civ
Jumlah 14.066.604 28.422.492 39.425.040 2.438.182 10.589 8.343.585
92.706.492
Sumber : Data primer diolah. Pencatatan masing-masing alokasi Biaya dicatat melalui form bukti jurnal sesuai
klasifikasi biaya kontrak konstruksi sebagai berikut.
Dasar bukti pencatatannya :
Keterangan : BLU : Biaya Langsung Upah.
BPG : Bon Pengeluaran Gudang.
TTAB : Tanda Terima Alat Bantu. LPS
: Laporan Prestasi Subkontraktor. BLA
: Biaya Langsung Alat. TTSP : Tanda Terima Spare Part.
BTL : Biaya Tak Langsung.
Sedangkan pencatatan pengakuan pendapatan konstruksi dicatat dalam bukti LPP Laporan Prestasi Proyek. Uraian tersebut di atas dimaksudkan agar dalam mengolah data pendapatan dan biaya konstruksi lebih terarah berdasarkan data yang faktual
berdasarkan bukti-bukti akuntansi yang ada di cabang maupun di proyek seperti yang tersebut diatas.
B. PENGATURAN
DAN JENIS-JENIS
HARGA POKOK
JASA KONSTRUKSI
Seperti diuraikan diatas bahwa pengelompokan biaya jasa konstruksi secara umum dibagi dalam 2 dua kelompok yaitu berikut ini.
Biaya Upah
Biaya Sub kontrak
Biaya Alat
Biaya Umum
Biaya Bahan
B L U DUB.
BPG TTAB
LPS BLA
TTSP BTL
cv 1. Biaya Langsung
Biaya yang langsung dipengaruhi oleh volume produksi pencapaian progres phisik proyek, termasuk dalam kelompok biaya ini adalah berikut ini.
a. Biaya Upah. b. Biaya Bahan.
c. Biaya Subkontraktor. d. Biaya Pemakaian Alat.
e. Biaya Personalia dan Umum. 2. Biaya Tidak Langsung
Biaya yang tidak berhubungan tidak ada pengaruhnya terhadap kegiatan pencapaian phisik proyek, termasuk dalam kelompok biaya ini adalah berikut
ini. a. Biaya Bunga Bank.
b. Biaya Penyusutan Alat.
C. Pengakuan Pendapatan Jasa Konstruksi
Mengacu pada PSAK No. 34 bahwa pengakuan biaya dan pendapatan jasa konstruksi dinyatakan bahwa bila hasil outcome kontrak konstruksi dapat
diestimasi secara andal, pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan
beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca. Taksiran rugi expcted loss pada kontrak kontruksi tersebut harus segera
diakui sebagai beban. Pada prakteknya PT. Pembangunan Perumahan Persero Cabang V Semarang dalam menetapkan pengakuan pendapatan kontrak jangka
cvi panjang adalah mengunakan metode persentase penyelesaian Percentage of
Completion Method. Dalam metode ini semua biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan
dicatat dalam rekening bangunan dalam pelaksanaan. Setiap akhir periode dilakukan perhitungan laba atau rugi berdasarkan persentase penyelesaian.
Taksiran laba dicatat dengan mendebit pengakuan laba kontrak jangka panjang. Metode pembukuan akuntansi diselenggarakan atas dasar akrual
accruall basis, yaitu pendapatan dan biaya dibukukan pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan. Metode pengakuan atas pendapatan jasa konstruksi
adalah berdasarkan persentase penyelesaian pekerjaan. Untuk menentukan tingkat persentase penyelesaian pekerjaan proyek di lapangan digunakan metode taksiran
engineer dengan menghitung volume pekerjaan yang diselesaikan dan dituangkan dalam Laporan Prestasi Proyek LPP sebagai dasar pencatatan pendapatan jasa
konstruksi.
1. Taksiran Laba
Perhitungan proyeksi taksiran laba sesuai dengan methode persentase penyelesaian adalah sebagai berikut.
TABEL IV.3. PERHITUNGAN TAKSIRAN LABA TAHUN 2002
DALAM RIBUAN RUPIAH
Proyek Nilai
Kontrak Realisasi
Biaya Taksiran
Biaya Taks. Biaya
Total Hasil
Univ. Mulawarman Jemb. Wawar
Ged. Sucofindo Jl. Lingkar Utara
PPI Cilacap Trial Embakment
91.276.504 5.930.746
6.727.069 5.496.030
8.912.473 1.292.700
76.801.060 5.396.978
3.348.919 2.579.689
3.861.366
423.634 5.347.831
2.673.000 2.366.865
4.252.248 738.778
82.148.891 5.396.978
6.021.919 4.946.554
8.113.614 1.162.412
9.127.613 533.768
705.150 549.476
798.859 130.288
cvii
PPI Sadeng 329.887
294.846 294.846
35.041 Jumlah
119.965.409 92.706.492 15.378.722 108.085.214 11.880.195
Sumber : Data primer diolah. Dari data di atas, dapat diketahui taksiran laba tahun 2002 untuk proyek yang
dikerjakan PT Pembangunan Perumahan Cabang V Semarang adalah sebagai berikut.
a. Universitas Mulawarman Rp 76.801.060.000,00
= –––––––––––––––––– x Rp 9.127.613.000,00 = Rp 8.533.412.000,00 Rp 82.148.891.000,00
b. Jembatan Wawar Rp 5.396.978.000,00
= ––––––––––––––––––– x Rp 533.768.000,00 = Rp 533.768.000,00 Rp 5.396.978.000,00
c. Gedung Sucofindo Rp 3.348.919.000,00
= –––––––––––––––––– x Rp 705.150.000,00 = Rp 392.149.000,00
Rp 6.021.919.000,00 d. Jl. Lingkar Utara
Rp 2.579.689.000,00 = –––––––––––––––––– x Rp 549.476.000,00
= Rp 286.558.520,00 Rp 4.946.554.000,00
e. PPI Cilacap Rp 3.861.366.000,00
= ––––––––––––––––– x Rp 798.859.000,00 = Rp 380.186.558,00
Rp 8.113.614.000,00 f. Trial Embakment
Rp 423.634.000,00 = ––––––––––––––––– x Rp 130.288.000,00
= Rp 47.482.671,00
cviii Rp 1.162.412.000,00
g. PPI Sadeng Rp 294.846.000,00
= –––––––––––––––– x Rp 35.041.000,00 = Rp 35.041.000,00
Rp 294.846.000,00
2. Relisasi Laba
Perhitungan laba realisasi PT. Pembangunan Perumahan Cabang V Semarang berdasarkan fakta dan data dilapangan sampai dengan bulan Desember 2002
sebagai berikut.
TABEL IV.4. PERHITUNGAN REALISASI LABA SD BULAN DESEMBER 2002
DALAM RIBUAN RUPIAH
No Nama Proyek
N. Kontrak – PPN
Phisik Pendapatan
Kontrak Realisasi
Biaya Laba
Bruto 1
2 3
4 5
6 7
Univ. Mulawarman Jembatan Wawar
Ged. SUCOFINDO Jl. Lingkar Utara
PPI Cilacap Trial Embankment
PPI Sadeng 91.276.504
5.930.746 6.727.069
5.496.030 8.912.473
1.292.700 329.887
92.81 100
55.85 52.15
48.14 36.50
100 84.713.723
5.930.746 3.757.068
2.866.180 4.290.465
471.836 329.887
76.801.060 5.396.978
3.348.919 2.579.689
3.861.366 423.634
294.846 7.912.663
533.768 408.149
286.491 429.099
48.202 35.041
J U M L A H 119.965.409
102.359.905 92.706.492
9.653.413
Sumber : Data primer diolah.
cix Dari hasil perhitungan diatas mengenai pengakuan pendapatan kontrak
kontruksi bagian akuntansi PT. Pembangunan Perumahan Cabang V akan menjurnal sebagai berikut.
D Prestasi Konstruksi YAMP Rp 102.359.905.000,00 K Pendapatan Konstruksi Rp 102.359.905.000,00
YAMP = Yang Akan Menjadi Piutang Pada saat penagihan berita acara termin phisik proyek ke pihak pemilik
Proyek, akan dicatat sebagai berikut. D Piutang Konstruksi Rp 97.241.910.000,00
D Piutang Retensi Konstruksi Rp 5.117.995.000,00 K Karya Yang difakturkan Rp 102.359.905.000,00
Piutang retensi sebesar Rp 5.117.995.000,00 adalah merupakan termin yang dipotong oleh pihak pemilik proyek sebesar 5 dari setiap termin yang
ditagihkan 5 x Rp 102.359.905.000,00 dan akan dibayarkan oleh pemilik proyek kepada kontraktor setelah selesai masa pemeliharaan proyek selesai.
Pada saat termin cair akan dijurnal sebagai berikut. D Bank Rp 97.241.910.000,00
K Piutang Konstruksi Rp 97.241.910.000,00 Setelah proyek selesai masa pemeliharaan sesuai dengan ketentuan kontrak
yang telah disetujui bersama antara kontraktor PT. Pembangunan Perumahan Cabang V dengan pihak pemilik proyek pemberi kerja, maka pihak
kontraktor berhak mengajukan tagihan retensi sebesar 5 dari total tagihan
cx termin yang dipotong setiap tagihan termin yang diajukan ke pihak pemberi
kerja. Berita acara tagihan retensi termin akan dijurnal sebagai berikut. D Piutang Konstruksi Rp 5.117.995.000,00
K Piutang Retensi Konstruksi Rp 5.117.995.000,00 Pada saat termin retensi cair, akan dijurnal sebagai berikut.
D Bank Rp 5.117.995.000,00 K Piutang Konstruksi Rp 5.117.995.000,00
Setelah semua tagihan dibayar oleh pihak pemberi kerja dan setelah proyek diserahkan ke pihak pemberi kerja, maka rekening Prestasi Konstruksi
Konstruksi Yang Akan Menjadi Piutang YAMP dieliminasi, untuk menggambarkan bahwa catatan termin proyek tersebut sudah lunas dibayar
oleh pihak pemberi kerja. Jurnalnya sebagai berikut. D Karya Yang difakturkan Rp 102.359.905.000,00
K Prestasi Konstruksi YAMP Rp 102.359.905.000,00
3. Perbandingan antara Taksiran Laba dengan Realisasi Laba
Dari perhitungan data laba realisasi PT. Pembangunan Perumahan Persero Cabang V Semarang di atas jika dibandingkan dengan teori yaitu methode
persentase penyelesaian Percentage Completion Method terdapat perbedaan sebagai berikut.
TABEL IV.5. PERBANDINGAN PERHITUNGAN LABA ANTARA TEORI DAN
PRAKTEK PER 31 DESEMBER 2002 DALAM RIBUAN RUPIAH
Realisasi Taksiran
cxi
No Nama Proyek
Laba Laba
Selisih 1
2 3
4 5
6 7
Univ. Mulawarman Jembatan Wawar
Ged. SUCOFINDO Jl. Lingkar Utara
PPI Cilacap Trial Embankment
PPI Sadeng 7.912.663
533.768 408.149
286.491 429.099
48.202 35.041
8.533.412 533.768
392.149 286.451
380.187 47.483
23.093 - 620.749
16.000 40
48.912 719
11.948 J U M L A H
9.653.413 10.196.543
- 543.130
Sumber : Data primer diolah. Dari data diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan selisih, jika
realisasi laba dibandingkan dengan penerapan taksiran laba menurut methode persentase penyelesaian, maka taksiran laba lebih besar daripada realisasi
laba, jumlah selisih yaitu sebesar - Rp 543.130.000,00. Perbedaan selisih tersebut yang paling mencolok adalah pada proyek yang mempunyai nilai
kontrak yang besar seperti Proyek Universitas Mulawarman yaitu sebesar – Rp 620.749.000,00 sedangkan proyek yang tidak terdapat perbedaan selisih
yaitu Proyek Jembatan Wawar. Alasan perbedaan selisih antara taksiran laba dengan realisasi laba dapat diuraikan sebagai berikut.
e. Didalam realisasi praktek perhitungan laba tidak dimasukan unsur biaya perencanaan sedangkan dalam perhitungan taksiran laba memasukan
unsur biaya perencanaan. f. Dari segi pendapatan taksiran laba dihitung berdasarkan nilai kontrak awal
secara keseluruhan dikurangi biaya realisasi dan biaya perencanaan setelah dibagi dengan biaya realisasi, sedangkan dalam realisasi praktek
cxii pengakuan pendapatan dihitung berdasarkan pencapaian phisik proyek
phisik proyek x Nilai Kontrak dikurangi biaya realisasi. g. Didalam teori persentase penyelesaian disebutkan taksiran laba jadi bukan
merupakan laba realisasi sehingga dalam teori tersebut hanya digunakan sebagai tolok ukur terhadap laba realisasi.
Dari data tabel di atas disebutkan bahwa laba menurut taksiran sebesar Rp 10.196.543.000,00 sedangkan laba realisasi sebesar Rp 9.653.413.000,00
ternyata laba menurut taksiran lebih besar Rp 543.130.000,00 ini menunjukan bahwa internal kontrol terhadap pengeluaran biaya masih lemah, karena laba
yang direncanakan tidak sesuai dengan realisasi.
D. MEKANISME PENCATATAN BIAYA KONSTRUKSI
Untuk lebih jelasnya mekanisme pencatatan akuntansi terhadap pengakuan biaya kontrak kontruksi dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Biaya Upah Biaya upah terjadi dari hasil opname pekerjaan mandor buruh dan oleh
kepala pelaksana dibuat Laporan Pekerjaan Borongan LPB, berdasarkan LPB tersebut manajer administrasi membuat daftar upah borongan DUB
atau daftar upah harian DUH jika pekerjaan tersebut dihitung secara harian. Dari hasil opname lapangan, transaksi ini oleh pihak akuntansi akan dicatat
dijurnal sebagai berikut. D Biaya Upah ……….. Rp 14.066.604.000,00
cxiii K Hutang Upah …… Rp 14.066.604.000,00
Pada saat pembayaran akan dijurnal sebagai berikut. D Hutang Upah …… Rp 14.066.604.000,00
K Bank Rp 14.066.604.000,00
2. Biaya Bahan Biaya bahan diakui setelah adanya barang diterima dan digunakan
dalam progres proyek PT. Pembangunan Perumahan yang dituangkan dalam form Bon Penerimaan Gudang BPG untuk jenis bahan-bahan utama yang
digunakan dalam proses pencapaian phisik proyek seperti semen, batu-bata, besi beton, pasir, batu kali dan lain-lain. Sedangkan untuk jenis bahan-bahan
pembantu penolong dituangkandicatat dalam form TTAB Tanda Terima Alat Bantu seperti geotextile, cangkul, sekop dan alat-alat atau bahan-bahan
lain yang tidak dikategorikan dalam bahan utama. Jadi biaya bahan diakui terhadap bahan yang memang sudah dipakai dalam kegiatan progres proyek.
Berdasarkan data pada PT. Pembangunan Perumahan Cabang V Semarang per 31 Desember 2002, biaya bahan sebesar Rp 28.422.492.000,00 berasal
dari berikut ini. Saldo awal Desember 2002
: Rp 15.123.350.000,00 Penerimaanpembelian bahan selama Des 2002
: Rp 18.542.807.000,00 –––––––––––––––––– +
Jumlah penerimaanpembelian bahan : Rp 33.666.157.000,00
Saldo akhir bahan per 31 Desember 2002 : Rp 5.243.665.000,00
–––––––––––––––––– - Jumlah bahan yang dipakai selama Des 2002
: Rp 28.422.492.000,00 =================
cxiv Jurnal Pencatatannya :
] Jurnal pencatatan Persediaan awal bahan 01 Desember 2002 D Biaya Bahan …… Rp 15.123.350.000,00
K Persediaan awal Bahan ….. Rp 15.123.350.000,00 ] Jurnal pada saat penerimaan pembelian selama bulan Desember 2002
Bahan Material D Biaya Bahan ………….. Rp 28.422.492.000,00
K Hutang Supplier….… ….. Rp 28.422.492.000,00 ] Jurnal pada saat pencatatan Saldo akhir Desember 2002
D Persediaan akhir Bahan ….. Rp 5.243.665.000,00 K Biaya Bahan …………………… Rp 5.243.665.000,00
] Jurnal pada saat pembayaran ke Suplier D Hutang Suplier…….……. Rp 28.422.492.000,00
K Bank ……………………………. Rp 28.422.492.000,00
3. Biaya Subkontraktor. Biaya Subkontraktor terjadi dari hasil opname pekerjaan subkontraktor
dan oleh manajer proyek dibuat Laporan Prestasi Subkontraktor LPS. Dengan dasar bukti LPS tersebut pihak akuntansi akan menjurnal berikut ini.
D Biaya Subkontraktor……….. Rp 39.425.040.000,00 K Hutang Subkontraktor………………… Rp 39.425.040.000,00
Setelah pihak subkontraktor mengajukan berkas tagihan yang dilengkapi berita acara tagihan subkontraktor, pada saat pembayaran akan dijurnal
sebagai berikut.
cxv D Hutang Subkontraktor……… Rp 39.425.040.000,00
K Bank…………………………………. Rp 39.425.040.000,00
4. Biaya Alat Penyusutan Kendaraan Biaya alat dan penyusutan kendaraan ini terjadi berdasarkan hasil
opname pemakaian alat yang dibuat oleh bagian Ark dan logistik yang dituangkan dalam form Biaya Langsung Alat BLA yang telah
ditandatangani oleh manajer proyek maupun manajer administrasi. Dengan dasar bukti BLA ini pihak akuntansi akan menjurnal sebagai berikut.
D Biaya Alat dan penyusutan …………..Rp 2.438.182.000,00 K Hutang Phk Ke-3 pemeliharaan dan perbaikan Rp 2.438.182.000,00
Pada saat pembayaran akan dijurnal :
D Hutang Phk Ke-3 pemel. dan perbaikan Rp 2.438.182.000,00 K Bank…………………………………… Rp 2.438.182.000,00
5. Biaya Bunga Bank Timbulnya biaya bunga bank proyek ini adalah merupakan selisih antara
jumlah cash out pembayaran cash basis dengan jumlah cash in termin cair. Apabila jumlah cash out lebih besar dari pada cash in, maka manajemen
menetapkan tarif 24 per tahun atau 2 per bulan terhadap nilai selisih tersebut. Tarif ini adalah tarif bank pemberi kredit yaitu Bank Mandiri Ex
BBD Jakarta Pusat. Dari data diatas yang dibebani biaya bunga yaitu Proyek : a. Universitas Mulawarman sebesar Rp 9.969.000,00
b. Trial Embankment Semarang sebesar Rp 620.000,00
cxvi Kedua proyek tersebut diatas berdasarkan data Desember 2002 terdapat cash
flow negatif artinya antara cash in termin cair dengan cash out pembayaran cash basis lebih besar cash out-nya, diketahui data sebagai berikut.
1 Proyek UNMUL Samarinda - Cash in termin cair Rp. 1.425.665.000,00
- Cash out pembayaran cash basis Rp. 1.924.115.000,00 ––––––––––––––––––– -
Rp. 498.450.000,00 =================
= Rp. 498.450.000,00 x 2 = Rp. 9.969.000,00
2 Proyek Semarang Trial Embankment - Cash in termin cair Rp. 321.520.000,00
- Cash out pembayaran cash basis Rp. 352.520.000,00 –––––––––––––––––– -
Rp. 31.000.000,00 ================
= Rp. 31.000.000,00 x 2 = Rp. 620.000,00 Jumlah Biaya Bunga Bank PT. Pembangunan Perumahan Cabang V bulan
Desember 2002 sebagai berikut. a Proyek UNMUL
= Rp. 9.969.000,00 b Proyek Trial Emb. = Rp. 620.000,00
–––––––––––––––– + = Rp.10.589.000,00
============== ] Bagian Akuntansi akan dijurnal sebagai berikut.
D Biaya Bunga Bank………. Rp 10.589.000,00 K Hutang Bunga………………….. Rp 10.589.000,00
cxvii ] Jurnal pada saat jatuh tempo pembayaran bunga
D Hutang Bunga ………….. Rp 10.589.000,00 K Bank………………………….. Rp 10.589.000,00
6. Biaya Overhead Cabang Biaya overhead cabang adalah semua biaya yang diproses di kantor
cabang dan yang timbul dari semua kegiatan pengelolaan proyek melalui kantor cabang yang dituangkan dalam form Daftar Biaya Usaha Cabang
DBUC. Pengelompokan pencatatan biaya overhead cabang ditentukan dari kriteria kontribusi dan sifat biaya yang dibebankan pada overhead cabang
yang telah diproyeksikan sesuai dengan rencana dan ketentuan manajemen perusahaan. Rencana atau proyeksi biaya overhead cabang ditetapkan dalam
satu tahun dimana setiap tiga bulan sekali triwulanan dievaluasi tingkat besarnya biaya overhead tersebut. Ditetapkan bahwa besarnya biaya overhead
cabang tidak boleh melebihi 1 satu persen dari total biaya kontrak kontruksi secara cabang V. Jurnal pencatatannya diklasifikasikan sesuai
dengan rekening General Ledger yang telah ditetapkan. Berdasarkan data sampai dengan bulan Desember 2002 jumlah biaya
overhead PT. Pembangunan Perumahan Cabang V adalah sebesar Rp. 896.740.000,00 dengan perincian sebagai berikut.
a. Beban Pemasaran - Beban Publikasi
: 0 - Beban Tender dan Pra tender
: Rp 14.873.000,00
cxviii - Beban Pemasaran Lainnya
: 0 –––––––––––––––– +
Jumlah Beban Pemasaran : Rp 14.873.000,00
============== b. Beban Umum Administrasi
- Beban Pegawai Tetap : Rp 215.230.000,00
- Beban Pegawai Khusus : Rp 434.394.000,00
- Beban Pendidikan : Rp 3.885.000,00
- Beban Perjalanan Dinas : Rp 20.773.000,00
- Beban Pemeliharaan Penyst. Kendaraan : Rp 35.518.000,00 - Beban Kantor
: Rp 88.032.000,00 - Beban Asuransi
: Rp 84.035.000,00 –––––––––––––––– +
Jumlah Beban Umum dan Administrasi : Rp 881.867.000,00
============== = Total biaya overhead pabrik cabang sebesar Rp 896.740.000,00
Bagian verifikasi kemudian membuat jurnal pada lembar bukti jurnal untuk mengalokasikan biaya sesuai dengan pos biaya yang telah diproyeksikan oleh
perusahaan. ] Jurnal pada saat pembebanan biaya overhead cabang
D Biaya Overhead Cabang Rp 896.740.000,00 K Hutang Beban Umum Rp 896.740.000,00
] Jurnal pada saat pembayaran D Hutang Beban Umum Rp 896.740.000,00
K Kas Rp 896.740.000,00
E. Pembuatan Laporan Laba Rugi