ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERCATAT DI BEI PERIODE 2006 - 2010

(1)

ANALISIS FAKTOR

FAKTOR YANG MEMENGARUHI

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG

TERCATAT DI BEI PERIODE 2006 - 2010

SKRIPSI

Oleh

Yolanda Ayu Ferda Putri 08610279

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ANALISIS FAKTOR

FAKTOR YANG MEMENGARUHI

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG

TERCATAT DI BEI PERIODE 2006 - 2010

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis

Oleh

Yolanda Ayu Ferda Putri 08610279

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Yolanda Ayu Ferda Putri NIM : 08610279

Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan ini menyatakan dengan sebenar – benarnya bahwa : 1. Tugas akhir dengan judul

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERCATAT DI BEI PERIODE 2006 – 2010 Adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi. 2. Apabila ternyata di dalam tugas ini dapat dibuktikan terdapat unsur – unsur

plagiasi saya bersedia tugas akhir ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh dibatalkan.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan hak bebas royalty non eklusif.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 28 Juli 2012 Yang Menyatakan


(8)

(9)

(10)

(11)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘allaikum. Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan ridhonya lah, sehingga skripsi dengan judul Analisis Faktor – Faktor yang Memengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Semen yang Tercatat di BEI Periode 2006 – 2010 ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna menyelesaikan studi pada program strata satu Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Muhammadiyah Malang.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. H. Nazaruddin Malik, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu peneliti dalam pemberian ijin-ijin kegiatan akademik.

2. Dra. Aniek Rumijati, M.M., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu peneliti dalam kegiatan akademik.

3. Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M. AFP, selaku dosen pembimbing I yang telah menyempatkan waktunya untuk memberikan arahan, masukan,


(12)

iv

bimbingan yang amat bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Wiyono, M.M., selaku dosen pembimbing II yang juga telah menyempatkan waktunya untuk memberikan arahan, masukan, bimbingan yang amat bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Uci Yuliati, M.M., selaku dosen wali kelas E angkatan 2008 yang telah banyak membantu peneliti dalam program kegiatan akademik.

6. Segenap Ibu dan Bapak Dosen Fakultas Ekonomi khususnya program studi Manajemen dan Staff Tata Usaha FE-UMM atas didikan dan bimbingannya selama peneliti menempuh studi.

7. Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) UMM yang telah mengijinkan untuk menyediakan data yang dibutuhkan demi kelancaran penelitian ini.

8. Bapak Ismanto dan Ibu Naning A selaku kedua orang tua tercinta. Terima kasih telah memberikan kasih sayang, nasihat, motivasi, dan doa yang selalu menyertai penulis dalam menempuh studi.

9. Teman-teman Kelas E angkatan 2008, sahabat Corat – Coret.com, teman –

teman se-part-time dengan saya, yang banyak memberikan inspirasi, dukungan moral dan spiritual. Thankssss so muchhhhh,,,,,,,,,,,,,,

10.Semua pihak yang turut memberikan kontribusi pada penulis secara langsung maupun tidak langsung baik dalam kehidupan sehari-hari, masa perkuliahan serta dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal baik bapak, ibu, dan saudara diterima Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis. Dengan segala kerendahan hati


(13)

v

penulis memohon kepada semua pihak untuk memberi kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu ‘alaikum. Wr. Wb.

Malang, 28 Juli 2012

Penulis,


(14)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………1

B. Perumusan Masalah………..6

C. Batasan Penelitian……….7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……….7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu………..9

B. Tinjauan Teori……….10

C. Kerangka Pikir Penelitian ………...21

D. Hipotesis ………22


(15)

vii BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian………23

B. Data dan Sumber Data………23

C. Teknik Pengumpulan Data……….24

D. Populasi………..24

E. Definisi Operasional Variabel………24

F. Teknik Analisis Data ………26

G. Uji Hipotesis………...28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Industri Semen………..31

B. Analisis Data………..32

C. Pembahasan Analisis Data……….38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………41

B. Saran………..42

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(16)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Penjualan Semen Tahun 2006 –2010 ………...2

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif………...32

Tabel 4.3 Model Summary………..………...34

Tabel 4.4 Hasil Uji F………...……...35


(17)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ... ....21


(18)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Masing – Masing Nilai Variabel Perusahaan Semen Yang Tercatat di BEI 2006-2010

Lampiran 2 Perhitungan Growth Potential (GP) Perusahaan Semen Yang Tercatat di BEI 2006 - 2010

Lampiran 3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Perusahaan Semen Yang Tercatat di BEI 2006 - 2010 Menggunakan SPSS 17.0

Lampiran 4 Capital Directory Market Perusahaan Semen Yang Tercatat di BEI 2006 -2010

Lampiran 5 Neraca Perusahaan Semen Yang Tercatat di BEI 2006 -2010

Lampiran 6 Laporan Laba Rugi Perusahaan Semen Yang Tercatat di BEI 2006 -2010


(19)

43

Daftar Pustaka

Agus Sartono. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Cetakan Kedua.Edisi 4. BPFE. Jogjakarta.

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatn Praktik. Edisi Revisi 2010. Cetakan Keempat Belas. PT. Reneka Cipta. Jakarta.

Asnawi, C.F., dan Wijaya, C. 2005. Riset Keuangan Pengujian – Pengujian Empiris. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, Yogyakara; Penerbit BFEE UGM.

Brigham, E. F. dan Houston, J. F. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Buku 2. Erlangga.

Husnan Suad. 2003. Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. AMP YKPN. Jogjakarta.

Keown, A.J., Scott Jr., D.F., Martin, J.D., dan Petty, J.W. 2000. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. disi 1. Buku 2. Salemba Empat. Jakarta.

Handayani Dyah BS. 2010. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia Periode 2005 - 2007. Semarang.

Maria Andriyani. 2008. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Investment Opportunity Set, dan Profitability Terhadap Kebijakan Dividen Studi Empiris pada perusahaan

Automotive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006.

Semarang.

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Erlangga. Yogyakarta

Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. EKONISIA. Yogyakarta

Widayat dan Amrillah. 2002. Riset Bisnis. CV. Cahaya Press. Malang.

Zulkifli. 2008. Ratio Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar pada BEJ (2008). Medan

http://www.Bataviase.co.id/214515_files/node.css. Diunduh pada 15 Desember 2011.


(20)

44

http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_banner1.pdf. Diunduh pada 15 Desember 2011.

http://www.majalahtrust.com/ekonomi/investasi/index.php. Diunduh pada 15 Desember 2011.


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5 % tahun ini, yang awalnya hanya ditargetkan 6,4 % oleh pemerintah. Penunjang pertumbuhan ekonomi tahun ini meliputi beberapa sektor, yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Selain ditunjang dari berbagai sektor tersebut, pertumbuhan ekonomi tahun ini juga didorong oleh penguatan kinerja investasi, perdagangan internasional, konsumsi pemerintah, maupun konsumsi masyarakat. (Sumber: bps.go.id)

Pertumbuhan infrastruktur juga ikut andil dalam pertumbuhan ekonomi saat ini, sebab pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp126 triliun untuk menggenjot pembangunan proyek infrastruktur sepanjang tahun ini. Infrastruktur menjadi pusat perhatian karena pemerintah berniat menggenjot pertumbuhan ekonomi 7% per tahunnya. Diharapkan tahun berikutnya dapat meningkat 7% seperti yang diharapkan pemerintah dari tahun sekarang yang pertumbuhan ekonominya mencapai 6,5 %.

Real estate juga semakin meningkat tahun 2011 ini, hal itu dapat

dilihat dari meningkatnya pertumbuhan real estate sebesar 15% dibandingkan pada tahun 2010 lalu. Tingginya pertumbuhan bisnis membuat industri properti mampu menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia


(22)

2

hingga 9%. Bisa dikatakan peran dan kontribusi sektor perumahan di Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi cukup tinggi.

Di tengah fenomena pertumbuhan ekonomi yang terus bergerak naik, disertai dukungan pemerintah terhadap perbaikan iklim investasi dan pembangunan infrastruktur, nampaknya kinerja industri semen nasional pun akan semakin cemerlang, sehingga membawa dampak positif bagi industri semen, sebab ditengah pemulihan ekonomi, sejumlah proyek properti dan infrastruktur kembali berjalan.

Dampak dari pertumbuhan ekonomi tahun ini membuat perusahaan semen semakin bagus prospeknya, hal ini didukung pada tahun ini semakin maraknya pembagunan real estate serta pembangunan infrastruktur yang juga semakin meningkat, sehingga semen adalah barang yang paling dicari untuk merealisasikan semua proyek – proyek real estate dan pembangunan infrastruktur.

Tabel 1.1

Penjualan Semen Tahun 2006 - 2010

Tahun Penjualan Semen

2006 32 Juta ton

2007 34,2 Juta ton

2008 38,1 Juta ton

2009 38,4 Juta ton

2010 40,7 Juta ton

Sumber : Wikipedia

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa konsumsi semen dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal itu dikarenakan pertumbuhan real estate dan infrastruktur yang semakin meningkat pertumbuhannya, sehingga pada


(23)

3

akhirnya dapat meningkatkan juga pertumbuhan perusahaan semen di Indonesia.

Di Indonesia, pangsa pasar penjualan semen terbesar dikuasai oleh Semen Gresik Group (SGG) yakni sekitar 45%. Sementara produsen lain yaitu Indocement memiliki pangsa pasar penjualan sekitar 30% dan Holcim Indonesia sekitar 15%. Sisanya produsen semen lainnya yang menguasai sekitar 10% pangsa pasar secara total. (Sumber : Bataviase.co.id )

Jika diamati perkembangan angka penjualan semen per triwulan tahun 2011, sangatlah terlihat bahwa permintaan semen di dalam negeri sangat tinggi karena rata-rata pada setiap triwulan mencapai angka diatas 10 juta ton atau bahkan mendekati angka 12 juta ton. Angka tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya berada pada kisaran angka 8-9 juta ton setiap triwulannya. Apabila kondisi seperti ini berlangsung terus hingga akhir tahun 2011, maka bisa diperkirakan bahwa hingga akhir tahun ini penjualan semen akan mencapai angka pertumbuhan diatas 12% atau dengan volume yang hampir mendekati 45 juta ton.

Semakin meningkatnya penjualan dari tahun ke tahun, menyebabkan para produsen semen tetap akan mengembangkan sebagian investasinya dengan mendirikan pabrik-pabrik baru, salah satunya adalah PT Semen Gresik Tbk yang akan membangun dua pabrik baru dengan kapasitas 4,5 juta ton. Pabrik dengan kapasitas 3 juta ton diharapkan beroperasi tahun 2011 dan yang 1,5 juta ton lainnya tahun 2013. Sumatra, Sulawesi, dan Jawa merupakan tiga lokasi yang dipilih SMGR untuk membangun pabrik barunya itu.


(24)

4

Berbeda dengan PT Indocement Tbk, dibandingkan Semen Gresik, tingkat utilisasi pabrik Indocement jauh lebih rendah. Tahun ini produksinya diperkirakan hanya 83% dari kapasitas yang tersedia (17 juta ton). Itu sebabnya, di tengah geliat permintaan pasar saat ini, peluang bagi perseroan untuk menjual produknya lebih besar amat terbuka. Sementara penjualannya ditaksir bakal mencapai Rp 7,1 triliun. Diproyeksikan, net margin Indocement akan tumbuh 12,4% ketimbang tahun lalu sebesar Rp 562,8 miliar.

PT. Holcim Indonesia Tbk, volume penjualan domestik yang meningkat sebesar 4,6% hingga mencapai 6,24 juta ton dari 5,96 juta ton pada 2010. PT Holcim Indonesia Tbk juga akan meningkatkan kapasitasnya dari 8,3 juta ton per tahun menjadi 10 juta ton per tahun. Kapasitas ini terpenuhi setelah pembangunan pabrik yang akan mulai beroperasi pada 2013.

Peningkatan kinerja industri semen di Indonesia, selain dari permintaan konsumen akan semen, salah satunya juga di pengaruhi oleh para investor yang menanam sahamnya di perusahaan semen tersebut. Adanya partisipasi akan investor ini, dapat membantu perusahaan semen untuk memperbaiki kinerja keuangannya.

Di tengah koreksi yang terjadi pada sejumlah saham, masih ada saham-saham yang berpotensi memberikan return besar. Salah satu yang patut mendapat perhatian ekstra adalah saham semen. Sejumlah analis menilai, prospek saham ini cukup baik. Secara fundamental kondisi masing-masing emiten diyakini bakal kian meningkat.


(25)

5

Dilihat dari segi keuangan, tujuan para investor yang menanam dananya ke dalam suatu perusahaan adalah untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi berupa dividen. Investor yang memilih dividen sebagai return, cenderung menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena akan mengurangi ketidakpastian investor yang telah menanamkan dananya pada perusahaan.

Pembagian dividen juga untuk menunjukkan likuiditas perusahaan untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan riil, serta sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham. Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing – masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Manajer keuangan di tuntut untuk bisa menentukan kebijakan dividen yang optimal agar dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Beberapa perusahaan memang beranggapan bahwa perusahaannya seharusnya membagi deviden sebesar-besarnya. Akan tetapi ada juga yang beranggapan untuk membagikan dividen sekecil-kecilnya, atau sebaiknya tidak membagi dividen. Atau bisa juga perusahaan membagikan dividen sebesar-besarnya maupun sekecil-kecilnya yang akibatnya bagi kemakmuran pemilik saham sama saja. Keputusan dividen pada hakikatnya menentukan berapa banyak bagian keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan berapa banyak yang akan ditahan.


(26)

6

Indikator untuk melihat mengenai kebijakan dividen dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan variabel Dividen Payout Ratio (DPR) yang saling berkaitan hubungannya dengan kebijakan dividen dalam setiap perusahaan. DPR merupakan komponen dasar dari keputusan kebijakan dividen dalam suatu perusahaan, karena DPR menunjukkan jumlah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham.

Variable yang digunakan untuk melihat pengaruh kebijakan dividen dalam penelitian ini yakni Curent Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),

dan Growth Potential (GP). Dasar pertimbangan yang digunakan dalam

penetapan ketiga variabel tersebut yaitu telah dapat mewakili mengenai faktor-faktor untuk memutuskan pembagian dividen. Secara langsung variabel tersebut akan dapat mempengaruhi harapan investor terhadap dividen yang akan diterimanya.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini penulis

mengambil judul “Analisis Faktor – Faktor yang Memengaruhi Kebijakan

Dividen Pada Perusahaan Semen yang Tercatat di BEI Periode 2006 –

2010”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat di susun rumusan masalah didalam penelitan ini yakni :

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio (DPR) ? 2. Faktor apa yang dominan berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio


(27)

7

C. Batasan Penelitian

Laporan keuangan perusahaan semen yang digunakan adalah laporan yang sudah dipublikasikan dan terdaftar di BEI dari tahun 2006 – 2010. Metode yang digunakan untuk melihat pengaruh DPR terhadap variabel

Curent Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Growth Potential (GP)

adalah metode regresi linier berganda.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian :

a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan

dividen.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan terhadap kebijakan dividen.

2. Kegunaan Penelitian :

a. Bagi Perusahaan Semen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif untuk membantu dalam perencanaan yang tepat dan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan kebijakan dalam menentukan kebijakan dividen.

b. Bagi Investor dan Calon Investor

Memberikan tambahan informasi mengenai keputusan perusahaan untuk menetapkan kebijakan dividen, sehingga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam membeli saham perusahaan tersebut.


(28)

8

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain yang mempunyai pandangan yang sama untuk dikembangkan lebih lanjut.


(29)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Maria Andriyani tahun 2008 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Investment Opportunity Set, dan Profitability Terhadap Kebijakan Dividen Studi Empiris pada perusahaan Automotive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006 menyimpulkan bahwa CR dan IO menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap DPR, IOS dan ROA menunjukkan berpengaruh signifikan positif terhadap DPR, sedangkan DER menunjukkan berpengaruh signifikan negative terhadap DPR.

Penelitian yang dilakukan oleh Handayani tahun 2010 berjudul Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di BEI (2005 – 2007). Dengan menggunakan variabel curremt

ratio (CR), return on assets (ROA), dan debt to equity ratio (DER)

menyimpulkan dari hasil analisis uji F, semua variabel ROA, DER, dan CR berpengaruh signifikan secara bersama – sama terhadap variabel DPR, sedangkan hasil uji t, hanya variabel ROA dan DER yang signifikan berpengaruh kepada DPR, sedangkan variabel CR tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli tahun 2008 berjudul Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada


(30)

10

Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar pada BEJ (2008), dengan

cash position (CP), return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER),

Growth Potential dan firm size dapat disimpulkan hasil dari uji serempak

(Uji-F) yang menunjukkan bahwa semua variabel berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (dividend payout ratio). Sedangkan hasil uji t menunjukkan hanya variabel CP, DER, dan ROA saja yang signifikan, variabel GP dan

Firm Size tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.

B. Tinjauan Teori

1. Kebijakan Dividen

Dividen merupakan balas jasa pada pemegang saham. Namun demikian, pembagian dividen merupakan keputusan residual (sisa). Jika perusahaan memperoleh laba, pertimbangan penggunaan laba adalah : laba ditahan (retained earning/RE) sebagai tambahan modal, diinvestasikan lagi, serta sebagian diberikan sebagai dividen. (Asnawi & Wijaya 2005:131)

Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembayaran investasi di masa datang. (Sartono 2008:281).

Salah satu dari komponen kebijakan dividen perusahaan adalah rasio pembayaran dividen atau Dividen Payout Ratio (DPR). Rasio pembayaran dividen menunjukkan jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan perusahaan. Dengan meningkatnya kesempatam


(31)

11

investasi perusahaan, rasio pembayaran dividen harus menurun. Dengan kata lain, harus ada hubungan terbalik antara jumlah investasi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan yang melebihi biaya modal dan dividen yang diberikan kepada investor. (Keown, 2000:620)

2. Teori Kebijakan Dividen

Ada tiga teori kebijakan dividen : (Brigham & Houston 2001:66) a. Teori Ketidakrelevanan Dividen

Teori ketidakrelevenan dividen adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Pendukung utama teori ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani. Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. Dengan perkataan lai, MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi di antara dividen dan laba yang ditahan.

Dalam mengembangkan teori dividen mereka, MM membuat sejumlah asumsi, khususnya tentang ketiadaan biaya pajak dan pialang. Jelas biaya pajak dan pialang memang ada, jadi teori ketidakrelevanan dari MM mungkin tidak benar. Akan tetapi MM menyanggah (dengan benar) bahwa semua teori ekonomi didasarkan pada asumsi – asumsi yang sifatnya menyederhanakan, dan bahwa


(32)

12

keabsahan suatu teori harus dinilai berdasarkan pengujian empiris, tidak berdasarkan realisme dari asumsi – asumsi tersebut.

b. Teori Bird In The Hand

Myron Gordon dan John Lintner berpendapat bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan dengan atas ekuitas (ks) akan turun

apabila rasio pembagian dividen dinaikkan karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gains) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan dengan seandainya mereka menerima deviden. Gordon dan Lintner berkata bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal.

MM tidak setuju. Mereka berpendapat ks tidak tergantung pada

kebijakan dividen, yang menyiratkan bahwa investor tidak peduli antara dividen dengan keuntungan modal. Mereka menanamkan pendapat Gordon – Lintner sebagai kekeliruan bird-in-the-hand karena menurut pandangan MM, kebanyakan investor merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividennya.


(33)

13

c. Teori Preferensi Pajak

Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi : (1) investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham dan menerima sebagian besar dividen yang dibayarkan) mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi. (2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan smapai saham terjual. Karena adanya efek nilai waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini. (3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang-ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal.

Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagaian besar laba perusahaan. Jika demikian, para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah daripada untuk perusahaan yang pembagian dividennya tinggi.


(34)

14

3. Aspek Kebijakan Dividen

Beberapa aspek kebijakan dividen adalah sebagai berikut : (Sudana, 2011:171)

a. Stabilitas Dividen

Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke waktu kemungkinan dinilai lebih baik daripada perusahaan yang membayar dividen secara berfluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang membayar dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik.

Pada perusahaan yang menerapkan kebijakan dividen tidak stabil, besar kecilnya dividen akan berfluktuasi sejalan dengan fluktuasi Earning Per Share (EPS). Penerapan kebijakan dividen stabil dilakukan melalui penetapan dividen absolut yang tetap, meskipun besarnya EPS berfluktuasi dari waktu ke waktu, besarnya dividen tidak berubah.

Perubahan besarnya dividen baru dilakukan jika terjadi kenaikan atau penurunan Earning Per Share (EPS) yang cukup berarti dan diperkirakan akan berlangsung lama. Dengan demikian penerapak kebijakan dividen yang stabil akan mengakibatkan dividend payout

ratio yang berfluktuasi.

b. Target Payout Ratio

Sejumlah perusahaan mengikuti kebijakan target dividend


(35)

15

jumlah dividen yang dibayarkan berfluktuasi atau dividennya tidak stabil. Perusahaan hanya akan meningkatkan dividend payout ratio, jika pendapatan perusahaan meningkat dan perusahaan merasa mampu mempertahankan kenaikan pendapatan tersebut dalam jangka panjang.

c. Dividen Reguler dan Dividen Ekstra

Salah satu cara perusahaan meningkatkan dividen kas adalah dengan memberikan dividen ekstra di samping dividen regular. Hal ini biasanya dilakukan jika pendapatan perusahaan meningkat cukup besar, tetapi sifatnya sementara. Apabila tidak terjadi peningkatan perusahaan, dividen yang dibagikan hanya dividen regular.

4. Prosedur Pembayaran Dividen

Prosedur pembayaran dividen yang sebenarnya adalah sebagai berikut : (Brigham & Houston, 2001:66)

a. Tanggal pengumuman. Dimana pada tanggal pengumuman

(declaration date) adalah tanggal pada saat direksi perusahaan

mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian dividen.

b. Tanggal pencatatan pemegang saham. Jika perusahaan mencatat

sebagai pemilik pada tanggal ini, pemegang saham tersebut berhak menerima dividen.

c. Tanggal ex-dividen. Tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, biasanya jangka waktunya adalah empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan saham.


(36)

16

d. Tanggal pembayaran. Tanggal pada saat perusahaan benar-benar

mengirimkan cek dividen.

5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain : (Sutrisno , 2001:304)

a. Posisi solvabilitas perusahaan. Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki posisi struktur modalnya.

b. Posisi likuiditas perusahaan. Cash dividend merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini aakan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang kondisi likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend

payot rationya kecil, sebab sebagian besar laba digunakna untuk

menambah likuiditas. Namun perusahaan yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen lebih besar.

c. Kebutuhan untuk melunasi hutang. Salah satu sumber dana perusahaan

adalah dari kreditor berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang ini harus segera dibayar pada saat jatuh tempo, dan untuk membayar hutang – hutang tersebut harus dissediakan dana.


(37)

17

Semakin bnayak hutang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan.

d. Rencana perluasan. Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar juga kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bida diperoleh dari

internal resources berupa memperbesar laba yang ditahan. Dengan

demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin kecil dividend payout ratio nya.

e. Kesempatan investasi. Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan invesatasi. Namun bila kesempatan investasi kurang baik, maka dananya lebih banyak akan digunakan untuk membayar dividen.

f. Stabilitas pendapatan. Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil.


(38)

18

Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu meneyediakan kas yang banyak untuk berjaga – jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga – jaga.

g. Pengawasan terhadap perusahaan. Kadang – kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Apabila perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Jika dibelanjai dari hutang risikonya cukup besar. Oleh karena itu perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada ditangannya.

Faktor – faktor lain yang perlu di pertimbangkan dalam pengambilan kebijakan dividen adalah : (Sudana, 2011 : 170)

a. Dana yang dibutuhkan perusahaan. Apabila di masa yang akan dating

perusahaan berencana melakukan investasi yang membutuhkan dana yang besar, maka perusahaan dapat memperolehnya melalui penyisihan laba ditahan. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, semakin besar pula bagian laba yang ditahan di perusahaan atau semakin kecil dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham.

b. Likuiditas. Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai atau dividen saham. Perusahaan hanya mampu membayar dividen tunai jika tingkat likuiditas yang dimiliki perusahaan mencukupi. Semakin tinggi


(39)

19

tingkat likuiditas perusahaan, semakin besar dividen tunai yang mampu dibayar perusahaan kepada pemegang saham, dan sebaliknya.

c. Kemampuan perusahaan untuk meminjam. Salah satu sumber dana

perusahaan adalah berasal dari pinjaman. Perusahaan dimungkinkan untuk membayar dividen yang besar, karena perusahaan masih memiliki perluang atau kemampuan untuk memperoleh dana dari pinjaman guna memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan. Dengan demikian , semakin besar kemampuan perusahaan untuk meminjam semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham.

d. Nilai informasi dividen. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa harga pasar saham perusahaan meningkat ketika perusahaan mengumumkan dividen, dan harga pasar saham perusahaan turun ketika perusahaan mengumumkan penurunan dividen. Salah satu alasan dari reaksi pasar terhadap informasi pengumuman dividen tersebut adalah karena pemegang saham lebih menyukai pendapatan sekarang, sehingga dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Selain itu, dividen yang meningkat dianggap memberikan sinyal bahwa kondisi keuangan perusahaan baik, dan sebaliknya dividen turun memberikan sinyal kondisi keuangan perusahaan yang memburuk.

e. Pengendalian perusahaan. Jika perusahaan membayar dividen yang besar, kemungkinan perusahaan memeroleh dana dengan menjual


(40)

20

saham baru untuk membiayai peluang investasi yang dinilai menguntungkan. Dalam kondisi demikian kendali pemegang saham lama atas perusahaan kemungkinan akan berkurang, jika pemegang saham lama tidak berjanji untuk membeli tambahan saham baru yang diterbitkan perusahaan. Pemegang saham mungkin lebih suka membayar dividen yang rendah dan membiayai kebutuhan dana untuk investasi dengan laba ditahan, sehingga tidak menurunkan kendali pemegang saham atas perusahaan.

f. Pembatasan yang diatur dalam perjanjian pinjaman dengan pihak kreditor. Ketika perusahaan memperoleh pinjaman dari pihak kreditor, perjanjian pinjaman tersebut sering disertai dengan persyaratan – persyaratan tertentu. Salah satu bentuk persyratan di antaranya adalah pembatasan pembayaran dividen yang tidak boleh melampaui jumlah tertentu yang disepakati. Tujuannya adalah melindungi kepentingan pihak kreditor, yaitu kelancaran pelunasan pokok pinjaman dan bunganya.

g. Inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin turun daya beli mata uang. Hal ini berarti perusahaan harus mampu menyediakan dana yang lebih besar untuk membiayai operasi maupun investasi perusahaan pada masa yang akan datang. Apabila peluang untuk mendapatkan dana yang berasal dari luar perusahaan terbatas, salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut adalah melalui sumber dana


(41)

21

internal, yaitu laba ditahan. Dengan demikian, jika inflasi meningkat, dividen yang dibayarkan akan berkurang, dan sebaliknya.

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Dengan menggunakan beberapa variabel yang telah dikemukakan di atas, dan menganalisis variabel tersebut dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda, maka akan diketahui faktor yang berpengaruh dan dominan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

D. Hipotesis

Dari rumusan masalah dan dari hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukakan diatas, maka diperoleh sebuah hipotesis :

Perusahaan Semen di BEI

(Semen Gresik, Holcim Indonesia, Indocement Tunggal Prakarsa)

Laporan Keuangan (L/R, Neraca)

Menganalisis Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap DPR Curent Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Growth Potential dengan menggunakan Metode Analisis Regresi

Berganda


(42)

22

1. Diduga faktor-faktor yang mempengaruhi DPR adalah Curent Ratio (CR),

Debt to Equity Ratio (DER), dan Growth Potential (GP).

2. Diduga faktor yang paling dominan mempengaruhi kebijakan dividen berdasarkan penelitian terdahulu adalah Debt to Equity Ratio (DER).


(1)

Semakin bnayak hutang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan.

d. Rencana perluasan. Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar juga kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bida diperoleh dari

internal resources berupa memperbesar laba yang ditahan. Dengan demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin kecil dividend payout ratio nya.

e. Kesempatan investasi. Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan invesatasi. Namun bila kesempatan investasi kurang baik, maka dananya lebih banyak akan digunakan untuk membayar dividen.

f. Stabilitas pendapatan. Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil.


(2)

Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu meneyediakan kas yang banyak untuk berjaga – jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga – jaga.

g. Pengawasan terhadap perusahaan. Kadang – kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Apabila perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Jika dibelanjai dari hutang risikonya cukup besar. Oleh karena itu perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada ditangannya.

Faktor – faktor lain yang perlu di pertimbangkan dalam pengambilan kebijakan dividen adalah : (Sudana, 2011 : 170)

a. Dana yang dibutuhkan perusahaan. Apabila di masa yang akan dating perusahaan berencana melakukan investasi yang membutuhkan dana yang besar, maka perusahaan dapat memperolehnya melalui penyisihan laba ditahan. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, semakin besar pula bagian laba yang ditahan di perusahaan atau semakin kecil dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham.

b. Likuiditas. Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk dividen tunai atau dividen saham. Perusahaan hanya mampu membayar dividen tunai jika tingkat likuiditas yang dimiliki perusahaan mencukupi. Semakin tinggi


(3)

tingkat likuiditas perusahaan, semakin besar dividen tunai yang mampu dibayar perusahaan kepada pemegang saham, dan sebaliknya. c. Kemampuan perusahaan untuk meminjam. Salah satu sumber dana

perusahaan adalah berasal dari pinjaman. Perusahaan dimungkinkan untuk membayar dividen yang besar, karena perusahaan masih memiliki perluang atau kemampuan untuk memperoleh dana dari pinjaman guna memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan. Dengan demikian , semakin besar kemampuan perusahaan untuk meminjam semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham.

d. Nilai informasi dividen. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa harga pasar saham perusahaan meningkat ketika perusahaan mengumumkan dividen, dan harga pasar saham perusahaan turun ketika perusahaan mengumumkan penurunan dividen. Salah satu alasan dari reaksi pasar terhadap informasi pengumuman dividen tersebut adalah karena pemegang saham lebih menyukai pendapatan sekarang, sehingga dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Selain itu, dividen yang meningkat dianggap memberikan sinyal bahwa kondisi keuangan perusahaan baik, dan sebaliknya dividen turun memberikan sinyal kondisi keuangan perusahaan yang memburuk.

e. Pengendalian perusahaan. Jika perusahaan membayar dividen yang besar, kemungkinan perusahaan memeroleh dana dengan menjual


(4)

saham baru untuk membiayai peluang investasi yang dinilai menguntungkan. Dalam kondisi demikian kendali pemegang saham lama atas perusahaan kemungkinan akan berkurang, jika pemegang saham lama tidak berjanji untuk membeli tambahan saham baru yang diterbitkan perusahaan. Pemegang saham mungkin lebih suka membayar dividen yang rendah dan membiayai kebutuhan dana untuk investasi dengan laba ditahan, sehingga tidak menurunkan kendali pemegang saham atas perusahaan.

f. Pembatasan yang diatur dalam perjanjian pinjaman dengan pihak kreditor. Ketika perusahaan memperoleh pinjaman dari pihak kreditor, perjanjian pinjaman tersebut sering disertai dengan persyaratan – persyaratan tertentu. Salah satu bentuk persyratan di antaranya adalah pembatasan pembayaran dividen yang tidak boleh melampaui jumlah tertentu yang disepakati. Tujuannya adalah melindungi kepentingan pihak kreditor, yaitu kelancaran pelunasan pokok pinjaman dan bunganya.

g. Inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin turun daya beli mata uang. Hal ini berarti perusahaan harus mampu menyediakan dana yang lebih besar untuk membiayai operasi maupun investasi perusahaan pada masa yang akan datang. Apabila peluang untuk mendapatkan dana yang berasal dari luar perusahaan terbatas, salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut adalah melalui sumber dana


(5)

internal, yaitu laba ditahan. Dengan demikian, jika inflasi meningkat, dividen yang dibayarkan akan berkurang, dan sebaliknya.

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Dengan menggunakan beberapa variabel yang telah dikemukakan di atas, dan menganalisis variabel tersebut dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda, maka akan diketahui faktor yang berpengaruh dan dominan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

D. Hipotesis

Dari rumusan masalah dan dari hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukakan diatas, maka diperoleh sebuah hipotesis :

Perusahaan Semen di BEI

(Semen Gresik, Holcim Indonesia, Indocement Tunggal Prakarsa)

Laporan Keuangan (L/R, Neraca)

Menganalisis Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap DPR Curent Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Growth Potential dengan menggunakan Metode Analisis Regresi

Berganda


(6)

1. Diduga faktor-faktor yang mempengaruhi DPR adalah Curent Ratio (CR),

Debt to Equity Ratio (DER), dan Growth Potential (GP).

2. Diduga faktor yang paling dominan mempengaruhi kebijakan dividen berdasarkan penelitian terdahulu adalah Debt to Equity Ratio (DER).