisikan  antara  intercostae  3-4  dan  antara  sternum  dan
costo-condral junction Gambar 10 dan 11 Penninck  d’Anjou 2008.
20
Gambar 10. Left Parasternal Short Axis View   Panninck  d
′
Anjou 2008.
21
Gambar 11.  Left Parasternal Long Axis View  Panninck  d
′
Anjou 2008.
Suprasternal dan Subcostal View
Hewan  berada  dalam  posisi  berbaring  ke  kanan,  dengan menempatkan  transduser  pada  processus  xiphoideus  dan  menekannya  ke
abdomen  sekaligus  mengarahkan  transduser  hampir  secara  langsung  ke cranial
Panninck  and  d ′Anjou 2008 .
22
Xylazine Farmakologi
Alpha-2    adrenoreceptor memiliki  potensi  sedativa  dan  analgesika.
Xylazine merupakan  golongan  obat  ini  yang  pertama  kali  dipergunakan  di
kedokteran hewan.  Xylazine bekerja pada reseptor alpha-1 dan 2 Gambar 12.   Efek  agonist    xylazine    pada reseptor    alpha terletak  di  jantung  yaitu
dengan mendepres sistem kardiovascular  Seymour and Novakovski 2007.
Gambar 12.  Efek utama yang dimediasi oleh alfa dan beta adrenoceptor Mycek, Harvey   Champe 1997
Norepinephrine merupakan neurotransmiter yang bekerja pada saraf
adrenergik.  Menurut  Mycek,  et  al.,  1997,  proses  pembentukkan norepinephrine
ada lima tahap Gambar 13,  yaitu :
23
Gambar 13.  Pembentukan dan  pelepasan Norepinephrine dari saraf adrenergic
1.  Sintesis dari  norepinephrine