7. Pencegahan infeksi dan kecelakaan Marmi, 2012
2.3 Konsep Dasar Nifas meliputi Neonatus dan KB
2.3.1 Konsep dasar Nifas 2.3.1.1 Pengertian nifas
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan.
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6-12 minggu Marmi, 2012. 2.3.1.2 Proses masa nifas
1. Pengecilan rahim atau involusi Rahim adalah organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat
mengecil serta membesar dengan menanambah atau mengurangi jumlah selnya. Setelah plasenta lepas, otot rahim akan berkonstraksi atau
mengerut, sehingga pembuluh darah terjepit dan perdarahan berhenti. Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhannya di sebut involusi.
Setelah bayi di lahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontrakasi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup
pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Pada involusi uterus, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses
44
proteolitik semakin mengecil sehingga pada ahir masa nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gr.
2. Kekentalan darah hemokonsentrasi kembali normal Pada pemeriksaan kadar Hemoglobinnya Hb akan tampak sedikit
menurun dari angka normalnya sebesar 11-12 gr. Jika hemoglobinnya terlalu rendah, maka bisa terjadi anemia atau kekurangan darah
3. Proses laktasi Setelah plasenta lepas, hormon plasenta itu tidak dihasilkan lagi,
sehingga terjadi produksi ASI. ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan Saleha, 2009.
2.3.1.2 Perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas perubahan fisiologis
1. Perubahan Sistem Reproduksi 1 Uterus
Tabel 2.5 Perubahan normal pada uterus selama postpartum
Waktu Involusi TFU
Berat Uterus
Diameter Uterus
Plasenta lahir Setinggi Pusat
10000 gram 12,5 cm
1 minggu Pertengahan pusat
dan simfisis 500 gram
7,5 cm
2 minggu Tidak teraba
350 gram 5 cm
6 minggu Normal
60 gram 2,5 cm
45
Sumber : Marmi,2012
2 Lochea Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.
Berikut ini adalah beberapa jenis lokhea yang terdapat pada wanita pada masa nifas.
Lochia dapat d ibedakan menjadi 6 jenis, diantaranya : Tabel 2.6 Macam-macam lochea
Lokhea Waktu
Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari
Merah kehitaman
Terdiri dari sel desidua,verniks caseosa,
rambut lanugo, sisa mekonium dan darah
Sanguilent a
3-7 hari Putih
bercampur merah
Sisa darah bercampur lender
Serosa 7-14 hari
Kekuningan atau
kecoklatan Lebih sedikit darah dan lebih
banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan
laserasi plsenta
Alba
14 hari
Putih Mengandung leokosit, selaput
lendir servik dan serabut jaringan yang mati.
Sumber : Marmi, 2012
3 Serviks Perubahan yang terjadi pada serviks adalah bentuk serviks agak
menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir. Setelah 2 jam,
46
hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke-6 post partum, serviks sudah menutup kembali.
4 Vulva dan vagina Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol. Pada
masa nifas, biasanya terdapat luka-luka jalan lahir. 5 Perineum
Setelah persalinan, perineum menjadi kendur karena teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.
Pulihnya tonus otot perineum terjadi sekitar 5-6 minggu postpartum. Bila ada luka episiotomy akan sembuh dalam 7 hari
postpartum. Bila terjadi infeksi, luka episiotomy akan tersa nyeri, panas merah dan bengkak.
2. Sistem pencernaan Pada sistem pencernaan ini biasanya ibu akan mengalami
konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan
kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makan, serta kurangnya
aktivitas tubuh. Disamping itu juga rasa takut dari ibu untuk buang air besar, sehubungan dengan jahitan pada perineum, jangan sampai lepas
dan juga takut akan rasa nyeri. 3. Sistem perkemihan
47
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Urine dalam jumlah besar
akan dihasilkan dalam 12-36 jam postpartum. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6 minggu.
4. Sistem moskuloskeletal Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6 sampai minggu ke-8
setelah wanita melahirkan. Namun demikian, pada saat postpartum sistem muskuloskeletal akan semakin pulih kembali.
5. Sistem indokrin Selama persalinan terdapat perubahan pada system endoktrin. Hormon
yang berperan pada proses tersebut, antara lain : 1 Hormon plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat
pasca persalinan. Penurunan hormone plasenta human placental lactogen menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas.
Human Chorionoc Gonadotropin HCG menurun dengan cepat dan menetap sampai 10 dalam 3 jam hingga hari ke 7 postpartum dan
sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3 postpartum. 2 Hormon pituitari
Hormon pituitary antara lain : hormone prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak
menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam membesarkan payudara untuk merangkan produksi
48
susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsetrasi folikuler pada minggu ke 3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
3 Hipotalamik Pada wanita yang menyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu
pasca melahirkan berkisar 16 dan 45 setelah 12 minggu pasca melahirkan Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan
mendapatkan menstruasi berkisar 40 setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90 setelah 24 minggu.
4 Hormon oksitosin Hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga
dapat membantu involusi uteri. 5 Hormon estrogen dan progesteron
Volume darah selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormone anti diuretic yang dapat
meningkatkan volume darah. Sedangkan hormion progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan
peningkatan pembuluh darah. 6. Perubahan tanda vital
1 Suhu badan Dalam 1 hari 24 post partum, suhu badan akan naik sedikit 37,5-
38 sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Biasanya, pada hari ke-3 suhu badan naik lagi karena
49
adanya pembentukan ASI. Payudara menjadi bengkak dan berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun, kemungkinan
adanya infeksi pada endometrium. 2 Nadi
Denyut nadi normal pada ornag dewasa adalah 60-80 kali per menit. Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Setiap
denyut nadi yang melebihi 100x menit adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi.
3 Tekanan darah Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah
akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena adanya perdarahan. Tekanan darah tinggi pada post partum dapat menandakan pre
eklampsia post partum. 4 Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan akan
mengikutinya, kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernapasan.
7. Sistem kardiovaskuler Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi.
Pada persalinan vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml. 8. Sistem hematologi
Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun, tetapi darah akan mengental sehingga meningkatkan
50
faktor pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat dengan jumlah sel darah putih dapat mecapai 15.000 selama proses persalinan akan
tetap tinggi dalam beberapa hari post partum Sulistyawati , 2009. perubahan psikolgis
Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Ibu
mengalami stimulasi kegembiraan yang luar biasa, menjalani proses eksplorasi dan asimilasi terhadap bayinya. Penyebab perubahan psikologis
pada masa nifas : 1. Pengalaman selama persalinan
2. Tanggung jawab peran sebagai ibu 3. Adanya anggota keluarga baru
4. Peran baru sebagai ibu bagi bayi. Teori Revarubin membagi periode ini menjadi 3 bagian, antara lain :
1. Periode “Taking In” Perilaku Dependen 2. Fase Taking Hold Perilaku Dependen-Independen
3. Fase Letting Go Perilaku Interdependen 4. Depresi Postpartum Rukiyah, 2010.
2.3.2.2 Kebutuhan kesehatan pada masa nifas 1. nutrisi dan cairan
Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan.
Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut :
51
1 Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari. 2 Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
dan vitamin yang cukup. 3 Minum sedikitnya tiga liter air setiap harinya.
4 Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.
5 Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI dapat berfungsi untuk meningkatkan
daya tahan tubuh 2. Ambulasi
Ambulasi dini early ambulation ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat
tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Keuntungan early ambulation adalah sebagai berikut :
1 Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. 2 Faal usus dan kandung kemih lebih baik.
3 Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih di rumah sakit. Misalnya
memandikan 4 ganti pakaian, dan memberi makan Saleha, 2009.
3. Eliminasi 1 Buang Air Kecil BAK
52
Ibu diminta untuk buang air kecil enam jam postpartum. Jika dalam delapan jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih
belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. 2 Buang Air Besar BAB
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar defekasi setelah hari kedua postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu
diberi obat pencahar per oral atau per rectal. 4. Kebersihan diri
Ibu nifas dianjurkan untuk : 1 Menjaga kebersihan seluruh tubuh.
2 Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. 3 Mengganti pembalut setiap kali mandi, BABBAK
4 Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh daerah kelamin.
5 Tidak sering menyentuh luka episiotomi dan laserasi. 6 Pada ibu post sectio caesaria SC, luka tetap dijaga agar tetap bersih
dan kering, tiap hari diganti balutan. 5. Istirahat dan tidur
Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut.
1 Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
53
2 Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi
tidur Saleha, 2009. 6. Aktivitas seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat berikut ini.
1 Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu per satu dua jarinya
ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. 2 Setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan ini
bergantung pada pasangan yang bersangkutan Saleha, 2009. 2.2.3 Konsep Dasar Neonatus
2.2.3.1 Pengertian Neonatus Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Neonatus normal
adalah bayi yang dilahirkan dari kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan 2500 gr – 4000 gr Kusmiyati, 2009 .
2.2.3.2 Kebutuhan neonatus 1. Pencegahan infeksi tali pusat
Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing,
kotoran bayi atau tanah. Pemakaian popok bayi diletakkan di sebelah bawah tali pusat. Apabila talipusat kotor cuci luka tali pusat dengan air
bersih dan yang mengalir dengan sabun, segera dikeringkan dengan kain kasa kering dan dibungkus dengan kasa tipis yang steril dan
54
kering. Dilarang membumbuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya pada luka talipusat, sebab akan menyebabkan infeksi
dan tetanus yang mengakibatkan kematian neonatal. Tanda infeksi talipusat yang harus di waspadai adalah kulit sekitar talipusat berwarna
kemerahan ada pus atau nanah dan berbau busuk. Mengawasi dan segera melaporkan jika padatali pusat ditemukan perdarahan ,
pembengkakan , keluar cairan tampak merah dan berbau busuk. Cara yang paling efektif untuk merawat tali pusat adalah
membiarkan tali pusat tetap terbuka, mengering dan hanya dibersihkan setiap hari dengan air bersih. Bidan perlu memberikan informasi ini
pada setiap ibu agar tidak terjadinya infeksi.Karena terjadinya peningkatan pada kulit bayi Dewi, 2010
2. Pencegahan infeksi pada kulit Beberapa cara yang diketahui yang dapat mencegah terjadinya
infeksipada kulit bayi baru lahir, atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi pada dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu.
Sehingga menyebabkan terjadi kolonisasi mikroorganisme yang ada dikulit dan salurang pencernaan bayi dengan mikroorganisme ibu yang
cenderung bersifat non patogen serta adanya zat antibodi bagi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam air susu ibu Dewi, 2010.
3. Imunisasi Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan
tubuh kebal terhadap invasi mikroorganisme bakteri dan virus yang
55
dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang tubuh kita Marmi, 2012 .
Tabel 2.7 Jadwal Imunisasi berdasarkan usia pemberian,sesuai IDAI, periode 2012
Umur Vaksin
Keterangan
Saat lahir Hepatitis B-1
HB-1 harus diberikan 12 jam setelah lahir
Polio- 0 Diberikan saat kunjungan pertama
1 bulan Hepatitis B-2
0 – 2 bulan
BCG Diberikan sejak lahir.apabila diberikan 3
bulan sebaiknya uji tuberkulin terlebih dahulu dengan hasil negatif
2 bulan DPT – 1
Hib-1 Polio-1
4 bulan DPT-2
Hib-2 Polio-2
6 bulan DPT-3
Hib-3 Polio-3
9 bulan Campak-1
Apabila telah mendapat MMR pada usia 15
56
bulan,campak 2 tidak perlu diberikan
15-18 bulan
MMR Hib-4
Apabila sampai usia 12 bulan beluum mendapat imunisasi cacar
18 bulan DPT-4
Polio-4 Diberikan 1 tahun setelah DPT-3
Diberikan bersama DPT-4
2 tahun Hepatitis A
Direkomendasikan pada umur 2 tahun,diberikan 2x dengan interval 6-12 bulan
2-3 tahun Tifoid
Vaksin tifoid polikasarida injeksi
direkomendasikan untuk 2 tahun,perlu diulang tiap 3 tahun
5 tahun DPT-5
Polio -5 Diberikan pada umur 5 tahun
Diberikan bersama DPT-5
6 tahun MMR
Diberikan untuk catch up immunization pada anak yang belum mendapat MMR-1
10 tahun dTTT
varisela Menjelang pubertas vaksin tetanus ke-5
diberikan untuk imunitas selama 25 tahun Diberikan pada umur 10 tahun
Sumber : Marmi dan Kukuh Rahardjo, 2012
4. Rawat gabung Adalah suatu sistem perawatan ibu dan anak bersama atau pada
tempat yang berdekatan, sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat, ibu tersebut dapat menyusui anaknya. Rawat gabung adalah
57
suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang dilahirkan tidak dipisahkan,melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau
tempat bersama-sama selama 24 jam penuh sehariannya. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu dekat ibunya semenjak dilahirkan
sampai saatnya pulang. 5. Penggunaan ASI
Dari segala sudut pertimbangan maka ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Dan produksi ASI makin cepat dan makin banyak bila
menyusui dilakukan sesegera dan sesering mungkin pada hari-hari pertama yang keluar adalah kolestrum yang keluarnya sedikit. Tetapi
hal itu tidak perlu di khawatirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit Dewi, 2010.
6. Kunjungan Bayi Baru Lahir 1 Kunjungan neonatal I KN1 pada 6 jam sampai dengan 48 jam
setelah lahir. Asuhan : a. Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan berat
badan lahir b. Jaga selalu kehangatan bayi
c. Perhatikan intake dan output bayi d. Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak
e. Komunikasikan kepada orang tua bayi bagaimana caranya merawat tali pusat
f. Dokumentasikan 2 Kunjungan neonatal II KN2 pada hari ke 3 - 7 hari. Asuhan :
58
a. Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan saat ini dengan berat badan saat bayi lahir
b. Jaga selalu kehangatan bayi c. Perhatikan intake dan output bayi
d. Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak e. Dokumentasikan
3 Kunjungan neonatal III KN3 pada hari ke 8 – 28 hari. Asuhan: a. Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan saat
ini dengan berat badan saat bayi lahir b. Jaga selalu kehangatan bayi
c. Perhatikan intake dan output bayi d. Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak
e. Dokumentasikan 2.3.3 Konsep Dasar KB pasca salin
2.3.3.1 Pengertian KB pasca salin Kontrasepsi pasca persalinan merupakan inisiasi pemakaian metode
kontrasepsi dalam waktu 6 minggu pertama pasca persalinan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan khususnya pada 1-2
tahun pertama pasca persalinan Saifudin, 2010. KB Pasca persalinan yaitu pemanfaatan penggunaan metode
kontrasepsi sesudah bersalin. Ada dua jenis pelayanan KB pasca salin: 1. Immediate postpartum : sesudah melahirkan sampai 48 jam.
2. Early Postpartum : sesudah 48 jam sampal minggu ke 6 sesudah melahirkan sulistyawati, 2013.
59
2.3.3.2 Macam-macam KB pasca salin Secara umum KB pasca salin menurut Saifuddin, 2009 sebagai berikut :
1. MAL Metode Amenorea Laktasi
Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tambahan makan atau minuman
apapun lainnya. Syarat pemakaian KB MAL :
Menyusui secara penuh full breast feeding, lebih efektif bila diberikan minimal 8 kali sehari, belum mendapat haid, umur bayi kurang dari 6
bulan. Cara kerja KB MAL :
Menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering
menyusui, kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotropin melepaskan hormon penghambat inhibitor. Hormon penghambat akan
mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi. Manfaat :
Dapat segera digunakan segera setelah melahirkan, tidak memerlukan pengawasan medis, tidak mengganggu senggama, tidak perlu biaya.
Keterbatasan : Memerlukan persiapan sejak kehamilan, hanya efektif selama 6 bulan
setelah melahirkan, tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
2. Kontrasepsi kombinasi 1 Pil Kombinasi
60
Keuntungan :
a. memiliki efektivitas yang tinggi hampir menyerupai efektivitas