HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Reality Show Televisi Dengan Perilaku Prososial Remaja.

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN
REALITY SHOW TELEVISI DENGAN PERILAKU
PROSOSIAL REMAJA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Disusun oleh :
ERIKA ASTRIANI CAHYANINGROOM
F100 100 084

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN
REALITY SHOW TELEVISI DENGAN PERILAKU
PROSOSIAL REMAJA


NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Disusun oleh :
ERIKA ASTRIANI CAHYANINGROOM
F100 100 084

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN
REALITY SHOW TELEVISI DENGAN PERILAKU
PROSOSIAL REMAJA
Erika Astriani Cahyaningroom
Dra. Partini, M.Si

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
erikaastriani@yahoo.com
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
intensitas menonton tayangan reality show televisi dengan perilaku prososial
remaja. Subjek penelitian adalah siswa kelas X1 SMK Taman Siswa Sukoharjo
yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas X1A (administrasi perkantoran) kelas
X1D (akuntansi) kelas X1E (akuntansi) kelas X1F (teknik komputer dan jaringan).
Pengambilan sampel dengan teknik Cluster random sampling.Penelitian ini
menggunakan skala Intensitas menonton tayangan reality show dan skala
perilaku prososial Hasil (r) sebesar -0,020 dengan p=0,774. p>0,05. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan di tolak yaitu tidak ada hubungan antara
intensitas menonton tayangan reality show televisi dengan perilaku prososial
remaja.
Kata kunci : intensitas menonton tayangan reality show, perilaku prososial
fenomena yang menyita perhatian
Gerakan modernisasai telah
pola

diantaranya dalam masyarakat yang


interaksi manusia. Ancok (Setiawan,

semakin modern individu cenderung

2010)

mementingkan

menimbulkan

pergeseran

berpendapat

bahwa

dirinya

sendiri.


pembangunan yang berorientasi pada

Fenomena

tersebut

dahulunya

pertumbuhan

dijumpai

dalam

kehidupan

ekonomi

mengubah


nilai hidup manusia menjadi pemburu

masyarakat

materi dengan mengabaikan dampak

sekarang ini terjadi disemua lapisan

sosial yang akan terjadi pada generasi

masyarakat, di lingkungan kerja, dan

muda. Pada kenyataannya nilai-nilai

juga di lingkungan pendidikan atau

prososial yang ada di masyarakat

sekolah. Tidaklah mengherankan jika


semakin menunjukkan kemunduran

sekarang nilai-nilai kesetiakawanan,

terutama dialami oleh para remaja.

pengabdian,

Sullivan (Nawawi & Lubis,
2007)

menyatakan

salah

satu

1

di


perkotaan

dan

tetapi

tolong-menolong

mengalami

penurunan

berdampak

pada

yang

perwujudan


kepentingan diri sendiri atau egois

menyatakan hanya mau bekerja sama

dan rasa individualis. Hal ini akan

dengan teman dekat saja, 9 siswa

membuat siswa mempertimbangkan

(30%)

keuntungan

dalam

menolong orang yang dikenal saja, 4

setiap tindakan menolong orang lain


siswa (13%) menyatakan sebagian

serta memungkinkan individu tidak

uang saku masuk kantong sendiri

lagi mempedulikan orang lain yang

untuk

dalam kesusahan, sehingga individu

disumbangkan

enggan

membutuhkan.

dan


kerugian

melakukan

tindakan

jajan

hanya

dan

bukan

kepadaorang
3

siswa


mau

untuk
yang
(10%)

menyatakan sering berbuat curang

menolong.

ketika ujian.

Hasil penelitian yang dilakukan
Perwitasari

menyatakan

(2010)

Berdasarkan

menunjukkan

data

di

SMK

penurunan kepedulian sosial dan

Taman Siswa Sukoharjo dari catatan

kepekaan pada remaja terhadap orang

guru BK terkait perilaku antisosial,

lain dan lingkungannya. Remaja lebih

tahun

banyak mementingkan diri sendiri

antisosial, tahun 2012 30% berprilaku

dan keberhasilannya tanpa banyak

anti sosial, dan hingga akhir tahun

mempertimbangkan keadaan orang

2013 terdapat 34% siswa berprilaku

lain

anti sosial. Permasalahan perilaku

di

sekitarnya

menyebabkan

hal

remaja

ini

2011

antisosial

menjadi

25%

berperilaku

berkisar

pada

kasus

semakin individualis dan sikap sosial

mengolok olok teman ketika di dalam

yang dimiliki semakin pudar.

kelas,

menjahili

junior,

dan

membiarkan teman pingsan di kelas.

Berdasarkan hasil survei yang

Sears

dilakukan peneliti terhadap 30 siswa

dkk

dkk

(1994)
adalah

pada tanggal 20 Mei 2014 di SMK

mendefinisikan

Prosoial

Taman

tindakan

rela

dan

sikap

orang

lain

yang

seseorang

atau

Siswa

Sukoharjo,

suka

menunjukkan bahwa terdapat gejala

mementingkan

penurunan perilaku prososial. 8 siswa

dilakukan

(27%)

sekelompok orang untuk menolong

menyatakan

buku

catatan

orang

hanya untuk pribadi bukan untuk
dipinjamkan,

6

siswa

(20%)

2

lain

oleh

tanpa

mengharapkan

imbalan apapun dan memiliki sifat-

Televisi telah menjadi bagian tak

sifat positif bagi orang lain.

terpisahkan

dari

masyarakat,

banyak

Remaja umumnya berperilaku

kehidupan
orang

yang

prososial dengan jalan melakukan

menghabiskan waktunya lebih lama

peniruan atau imitasi terhadap teman-

di depan pesawat televisi khususnya

temannya,

bagi para remaja. Mereka cenderung

bila

remaja

mampu

berperilaku menyenangkan orang lain

meluangkan

maka akan mendapat reward atau

kesibukannya untuk menikmati sajian

hadiah atas perilaku yang telah

tayangan televisi (Tamburaka, 2012)

dilakukan

yang

dapat

waktu

Fenomena

diberikan

di

tengah

reality

tayangan

dalam bentuk pujian dan penerimaan

show tidak asing lagi di dalam media

dari

televisi

anggota

kelompok

terhadap

bahkan

sudah

reality

show

yang

tali

kasih

kehadiran remaja. Pada masa remaja

mulai

perilaku prososial dilakukan lebih

bertemakan

berorientasi pada hubungan remaja

asmara,

dengan orang lain. Remaja ingin ikut

petualangan, kisah hidup seseorang,

serta aktif melibatkan diri dalam

dan

kegiatan-kegiatan

dan

berjalannya kreatifitas orang orang

bisa

pertelevisian semakin berkembang

membantu memecahkan persoalan

pula reality show dengan berbagai

yang dihadapi orang lain (Hurlock,

macam alur cerita yang dibuat untuk

1994).

mencari perhatian dan memancing

mempunyai

sosial

harapan

Tingkah

untuk

laku

dari

mewabah,

hubungan

politik,

lain

kuis,

budaya,

sebagainya.

Seiring

perasaan terharu dan rasa iba. Dahlius

individu
belajar

(2012)

menyatakan

melalui pengamatan (observasi) atas

reality

show

tingkah laku yang ditampilkan oleh

berbagai macam cerita dan tentang

individu lain yang menjadi model

kesulitan dan semangat bertahan

(Dayakisni dan Hunadiah, 2006).

hidup

Media

sesama

yang

membutuhkan.

menyentuh hampir semua lapisan

Beberapa

tayangan

reality

masyarakat

menjadikan model sebagai pemberi

diperoleh

sebagai

massa

hasil

saat

khususnya

ini

telah

televisi.

3

dan

dalam

sosial

acara

menyiarkan

kepedulian

terhadap

show

pertolongan dengan kata lain reality

pendapat atau sikap. Ketertarikan

show

menguji

individu pada program reality show

dan

yang di tayangkan oleh media televisi

menumbuhkan rasa empati penonton.

akan menarik perhatian individu.

Tayangan reality show juga

Aktivitas yang sesuai dengan minat

menjadi tayangan favorit di kalangan

akan jauh lebih kuat dan intensif

remaja putri khususnya di lingkungan

dibandingkan dengan aktivitas yang

SMK Taman Siswa Sukoharjo hasil

tidak sesuai dengan minatnya Chaplin

Survey peneliti pada tanggal 30

(2000). Hal ini akan mempermudah

Agustus 2014 dengan 30 siswa SMK

pemahaman

Taman Siswa Sukoharjo 94% siswa

informasi maupun tayangan yang di

menyukai acara reality show yang

sajikan televisi. Pengaruh televisi

bertema sosial. Jumlah tayangan

tidak harus terlihat langsung, namun

reality show dengan tema sosial

intensitas

cukup

dan

mempengaruhi sikap dan tindakan

diminati remaja diantaranya, dari

penonton. Penonton akan belajar

hasil survei di dapatkan hasil bahwa

melalui pengamatan atau observasi

Orang Pinggiran Trans7 mendapat

atas tingkah laku yang ditampilkan

presentase sebesar 30%. Langit dan

pelaku sebagai model, pengamatan

Bumi Trans7 presentasenya sebesar

yang terus menerus dalam tayangan

27%, Mewujudkan Mimpi Indonesia

reality show akan memperkuat suatu

Rcti presentasenya sebesar 10%,

tindakan maupun sikap model dalam

Merajut Asa Trans7 presentasenya

tayangan

akan

sebesar 7% dan tayangan Rumah

Semakin

terpusat

gratis Transtv yaitu presentasinya

sering pengamatan oleh model maka

sebesar 27%.

akan semakin memungkinkan suatu

sosial

sangat

kepekaan,menginspirasi

banyak

ditayangkan

reality

show

tinggi

yaitu

menonton

kehidupan nyata.

akan

menimbulkan intensitas menonton
yang

penyerapan

ditiru

yang

akan

penonton.

perhatian

dan

perilaku model ditiru penonton dalam

Ketertarikan individu terhadap
tayangan

atau

merupakan

kekuatan yang mendukung suatu

4

bahwa tidak ada hubungan antara

METODE PENELITIAN

intensitas menonton tayangan reality

Subjek penelitian adalah siswasiswi

SMK

Taman

show

Siswa

televisi

dengan

perilaku

Sukoharjo.Sampel pada penelitian ini

prososial remaja. Hal ini diperoleh

adalah

dari

siswa-siswi

SMK

Taman

nilai

koefisien

korelasi

(r)

Siswa Sukoharjo kelas X1. Peneliti

sebesar -0,020 dengan nilai Sig 0,774

melakukan penelitian pada kelas X1

(p>0,05). Hipotesis yang diajukan

yang terdiri empat kelas dan jumlah

peneliti bahwa ada hubungan positif

siswa yaitu 107 siswa yaitu X1A

antara intensitas menonton tayangan

(administrasi

X1D

reality show televisi dengan perilaku

(akuntansi), X1E (akuntansi), X1F

prososial remaja di tolak. Intensitas

(teknik komputer dan jaringan).

menonton tayangan reality show

perkantoran),

bukanlah satu – satunya faktor yang

Alat pengumpul data yang
digunakan pada penelitian ini adalah

mempengaruhi

perilaku

prososial,

skala perilaku prososial yang terdiri

melainkan masih terdapat faktor lain

dari 24 aitem dan skala intensitas

yang

menonton tayangan reality show yang

mempengaruhi

terdiri dari 30 aitem.

seperti yang diungkapkan Mahmud

berkontribusi
perilaku

dalam
prososial

Adapun teknik statistik yang

(2003) lingkungan keluarga terutama

digunakan dalam penelitian ini adalah

pihak orang tua memegang peran

korelasi non parametrik kendall tau-

penting dalam pembentukan perilaku

b, yaitu korelasi yang digunakan

prososial.

untuk mencari hubungan atau uji

lingkungan

signifikansi hipotesis apabila tiap –

sebagai

tiap

merupakan guru yang pertama kali

variable

yang

dihubungkan

Keluarga
sosial
tempat

adalah

pertama

anak

belajar

serta

dan yang paling berpengaruh dalam

memiliki data yang sama.

mengajarkan
Faktor

HASIL DAN PEMBAHASAN

perilaku

yang juga mempengaruhi

perilaku prososial

Berdasarkan hasil perhitungan

prososial.

remaja adalah

dengan

teman sebaya. menginjak usia remaja

analisis Kendall’s tau_b, diketahui

hubungan sosial seorang anak tidak

statistik

nonparametrik

5

Berdasarkan hasil analisis dapat

hanya terbatas dalam keluarga tetapi
meluas

kepada

teman

di

teman

ketahui

variable

intensits

sebayanya di luar rumah, sehingga

menonton tayangan reality show di

sosialisasi dengan mereka perilaku

televisi pada subjek tergolong tinggi

prososial

berkembang.

dengan rerata empirik (RE) 65,50

Berdasarkan penelitian (Nawawi &

serta rerata hipotetik (RH) 52,5.

Lubis, 2007) juga di temukan bahwa

Kondisi ini diperkuat dengan data

teman dan guru ternyata memiliki

penelitian awal pada tanggal 30

pengaruh yang signifikan terhadap

Agustus 2014 dengan 30 siswa SMK

perilaku prososial pada remaja.

Taman Siswa Sukoharjo sebesar 94%

dapat

Penelitian
Frisnawati

oleh

siswa menyukai acara reality show

menyatakan

dengan tema sosial dan menjadikan

sebelumnya

(2012)

intensitas menonton tayangan reality

tayangan

reality

show

sebagai

show yang bertemakan sosial yang

tayangan

favorit.

Secara

umum

tinggi

intensitas menonton tayangan reality

dapat

kecenderungan

meningkatkan
perilaku

show pada subjek tergolong tinggi.

prososial

Pesan yang di sampaikan pada

remaja. Ada beberapa kemungkinan
yang

tayangan reality show di televisi

diungkapkan Faturrochman (2006)

harus menarik perhatian penonton,

adanya

antara

karena pesan yang mampu menarik

dengan

perhatian yang akan di di lakukan

hipotesis

ditolak

korelasi

pemberian

seperti

negatif

pertolongan

jumlah pemerhati, semakin banyak

penonton.

orang yang melihat suatu kejadian

mengungkapkan

yang memerlukan pertolongan, maka

yang menghambat komunikasi bisa

semakin

untuk

datang sewaktu waktu, Faktor-faktor

menolong ia juga menambahkan ada

yang berpengaruh bisa terdapat pada

kecenderungan bahwa orang yang

komponen media atau komunikan

baru melihat kesedihan lebih sedikit

sehingga efek yang di harapkan tak

memberi bantuan dari pada orang

kunjung

yang baru saja melihat hal-hal yang

komunikasi di lakukan di media

menyenangkan.

massa. Variable perilaku prososial

kecil

dorongan

6

Murdjito
Suatu

tercapai,

(2006)
pengaruh

terlebih

jika

pada subjek tergolong sangat tinggi

korelasi Kendall’s tau_b sebesar

dengan rerata empiric (RE) 70.07

-0,020; (p) = 0,774 ; (p>0,05

serta

rerata

hipotetik

(RH)

50.

2. Tingkat

intensitas

menonton

Kondisi ini menggambarkan bahwa

tayangan reality show televisi

subjek

pada subjek tergolong tinggi. Hal

penelitian

memiliki

kecenderungan prososial yang sangat

ini

tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa

empirik (RE) sebesar 65,50 serta

aspek aspek yang terdapat di dalam

rerata hipotetik (RH) 52,5.

perilaku prosoial yaitu kerjasama
(cooperation),
menolong

3. Tingkat

perilaku

rerata

prososial

(sharing),

tergolong sangat tinggi. Hal ini

(Helping),

berderma

ditunjukkan oleh rerata empirik

kejujuran

(RE) sebesar 70,07 dan rerata

dan

(honesty), sepenuhnya dimiliki dan
bagian

kepribadian

oleh

berbagi

(Genereocity)

menjadi

ditunjukkan

hipotetik (RH) 50.

karakteristik

subjek.

Mussen

dkk

Saran

(Nashori, 2008). Faktor lain yang
mempengaruhi

perilaku

Berdasarkan hasil penelitian

prososial

dan kesimpulan yang telah diperoleh

selain variabel intensitas menonton

selama pelaksanaan penelitian, maka

tayangan reality show di televisi

penelitian memberikan sumbangan

/empaty diantaranya adalah situasi

saran

sosial,Biaya menolong, karakteristik

bermanfaat, yaitu:

orang-orang

1.

yang

terlibat,

latar

belakang kepribadian, mood, arousal,

yang

diharapkan

dapat

Bagi pihak sekolah diharapkan
mengarahkan

siswa

agar

Faturrochman (2006).
berperilaku prososial dan lebih
meningkatkan dalam melakukan

Kesimpulan
1. Tidak

ada

intensitas
reality

hubungan
menonton

show

televisi

antara

kegiatan-kegiatan

sosial

yang

tayangan
mengarahkan kepada kepedulian,

dengan

dan perhatian individu terhadap

perilaku prososial remaja. Hal ini
ditunjukkan dengan koefisiensi

teman

7

maupun

orang

lain.

Dengan kegiatan yang diadakan

sehat,

oleh pihak sekolah seperti acara

teman yang baik, dan tidak lupa

mengunjungi

bekal agama yang kuat.

palang

2.

panti

merah

asuhan,

remaja,

bakti

3.

Bagi

mengajarkan

subjek

memilih

agar

mampu

perilaku

prososial

sosial, dan kegiatan lainnya, agar

melakukan

anak dapat menumbuhkan rasa

dengan

peduli dan menggerakan perilaku

suasana hati dan perasaan ketika

empati secara aktif,

melihat penderitaan orang lain

Bagi

orang

mengendalikan

diharapkan

agar menjadi peduli kemudian

mempertahankan kondisi anak

mendalami nilai nilai moral dan

yang memiliki perilaku prososial

keagamaan

yang tinggi dengan cara memberi

tentang

contoh-contoh

anak

kebaikan

perhatian,

manusia.

untuk

tua

cara

kepada

senantiasa

yang

berkaitan

pentingnya

berbuat

terhadap

sesama

Tidak

memandang

peduli, dan peka terhadap orang

sebelah mata orang yang sedang

lain yang mengalami kesulitan.

dalam

Serta memberi arahan untuk

memperhatikan

lebih selektif memilih tayangan

situasi saat melihat kesulitan

yang di tawarkan oleh media

orang lain agar menjadi peka

televisi yang berdampak positif

menumbuhkan perasaan empati

bagi

yang kemudian menumbuhkan

kehidupan

sehari

hari,

mengajarkan cara memanfaatkan
teknologi

media

masa

kesusahan

perilaku prososial.

yang

8

kondisi

serta
dan

4.

Ahmad Dahlan Empathy vol. 1 :
50-54

Bagi penelitian lagi di harapkan
mempertimbangkan variabel lain
selain

variabel

Hurlock,
E.B.(1994).Psikologi
Perkembangan. Penerjemah :
Isdiwiyanti dan Soedjarwo.
Jakarta: Erlangga.

intensitas

menonton tayangan reality show
televisi

dengan

perilaku

prososial

faktor-faktor
yang

Mahmud. H. R. (2003) . Hubungan
Antara Gaya Pengasuhan Orang
tua dengan Perilaku prososial
remaja. Jurnal Psikologi. Vol.30,
No.2: 81-90.

lain

seperti meyakini keadilan dunia,
suasana hati, faktor situasional,

Murdjito.
(2006).
Pengaruh
Menonton Program Hiburan
anak-anak
ditelevisi.
Pena
Wiyata: Jurdik

dan faktor sosiobiologis.

DAFTAR RUJUKAN

Nawawi,
S.,
Lubis,
D.
2007.Gambaran prososial pada
diri relawan dalam proyek
penanggulangan kemiskinan di
perkotaan jurnal psikologi sosial.

Chaplin, J. P. (2000). Kamus
Lengkap Psikologi. Jakarta :
Rajawali Pers.

Perwitasari. (2008). Hubungan antara
Religiusitas dengan Perilaku
Prososial
pada
Mahasiswa.
Jurnal Psikologi. Vol. 12, No.5
September, hal. 87-109.

Dahlius.
(2012).
Representasi
pemaknaan tayangan tolong pada
masyaraka. jurnal komunikai.
Vol.3, No 3:56-61
Dayaksini,T.& Hudaniah. (2006).
Psikologi Sosial Edisi Revisi.
Malang : UMM Press.

Saraswati. (2000). Hubungan antara
Self-Esteem
dengan
Intensi
Prososial
pada
Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas
Gajah Mada. Skripsi. (Tidak
Diterbitkan).
Yogyakarta:
Fakultas Psikologi UGM.

Faturrochman. (2006) . Pengantar
Psikologi Sosial. Yogyakarta.
Frisnawati, A. (2012). Hubungan
antara
intensitas
menonton
reality
show
dengan
kecenderungan
prososial.Yogyakarta.
Skripsi
(tidak diterbitkan): Universitas

Sears, David O., Freedman, Jonathan
L., & Peplau, L. A. (1994).
Psikologi Sosial jilid 2. Alih
Bahasa:
Michael
Adryanto.
Jakarta: Erlangga.

9

Setyawan,
I.
(2010).
Peran
Kemampuan Empati pada Efikasi
Diri Mahasiswa Peserta Kuliah
Kerja Nyata PPM POSDAYA.
Jurnal Psikologi. Vol. 15, No. 5
Juni, hal. 73-96.
Tamburaka, A. (2012). Agenda
Setting Media Massa. Jakarta :
Rajagrafindo

10

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN HIBURAN KOREA DENGAN BENTUK-BENTUK PERILAKU MODELING PADA REMAJA

10 104 19

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Reality Show Televisi Dengan Perilaku Prososial Remaja.

0 3 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Reality Show Televisi Dengan Perilaku Prososial Remaja.

0 3 9

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Reality Show Televisi Dengan Perilaku Prososial Remaja.

1 15 4

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Di Televisi Dengan Perilaku Agresi Pada Siswa Sd N Trangsan 03.

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Di Televisi Dengan Perilaku Agresi Pada Siswa Sd N Trangsan 03.

0 1 10

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Di Televisi Dengan Perilaku Agresi Pada Siswa Sd N Trangsan 03.

0 13 13

Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Sinetron Kepompong Di Televisi dengan Citra Diri Pada Remaja Puteri.

0 0 11

TAYANGAN TELEVISI DAN PENGETAHUAN BAHASA (Studi Kolerasi antara Intensitas Menonton Tayangan Televisi Dora The Tayangan Televisi dan Pengetahuan Bahasa (Studi Kolerasi antara Intensitas Menonton Tayangan Televisi Dora The Explorer di Global TV dengan Tin

1 3 15

Hubungan antara tingkat religiositas dengan intensitas menonton tayangan kekerasan pada remaja akhir.

0 2 94