Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan

(1)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

ANALISIS PENENTUAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. PUSAKA TRADISI IBU CABANG MEDAN

SKRIPSI MINOR

DIAJUKAN OLEH:

NELPIKA DEWI 052102039 D III AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Medan 2008


(2)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI MINOR

NAMA : Nelpika Dewi

NIM : 052102039

PROGRAM STUDI : Diploma III Akuntansi

JUDUL : Analisis Penentuan dan Pengakuan Pendapatan pada

PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan

Tanggal : ..., 2008 Dosen Pembimbing

(Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak) NIP. 132 089 424

Tanggal : ..., 2008 Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi

(Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak) NIP. 131 568 370

Tanggal : ..., 2008 Dekan Fakultas Ekonomi

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP. 131 285 985


(3)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

-(


(4)

-Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

-

a

e

t

--

-


(5)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan pada-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya. Dan kami berlindung diri kepada Allah dari kejahatan diri kami dan dari keburukan amal perbuatan kami. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Dengan kemampuan yang ada penulis berusaha menyusun skripsi minor ini sebaik mungkin. Namun, sebagai manusia biasa penulis sadar bahwa skripsi minor ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun penulisan.

Dalam penulisan skripsi minor ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta; Ayahanda Ilyas M. Amin S.IP, dan Ibunda Maschairani, (sungguh tetesan tinta dan goresan pena tidak akan mampu melukiskan jasa- jasa kalian), kedua kakakku yang tersayang; Kak Sari dan Kak Lina (adakah yang lebih menggembirakan selain mendapatkan 2 kakak yang penyayang dan perhatian), Bang Azwan, dan adik- adikku yang ku banggakan Padli dan Novri (ku berdo’a semoga langkahmu diridhoi-Nya, jadilah ikhwan sejati), Semoga Allah membalas apa yang kalian semua lakukan dengan yang lebih baik dan tetap mempersatukan kita di dunia dan akhirat. Amin.


(6)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (Terima kasih atas arahan dan bimbingannya)

4. Bapak Rasdianto, SE, M.Si, Ak selaku dosen wali dari penulis.

5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi minor ini (Terimakasih banyak atas bimbingan dan motivasinya, semoga ilmu yang bapak beri dapat saya manfaatkan sebaik- baiknya)

6. Kak Khalifah selaku staff administrasi PT. Tradisi Ibu Cabang Medan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian (Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya di dunia maka Allah akan memenuhi kebutuhannya di akhirat)

7. Sahabat di jalan Allah, Sefty, Putri, Kak Winda, Ani, Yuni, (soul mate dalam suka dan duka), Kak Iif, Zahra (Seperti sebuah telaga, tenang, bening dan jernih), Lisa, Muti (Satu senyummu dapat menghilangkan seribu duka, agama ini datang dengan asing dan akan kembali menjadi asing, maka beruntunglah orang- orang yang asing itu, jazakumullohu khoiron untuk semua bantuan, motivasi, dan do’anya, tetap istiqomah dan semangat...!!!

8. Sahabat-sahabat terkasih di BP2M Baiturrahmah Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara. Akhowatifillah nan sholehah; Ida, Resty, Sofy, Ani, Ayu, Kak Diah, Kak Laila, Kak Tati’, Novi, Desi, Eva, Rizky P, Rizky


(7)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

A, Annur, Devi, Nisa, Ira, Lulu, Nurul, Qorie,dan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu (hanya sejenak perjumpaan ini, namun ku harap kehadiranku yang singkat mampu menoreh sedikit warna dan memberi sebuah arti....)

9. Teman-teman di D III Akuntansi khususnya grup A; Yuni, Ika A, Ika KD, Desi, Selfi, Eva, Fitri, Dwi, Badriah, Medika, Ira, Nisa, Rabiyah, Rina, Dora, Yaya dan banyak lagi yang lain. Terimakasih atas persahabatan kita selama ini, meski mungkin ku bukan sahabat terbaik untukmu, tapi percayalah bahwa ku telah mencoba untuk itu....Semoga di kemudian hari kita semua menjadi orang-orang yang sukses dunia dan akhirat, hingga bila keluarga, sahabat, dan anak cucu kita mengenang kita, ada senyum manis terukir di wajah mereka, dan ada do’a tulus yang terkirim untuk kita.Amin.

Akhir kata, untuk lebih dan kurangnya penulisan skripsi minor ini, penulis mohon maaf, dan kepada Allah penulis mohon ampun. Semoga skripsi minor ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Medan,...2008

Nelpika Dewi NIM 052102039


(8)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian ... 4

2. Sumber Data ... 5

3. Teknik Pengumpulan Data ... 5

4. Metode Analisa Data ... 6

F. Sistematika Pembahasan... 6

BAB II PT.PUSAKA TRADISI IBU CABANG MEDAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 8

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 9

C. Sumber dan Jenis Pendapatan Perusahaan ... 14

D. Penentuan dan Pengakuan Pendapatan ... 16

BAB III ANALISA DAN EVALUASI A.Pengertian Pendapatan ... 18

B.Karakteristik Pendapatan... ... 26


(9)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

D. Sistem Pencatatan Pendapatan ... 29 E. Penentuan dan Pengakuan Pendapatan ... 32

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 53 B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.

Pada umumnya suatu perusahaan didirikan mempunyai tujuan utama memperoleh laba semaksimal mungkin untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan guna kelangsungan hidup perusahaan atau keberhasilan perusahaan, untuk itu laba yang diperoleh tersebut harus ditentukan secara tepat. Pernyataan ini mencerminkan bahwa perusahaan tidak dapat melepaskan diri dari relevansi akuntansi terhadap perkiraan pendapatan dan beban. Untuk dapat menelusuri sumber-sumber pendapatan, erat sekali kaitannya dengan penentuan dan pengakuan pendapatan.

Metode akuntansi yang dianut dalam penentuan dan pengakuan pendapatan serta penerapan pendapatan dan standar akuntansi yang tepat akan mempengaruhi guna optimalisasi pendapatan dan meminimalkan beban yang ditentukan dan diakui.

Seorang pimpinan perusahaan yang bijaksana akan selalu berusaha untuk meningkatkan pendapatan serta berusaha untuk menekan beban seminimal mungkin guna memperoleh laba yang telah ditargetkan terlebih dahulu, sebagaimana telah kita ketahui bahwa tujuan perusahaan yang utama adalah memperoleh laba maksimum dengan pengorbanan atau pengeluaran yang tertentu. Sebab laba yang diperolehnya merupakan alat ukur bagi perkembangan perusahaan, meningkatkan laba dari tahun ketahun adalah merupakan tujuan peru- sahaan.


(11)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Apabila laba yang diperoleh semakin menurun dari tahun ketahun, dapat disimpulkan kemunduran perusahaan atau tingkat kinerja karyawan yang tidak baik. Pendapatan yang diperoleh antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya adalah berbeda-beda dan penggunaan beban juga berbeda-beda tergantung bidang usahanya masing-masing.

Dari sudut pandang akuntansi, pendapatan merupakan manfaat yang timbul dari aktivitas perusahaan, dengan demikian penerapan penentuan dan pengakuan pendapatan menjadi hal yang paling penting bagi perusahaan didalam menentukan tingkat laba.

Agar penentuan dan pengakuan pendapatan dapat dilakukan dengan baik dan bersifat akurat maka perlu dipahami standar-standar yang digunakan untuk mengatur penentuan dan pendapatan yaitu Standar Akuntansi Keuangan.

Standar Akuntansi Keuangan merupakan himpunan prinsip, prosedur metode dan teknik akuntansi yang salah satunya menentukan pendapatan dan beban. Standar Akuntansi Keuangan memberikan informasi yang dapat dimengerti dan dipercaya sehingga tidak menyesatkan serta tidak disalah tafsirkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

Melihat pentingnya penentuan dan pengakuan pendapatan yang tepat bagi perusahaan yang merupakan suatu hal yang harus memperhatikan karena dapat digunakan untuk mengukur kinerja-kinerja perusahaan dan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam menyusun perencanaan dimasa yang akan datang. Hal ini mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dan menguraikannya dalam


(12)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

suatu karya ilmiah dengan judul “ Analisis Penentuan dan Pengakuan

Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan“.

B. Perumusan Masalah.

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis mencoba merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu : Apakah penentuan dan pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan?

C. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk memperoleh gambaran yang jelas sampai sejauh mana analisis penentuan dan pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan.

2) Untuk memperoleh gambaran yang jelas sampai sejauh mana analisis penentuan dan pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan.

3) Untuk dapat menganalisa bagaimana proses penentuan dan pengakuan pendapatan dari perusahaan yang diteliti serta di bandingkan dengan teori akuntansi yang diterima selama pendidikan.


(13)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

D. Manfaat Penelitian.

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Sebagai dasar pemahaman lebih lanjut bagi penulis untuk

mengaplikasikan teori-teori yang didapat di perkuliahan ke dalam suatu organisasi atau perusahaan.

2) Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk menyempurnakan sistem penentuan dan pengakuan pendapatan pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan

3) Sebagai bahan referensi dan pertimbangan bagi peneliti lain yang berkaitan dengan analisis penentuan dan pengakuan pendapatan sehingga dapat menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.

E. Metode Penelitian.

1. Lokasi penelitian dan objek penelitian sebagai berikut :

a) Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian dilakukan pada PT. Puasa Tradisi Ibu Cabang Medan yang bertempat di Jl. STM Gg. Rahmad, no.29, Medan.

b) Objek Penelitian.

Objek Penelitian yang diteliti oleh penulis adalah “ Analisis Penentuan dan Pengakuan Pendapatan pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan”.


(14)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009 2. Sumber Data

Data penelitian ini diperoleh dari dua sumber data, yaitu :

a. Data Primer.

Data primer adalah sumber data atau informasi yang diperoleh secara lan- gsung dari sumber asli (tanpa melalui media perantara) baik dari individu maupun perorangan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, hasil observasi dan wawancara yang biasa dilakukuan penulis.

b. Data Sekunder.

Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung (melalui media perantara) untuk diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer maupun pihak lain.

3. Teknik Pengumpulan Data.

Untuk memperoleh data informasi yang akurat yang mengarah kepada kebenaran yang diperlukan dalam pembuktian penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Teknik Observasi.

Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti guna memperoleh bukti dan prosedur yang ada pada perusahaan saat dilakukan penelitian.

b. Teknik Interview (wawancara).

Teknik interview (wawancara) adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab atau wawancara secara langsung kepada


(15)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

pihak- pihak yang terkait, guna untuk melancarkan proses pengumpulan data yang dibutuhkan penulis, dimana dalam hal ini wawancara dilakukan secara tidak terstruktur.

4.Metode Analisa Data

Untuk menganalisa data yang diperoleh, penulis menggunakan dua metode analisa yaitu :

a. Metode deskriptif, yaitu data-data yang diperoleh dari penelitian

dikumpulkan, kemudian disusun dan seterusnya diolah sehingga diperoleh gambaran dari masalah tersebut.

b. Metode deduktif, yaitu data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisa

kembali dengan menggunakan teori-teori yang berlaku sebagai alat analisa yang berguna mengambil suatu kesimpulan.

F. Sistematika Pembahasan

Penulis membagi pembahasan dalam skripsi minor ini dalam empat bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN.

Dalam bab ini penulis memaparkan bahasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.


(16)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB II : PT. PUSAKA TRADISI IBU CABANG MEDAN

Dalam bab ini, diuraikan adalah Sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, jenis pendapatan perusahaan, penentuan dan pengakuan pendapatan pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan.

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI.

Dalam bab ini penulis mencoba mengadakan analisa, membandingkan hasil penelitian dan teori yang didapat

diperkuliahan, menganalisa penentuan dan pengakuan

pendapatan pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN.

Dalam bab yang terakhir ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan seterusnya mencoba memberikan saran kepada perusahaan yang dianggap perlu untuk kemajuan perusahaan.


(17)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB II

PT. TRADISI IBU CABANG MEDAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Tradisi Ibu adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan (marketing) produk kecantikan. PT. Tradisi Ibu merupakan perusahaan yang pusatnya berlokasi di Jakarta dan mempunyai banyak cabang yang tersebar di beberapa provinsi/ daerah di Indonesia.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985 oleh seorang wanita yang bernama Nurhayati Subakat, beliau adalah alumni institut Teknologi Bandung. Pertama kali didirikan di Jakarta. Pada tahun-tahun pertama perusahaan memproduksi produk kosmetik kecantikan wanita dengan merk dagang puteri.

Pada tahun 1993 perusahaan melakukan pengembangan perusahaan dengan cara menambah jenis produksi produk kosmetik yaitu zahra. Pada awalnya zahra didistribusikan sendiri atau langsung oleh perusahaan tanpa melalui atau tanpa bekerja sama dengan pihak lain.

Pada tahun 1998 produk-produk yang diproduksi oleh perusahaan PT. Tradisi Ibu mulai didistribusikan dengan melakukan kerja sama dalam proses pendistribusian produknya yaitu dengan bekerjasama dengan multiple ahadnet.

Pada tahun 2000 perusahaan mengembangkan produk baru dengan brand wardah dan produk ini dipasarkan sendiri/secara langsung di Jakarta. Setelah tahun 2000 terjadi perluasan/ekspansi wilayah dagang ke beberapa provinsi di Indonesia seperti Bandung, Surabaya, Bali, Medan, Solo, Palembang, Lampung,


(18)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Semarang, Makasar dan Banjarmasin dimana masing-masing cabang mempunyai wewenang untuk memperluas/ekspansi wilayah dagang.

Pada tahun inilah didirikan PT. Tradisi Ibu Cabang Medan di jalan STM Gg. Rahmad No. 9 Medan. Dalam usaha ekspansinya PT. Tradisi Ibu Cabang Medan telah berhasil melakukan perluasan usaha ke daerah-daerah medan dan sekitarnya seperti Aceh, daerah Langkat sekitar, Rantau Prapat dan lain-lain. Dan juga telah memasarkan produknya ke hampir seluruh mall dan swalayan di Medan dan sekitarnya.

B. Struktur Organisasi

Sturuktur walaupun hanya menyajikan kerangka bangunan oragnisasi, namun hal ini merupakan sesuatu sub system yang penting bagi organisasi formal. Organisasi formal dapat diibaratkan sebagai bentuk kendaraan untuk mencapai tujuan secara bersama. Organisasi formal adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan dibawah kekuasaan kepemimpinan.

Struktur organisasi disusun adalah untuk membantu mencapai tujuan organisasi lebih efektif. Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan seluruh tugas pekerjaan, hubungan antara tugas, batas wewenang dan tanggung jawab untuk menjalankan masing-masing tugas tersebut.

Atas dasar kegiatan-kegiatan itu selanjutnya akan disusun pola tetap hubungan-hubungan diantara bidang-bidang maupun para pelaksana yang


(19)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

memiliki kedudukan, wewenang dan tanggung jawab tertentu dan ini semua akan menghasilkan kerangka organisasi. Jadi struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menjukkan seluruh seluruh kegiatan untuk mancapai tujuan organisasi hubungan fungsi-fungsi serta wewenang dan tanggung jawab masing-masing pemegang jabatan yang ada dalam fungsi-fungsi tersebut.

Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1) Komisaris

a) Mengkoordinir kegiatan operasional perusahaan. b) Mengepalai para manajer.

c) Mengawasi setiap kegiatan perusahaan. d) Menginvestasikan modal kepada perusahaan.

2) Manajer Operasional

a) Menyelenggarakan kebijaksanaan perusahaan sesuai dengan ketetapan yang digariskan oleh direksi.

b) Menyusun rencana kerja dan anggaran belanja tahunan untuk kegiatan cabang.

c) Memimpin penyelenggaraan, perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan operasional.


(20)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

3) Manajer Marketing

a) Melaksanakan dan mengatur pemasaran berbagai jenis produk perusahaan.

b) Menangani masalah yang dihadapi oleh bagian penjualan, bagian pembelian dan bagian pengiriman.

c) Bertanggung jawab kepada manajer operasional pusat. d) Bertanggung jawab kepada komisaris.

4) Manajer Produksi

a) Melakukan pengawasan terhadap kegiatan produksi perusahaan. b) Melakukan inovasi- inovasi dalam pembuatan produk- produk baru c) Bertanggung jawab terhadap hasil produksi perusahaan

d) Bertanggung jawab kepada manajer operasional.

5) Manajer Keuangan

a) Mengelola keuangan kantor pusat sesuai dengan programnya. b) Melaksanakan kegiatan dan tatausaha administrasi kantor pusat. c) Melaksanakan fungsi kebendaharaan, administrasi penerimaan

dan pembiayaan.


(21)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

6) Manajer Marketing Development

a) Melaksanakan dan mengatur pemasaran berbagai jenis produk perusahaan, pengembangan produk, dan berusaha untuk mendapatkan langganan yang sebanyak-banyaknya.

b) Mengadakan pemeliharaan dan pembinaan petugas luar untuk mencapai target produksi dan memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan.

7) Manajer Development Produk

a) Melakukan pengembangan produk perusahaan. b) Bertanggung jawab kepada manajer marketing

8) Manajer Promosi

a) Melakukan promosi produk kepada masyarakat luas. b) Mengenalkan keunggulan dan kelebihan produk perusahaan. c) Memberikan informasi kepada calon pembeli tentang produk. d) Bertanggung jawab kepada manajer marketing.

9) Administrasi Cabang

a) Mengelola keuangan kantor pemasaran wilayah sesuai dengan programnya.

b) Melaksanakan kegiatan dan tatausaha administrasi kantor pemasaran wilayah.


(22)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

c) Melaksanakan fungsi kebendaharaan, administrasi penerimaan dan pembiayaan.

d) Bertanggung jawab ke manajer operasional.

10) Gudang

a) Mengatur sasaran angkutan dan prasarana gudang tempat barang produksi.

b) Mengontrol seluruh realisasi penerimaan dan penyimpanan barang. c) Mengatur penerimaan dan pengeluaran barang sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan.

d) Bertanggung jawab ke bidang administrasi cabang.

11) Sales

a) Melakukan penjualan barang langsung ke toko yang tidak punya

Beauty Advisor.

b) Menjalin hubungan baik dengan pelanggan lama. c) Melakukan tagihan ke pelanggan (toko dan salon). d) Bertanggung jawab ke administrasi cabang.

12) Supir

a) Menjemput barang dari pusat.

b) Mengantar barang ke tangan konsumen baik langsung ataupun tidak langsung.


(23)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

c) Bertanggung jawab kepada bidang administrasi cabang.

13) Kepala Beauty Advisor

a) Mengkoordinir leader.

b) Mencari pangsa-pangsa pasar yang lain. c) Melakukan kegiatan promosi di wilayahnya. d) Bertanggung jawab kepada manajer promosi.

14) Leader

a) Mengawasi Beauty Advisor. b) Melakukan kegiatan promosi.

C. Sumber dan Jenis Pendapatan Perusahaan

Menurut Kieso dan Weygandt (1995, hal 182) "Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain atas harta dari satu kesatuan atau penyelesaiaan kewajibannya selama satu periode dari penyerahan atau produksi barang,

pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi pokok atau utama yang berkelanjutan dari kesatuan tersebut.

Sumber dan jenis pendapatan merupakan suatu unsur yang perlu mendapat perhatian penting sebelum membicarakan pendapatan lebih lanjut, sebagaimana pendapatan itu sendiri diperoleh dari berbagai sumber. Kesalahan dalam menentukan sumber dan jenis pendapatan yang akan didapat dan berhubungan erat dengan masalah pengukuran pendapatan.


(24)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Pada dasarnya pendapatan itu timbul dari penjualan barang atau penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu. Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa, termasuk pengangkutan dan penyimpanan (earning process).

Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi modal; laba dari penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti aktiva tetap; surat berharga; ataupun penjualan anak atau cabang perusahaan; hadiah, sumbangan atau penemuan; revaluasi aktiva tetap; dan penjualan produk perusahaan. Dari semua transaksi di atas, hanya transaksi atas penjualan produk saja yang dapat dianggp sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama perusahaan.

PT. Tradisi Ibu Cabang Medan adalah perusahaan yang merupakan anak cabang dari PT. Tradisi Ibu Jakarta , PT. Tradisi Ibu Cabang Medan ini adalah peusahaan yang bergerak dibidang marketing (penjualan) produk kecantikan dengan berbagai brand.

Pendapatan PT. Tradisi Ibu Cabang Medan diperoleh dari penjualan produknya dimana imbalan yang diterima dalam bentuk kas atau setara kas, jadi sumber pendapatan perusahaan bersifat rutin yaitu setiap terjadinya transaksi penjualan.


(25)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Adapun jenis pendapatan PT. Tradisi Ibu Cabang Medan adalah pendapatan yang diperoleh dari operasi perusahaan yaitu penjualan produk kecantikan dengan 2 brand yaitu:

1. Puteri 2. Wardah

D. Penentuan dan Pengakuan Pendapatan

Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah menentukan saat pendapatan harus diakui. Apabila salah dalam menentukan saat pengakuan pendapatan maka akan berakibat salahnya total pendapatan didalam laporan keuangan laba-rugi. Kesalahan tersebut berupa pindahnya pendapatan suatu periode lainnya. Proses pengakuan pendapatan harus berpedoman pada prinsip pengakuan pendapatan.

Perusahaan ini mengidentifikasikan pendapatan sebagai peningkatan nilai aktiva atau penurunan nilai kewajiban dari aktivitas usaha perusahaan dalam satu periode.

Pendapatan PT. Tradisi Ibu Cabang Medan ditentukan dengan mengakumulasikan keseluruhan jumlah pendapatan yang ada dalam perusahaan ini. Penentuan pendapatan ditentukan dengan adanya selisih positif dari pendapatan penjualan dengan beban penjualan yang telah dikeluarkan.

Penentuan dan pengakuan pendapatan sangat erat sekali hubungannya maka penentuan pendapatan penjualan dilakukan bersamaan dengan pengakuan jumlah pendapatan yang diperoleh.


(26)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

PT.Tradisi Ibu Cabang Medan mengakui pendapatan pada periode saat terjadinya transaksi dengan konsumen dan dicatat pada saat dihasilkannya pendapatan. Dalam hal ini PT.Tradisi Ibu menggunakan metode Dasar Akrual (Accrual basis) dalam pengakuan pendapatannya yaitu pendapatan diakui berdasarkan waktu terjadinya transaksi.


(27)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

A. Pengertian Pendapatan

Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan.

Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu, dimana informasi yang tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta modal. Perhitungan laba rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode yang terakhir pada tanggal yang tertera di neraca. Laporan perubahan posisi keuangan menyajikan kegiatan pembiayaan dan investasi perusahaan.

Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi semakin dirasakan manfaatnya. Dengan adanya informasi mengenai pendapatan, maka dapat membandingkan antara modal yang tertanam dengan penghasilan sebagai alat untuk mengukur kinerja efisiensi perusahaan dan dapat memprediksi distribusi dividen di neraca yang akan datang.

Kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan adalah hal yang penting untuk dapat melanjutkan operasi perusahaan. Keuntungan yang dihasilkan oleh suatu badan usaha adalah suatu ukuran keberhasilan manajer, investor dan


(28)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

kreditor yang menggunakannya untuk mengevaluasi prospek perusahaan dimasa yang akan datang.

Oleh karena itu salah satu bagian terpenting dalam proses akuntansi adalah penentuan, pengukuran dan pengakuan pendapatan serta pengukuran pencatatan ekonomi yang berhubungan dengan pendapatan perusahaan.

Kieso dan Wegandt (1995, hal.56) memberikan pengertian bahwa pendapatan adalah: "Arus masuk atau penambahan lain atas harta suatu kesatuan atau penyelesaian suatu kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama satu periode dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama kesatuan tersebut.”

Sedangkan dalam PSAK No. 23 Ikatan Akuntan Indonesia (1996, hal.23.3) menyatakan bahwa: “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dar iaktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal".

Pendapatan merupakan pos yang penting dari laporan keuangan dan mempunyai penggunaan yang bermacam-macam untuk berbagai tujuan. Penggunaan informasi pendapatan yang paling utama adalah untuk tujuan pengambilan keputusan, baik itu keputusan untuk pembayaran deviden, keputusan investasi dan keputusan penting lainnya.

Menurut Ralph Estes (1996, hal.119) pendapatan adalah: “Arus masuk sumber daya kedalam suatu perusahaan dalam suatu periode dari penjualan barang atau hasil penjualan jasa, pendapatan tidak mencakup sumber daya yang diterima dari


(29)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

sumber-sumber selain dari operasi, seperti penjualan aktiva tetap, penerbitan saham atau pinjaman".

Pendapatan menurut hukum pajak adalah latar belakang timbulnya pendapatan bagi negara yang timbul akibat adanya hak dan kewajiban pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1994 (1995, hal 26) tentang pajak penghasilan (PPh), pendapatan atau penghasilan dirumuskan sebagai berikut: "Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun".

Sedangkan menurut Soehardi Sigit (1981, hal.44) penghasilan atau pendapatan adalah sebagai berikut: "Pendapatan adalah kebalikan dari biaya. Tiap-tiap memperoleh penghasilan atau pendapatan tentu disertai dengan wujud penerimaan benda, harta kekayaan atau hak. Tidak ada sesuatu pendapatan bertambah tidak dengan mengakibatkan pertambahan pada aktiva, apakah pertambahan itu kedalam kas, tagihan, wesel tagih ataupun hak".

Pengertian pendapatan yang lain menurut Zaki Baridwan (1992, hal.10): “Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama satu periode tertentu".


(30)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri.

Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :

1. Menurut ilmu ekonomi

Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

2. Menurut ilmu akuntansi

Banyak konsep pendapatan didefenisikan dari berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi, Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan atau


(31)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan, Pandangan yang menekankan kepada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan barang dan jasa atau outflow.

Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa ada dua penggolongan mengenai pendapatan, yaitu penggolongan secara luas dan secara sempit. Pendapatan secara luas menitikberatkan kepada keseluruhan kegiatan perusahaan yang menghasilkan kenaikan aktiva atau berkurangnya hutang dan dapat merubah modal pemiliknya. Keseluruhan kegiatan perusahaan itu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan lain di luar kegiatan utama.

Pemfokusan kegiatan perusahaan terhadap kegiatan utama yang berakibat kepada kenaikan aktiva atau pengurangan hutang dan yang dapat merubah modal tersebut pendapatan dalam arti sempit.

Dilihat dari arti sempit, untuk kenaikan ekuitas yang berasal dari transaksi periferal atau insidental pada suatu entitas dan semua transaksi lain dan kejadian serta situasi lain yang mempekerjakan entitias kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi pemilik disebut keuntungan. .

Sedangkan Granof dan Belll mendefinisikan keuntungan sebagai berikut :

Gains are increases in net assets from transactions that are not typical of firm day-to-day transaction.

Istilah pendapatan umumnya merupakan penghasilan perusahaan yang didapat dari aktivitas perusahaan yang berasal dari penjualan barang- barang dan jasa- jasa yang diperoleh dari operasi normal perusahaan. Bagi perusahaan


(32)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

industri dan perusahaan dagang, pendapatan diperoleh dari penjualan barang dagangan.

Menurut Henry Simamora (2000 :24) defenisi pendapatan adalah sebagai berikut: “Pendapatan (revenue) adalah kenaikan aktiva perusahaan atau penurunan kewajiban perusahaan (atau kombinasi dari keduanya) selama periode tertentu yang berasal dari pengiriman barang-barang, penyerahan jasa. Pada intinya, pendapatan merupakan arus masuk sumberdaya yang berasal dari kegiatan usaha perusahaan umumnya diakibatkan oleh penyelesaian pertukaran ekonomi”.

Berdasarkan kutipan diatas dapat dipahami bahwa pendapatan merupakan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban perusahaan selama periode tertentu atau arus masuk sumber daya yang berasal dari kegiatan ekonomi perusahaan seperti pengiriman barang-barang dan penyerahan jasa.

Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23; Jakarta; 1995 menyebutkan “Pendapatan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban dapat berasal dari penyerahan atau jasa atau aktivitas lainnya dalam suatu periode. Tidak termasuk dalam pengertian pendapatan adalah peningkatan aktiva perusahaan yang disebabkan pembelian aktiva, investasi pemilik, pinjaman atau koreksi laba rugi peruode lalu, panignkatan juumlah aktiva dapat berbentuk diterimanya uang tunai, timbulnya piutang atau aktiva lainnya. Pendapatan yang berasal dari kegiatan


(33)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

utama perusahaan disebut pendapatan usaha (operating revenue). Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan diluar kegiatan utama disebut pendapatan lain-lain (other revenue/ other income).

Menurut Soemarso (2003 : 230) pendapatan dikelompokkan menjadi : “pendapatan yang berasal dari kegiatan utama perusahaan disebut pendapatan usaha (operating revenue). Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan diluar kegiatan utama disebut pendapatan lain-lain (other revenue atau other income)”.

Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan (2004 : SAK No. 23 Paragraf 01) pendapatan yang timbul ari transaksi dan peristiwa ekonomi adalah sebagai berikut:

(a) penjualan barang (b) penjualan jasa; dan

(c) penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak yang menghasilkan bunga, royalti dan deviden.

Menurut Sadeli (2002 : 24) menyatakan penghasilan menurut sumbernya dibedakan atas:

1). Usaha pokok (hasil penjualan barang atau jasa)

2). Usaha sampingan (misalnya : sewa, deviden, bunga deposit, dan komisi). Dari timbulnya pendapatan itu, dapt disimpulkan bahwa sumber pendapatan meliputi semua hasil (proses yang diperoleh dari bisnis dan investasi). Pada umumnya sumber dan jenis pendapatan yang diperoleh perusahaan dapat dikelompokkan atas:


(34)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

1). Operating revenue (pendapatan operasional)

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan produksi atau jasa dalam periode akuntansi tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan dan berhubungan secara langsung dengan usaha (operasi) pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan secara berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya. Pendapatan operasi ini dipengaruhi oleh jenis-jenis usaha perusahaan.

2). Non operating revenue (pendapatan non operasi)

Pendapatan nonoperasi diperoleh perusahaan dalam periode tertentu akan tetapi bukan diperoleh dari operasi perusahaan yang utama atau bukan merupakan tujuan dari usaha perusahaan. Pendapatan ini bersifat insidental atau yang tidak secara langsung berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan non operasional (revenue and gains), pendapatan ini juga diterima perusahaan tidak secara kontiniu namun menunjang pendapatan operasional perusahaan.

Adapun jenis dari pendapatan non operasional dapat dibedakan sebagai berikut:

a) Pendapatan yang diterima dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahaan yang lain oleh pihak lain. Contoh : pendapatan sewa, bunga royaltidan lain-lain.


(35)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

b) Pendapatan yang diterima dari penjualan aktiva perusahaan diluar dari barang dagangan atau hasil produksi. Contoh : penjualan aktiva terwujud, surat-surat berharga dan lain-lain.

Penyajian untuk pendapatan yang berasal dari luar operasi pokok perusahaan dalam laporan penghitungan laba-rugi ditempatakan pada bagian luar perusahaan atau kelompok tersendiri yang disebut dengan pendapatan dan laba diluar perusahaan. Pendaptan ini biasa disebut dengan nama pos luar biasa. Pendapatan luar biasa adalah pendapatan yang diperoleh dan diterima oleh perusahaan yang sifatnya luar baisa baik dari segi kejadiannya maupun jumlahnya sebagai komponen pendapatan yang terpisah.

Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas penjualan barang atau penyerahan jasa yang dilakukan. Ia merupakan kenaikan bruto terhadap modal. Disebut “kenaikan bruto” karena pertambahan modal yang diakibatkan oleh kegiatan usaha tidak sejumlah yang dibebankan kepada langganan.

B. Karakteristik Pendapatan

Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian.


(36)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau income dan rugi atau less. Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan.

Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang sering disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan ke dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden.

Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan.

Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan.

1. Sumber pendapatan

Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi modal; laba dari penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti aktiva tetap; surat berharga; ataupun penjualan anak atau cabang perusahaan; hadiah, sumbangan atau penemuan; revaluasi aktiva


(37)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

tetap; dan penjualan produk perusahaan. Dari semua transaksi di atas, hanya transaksi atas penjualan produk saja yang dapat dianggp sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama perusahaan.

2. Produk dan kegiatan utama perusahaan

Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk atau baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.

Terkadang, produk yang dihasilkan secara insidental bila dihubungkan dengan kegiatan utama perusahaan atau yang timbul tidak tetap, sering dipandang sebagai elemen pendapatan non operasi, maka pemberian pembatasan tentang epndapatan sangat perlu, untuk itu produk perusahaan harus diartikan meliputi seluruh jenis barang atau jasa yang disediakan atau diserahkan kepada konsumen tanpa memandang jumlah rupiah relatif tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya produk tersebut atau sering tidaknya produk tersebut dihasilkan.

3. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan

Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan. Laba atau rugi yang terjadi baru akan diketahui setelah pendapatan dan beban dibandingkan.


(38)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Setelah biaya yang dibebankan secara layak dibandingkan dengan pendapatan maka tampaklah jumlah rupiah laba atau pendapatan neto

C. Sistem Pencatatan Pendapatan

Kegiatan perdagangan barang dapat digolongkan menjadi perdagangan besar ( Whole Sale ) dan perdagangan eceran ( Retail ). Pabrikan, produsen atau importir biasanya menjual barangnya kepada pedangan besar , pedagang perantara atau langsung kepada pedagang eceran. Pedagang besar menjual barang dagangnya kepada pedagang eceran atau kadang- kadang kepada konsumen yang besar, seperti misalnya, sekolah atau rumah sakit. Pedagang eceran menjual barangnya kepada konsumen, dalam hal ini PT. Tradisi Ibu Cabang Medan menjual barang dagangan kepada pedagang besar, pedagang eceran, dan kepada yang besar.

Banyaknya, tujuan dan bentuk dari jurnal- jurnal khusus yang dipergunakan oleh perusahaan dagang sudah tentu akan berbeda antara satu dengan yang lain tergantung dari kebutuhan perusahaan. Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu , transaksi – transaksi yang paling sering terjadi adalah penjualan dan jurnal- jurnal khusus yang dipakai untuk mencatat transaksi tersebut akan nampak seperti dibawah ini:

1. Penjualan secara kredit Transaksi:

2. Penerimaan uang kas dari sergala sumber


(39)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

4. Pengeluaran uang kas untuk segala tujuan

1. Buku Penjualan (Sales Journal) Dicatat Dalam:

2. Buku Penerimaan Kas (Cash Receipt journal)

3. Buku Pembelian (Purchase Journal)

4. Buku pengeluaran kas (Cash Payments Journal)

Walaupun hampir semua transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang yang sejenis dapata dicatat dalam salah satu dari keempat jurnal tersebut diatas, tetapi masih ada beberapa transaksi yang tidak dapat dicatat dalam keempat jurnal tersebut.disamping itu, harus disediakan juga jurnal untuk mencatat ayat jurnal koreksi, ayat jurnal penyesuaian, dan ayat jurnal penutup. Ada juga yan disebut dengan jurnal 2 kolom, jurnal 2 kolom dapat digunakan untuk segala macam ayat jurnal yang tidak dapat dicatat dalam salah satu jurnal khusu. Jurnal 2 kolom ini sering disebut dengan jurnal umum (general journal).

Pendapatan PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan adalah pendapatan yang berasal dari pendapatan penjualan, pendapatan penjualan adalah semua jumlah yang dibebankan kepada pembali karena adanya penjualan barang dagangan, baik secara kredit maupun secar tunai. Penjualan retur dan pengurangan harga serta potongan penjulan dilaporkan sebagai pengurangan terhadap penjualan kotor untuk mendapatkan penjualan bersih


(40)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Penjualan barang dagang oleh perusahaan hanya dicatat dengan “Penjualan” saja. Jumlah transaksi penjualan ynag terjadi bias any cukup besar dibandingkan dengan jenis transaksi yang lain. Beberapa perusahaan hanya menjual barangnya secara tunai, perusahaan yang lain hanya menjualnya secara kredit, dan yang lain lagi menjual barangnya dengan kedua syarat jual-beli tersebut, dan PT. Pusaka Tradisi Ibu melakukan penjualan dengan kedua syarat jual- beli tersebut.

Penjualan barang dagang secara tunai akan dicatat sebagai debet pada perkiraan kas dan kredit pada perkiraan penjualan.

Jurnalnya

Kas xxx

Penjualan xxx

Dalam praktek biasanya penjualan secara tunai ini akan dicatat dalam buku penerimaan kas.

Penjualan barang dagang secara kredit akan dicatat sebagai debet pada perkiraan piutang usaha dan kredit pada perkiraan penjualan.

Jurnalnya Piutang usaha xxx

Penjualan xxx


(41)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

C. Penentuan dan Pengakuan Pendapatan

Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.

Pengakuan suatu jumlah rupiah dalam akuntansi pada umumnya didasarkan pada konsep objektivitas yaitu bahwa jumlah rupiah tersebut dapat diukur secara cukup pasti dan ada keterlibatan pihak independen dalam pengukurannya. Dengan kata lain harus ada bukti yang cukup objektif untuk dapat mengakui. Bila kondisi atau kejadian tertentu menjadikan kriteria tersebut dipenuhi maka kondisi atau kejadian tersebut akan memicu pengakuan pendapatan.

Secara umum ada dua kriteria pengakuan pendapatan yaitu:

1. Pendapatan baru dapat diakui bilamana jumlah rupiah pendapatan telah terealisasi atau cukup pasti akan segera terealisasi (Realized atau Realizable). Pendapatan dapat dikatakan telah terealisasi bilamana telah terjadi transaksi pertukaran produk atau jasa hasil kegiatan perusahaan dengan kas atau klaim


(42)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

untuk menerima kas. Pendapatan dapat dikatakan cukup pasti akan segera terealisasi bilamana barang penukar yang diterima dapat dengan mudah dikonversi menjadi sejumlah kas atau setara kas yang cukup pasti.

2. Pendapatan baru dapat diakui bilamana pendapatan tersebut sudah terhimpun atau terbentuk (earned). Pendapatan dapat dikatakan telah terhimpun bilamana kegiatan menghasilkan pendapatan tersebut telah berjalan dan secara substansial telah selesai sehingga suatu unit usaha berhak untuk menguasai manfaat yang terkandung dalam pendapatan.

Kedua kriteria diatas harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan walaupun bobot pentingnya untuk suatu keadaan tertentu dapat berbeda. Kriteria pengakuan pendapatan yang lebih teknis dikemukakan oleh kami bahwa pendapatan dapat diakui kalau memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Keterukuran nilai aktiva

2. Terjadinya transaksi

3. Proses penghimpunan secara substansial telah selesai.

Menurut Paton dan Littleton dan dikutip oleh Suwardjono (1984:154) dalam buku Teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan alasan yang mendukung bahwa pendapatan pada saat penjualan merupakan suatu standart yang utama sehingga mendasari pada pengertian dan konsep tentang pendapatan sebagai berikut:


(43)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

1. Pendapatan adalah merupakan jumlah rupiah yang menyatakan produk akhir operasi perusahaan dan oleh karena itu harus diakui dan diukur pada tingkat atau titik kegiatan yang menentukan dalam aliran kegiatan operasi kegiatan. 2. Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung dengan timbulnya aktiva

baru yang dapat dipercaya (sah), sebaiknya berupa kas atau piutang.

Maka dapat disimpulkan dari pengertian pendapatan diatas bahwa saat penjualan merupakan titik yang menentukan untuk dapat menimbulkan pendapatan yang memenuhi pengertian atau persyaratan diatas. Saat penjualan dapat dijadikan saat pengakuan karena proses realisasi pendapatan telah terjadi.

Penjualan baru dapat dikatakan terjadi bilamana telah terjadi peralihan hak milik atas barang, akan tetapi peralihan hak milik merupakan masalah yang sangat teknis dan untuk dasar penentuan saat pengakuan dalam prosedur pembukuan pendapatan disarankan untuk tidak terlalu menekankan pada aspek yuridis formal karena kegiatan penjualan sendiri terdiri atas rangkaian kegiatan yaitu berupa penjualan yang kontinyu.

Ada beberapa keberatan yang sering diajukan terhadap pengakuan pendapatan atas dasar penjualan yaitu:

1. Keberatan utama terhadap pemakaian dasar penjualan adalah bahwa sebelum penjualan itu dilunasi dan dianggap selesai, hasil akhir penjualan itu sendiri menjadi tidak pasti. Ada kemungkinan barang dikembalikan dan tidak seluruh piutang dapat tertagih. Disamping itu terdapat juga biaya-biaya


(44)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

yang timbul setelah penjualan, misalnya biaya administrasi, biaya pengganti suku cadang yang rusak akibat pengiriman dan lain-lain.

2. Bahwa piutang pada umumnya yaitu aktiva baru yang mendukung

timbulnya pendapatan yang diakui atas dasar penjualan kredit, tidaklah merupakan aktiva yang mempunyai daya beli yang nyata dan oleh karenanya bukan merupakan pendukung yang memadai terhadap pendapatan yang terealisasi.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : SAK Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Paragraf 82) menyatakan bahwa “pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi defenisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam paragraph 83 dalam neraca atau laporan laba rugi”.

Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2002 : 3) menyatakan bahwa “Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle) menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat:

(1) direalisasi atau dapat direalisasi dan (2) dihasilkan.

Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atau klaim atas kas (piutang). Pendapatan dapat direlisasi apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat dikonversi menjadi kas atau klaim atas atas kas dengan jumlah yang diketahui. Pendapatan dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya


(45)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

dilakukan untuk mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesai itu sebenarnya telah selesai”.

Sedangkan menurut Stice, Stice dan Skousen (2004 : 567) pendapatan dan keuntungan pada umumnya diakui ketika:

1) Pendapatan atau keuntungan tersebut sudah direalisasi atau dapat direalisasi.

2) Pendapatan atau keuntungan tersebut sudah diperoleh dari penyelesaian secara substansial atau aktivitas-aktivitas yang terkait dengan peruses menghasilkan.

Proses penentuan dan pengakuan pendapatan harus berpedoman pada prinsip pengakuan pendapatan. Menurut Keiso, Weygand dan Warfield (2002 : 4). Ada empat transaksi pandapatan diakui sesuai dengan prinsip pengakuan pendapatan:

1) Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya diinterprestasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan. 2) Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah

dilaksanakan dan dapat ditagih.

3) Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalti, diakui sesuai dengan berlalunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan.

4) Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan.


(46)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Menurut Soemarso (2003 : 231) menjelaskan ada empat kejadian yang dapat digunakan sebagai dasar utnuk menentukan saat diakuinya pendapatan, yaitu:

1) Pada saat dilakukan penjualan 2) Pada saat pembayaran telah diterima

3) Pada saat bagian tahap produksi diselesaikan 4) Pada saat selesainya produksi

Keempat kejadian diatas sama-sama dapat dipakai dalam pengakuan pendapatan. Pengakuan pendapatan selama proses produksi berlangsung ditetapkan pada proyek pembangunan jangka panjang. pada saat selesainya produksi dapat diterapkan pada kegiatan pertanian atau pembangunan. Pada saat penjualan dipakai untuk barang dagangan, pada saat penagihan diterapkan pada metode penjualan angsuran.

Penjelasan dari kutipan diatas:

1). Pengakuan pendapatan pada saat dilakukan penjualan

Pelaporan pendapatan (revenue) biasanya diakui pada saat barang diserahkan kepada pembeli yang didasarkan pada (1) harga jual telah dapat ditentukan dengan pasti, (2) produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan diganti dengan suatu asset yang lain seperti kas atau piutang, jadi pertukaran telah terjadi. (3) kebanyakan perusahaan, penjualan merupakan kenaikan yang paling penting dalam kegitan ekonomi, (4) kebanyakan biaya produksi telah dikeluarkan atau dapat ditentukan dengan mudah. Kriteria yang lebih tepat bagi pengakuan pendapatan adalah:


(47)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

a) Adanya bukti yang kuat bahwa penjual bermaksud menjual dan pembeli bermaksud untuk membeli.

b) Menentukan barang tertentu yang akan dijual dan siap untuk dijual.

c) Perjanjian antara pembeli dan penjual mengenai harga jual.

2). Pengakuan pendapatan pada saat pembayaran telah diterima

Pendapatan dapat pula diakui pada saat pembayaran atau penjualan diterima baik secara tunai maupun cicilan. Secara teoritis cara ini kurang dapat diterima karena keuntungannya hanya terletak pada kesederhanaan dimana dapat menghinfari kerugian dari piutang-piutang tak tertagih sedangkan pengakuan pendapatan hanya dapat dilakukan bila terdapat ketidakpastian yang besar mengenai tetagihnya piutang yang berhubungan dengan belum berpindahnya hak atau resiko atas barang sampai dilunasinya pembayaran.

3). Pengakuan pendapatan pada saat bagian tahap produksi diselesaikan

Ini dapat dilihat dari perusahaaan- perusahaan yang bergerak dalam bidang kontruksi. Pekerjaan yang diselesaikan dapat berlang dalam jangka waktu yang panjang sampai tiga atau empat tahun, sehingga seolah-olah pendapatan baru dihasilkan pada akhir tahun keempat. Dalam hal ini pendapatan diakui dan dicatat sesuai dengan bagian-bagian kontrak yang telah diselesaikan dan dimungkinkan beban untuk menyelesaikan kontrak dan tahap kemjuan penyelesaian kontrak dapat ditaksir dengan baik.


(48)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

4). Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi

Untuk barang produksi yang nilai pasarnya sudah ditentukan dan pemasarannya sudah terjamin atau sudah dapat dipastikan bahwa barang yang diproduksi akan terjual dengan harga tertentu (berdasarkan kontrak penjualan), pendapatan dapat diakui pada saat selesainya produksi.

Pendapatan perusahaan adalah pendapatan selama setahun berjalan namun telah disesuaikan dengan tingkat harga umum, pengukuran pendapatan berdasarkan nilai pertukaran barang atau jasa. Dalam ketentuan umum, pendapatan diukur dengan jumlah satuan uang yang diterima dalam bentuk harga yang disetujui oleh kedua belah pihak dan dipertukarkan dalam transaksi yang independent. Dengan dasar ini maka besarnya pendapatan adalah sama dengan harga tunai dalam penjualan barang, jasa dan aktiva-aktiva lainnya.

Pengakuan dan penentuan pendapatan sangat erat sekali maka penentuan pendapatan tidak terlepas dari saat pengakuan pendapatan tersebut.

Dalam kaitannya dengan penentuan pendapatan ini, masalah yang timbul adalah bagaimana kemampuan akuntansi itu sendiri memberi konsep pendapatan yang tetap. Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas penjualan barang atau penyerahan jasa yang dilakukan. Ia merupakan kenaikan bruto terhadap modal. Disebut “kenaikan bruto” karena pertambahan modal yang diakibatkan oleh kegiatan usaha tidak sejumlah yang dibebankan kepada langganan. Untuk memperoleh jumlah tersebut ada beban yang harus ditanggung. Masalah pendapatan berkaitan dengan penentuan pendapatan yang


(49)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

harus dimasukkan dan dilporkan dalam satu peruode. Masalah ini penting karena bila salah melakukannya, maka penetapan laba menjadi tidak benar. Masalah penentuan jumlah pendapatan berhubungan dengan:

1. Saat diakuinya penjualan barang atau penyerahan jasa sebagai pendapatan; dan

2. Nilai pendapatan.

Perbedaaan saat pengakuan pendapatan akan mempengaruhi jumlah pndapatan yang dilAporkan. Demikian juga dengan nilai pendapatan

Menurut Dyckman Oukes dan Davis dalam bukunya “Akuntansi

Intermediate” menyatakan bahwa terdapat empat kriteria mendasar yang harus

dipenuhi sebelum suatu item dapat dilalui, yaitu:

1. Definisi Item atau kejadian dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian)

2. Dapat diukur item atau kejadian tersebut harus memenuhi atribut relevaan yang dapat diukur secara andal yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikualifikasi dan diukur.

3. Relevansi informasi mengenai item/kejadian tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam keputusan pemakai.

4. Reabilitas infomasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar, dapat diuji dengan netral.


(50)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Secara umum menurut akuntansi, pengakuan pendapatan memiliki 2 dasar, yaitu:

1. Dasar Akrual (Accrual Basis)

Dasar waktu merupakan pelaporan pendapatan dan beban yang didasarkan kapan terjadinya (periode) penjualan yang telah dilakukan ataupun jasa-jasa yang telah dilaksanakan tanpa memandang waktu penagihannya dan beban dianggap telah digunakan pada periode dimana penjualn telah dilakukan ataupun jasa-jasa yang telah dilaksanakan dalam waktu dimana ia telah terjadi tanpa memandang waktu pembayarannya.

Menurut standar akuntansi keuangan pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu menerapkan pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat didefenisikan secara terpisah dari suatu transaksi tanggal supaya mnggambarkan transaksi tersebut.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : PSAK No. 23 Paragraf 13) pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut ini:

1) perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;

2) perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;


(51)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

4) besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihibungkan dengan transaksi dan mengalir kepada perusahaan tersebut; dan

5) biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur dengan andal.

Selanjutnya pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : PSAK No. 23 Paragraf 19) bila hasil suatu transaksi meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:

(a).jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;

(b).besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan;

(c).tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapt diukur dengan andal; dan

(d).biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Dari penjelasan tersebut jika manfaat masih bias diperoleh dari kegiatan atau aktivitas perusahaan untuk dapat diakui sebagai pendapatan. Sebagaimana telah ditetapkan pengakuan realisasi atas pendapatan, namun dalam hal tertentu


(52)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

juga diperbolehkan adanya penyimpangan tersebut, dimana pengakuan pendapatan dilakukan pada saat kas diterima dan pada saat selesainya produk.

Adapun pengakuan pendapatan yang timbul dari treansaksi dan peristiwa ekonomi penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan deviden. IAI (2004 : PSAK No. 28 Paragraf 29-28) menyatakan sebgai berikut: pendapatan yang timbul dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty dan deviden harus diakui atas dasar yang diatur dalam paragraph 29 bila:

(a).besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh peursahaan, dan

(b).jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

Pendapatan harus diakui dengan dasar sebagai berikut:

(a).bunga harus diakui atas dasar proporsi wktu yang memperhitungkan hasil efektif aktifa tersebut;

(b).royalti harus diakui atas dasar aktual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan, dan

(c).dalam metode biaya (cost method), deviden tunai harus diakui bila hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan mnfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut diperolah perusahaan. Namun bila suatu ketidak pastian


(53)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

timbul mengenai kumpulan suatu jumlah yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak tertagih, atau jumlah pemulihannya tidak lagi besar kemungkinannya, diakui sebagai beban dari pada penyesuaian jumlah pendapatan yang diakui semula.

Pengakuan pendapatan dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari suatu transaksi sering disebut metode persentase penyelesaian. Menurut metode ini pendapatan diakui dalam periode akuntasi pada saat jasa diberikan. Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang berguna mngenai tingkat kegiatan jasa dengan kinerja suatu perusahaan.

Menurut dasar ini, pendapatan diakui pada periode terjadinya transaksi. pendapatan berdasarkan dasar akrual yaitu:

a) Saat penjualan terjadi. Dalam hal ini sewa,bunga, komisi, penjualan barnag dagang akan diakui sebagai pendapatan jika telah terjadi transaksi atas penjualan tersebut dalam satu periode.

b) Untuk kontrak jangka panjang, pendapatan diakui berdasarkan kemajuan pekerjaan atau persentase penyelesaian.

c) Saat selesainya produksi.

d) Saat pembayaran di terima dengan kas.

Pengawasan pendapatan dilakukan jika terdapat ketidakpastian yang cukup besar mengenai kolektibilitas piutang yang timbul dari penjualan barang dan jasa sehingga pengakuan ditunda dan diakui dapat diterima.


(54)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Dasar Akrual merupakan pelaporan pendapatan yang didasarkan kapan terjadinya (periode) penjualan yang telah dilakukan ataupun jasa-jasa yang telah dilaksanakan tanpa memandang waktu penagihannya.

Dalam sudut pandang akrual, pendapatan baru akan diakui ketika dua kriteria utama dipenuhi yaitu ketika pendapatan (1) realize atau realizeable, dan (2)

earned. [SFAC No. 5 Paragraph 83]

Realize maksudnya ketika barang dan jasa ditukarkan dengan kas, atau ketika

ada klaim atas kas atau piutang.

Contoh: Penjualan produk diakui pada tanggal penjualan. Tanggal penjualan ini umumnya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan.

Realizeable maksudnya apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran dapat

segera dikonversikan menjadi kas, atau klaim atas kas atas jumlah yang diketahui. Contoh: Perusahaan yang bergelut di bidang emas dapat segera menghitung pendapatan yang dapat direalisasikan walaupun emas tersebut belum dijual, tetapi dapat segera direalisasikan penjualannya. Hal ini dikarenakan emas tersebut mempunyai nilai yang stabil dan mempunyai pelanggan yang tidak terbatas jumlahnya.

Earned maksudnya ketika proses menghasilkan laba telah selesai atau

sebenarnya telah selesai.

Contoh: Dalam kontrak konstruksi terdapat metode persentase kontrak selesai, disini akan diakui persentase pendapatan yang boleh diakui walaupun konstruksi belum selesai, namun telah diakui berdasarkan persentase penyelesaian


(55)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

pengerjaannya. Persentase penyelesaian pengerjaan inilah yang dimaksudkan dengan “proses menghasilkan laba telah selesai”

Ada empat tipe pengakuan pendapatan menurut sifat atau tipe transaksi, (1) Sale of Product from inventory, (2) Rendering a service, (3) Permitting use of

an asset, dan (4) Sale of asset other than inventory. Dalam gambar dibawah dapat

dilihat waktu untuk pengakuan pendapatan.

Sumber:


(56)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

2. Dasar Kas (Cash Basis)

Suatu laporan dikatakan dengan dasar kas apabila pendapatan dan beban diperhitungkan dengan berdasarkan pada jumlah kas yang diterima dan kas yang dikeluarkan pada saat terjadi, tanpa memperhatikan untuk periode kapan pendapatan dan beban itu harus diterima dan dikeluarkan oleh perusahaan.

Dengan penggunaan dasar yang tunai bahwa suatu pendapatan diakui apabila pendapatan tersebut telah benar-benar diterima dalam bentuk kas dan suatu beban diakui apabila telah benar-benar dikeluarkan dalam bentuk kas pula.

Kebaikan dari dasar kas (cash basis) ini adalah bahwa pendapatan bunga yang diakui benar-benar merupakan pandapatan riil. Dalam arti telah benar-benar diterima oleh perusahaan. Dalam penghitungan laba-rugi tersebut dapat meningkatkan proporsi kepentingan secara lebih pasti.

Disisi lain, penerapan cash basis mengandung beberapa kelemahan. Jika dikaitkan dengan kepentingan manajemen utnuk menilai prestasi yang lalu dan untuk menerapkan rencana selanjutnya, penerapan cash basis ini kurang mampu menghasilkan informasi yang efektif.

Dasar itu biasanya dipraktekkan oleh dokter, pengacara, dan perusahaan lain yang bergerak di perusahaan jasa. Sesuai dengan PSAK nomor 23, pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima. Jumlah pendapatan yang timbul suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan penerima/ pemberi jasa tersebut.

Suatu laporan dikatakan dengan dasar kas apabila pendapatan diperhitungkan dengan berdasarkan pada jumlah kas yang diterima dan kas yang


(57)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

dikeluarkan pada saat terjadi, tanpa memperhatikan untuk periode kapan pendapatan itu harus diterima oleh perusahaan.

Menurut IAI (2004 : PSAK No. 23 Paragraf 13) pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut ini:

1) perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;

2) perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;

3) jumlah pendapatan tersebut diukur dengan andal;

4) besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihibungkan dengan transaksi dan mengalir kepada perusahaan tersebut; dan

5) biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur dengan andal.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut diperolah perusahaan. Namun bila suatu ketidak pastian timbul mengenai kumpulan suatu jumlah yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak tertagih, atau jumlah pemulihannya tidak lagi besar kemungkinannya, diakui sebagai beban dari pada penyesuaian jumlah pendapatan yang diakui semula.


(58)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya teori akuntansi terdapat 2 konsep dalam pelaporan pendapatan sebagai berikut:

1. All Inclusive Income dan Current operating Income

Jika yang dicantumkan dalam laporan keuangan hanyalah pendapatan yang berasal dari kegiatan normal sementara pas yang berasal dari kegiatan yang tidak biasa dicantumkan saja dalam laporan laba ditahan maka disebut dengan

current operating income.

Sebaliknya jika semua pendapatan yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan insidentil dicantumkan dalam laporan laba rugi dan hasil akhirnya saja yang dilaporkan ke laporan laba ditahan maka konsep ini disebut All Inclusive

Income.

2. Single Step dan Multiple Step.

Dalam metode single step semua pos hasil, baik yang normal maupun yang tidak normal baik yang operasi maupun non operasi di gabung dan demikian juga mengenai biaya kemudian baru keduanya dikurangkan sehingga hanya dalam satu langkah (single step) dapat diketahui laba.

Sedangkan dalam bentuk multiple step laba rugi baru diketahui setelah beberapa kali tahap pengurangan (multiple step), mulai dari penjualan dikurangi harga pokok penjualan yang menghasilkan laba kotor, dikurang biaya operasi dan seterusnya sampai menghasilkan laba hasil.


(59)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Konsep penentuan pendapatan pada perusahaan ini menekankan prinsip

macthing cost gains revenue, yang berisi konsep yang mempertemukan

pendapatan dan beban yang diakui pada periode yang selanjutnya..

Disamping itu juga perusahaan menerapkan All Inclusive Concept dalam penentuan pendapatan. Konsep ini seperti yang telah dikemukakan oleh merencanakan bahwa pendapatan bersih ditentukan oleh transaksi pendapatan. PT.Tradisi Ibu Cabang Medan mengakui pendapatan pada periode saat terjadinya transaksi dengan konsumen dan dicatat pada saat dihasilkannya pendapatan. Dalam hal ini PT.Tradisi Ibu menggunakan metode Dasar Akrual (Accrual basis) dalam pengakuan pendapatannya yaitu pendapatan diakui berdasarkan waktu terjadinya transaksi.

PT. Tradisi Ibu Cabang Medan adalah perusahaan yang merupakan anak cabang dari PT. Tradisi Ibu Jakarta, PT. Tradisi Ibu Cabang Medan ini adalah peusahaan yang bergerak dibidang marketing (penjualan) produk kecantikan dengan berbagai brand. Pendapatan PT. Tradisi Ibu Cabang Medan diperoleh dari penjualan produknya dimana imbalan yang diterima dalam bentuk kas atau setara kas, jadi sumber pendapatan perusahaan bersifat rutin yaitu setiap terjadinya transaksi penjualan.

Pendapatan Penjualan Produk Pengakuannya adalah dengan prinsip accrual basis atau dasar waktu, yaitu:

Dengan jurnal sebagai berikut:

Piutang usaha Rp. xxx


(60)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Apabila piutang telah dibayar oleh pelanggan, maka jurnalnya adalah:

Kas Rp. xxx

Piutang usaha Rp. xxx

Pendapatan pada PT. Pusaka Tradisi Ibu diakui pada saat barang diserahkan kepada pembeli. Pada saat ini dikirimkan faktur tagihannya. Tetapi, apabila antara penyerahan barang (oleh penjual) dengan penerimaan barang (oleh pembeli) terdapat tenggang waktu, maka pendapatan dapat diakui peda saat penjual menyerahkan barangnya kepada perusahaan pengangkutan. Pada saat ini penjual sudah dapat mengirimkan faktur tagihannya.

Apabila terjadi kesalahan pencatatan oleh perusahaan terhadap jumlah piutang pelanggan, dll maka pelanggan dapat melaporkannya ke bidang administrasi cabang sehingga apabila dicatat terlalu besar dan nominal yang seharusnya akan dilakukan adjustment begitu juga jika terjadi yang sebaliknya.

Untuk mencatat penentuan dan pengakuan pendapatan dilakukan dengan mendebit perkiraan yang menjadi hak perusahaan dan merupakan piutang atau kas perusahaan sedangkan kredit adalah perkiraan penjualan sesuai dengan jumlah penjualan produk/ pembelian produk oleh pelanggan. Berdasarkan metode pencatatan terhadap pandapatan yang diukur pada saat akhir periode pembukuan adalah secara proporsional atas penjualan barang pelanggan tersebut.

Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan, pendapatan harus diakui dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima jumlah


(61)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditetukan oleh persetujuan antar perusahaan dengan pembeli.

PT. Tradisi Ibu Cabang Medan mengakui pendapatan pada periode saat terjadinya transaksi dengan pembeli dan dicatat pada saat dihasilkannya pendapatan.

Pengawasan pendapatan dari hasil penjualan produk ini nantinya diakui secara sah setelah pada periode ketika kegiatan utama yang dilakukan dari pengiriman produk itu/jika produk telah sampai ke tangan pembeli. Pendapatan dari hasil penjualan produk dapat dikatakan telah diakui jika telah terjadi transaksi dan tanpa harus terlebih dahulu perusahaan menerima sejumlah kas dan disertai bukti-bukti pendukung yang objektif dan murni.


(62)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah penulis laksanakan, dan dari hari hasil yang telah penulis simpulkan, penulis mengambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1). PT.Tradisi Ibu adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang perdagangan dan dalam melakukan kegiatan usahanya berorientasi pada keuntungan (profit motive).

2). Jenis pendapatan PT. Tradisi Ibu Cabang Medan adalah pendapatan operasional, yaitu pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk.

3). Pendapatan perusahaan diakui dengan metode accrual basis.

4). Pendapatan PT. Tradisi Ibu Cabang Medan ditentukan dengan

mengakumulasikan keseluruhan jumlah pendapatan yang ada dalam perusahaan ini. Penentuan pendapatan ditentukan dengan adanya selisih positif dari pendapatan penjualan dengan beban penjualan yang telah dikeluarkan.

5). Perusahaan dalam penentuan dan pengakuan pendapatannya telah sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan.

6). Konsep penentuan pendapatan pada perusahaan ini menekankan prinsip

macthing cost gains revenue, yang berisi konsep yang mempertemukan


(1)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Konsep penentuan pendapatan pada perusahaan ini menekankan prinsip

macthing cost gains revenue, yang berisi konsep yang mempertemukan

pendapatan dan beban yang diakui pada periode yang selanjutnya..

Disamping itu juga perusahaan menerapkan All Inclusive Concept dalam penentuan pendapatan. Konsep ini seperti yang telah dikemukakan oleh merencanakan bahwa pendapatan bersih ditentukan oleh transaksi pendapatan. PT.Tradisi Ibu Cabang Medan mengakui pendapatan pada periode saat terjadinya transaksi dengan konsumen dan dicatat pada saat dihasilkannya pendapatan. Dalam hal ini PT.Tradisi Ibu menggunakan metode Dasar Akrual (Accrual basis) dalam pengakuan pendapatannya yaitu pendapatan diakui berdasarkan waktu terjadinya transaksi.

PT. Tradisi Ibu Cabang Medan adalah perusahaan yang merupakan anak cabang dari PT. Tradisi Ibu Jakarta, PT. Tradisi Ibu Cabang Medan ini adalah peusahaan yang bergerak dibidang marketing (penjualan) produk kecantikan dengan berbagai brand. Pendapatan PT. Tradisi Ibu Cabang Medan diperoleh dari penjualan produknya dimana imbalan yang diterima dalam bentuk kas atau setara kas, jadi sumber pendapatan perusahaan bersifat rutin yaitu setiap terjadinya transaksi penjualan.

Pendapatan Penjualan Produk Pengakuannya adalah dengan prinsip accrual basis atau dasar waktu, yaitu:

Dengan jurnal sebagai berikut:

Piutang usaha Rp. xxx


(2)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Apabila piutang telah dibayar oleh pelanggan, maka jurnalnya adalah:

Kas Rp. xxx

Piutang usaha Rp. xxx

Pendapatan pada PT. Pusaka Tradisi Ibu diakui pada saat barang diserahkan kepada pembeli. Pada saat ini dikirimkan faktur tagihannya. Tetapi, apabila antara penyerahan barang (oleh penjual) dengan penerimaan barang (oleh pembeli) terdapat tenggang waktu, maka pendapatan dapat diakui peda saat penjual menyerahkan barangnya kepada perusahaan pengangkutan. Pada saat ini penjual sudah dapat mengirimkan faktur tagihannya.

Apabila terjadi kesalahan pencatatan oleh perusahaan terhadap jumlah piutang pelanggan, dll maka pelanggan dapat melaporkannya ke bidang administrasi cabang sehingga apabila dicatat terlalu besar dan nominal yang seharusnya akan dilakukan adjustment begitu juga jika terjadi yang sebaliknya.

Untuk mencatat penentuan dan pengakuan pendapatan dilakukan dengan mendebit perkiraan yang menjadi hak perusahaan dan merupakan piutang atau kas perusahaan sedangkan kredit adalah perkiraan penjualan sesuai dengan jumlah penjualan produk/ pembelian produk oleh pelanggan. Berdasarkan metode pencatatan terhadap pandapatan yang diukur pada saat akhir periode pembukuan adalah secara proporsional atas penjualan barang pelanggan tersebut.

Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan, pendapatan harus diakui dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima jumlah


(3)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditetukan oleh persetujuan antar perusahaan dengan pembeli.

PT. Tradisi Ibu Cabang Medan mengakui pendapatan pada periode saat terjadinya transaksi dengan pembeli dan dicatat pada saat dihasilkannya pendapatan.

Pengawasan pendapatan dari hasil penjualan produk ini nantinya diakui secara sah setelah pada periode ketika kegiatan utama yang dilakukan dari pengiriman produk itu/jika produk telah sampai ke tangan pembeli. Pendapatan dari hasil penjualan produk dapat dikatakan telah diakui jika telah terjadi transaksi dan tanpa harus terlebih dahulu perusahaan menerima sejumlah kas dan disertai bukti-bukti pendukung yang objektif dan murni.


(4)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah penulis laksanakan, dan dari hari hasil yang telah penulis simpulkan, penulis mengambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1). PT.Tradisi Ibu adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang perdagangan dan dalam melakukan kegiatan usahanya berorientasi pada keuntungan (profit motive).

2). Jenis pendapatan PT. Tradisi Ibu Cabang Medan adalah pendapatan operasional, yaitu pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk.

3). Pendapatan perusahaan diakui dengan metode accrual basis.

4). Pendapatan PT. Tradisi Ibu Cabang Medan ditentukan dengan

mengakumulasikan keseluruhan jumlah pendapatan yang ada dalam perusahaan ini. Penentuan pendapatan ditentukan dengan adanya selisih positif dari pendapatan penjualan dengan beban penjualan yang telah dikeluarkan.

5). Perusahaan dalam penentuan dan pengakuan pendapatannya telah sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan.

6). Konsep penentuan pendapatan pada perusahaan ini menekankan prinsip

macthing cost gains revenue, yang berisi konsep yang mempertemukan


(5)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009 B. Saran

Hasil penelitian agar lebih bermanfaat bagi pribadi maupun bagi perusahaan dimana penelitian ini dilaksanakan, maka perlu kiranya penyaluran pemikiran dari penulis sehubungan masalah yang diteliti. Dengan kemampuan yang ada penulis ingin memberikan saran kepada perusahaan sebagai berikut:

1). Untuk memudahkan dalam mencatat pendapatan yang diperoleh perusahaan didalam laporan laba rugi, sebaiknya dibuat schedule penerimaan pendapatan dan waktu pelunasan pendapatan tersebut.

2). Untuk mengatasi keterlambatab konsumen dalam membayar cicilan atau menunggak hingga akhir periode disarankan agar perusahaan membuat sanksi pada saat perjanjian.

3). Untuk menghindari kesalahan pencatatan pada nominal pendapatan yang akan diterima diharapkan bidang administrasi cabang dapat meningkatkan ketelitiaan dalam melakukkan pencatatan dan melakukan cek dan ricek setelah pencatatan.


(6)

Nelpika Dewi : Analisis Penentuan Dan Pengakuan Pendapatan Pada PT. Pusaka Tradisi Ibu Cabang Medan, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Dyckman, Thomas R, Rolan E. Dukes, Charles J. Davis (2000). Akuntansi

Intermediate, Jilid Satu, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Garrison H Ray, Norren W Eric (2000). Akuntansi Manajemen, Buku Satu, Jakarta :Salemba Empat.

Harnanto (2002). Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, Yogyakarta: Penerbit BPFE UGM.

Kieso, E. Donald (2000) Akuntansi Intermediate, Edisi kesepuluh, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Skousen, K Fred, dkk (2001). Akuntansi Keuangan, Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Skousen, K Fred , dkk (2000). Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, Jakarta: Penerbit Dian Mas Cemerlang.

Suwardjono (2003). Pengantar Akuntansi, cetakan ketiga, Yogyakarta: Penerbit BPFE UGM

Winaini, F. G. Sugiars (2004). Konsep Dasar dan Siklus Akuntansi, Jakarta: Penerbit Media Presindo.