HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN INTENSITAS PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA

ISSN 2088—7655

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN
INTENSITAS PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH
PADA REMAJA
Nia Devi Anggreini, Erik Saut H Hutahaean, Diah Himawati
Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Abstrak
Fenomena perilaku seksual pranikah remaja yang terjadi di masyarakat menjadi dasar
penelitian. Intensitas perilaku seksual pranikah adalah tingkatan kuatnya aktifitas hubungan
seksual yang dilakukan sepasang manusia yang belum terikat tali pernikahan yang bentuknya
bisa bermacam-macam antara lain perasaan tertarik, bersentuhan, bercumbu dan
bersenggama dengan seseorang dalam kurun waktu tertentu.Kontrol diri adalah suatu
kecakapan individu untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk
perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Metode pengumpulan
data menggunakan kuisioner kontrol diri dan intensitas perilaku seksual pranikah yang
disusun oleh peneliti. Hasil (-0,667 ) menunjukkan hubungan negatif antara kontrol diri
dengan intensitas perilaku seksual pranikah pada remaja.
Kata kunci: kontrol diri, intensi perilaku seksual pranikah, remaja
Latar Belakang

Penelitian dari Australia National University (ANU) dan Pusat Penelitian Kesehatan
Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2010/2011 di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi dengan
jumlah sample 3006 responden usia 17-24 menunjukkan 20,9% remaja mengalami kehamilan
dan kelahiran sebelum menikah dan 38,7% remaja mengalami kehamilan sebelum menikah
dan kelahiran setelah menikah (www.suaramerdeka.com). Pada usia remaja, dorongan
seksual terjadi sangat kuat. Perkembangan organ seksual pun mampu mempengaruhi minat
remaja terhadap lawan jenisnya. Perkembangan organ seksual mampu menimbulkan konflik
dalam diri remaja yang labil, seperti terjadi pertentangan antara dorongan seksual dan norma
masyarakat yang berlaku. Dorongan atau hasrat seksual muncul jauh lebih awal daripada
kesempatan untuk melakukannya secara bebas (Sarwono, 2010 dalam Puspitadesi dkk, 2013).

tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku
berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang
dalam khayalan atau diri sendiri. Adanya dorongan hasrat seksual yang membutuhkan
penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu. Adapun faktor lain yang dicurigai sebagai
pendorong perilaku seksual adalah kontrol diri (Sarwono, 2012).

Jurnal Psikologi Ubhara

oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk


1

Adapun yang dimaksud dengan perilaku seksual adalah tingkah laku yang didorong

ISSN 2088—7655
Seperti yang dikemukakan oleh William Kay (dalam Jahja, 2011) bahwa salah satu
tugas perkembangan remaja yaitu memperkuat self control (kemampuan mengendalikan diri)
atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup. Kontrol diri ini penting untuk
dikembangkan karena individu tidak hidup sendiri melainkan bagian dari masyarakat.
Messina & Messina (dalam Gunarsa, 2004) menyatakan bahwa pengendalian diri adalah
seperangakat tingkah laku yang berfokus pada keberhasilan mengubah diri pribadi,
keberhasilan menangkal pengrusakan diri (self destructive), perasaan mampu pada diri
sendiri, perasaan mandiri (autonomy) atau bebas dari pengaruh orang lain, kebebasan
menentukan tujuan, kemampuan untuk memisahkan perasaan dan pikiran rasional, serta
seperangkat tingkah laku yang berfokus pada tanggung jawab atas diri pribadi.
Individu yang kontrol dirinya rendah tidak mampu mengatur dan mengarahkan
perilakunya, sehingga diasumsikan seorang remaja dengan kontrol diri yang rendah akan
berperilaku dan bertindak lebih kepada hal-hal yang menyenangkan dirinya termasuk dengan
cara menyalurkan hasrat seksualnya baik dalam bentuk berpacaran ataupun pelacuran.

Dengan kontrol diri yang rendah, remaja tidak mampu memandu, mengarahkan, dan
mengatur perilakunya (Suwarti & Pinandita, 2014). Hasil penelitian Dewi (2014)
menunjukkan fakta bahwa semakin rendah kontrol diri, maka akan semakin tinggi perilaku
seksual pranikah. Hal serupa juga diungkapkan oleh Khairunnisa (2013) menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dan kontrol diri dengan perilaku seksual
pranikah
Berdasarkan pada fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
kontrol diri yang kaitannya dengan kecenderungan intensitas perilaku seksual pranikah pada
remaja.

Kontrol Diri
Calhoun dan Acocella (1976) mendefinisikan kontrol diri sebagai pengaturan proses-

mendefinisikan kontrol diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing,
mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah
konsekuensi positif.
Aspek-aspek kontrol diri menurut Averill (dalam Ghufron, 2014), yaitu:kontrol
perilaku (behavior control) yang diperinci menjadi dua komponen, yaitu mengatur
pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus


Jurnal Psikologi Ubhara

membentuk dirinya sendiri. Sedangkan Goldfried dan Merbaum (dalam Ghufron, 2014)

2

proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian proses yang

ISSN 2088—7655
modifability),kontrol kognitif (cognitive control) yang terdiri atas memperoleh informasi
(information gain) dan melakukan penilaian (appraisal), serta kontrol keputusan (decesional
control).

Intensitas perilaku seksual pranikah
Menurut Chaplin (2011) intensitas adalah kuatnya tingkah laku, pengalaman,
kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau suatu sikap. Dapat disimpulkan bahwa
intensitas adalah tingkatan kuatnya tingkah laku yang mendukung suatu sikap. Menurut
Soetjiningsih (2008) mengungkapkan bahwa perilaku seksual pranikah pada remaja adalah
segala tingkah laku seksual yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenisnya yang
dilakukan remaja sebelum menikah. Gunarsa (2000) mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk

perilaku seksual pada remaja adalah masturbasi, pacaran, dan senggama.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas perilaku seksual pranikah
adalah tingkatan kuatnya aktifitas hubungan seksual yang diukur melalui perolehan skor dari
skala intensitas perilaku seksual berdasarkan bentuk-bentuk perilaku seksual, yaitu
masturbasi, pacaran dan bersenggama.
Metode Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling ini dengan kriteria subjek yaitu remaja usia 15 -18 tahun jenjang
pendidikan SMA maupun SMK, pernah atau sedang menjalin hubungan dengan lawan jenis.
Subjek dalam penelitian ini, sampel yang digunakan oleh peneliti adalah remaja berusia 1518 tahun berjumlah 122 orang. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan melalui
penyebaran skala kontrol diri dan skala intensitas perilaku seksual pranikah.

Hasil
Skala kontrol diri terdiri dari 29 item dengan koefisien reliabilitas 0,881menunjukkan

Skala intensitas perilaku seksual terdiri dari 45 item dengan koefisien reliabilitas
0,960 menunjukkan bahwa skala intensitas perilaku seksual pranikah yang digunakan pada
penelitian ini memiliki reliabilitas yang sangat bagus berdasarkan tabel skor reliabilitas.
Dengan nilai corrected item total correlation berkisar 0,375 – 0,748.


Jurnal Psikologi Ubhara

Dengan nilai corrected item total correlation berkisar 0,291- 0,671.

3

bahwa skala kontrol diri yang digunakan pada penelitian ini memiliki reliabilitas yang bagus.

ISSN 2088—7655
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik statistik one sample
kolmogorov smirnov. Kaidah yang digunakan yaitu jika sig. > 0,05 maka sebaran data
berdistribusi normal, sedangkan jika sig. < 0,05 maka sebaran data berdistribusi tidak normal.
Analisis menunjukan bahwa nilai kolmogorov smirnov Z variabel kontrol diri 0,542 dengan
sig. = 0,931, sedangkan untuk variabel intensitas perilaku seksual pranikah nilai kolmogorov
smirnov Z = 0,669 dengan sig. = 0,762. Berdasarkan hasil analisis ini bahwa sebaran data
kedua variabel tersebut adalah berdistribusi normal.
Uji homogenitas menunjukkan nilai signifikasinya (Sig.) 0.850. Jika nilai Sig. > 0.05
maka dapat dipastikan bahwa data tersebut homogen. Karena 0.850> 0.05 maka hal ini
menunjukkan bahwa data diatas bersifat homogen.
Uji linearitas menunjukkan sig. pada baris deviation from linearity adalah 0,881 >

0,05 dan nilai pada kolom sig. baris linearity 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa antara
variabel kontrol diri dengan variabel intensitas perilaku seksual pranikah terdapat hubungan
yang linear.
Uji korelasi bivariate correlation antara kontrol diri dengan intensitas perilaku
seksual pranikah pada remajamenunjukkan koefisien korelasi sebesar -0,667 dengan
signifikansi sebesar 0,000. Signifikansi p=0,000 < 0,05 angka tersebut berarti hipotesis nol
(Ho) ditolak dan hipotesis penelitian ini (Ha) diterima. Hipotesis alternatif berbunyi terdapat
hubungan negatif antara kontrol diri dengan intensitas perilaku seksual pranikah pada remaja
diterima. Oleh karena itu, semakin tinggi kontrol diri seseorang maka semakin rendah
intensitas perilaku seksual pranikah, dan semakin rendah kontrol diri seseorang maka
semakin tinggi pula intensitas perilaku seksual pranikahnya.

Kategorisasi
Berdasarkan pada tabel kategorisasi kontrol diri di atas, dapat dilihat bahwa subjek
yang memiliki kontrol diri tinggi yaitu sebanyak 28 orang (23%), subjek yang memiliki

subjek rata-rata memiliki kontrol diri sedang.
Berdasarkan pada tabel kategorisasi intensitas perilaku seksual pranikah di atas, dapat
dilihat bahwa subjek yang memiliki intensitas perilaku seksual pranikah tinggi yaitu
sebanyak 19 orang (16%), subjek yang memiliki intensitas perilaku seksual pranikah sedang

yaitu sebanyak 77 orang (63%) dan subjek yang memiliki intensitas perilaku seksual pranikah

Jurnal Psikologi Ubhara

rendah yaitu sebanyak 30 orang (25%). Dari hasil kategorisasi ini terlihat bahwa jumlah

4

kontrol diri sedang yaitu sebanyak 64 orang (52%) dan subjek yang memiliki kontrol diri

ISSN 2088—7655
rendah yaitu sebanyak 26 orang (21%). Dari hasil kategorisasi ini terlihat bahwa jumlah
subjek rata-rata memiliki intensitas perilaku seksual pranikah yang tergolong sedang.
Diskusi
Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang
diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri
dengan intensitas perilaku seksual pranikah pada remaja. Hal tersebut ditunjukkan dengan
nilai koefisien korelasi antara kontrol diri dengan intensitas perilaku seksual pranikah sebesar
rxy = -0,667 dan p = 0,000 (p < 0,05). Tanda negatif (-) menunjukkan arah hubungan yang
berbanding terbalik antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi kontrol diri, maka semakin

rendah intensitas perilaku seksual pranikah. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kontrol
diri, maka semakin tinggi intensitas perilaku seksual pranikah pada remaja.
Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi (2014) yang menunjukkan ada korelasi negatif
antara kontrol diri dengan perilaku seksual pada mahasiswa dengan koefisien r = -0,417 dan
signifikansi atau p = 0,000. Penelitian lain yang dilakukan Khairunnisa (2013) mengenai
hubungan religiusitas dan kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah remaja diketahui
nilai beta = 0,221, t = 2,042 dan p = 0,044 hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah. Penelitian lain dari
Puspitadesi, dkk (2013) menyebutkan besarnya sumbangan efektif antara figur kelekatan
orangtua dan kontrol diri secara bersama-sama terhadap perilaku seksual remaja sebesar
15,5% dan 84,5% masih terdapat faktor lain yang menentukan.
Keadaan kontrol diri pada subjek dalam penelitian ini berada pada kategori sedang
yaitu sebanyak 64 orang (52%) sedangkan intensitas perilaku seksual pranikah juga berada
pada kategori sedang yaitu sebanyak 77 orang (63%). Berdasarkan teori Piaget, remaja telah
mencapai tahap pelaksanaan formal dalam kemampuan kognitif. Oleh karenanya remaja
mampu mempertimbangkan suatukemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah dan
mempertanggungjawabkannya (Ghufron, 2014). Remaja dapat mengalihkan timbulnya

satu faktor yang dapat meminimalkan terjadinya perilaku seksual dalam bentuk apapun
(Safitri, 2007).

Dengan kemampuan kontrol diri yang dimiliki individu dapat mengelola kognitif,
afektif dan konatifnya untuk mengarahkan perilaku individu ke arah yang positif. Dengan
demikian kemampuan kontrol diri yang baik maka penyusunan, pembimbingan, pengaturan

Jurnal Psikologi Ubhara

kegiatan sosial. Banyaknya aktivitas atau kegiatan yang dilakukan remaja merupakan salah

5

dorongan seksual pada kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga atau terlibat dalam dalam

ISSN 2088—7655
dan pengarahan perilaku dengan positif sehingga intensitas perilaku seksual pranikahnya
rendah.
Bagi peneliti lain yang berminat mengembangkan penelitian ini, dapat menggunakan
metode lain seperti metode kualitatif dan diharapkan untuk lebih memperhatikan aspek lain
yang dapat mempengaruhi perilaku seksual seperti pengaruh lingkungan, latar belakang
pendidikan orangtua, peran teman sebaya, pola asuh, konsep diri, religiusitas dan harga diri.
Selain itu penelitian dapat diperluas subjeknya tidak hanya remaja pertengahan berusia 15-18

tahun serta tidak terfokus hanya pada intensitas perilaku seksual pranikah saja.
Bagi orangtua maupun pendidik dapat membantu remaja untuk meningkatkan kontrol
diri melalui pemberian informasi mengenai seks serta bahaya perilaku seksual pranikah,
selain itu pihak sekolah juga dapat mengadakan seminar dan menambahkan materi
pembelajaran mengenai seksualitas dalam kegiatan konseling. Bagi remaja perlu diberikan
sarana yang positif dan kreatif dalam menyalurkan dorongan biologis melalui ekspresi
psikologis dan penyaluran fisik yang sehat seperti olahraga, kegiatan untuk mencintai alam,
kegiatan kreativitas dan pengembangan potensi dan bakat.
DAFTAR PUSTAKA
Andika, Primasiwi .(2013). BKKBN Diminta Atasi Seks Bebas Dikalangan Remaja.
www.suaramerdeka.com
Calhoun, J.F dan Acocella, J.R. (1976). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan
Kemanusiaan (terjemahan R.Satmoko). Semarang: IKIP Semarang Press
Chaplin, J. P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah: Dr. Kartini Kartono. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Dewi, Aprilia Kristina. (2014). Hubungan Kontrol Diri Dengan Perilaku Seksual Pranikah
Pada Mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Jurnal Psikologi. Semarang:
Universitas Negeri Semarang

Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia
Gunarsa, S.D., dan Gunarsa, S.D. (2000). Psikologi Perkembangan Anak, Remaja Dan
Keluarga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana

Jurnal Psikologi Ubhara

Gunarsa, S.D., dan Gunarsa, S.D. (2004). Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai

6

Ghufron M. N & Risnawati R. (2014). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar Ruzz Media

ISSN 2088—7655
Khairunnisa, Ayu. (2013). Hubungan Religiusitas Dan Kontrol Diri Dengan Perilaku
Seksual Pranikah RemajadiMAN 1 Samarinda. Jurnal. Vol.1/No.2/220-229
Samarinda: Universitas Mulawarman
Puspitadesi, D. I., Yuliadi, I & Nugroho, A.A. (2013). Hubungan Antara Figur Kelekatan
Orangtua Dan Kontrol Diri Dengan Perilaku Seksual Remaja SMA Negeri 11
Yogyakarta. Jurnal. Vol.1/No.4. Yogyakarta: Universitas Sebelas Maret
Soetjiningsih, Christiana Hari. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual
Pranikah Pada Remaja. Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada
Suwarti, dan Pinandita, T. (2014). Deskripsi Perilaku Seks Remaja di Purwokerto. Jurnal
Sainteks. Vol.XI/No.2/Oktober. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah

Jurnal Psikologi Ubhara

7

Purwokerto

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25