HUBUNGAN ANTARA NEED FOR EXHIBITION DENGAN INTENSITAS WINDOW SHOPPING PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA NEED FOR EXHIBITION DENGAN INTENSITAS
WINDOW SHOPPING PADA REMAJA

SKRIPSI

Oleh :
Dinda Citra Permadi
07810047

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

HUBUNGAN ANTARA NEED FOR EXHIBITION DENGAN INTENSITAS
WINDOW SHOPPING PADA REMAJA

SKRIPSI

DiajukanKepada
FakultasPsikologiUniversitasMuhammadiyah Malang
SebagaisalahsatupersyaratanuntukmemperolehGelarSarjanaPsikologi


Oleh:
Dinda Citra Permadi
07810047

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi

: Hubungan Need For Exhibition Dengan Intensitas
Window Shopping Pada Remaja

Nama Peneliti

: Dinda Citra Permadi


No.Induk Mahasiswa : 07810047
Fakultas

: Psikologi

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Waktu Penelitian

: 27 September – 10 Oktober 2011

Tanggal Ujian

: 11 September 2011

Malang, 2011
Mengetahui,
Pembimbing I


Pembimbing II

Yudi Suharsono, M.Si.Psi

ZakarijaAchmat, S.Psi, M.Si

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji
Pada Tanggal : 11 September 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji

:

Zakarija Achmat,S.Psi.,M.Si.


AnggotaPenguji

: 1. Yudi Suharsono, M.Si.Psi

____________________

____________________

2. Tri Muji Ingarianti,S.Psi.,M.Psi

____________________

3. Dra.Djudiyah,M.Si

____________________

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang


Drs. TulusWinarsunu, M.Si

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Dinda Citra Permadi

NIM

: 07810047

Fakultas/Jurusan

: Psikologi

PerguruanTinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang


Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :
Hubungan Need for Exhibition dengan Intensitas Window Shopping pada Remaja
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali
dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan
sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan
merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai
sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat denga sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai denga
nundang-undang yang berlaku.

Mengetahui

Malang, 31 Oktober 2011

Ketua Program Studi

Yang Menyatakan


M. SalisYuniardi, S.Psi, M.Psi

Dinda Citra Permadi

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah untuk diucapkan, kecuali ucapan
alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Need For Exhibition
Dengan Intensitas Window Shopping Pada Remaja” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa
kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan, dan
dukungan dari semua pihak. Pada kesempatanini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Drs.Tulus Winarsunu M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Yudi Suharsono, S.Psi,M.Si dan Zakarija Achmat,S.Psi,M.Si selaku pembimbing
I dan pembimbing II yang sudah banyak meluangkan waktunya serta selalu

memberikan kritik, saran, bimbingan serta motivasinya sehingga tugas ini dapat
terselesaikan.
3. Dra. Cahyaning Suryaningrum selaku Dosen Wali Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang angkatan 2007 kelas A yang telah banyak membantu
dan mengarahkan kegiatan akademis penulis.
4. Kedua Orang tuasaya “Ayah dan Mamak”, yang senantiasa mengiringi dengan
do’a, perhatian, nasihat, dukungan, kepercayaannya dan kasih sayang yang selalu
jadi motivasi untuk penulis menyelesaikan skripsi.
5. Buat Dadik dan Dimas (adek-adekku) terima kasih buat bantuan, hiburannya dan
motivasinya. Ayo sama-sama sukses biar bisa banggain orang tua kita.
6. Buat temenku, Ririf, Happy, Dhany, Mas Nduk dan Mas Jenggot yang telah
memberikan bantuan, dukungan dan selalu memberi semangat satu sama lain
untuk menyelesaikan skripsi ini serta bersama-sama di saat senang maupun sedih.
7. Teman-teman kost blok 5 kav 99 : Devi, mba Dhe, Tiwi, Ayu munel, Phima,
Fara, mba Mitha, mba Oeland, Mute, Ayu ndut, Hesky, mba Cuni, dan Pipit.

Makasihbuat cerita, pengalaman, kumpul-kumpulnya, seru-seruan bareng-bareng,
(susah seneng bareng). Selalu kangen saat-saat kumpul bareng teman-teman 99.
8. Semua teman-temanku di Fakulatas Psikologi angkatan 2007 khususnya kelas A,
dan temen-temen PsikologiAna, Romo, Rahmat, Mbek, Zaini, Kebo, Ciput, Om

Au, semuanya terima kasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini.
Kangen Psikologi 2007 yang selalu kompak.
9. Buat sahabat-sahabatku,

Ayu, Vitri, Jangkung, Mitha, Viki, Rifki, Fausi,

Kudduz, Jojo makasih buat dukungan dan semangatnya.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan
saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan
pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan
ridhonya kepada kita semua amien.

Malang, 31Oktober 2011
Penulis

DAFTAR ISI


LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................

iii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................

v

INTISARI .........................................................................................................

vii


DAFTAR ISI .....................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................

1

B. Rumusan Masalah .........................................................................

8

C. Tujuan Penelitian ..........................................................................

8

D. Manfaat Penelitian ........................................................................

8

TINJAUAN PUSTAKA
A. Intensitas Window Shopping .........................................................

9

B. Ciri-Ciri Window Shopping ...........................................................

11

C. Tujuan Window Shopping ...............................................................

12

D. Karakteristik ... .............................................................................

13

E. Pengertian Need For Exhibition ....................................................

15

F. Pengertian Remaja ........................................................................

20

G. Tahapan Remaja ...........................................................................

22

H. Karakteristik Remaja ....................................................................

22

I. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ..............................................

26

J. Hubungan need for exhibition dengan Intensitas window shopping

27

K. Kerangka Pemikiran......................................................................

30

L. Hipotesis .......................................................................................

30

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ....................................................................

31

B. Variabel Penelitian........................................................................

31

C. Definisi Operasional ....................................................................

32

D. Populasi dan Sampel Penelitian.....................................................

33

E. Tempat dan Waktu penelitian...........................................................

34

F. Jenis data dan Instrument penelitian ..............................................

34

G. Pengujian Instrument ....................................................................

38

H. Analisis Data ................................................................................

42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V

A. Deskripsi Data .............................................................................

43

B. Analisa Data Penelitian .................................................................

45

C. Pembahasan ..................................................................................

46

PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................

50

B. Saran ............................................................................................

50

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

51

LAMPIRAN.....................................................................................................

54

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor untukjawaban pernyataan Skala Likert ....................................

35

Tabel 3.2 Blue Print SkalaNeed For Exhibition ...............................................

36

Tabel 3.3 Tabel Angket Intensitas ...................................................................

37

Tabel 3.4 Rangkuman Anlisa Validitas Need for Exhibition ............................

39

Tabel 3.5 Blue Print Skala Need For Exhibition (Try Out) ..............................

40

Tabel 3.6 Uji realibilitas item Need For Exhibition .........................................

41

Tabel 4.7 Rentang nilai skala Need For Exhibition .........................................

43

Tabel 4.8 Rentang nilai skala Intensitas window shopping ..............................

44

Tabel 4.9 Rangkuman analisis Chi square .......................................................

45

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Skala untuk Try Out Need For Exhibition

Lampiran 2.

Data Try Out Skala Need For Exhibition

Lampiran 3.

Skala Untuk Penelitian

Lampiran 4.

Data Hasil Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Ali.M

& Asrori.M (2010).Psikologi
Didik.Jakarta:Bumi Aksara

Remaja

Perkembangan

Peserta

Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
______, (2005). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press
______, (2007).Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Ed. Revisi).
Jakarta: Pt Rineka Cipta
__________________.Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Ed. Revisi).
Jakarta: PT Rineka Cipta
Azwar, S.(2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar
______(2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar
Badriyah,F & Diati, B.2004.Be Smart Girl.Jakarta:Gema Insani Press
Brusdal, Ragnhild,. Lavik, Randi. (2011). Just Shopping? Acloser look at youth and
shopping in norway. Surabaya. Universitas Airlangga. www.sagepub.com.
Chan, Syafruddin.2003.Relation Marketing. Jakarta: Gramedia. Pustaka Utama
Chaplin,JP. (2000). Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta:Rajawali pers
_________, (2006). Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Feist & Feist, (2010). Theories of personality. Fourth Edition, Boston : McGraw-Hill
Companies Inc.
Gunarsa,Singgig.D & Gunarsa.Yulia Singgih.D(2010). Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja. Jakarta:BPK gunung Mulia
Hadi, Sutrisno, Prof. Drs. MA. (2004). Statistik. Yogyakarta : Andi Offset.
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga
__________________ (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (Ed: kelima).Jakarta: Erlangga

Haytko, D & Baker, J.2004.It’s all about at the mall.Exploring adolescent girls
experience.Journal retailing(80)67-83.New York University:Elsevier
Kartini, Kartono (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Cetakan 9, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persaja.
Kamus besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun). 1989.
Kerlinger, F. (2004). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Gajahmada
University Press
__________. (2006). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Press
Lestari, Sri.(2005).Hubungan Antara Gaya Hidup Hedonis Dengan Loyalitas
Pengunjung
Pada
Remaja
Terhadap
Mall
Plasa
Dieng
Malang.Skripsi.Universitas Muhammadiyah Malang.
Mappiarre, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional
Mar’at, samsuniwiyati. (2008). Psikologi Perkembangan.Bandung : PT Remaja
Rosda Karya
Meriam- Webster. (2009). Apa itu shopping mall. www. Merriam-Webster.Com.
diakses pada tanggal 28-04-2011, pukul 20.00 WIB.
Mittal,B &Sheth,N,J.2004.Consumer Behavior,2nd edition.OhioUSA Thomson
South Western
Moeliono, Anton M.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka
Monks,F.J.,dkk.(1982). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Nikmah, Mazidatun.(2010). Hubungan For Exhibition Dengan Intensitas Kunjungan
Ke Kafe. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.
Rosandi, Andika Filona.2004. Perbedaan Perilaku Konsumtif Antara Mahasiswa Pria
dan Wanita di Universitas Katolik Atma Jaya.Skripsi. Fakultas Psikologi
Universitas Atma Jaya: Jakarta
Papalia, D.E, Olds, S.W, Feldman, R.D. (2001) Human Development (Eight Edition).
New York : McGraw- Hill.
Psikologi Remaja, Http//www. Psikologi. Com/remaja/.htm/. diakses pada tanggal
28-04-2011.

Santrock, John. W. (1995). Life span development, Perkembangan Masa Hidup, edisi
5 jilid II. Surabaya : PT. Gelora Aksara Pratama.
Sari, Dini permana. S.Psi,. Ullum, Noviantik Nur. S.Psi. (1999). Pengenalan
instrument psikodiagnostik. Malang, Universitas Muhammadiyah.
Semium, (2006). Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Frued.
Setiadi, N.J.(2003). Perilaku Konsumen (Ed. Revisi). Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Soekanto,S. (1991). Mengenal dan Memahami Masalah Remaja. Jakarta: Pustaka
antara
Sudarsono. (1993). Kenakalan Remaja. Jakarta : Rineka Cipta
Sukardi, Dewa Ketut.1993. Inventori Minat dan Kepribadian.Jakarta : PT Rineka
Cipta
Sarwono, Sarlito.W.2011. Psikologi Remaja (Ed.Revisi) Jakarta : Rajawali Pers
Tatum, Malcolm. (2011). Whats is a window shopping. Free widgets four your site.
Triyoga, Hardani. (2011). Mall Sebagai Tempat Rekreasi. Jakarta: www. Harian
seputar Indonesia.Com, Sumber Referensi terpecaya, diakses pada tanggal
28-04-2011 pukul: 20.00 WIB.
Wagner.2009. Gaya Hidup “Shopping Mall” Sebagai Bentuk Perilaku Konsumtif
Pada Remaja Diperkotaan. Skripsi. Fakultas Ekologi Manusia. Universitas
Institur Pertanian Bogor: Bogor
Winarsunu, T.(2007). Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan (Ed.
Revisi). Malang: UMM press
Yatim, Danny Irawan. (2005). Gambaran Gaya Hidup Remaja Yang Memiliki
Keterlibatan Tinggi Terhadap Shopping Mall. Jakarta : Unika Atma Jaya.
www.cogsci.princeton.edu/cgi-bin/webwn
www.Unesco.org/p2basu.htm

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini konsep belanja ke pasar modern telah berkembang sebagai
cerminan gaya hidup dan rekreasi dikalangan masyarakat khususnya remaja. Dimana
pasar modern adalah pasar yang dikelola secara modern, umumnya terdapat
diperkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu pelayanan yang baik
kepada konsumen. Pasar modern antara lain mall, supermarket, departemen store,
shopping center, swalayan dan lain sebagainya. Mall merupakan salah satu yang
sering dikunjungi masyarakat, sehingga mall bukan hal yang baru lagi bagi
masyarakat. Pembangunan mall sendiri semakin meningkat setiap tahun. Contohnya
di Malang ada beberapa mall seperti Dieng Plaza, Malang Plaza, Malang Town
Square, Mall Olimpic Garden, @Mx, Sarinah, Ramayana dan lain sebagainya.
Dalam hal ini mall mempunyai persamaan dengan Plaza. Mall atau Plaza adalah
suatu kompleks toko yang teratur dan mewakili barang dagangan yang terkemuka,
umumnya meliputi rumah makan area parkir yang menyenangkan, sebuah versi
modern dari pasar tradisional. Mall juga dapat diartikan suatu bangunan atau
kesatuan bangunan yang berisi toko dan berhubungan dengan tempat jalan-jalan
yang mudah untuk orang lain berjalan dari satu toko ke toko yang lain
(www.cogsci.princeton.com).
Sehubungan dengan hal itu, mall sebagai fenomena gaya hidup hedonis. Mall
adalah sebuah perusahaan retail yang penting dan memberikan pengalaman kepada
pelanggan. Mall adalah tempat umum yang digunakan golongan atau kelas sosial
tertentu

untuk

belanja

dan

aktifitas

yang

berkenaan

dengan

rekreasi

(www.Unesco.com). Hal ini berhubungan dengan tempat yang eksklusife untuk
jalan-jalan tanpa adanya gangguan sarana lalu lintas. Menurut Bloch, Ridgway
(dalam Haytko dan Baker, 2004) menempatkan mall dalam konteks tempat
konsumen dimana lokasi ini menjadi sumber pengalaman yang menyenangkan untuk
dikonsumsi oleh pengunjung.

2

Sehingga mall menjadi sarana rekreasi dan hiburan yang memenuhi hampir
semua kebutuhan masyarakat, mulai dari supermarket, toko-toko retail asing maupun
domestik yang menjual berbagai macam produk fashion, pusat jajanan, arena
bermain anak, bioskop, dan berbagai acara hiburan lainnya. Mall seperti ini dikenal
dengan istilah “one stop shopping mall”, yaitu mall yang menyediakan segalanya
sehingga pengunjung tidak perlu pergi ke tempat lain. Dengan demikian, mall bukan
hanya menjadi tempat berbelanja, namun juga menjadi tempat rekreasi,
menghabiskan waktu luang dan pusat hiburan. Oleh karena itu mall menjadi elemen
penting dalam gaya hidup masyarakat perkotaan modern sehingga diberi label
sebagai “sebuah fenomena kebudayaan”. Jadi shopping mall adalah sebuah tempat
yang di dalamnya terdapat pusat perbelanjaan dan juga dilengkapi dengan berbagai
macam hiburan serta dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat hanya dari satu
tempat (Agustina dalam Wagner, 2010)
Barang yang dijual di mall memiliki variasi jenis. Selain menyediakan
barang-barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang-barang impor. Barang
yang dijual mempunyai kualitas relatif yang lebih terjamin karena melalui
penyeleksian terlebih dahulu secara ketat sehingga barang yang tidak memenuhi
persyaratan klasifikasi akan ditolak. Selain itu banyak fasilitas modern yang
ditawarkan sehingga dapat menopang kemudahan belanja dan jalan-jalan yang
mampu dihadirkan secara lebih sempurna oleh mall kepada pengunjungnya. Mall
sebagai pusat perbelanjaan menyediakan sarana sebagai pemenuhan

kebutuhan-

kebutuhan tersebut.
Menurut Bloch dkk (dalam Haytko dan Baker, 2004) mengidentifikasikan
beberapa keuntunganyang mendorong pelanggan datang ke mall. Keuntungan terdiri
dari estetika, melarikan diri (escape), penjelajahan, memperoleh pengalaman dan
keuntungan sosial. Karena di dalam mall kita dapat melakukan window shopping
dengan konsep “one stop shopping” yakni mall menyediakan segalanya sehingga
pengunjung tidak perlu pergi ke tempat lain. Dengan demikian mall, bukan hanya
menjadi tempat berbelanja, namun juga menjadi tempat rekreasi, menghabiskan
waktu luang dan pusat hiburan. Contohnya jalan-jalan, melihat barang-barang yang
dipajang, berbelanja barang-barang kebutuhan di supermarket, makan di kafetaria,

3

membeli pakaian di butik, bermain game, menonton film di bioskop dan membeli
obat-obatan di apotek dan lain-lain.
Sebelumnya para pelaku bisnis mall berkompetisi untuk memenuhi
kebutuhan konsumen akan pusat perbelanjaan yang mengutamakan efektivitas dan
efisiensi waktu, hanya untuk berbelanja barang-barang kebutuhan. Namun seiring
berjalannya waktu, kebutuhan konsumen berubah menjadi mementingkan elemen
hiburan dalam pusat perbelanjaan (Agustina, 2005). Sebuah penelitian menemukan
bahwa elemen hiburan merupakan sumber motivasi terkuat dalam pilihan konsumen
mall, dan juga berhubungan dengan produktivitas mall (Christiansen dalam Agustina,
2005).
Fenomena budaya window shopping merupakan salah satu indikasi lain
penetrasi bazar budaya global dalam masyarakat kita. Window shopping merupakan
kegiatan untuk menghabiskan waktu di dalam mall atau toko-toko tanpa berniat
untuk melakukan pembelian. Salah satu atraksi terbesar dari window shopping adalah
bahwa aktivitas tidak ada biaya apapun. Window shopping bukan merupakan
kegiatan yang terburu-buru, melainkan dilakukan secara santai. Ciri khas dari
window shopping adalah tidak peduli berapa banyak yang harus dilihat dan waktu
yang dihabiskan untuk melakukannya. Sebaliknya fokus utamanya adalah untuk
menikmati barang-barang yang ditampilkan di toko atau etalase. Proses ini
melibatkan berjalan melalui daerah perbelanjaan atau mall dengan tujuan utama
melihat barang-barang yang ditampilkan darisetiap toko atau butik yang terdapat di
mall tersebut.
Mall menawarkan sebuah perubahan baru, sebagai salah satu pertanda
modernisasi. Mall-mall menggantikan fungsi pasar-pasar tradisional, karena kegiatan
berbelanja tidak hanya sekedar membeli barang-barang tetapi bagian dari aktivitas
relaksasi dan menunjukkan identitas diri. Sehingga mereka datang ke mall bukan
hanya untuk jalan-jalan saja tetapi juga untuk menampilkan dirinya melalui apa yang
mereka pakai atau gunakan agar tampak modis dan trend.
Pembangunan mall terus meningkat dengan tajam setiap tahun dan
menggeser banyak tempat rekreasi lainnya. Penyebabnya adalah konsep mall yang
berubah dari hanya sekedar tempat untuk berdagang menjadi sarana rekreasi dan
hiburan, bahkan diberi label sebagai suatu “fenomena kebudayaan” (Yatim,

4

2005).Yang mana fungsi mall tidak hanya untuk sekedar pusat wisata belanja saja.
Namun, saat ini banyak mall memiliki multifungsi sebagai tempat makan hingga
rekreasi untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat.
Dengan merancang sebagai pusat lifestyle, membuat mall sesuai dengan
karakter masyarakat kota. Selain itu, bisa menjadi tujuan obyek tempat untuk
melengkapi aktivitas atau kebutuhan sehari-hari. Hingga sekarang semakin banyak
mall mewah bersaing dengan menawarkan konsep lifestyle disertai fasilitas
penunjang yang lengkap. Setiap mall memiliki terobosan berbeda yang bisa menjadi
magnet untuk menarik minat pengunjung. Mall pun diubah menjadi tempat yang bisa
memenuhi kebutuhan hang-out, teknologi informasi WiFi, sampai hiburan.
Segmentasinya juga sudah meluas dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa
(www.Harian Seputar Indonesia.com)
Sedangkan menurut Hayto dan Baker (2000) menyatakan bahwa mall adalah
“hiburan” untuk remaja belasa tahun. Serta melihat fenomena bahwa kebanyakan
remaja senang mengunjungi mall yang identik sebagai tempat yang dapat
memberikan kenikmatan hidup dan pengalaman yang menyenangkan maka secara
tidak langsung mall menyajikan sebuah gaya hidup hedonis di kalangan remaja.
Remaja didapati menjadi pengunjung mall terbesar dibandingkan dengan kelompok
usia lain karena remaja memiliki waktu luang lebih banyak (Yatim, 2005). Menurut
survey peneliti melalui interview, remaja setelah menyelesaikan aktivitas dan
kegiatan akademik waktu luang mereka sebagian di isi dengan berkumpul dengan
teman-teman, jalan-jalan ke mall, nongkrong di warung atau cafe dan lain-lain.
Dengan memakai pakaian tertentu yang telah mereka pilih sesuai kepribadian mereka
masing-masing agar terlihat modis dan menarik. Dikalangan remaja rasa ingin
menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar
sangatlah besar, padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja tidak
pernah puas dengan modenya (www.psikologi.com).
Bagi remaja, window shopping dapat menjadi sarana untuk memenuhi
kebutuhan, yaitu dengan menampilkan dirinya, bersosialisai dengan teman,
menikmati fasilitas hiburan, berbelanja atau hanya melihat-lihat pemandangan dalam
toko-toko yang berada dalam mall tersebut. “Banyak remaja yang lebih senang
menghabiskan waktu dengan mejeng ditempat-tempat yang dinilai mewakili gaya

5

hidup modern, seperti plasa atau diskotek daripada berkumpul dan melakukan
kegiatan diskusi atau membentuk kelompok belajar dengan teman sejawat”
Banjarmasin Post, 9 April 2004 (dalam Lestari, 2005). Sementara dalam fakta lain
menyebutkan bahwa “Remaja masa pubertas mulai melakukan cara ngeceng dan
mejeng di tempat-tempat keramaian seperti mall, kongkow di cafe, dan lain-lain
semua itu menimbulkan perubahan gaya hidup dari konsumtif, hedonis yang
berprinsip bahwa kenikmatan dan kesenangan hidup dicapai hanya dengan materi
sampai dengan gaya hidup permisif” (Badriyah & Diati, 2004). Dengan kata lain ada
anggapan bahwa orang yang berkunjung atau berberbelanja ke mall dikatakan lebih
modern daripada orang yang berkunjung atau berbelanja ke pasar tradisional,
khususnya bagi remaja-remaja.
Istilah remaja atau “adolesence”, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup
kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Festinger dalam Haryanto, 1997)
menyatakan bahwa ada kebutuhan instrinsik dari individu untuk mengevaluasi
kemampuannya. Kebutuhan ini muncul juga pada diri remaja. Ada lima sifat dan
sikap remaja pada umumnya yaitu menemukan pribadinya, menentukan cita-citanya,
menggariskan jalan hidupnya, bertanggung jawab dan menghimpun norma-norma
sendiri.
Masa remaja merupakan periode peralihan antara masa kanak-kanak dan
dewasa. Pada fase ini, remaja mengalami banyak perubahan dalam berbagai aspek
kehidupan, diantaranya biologis, kognitif, dan psikososial. Selain itu remaja dapat
dikatakan juga sebagai masa pencarian jati diri atau proses mencari identitas ego.
Dimana remaja berusaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud
menemukan dirinya. Sehingga perkembangan sosial remaja dapat dilihat adanya dua
macam gerak yaitu memisahkan diri dari orang tua dan menuju ke arah teman-teman
sebaya (Monks dkk, 1892). Seperti dijelaskan oleh Erikson (dalam Hurlock, 1980)
bahwa identitas diri yang dicari remaja berupa usaha menjelaskan siapa dirinya, apa
perannya dalam masyarakat.
“Remaja sangat antusias terhadap adanya hal yang baru. Gaya hidup hedonis
sangat menarik bagi mereka. Daya pikatnya sangat luar biasa, sehingga dalam waktu
singkat muncullah fenomena baru akibat paham ini. Titel remaja yang gaul dan
funky baru melekat bila mampu memenuhi standar tren saat ini (Kuswandono,

6

Y,R,B.5 Desember 2003.www.e-psikologi.com). Selain itu remaja memiliki berbagai
kebutuhan sesuai dengan perkembangannya. Salah satunya adalah kebutuhan untuk
di pandang dan dilihat. Bagi remaja, mall telah menjadi sebuah tempat dimana
remaja dapat memenuhi berbagai kebutuhan mereka dengan bersosialisasi,
menikmati berbagai hiburan, atau hanya menikmati pemandangan dalam mall.
Sehingga mall sendiri sering dimanfaatkan remaja untuk melakukan window
shopping seperti berjalan-jalan, berkumpul dengan teman-teman dan bermain.
Karena mall sendiri sampai saat ini masih dipandang sebagai salah satu cara untuk
menunjukkan eksistensi dan mengekspresikan diri remaja. Sebab mall merupakan
tempat yang ramai, menarik dan stategis untuk memamerkan sesuatu.
Remaja ingin diakui keberadaannya oleh lingkungan sekitarnya dengan
menjadi bagian dari lingkungan sosialnya. “Remaja umumnya tidak terlepas dari
keceriaan dunia remaja yang diakrabinya. Sekedar mejeng di mall menjadi bukan
barang haram. Remaja senang pergi ke mall “jalan bareng-bareng, melihat barang di
etalase, atau makan direstoran”. Mereka mengunjungi mall 3 kali dalam seminggu
dengan uang saku yang berlebih. Dalam sebuah jajak pendapat, mall adalah tempat
mangkal paling populer untuk mengisi waktu luang remaja (30,8%), sedangkan jajan
merupakan prioritas pertama pengeluaran remaja (49,4%) disusul dengan membeli
alat sekolah (19,5%), untuk jalan-jalan atau hura-hura (9,8%), menabung (8,8%)
sisanya untuk membeli kaset (2,3%), membeli aksesoris mobil (0,6%) dan ada pula
yang tidak menjawab (0,4%) (Gatra edisi 3 januari 1998 dalam Lestari, 2005).
Menurut survey yang dilakukan peneliti remaja sering datang ke mall untuk jalanjalan, cuci mata, belanja, makan dan nongkrong dengan berbagai fasilitas yang ada di
mall.
Reynold (dalam Rosandi, 2004) menyatakan bahwa remaja putri lebih banyak
membelanjakan uang dari pada remaja putra untuk keperluan penampilan. Mereka
rela mengeluarkan uang begitu banyak, hanya untuk mendapatkan apa yang
dinginkan. Tetapi untuk menunjukkan eksistensinya itu berlaku pada remaja putri
dan putra. Mereka sama-sama ingin untuk menampilkan dirinya dan ingin untuk
dilihat.
Untuk menunjukkan eksistensinya menyebabkan intensitas remaja untuk
melakukan window shopping lebih sering. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku

7

pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang apabila dicapai akan
memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke arah pengurangan tegangan (Setiadi,
2003). Sehingga remaja akan mengulangi perbuatan window shopping tersebut yang
kemudian disebut dengan intensitas.
Dalam Kamus Psikologi ( Kartono& Gulo, 2003), intensitas adalah besar atau
kekuatan suatu tingkah laku; bersifat kuantitatif. Sedangkan Intensitas berdasarkan
kamus besar bahasa Indonesia (Moeliono, 1990) merupakan keadaan (tingkatan,
ukuran) intensnya (kuatnya, hebatnya, bergeloranya dsb). Menurut Chan (2003)
frekuensi mengunakan dasar seberapa sering seseorang melakukan pembelian dalam
kurun waktu tertentu.
Jadi dalam hal ini intensitas window shopping yang dilakukan remaja yaitu
jumlah frekuensi dikalikan jumlah jam subyek datang berkunjung ke mall dalam
kurun waktu tertetu. Intensitas tinggi apabila window shopping adalah menjadi
kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga kegiatan window shopping rutin sering
dilakukan oleh remaja. Sedangkan intensitas rendah apabila window shopping tidak
rutin atau jarang dilakukan.
Remaja memiliki berbagai kebutuhan salah satunya untuk tampil, eksis, di
pandang dan lain-lain. Seberapa sering remaja melakukan window shopping
menunjukkan kebutuhan yang mereka miliki. Jadi dalam hal ini, motivasi seseorang
untuk berbelanja tidak lagi guna memenuhi kebutuhan dasariah yang ia perlukan
sebagai manusia, melainkan terkait dengan hal identitas. Akan tetapi, yang dimaksud
di sini adalah guna sebuah harga diri. Misalnya seseorang akan merasa “lebih baik”
bila mampu makan di mall dari pada membeli makanan di warteg.
Seperti yang diungkapkan Murray (dalam Alwisol, 2005) need for exhibition
yaitu orang-orang tersebut mempunyai suatu kebutuhan untuk mengesankan, dilihat
dan di dengar, membuat orang lain kagum, bergairah, terpesona, terhibur, terkejut,
terangsang, terpikat, menjadi pusat perhatian, menonjolkan prestasi, serta
menyatakan keberhasilannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Nikmah (2010), menunjukkan bahwa ada
hubungan positif yang signifikan antara need for exhibition dengan intensitas
kunjungan ke kafe pada remaja (r=0,225 dan p=0,024). Hasil penelitian tersebut
menggambarkan bahwa kunjungan kafe merupakan salah satu wujud atau upaya

8

pemenuhan terhadap need for exhibition. Berdasarkan penelitian tersebut muncul
suatu pertanyaan, apakah need for exhibition juga berhubungan dengan intensitas
window shopping pada remaja.
Pertanyaan tersebut berawal dari anggapan bahwa window shopping
merupakan salah satu cara remaja untuk tampil, sehingga seharusnya ada hubungan
antara tinggi rendah kebutuhan (need for exhibition) untuk tampil dengan jumlah
frekuensi intensitas window shopping. Karena dengan melakukan window shopping
ke mall akan memberikan kesan mewah dan berkelas sehingga dapat menampilkan,
mencirikan dirinya, dapat diperhatikan orang dan menonjolkan dirinya.
Berdasarkan uraian di atas maka “Apakah Hubungan Antara Need for
Exhibition Dengan Intensitas Window Shopping Pada Remaja”. Penelitian ini
bermanfaat untuk masukan dan wacana kepada mall khusunya dalam pengelolaan
public relation.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam
penelitian adalah sebagai berikut : “Apakah ada hubungan need for exhibition dengan
intensitas window shopping pada remaja?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan need for exhibition dengan
intensitas window shopping pada remaja.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ilmiah
psikologi industri organisasi khususnya dalam psikologi konsumen, untuk
memperoleh pemahaman dan pengembangan teori.
2. Secara praktis
Secara praktis bagi mall, penelitian ini dapat dijadikan masukan atau
wacana dalam pengelolaan public relation, yang berkaitan dengan need for
exhbition dengan intensitas window shopping.