Tugas Akhir Orthophoto Bab 2
BAB 2
TEORI DASAR
Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar teori yang digunakan dalam
penelitian ini, sekaligus hasil studi dari beberapa sumber referensi yang digunakan.
Beberapa hal yang dibahas antara lain mengenai metode fotogrametri rentang dekat,
orthophoto dan true orthophoto, serta aplikasinya dalam pemodelan tiga dimensi.
2.1. Pemodelan Tiga Dimensi pada CityGML
Dalam pembangunan sistem informasi geografis, pemodelan virtual tiga
dimensi (3D) perkotaan semakin berkembang untuk aplikasi dalam berbagai bidang
seperti perencaan perkotaan, telekomunikasi, manajemen bencana, navigasi
kendaraan dan pejalan kaki, inventarisasi fasilitas, serta simulasi lingkungan (Gröger
et al., 2008). Karena penggunaan model kota 3D sangat beragam, penyedia data
model tersebut pun bersifat heterogen. Dibutuhkan suatu kesamaan format model
data untuk memudahkan pengguna mengaplikasikan data model kota 3D pada
bidangnya masing-masing maupun dihubungkan dengan bidang lain.
City Geographic Markup Language (CityGML) adalah standar internasional
yang dibuat oleh Open Geospatial Consortium (OGC) yang mendefinisikan
representasi dan pertukaran objek model kota 3D (Gröger & Plümer, 2012).
CityGML dapat mendefinisikan berbagai objek topografi seperti Digital Terrain
Model (DTM), bangunan, jembatan, vegetasi, fasilitas transportasi, dan lain-lain dan
terfokus pada aspek geometri tiga dimensi, topologi, semantik, maupun tampilan dari
objek yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan model kota 3D sebagai
analisis lanjutan dalam berbagai bidang. Selain itu, CityGML membedakan detilnya
objek dengan Level of Detail (LOD). Setiap objek CityGML dapat direpresentasikan
dalam lima LOD yang memiliki batas semantik untuk masing-masing tingkat LOD
(Nagel et al., 2008) seperti yang digambarkan pada Gambar 2.1.
6
Gambar 2.1 Lima Level of Detail (LOD) yang didefinisikan CityGML (Gröger et
al., 2008)
LOD paling rendah adalah LOD0, objek dengan dasar memiliki DTM dengan
dimensi 2,5. Setelah itu adalah LOD1, model blok yang terdiri dari bangunan
prismatik dengan atap datar. Sedangkan bangunan pada LOD2, struktur atap dan
tekstur model blok sudah dapat dibedakan dan objek vegetasi sudah dapat dipetakan.
LOD3 menunjukkan model arsitektural dengan struktur seperti dinding dan atap,
balkon, teluk, dan proyeksinya dengan lebih rinci. Menggunakan tekstur dengan
resolusi yang tinggi, vegetasi yang lebih detil, dan objek transportasi yang dapat
dipetakan pada tingkat ini. LOD4 yang melengkapi LOD3 dengan menambahkan
struktur interior untuk objek 3D seperti ruangan, pintu, tangga, dan furnitur pada
model arsitektur. LOD yang telah diklasifikasikan dapat digunakan untuk menilai
kualitas dari model 3D dan set data dapat dibandingkan oleh penyedia atau
pengguna. Tabel 2.1 memperlihatkan syarat keakuratan berdasarkan LOD (Gröger et
al., 2008).
7
Tabel 2.1. Syarat Akurasi LOD0-4 pada CityGML
LOD0
Regional,
lansekap
LOD1
Kota, daerah
LOD2
Distrik kota,
proyek
Kelas akurasi
Tingkat
akurasi titik
3D
(posisi/elevasi)
Generalisasi
Terendah
Lebih
rendah dari
LOD1
Rendah
5/5m
Menengah
2/2m
Maksimal
(klasifikasi
tata guna
lahan)
Instalasi
bangunan
-
Objek blok
sebagai fitur
yang
tergeneralisasi;
>6x6m/3m
-
Objek blok
sebagai fitur
yang
tergeneralisasi;
>4x4m/2m
-
Bentuk atau
struktur atap
Tidak ada
Datar
Tipe atap dan
orientasinya
Roof
overhanging
parts
Furnitur kota
-
-
Tidak ada
-
Objek-objek
penting
Prototipe
Objek vegetasi
soliter
-
Objek-objek
penting
Prototipe, lebih
tinggi dari 6m
Tutupan
vegetasi
-
>50x50m
>5x5m
Deskripsi skala
model
LOD3
Model
arsitektural
(eksterior),
landmark
Tinggi
0,5/0,5m
LOD4
Model
arsitektur
(interior)
Objek
sebagai fitur
yang
sebenarnya;
>2x2m/1m
Efek
eksterior
yang
representatif
Bentuk
objek yang
sebenarnya
Tidak ada
Elemen
konstruksi
serta bukaan
ditampilkan
Bentuk
objek yang
sebenarnya
Prototipe,
lebih tinggi
dari 2m
Bentuk objek
yang
sebenarnya
Prototipe,
bentuk objek
yang
sebenarnya
TEORI DASAR
Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar teori yang digunakan dalam
penelitian ini, sekaligus hasil studi dari beberapa sumber referensi yang digunakan.
Beberapa hal yang dibahas antara lain mengenai metode fotogrametri rentang dekat,
orthophoto dan true orthophoto, serta aplikasinya dalam pemodelan tiga dimensi.
2.1. Pemodelan Tiga Dimensi pada CityGML
Dalam pembangunan sistem informasi geografis, pemodelan virtual tiga
dimensi (3D) perkotaan semakin berkembang untuk aplikasi dalam berbagai bidang
seperti perencaan perkotaan, telekomunikasi, manajemen bencana, navigasi
kendaraan dan pejalan kaki, inventarisasi fasilitas, serta simulasi lingkungan (Gröger
et al., 2008). Karena penggunaan model kota 3D sangat beragam, penyedia data
model tersebut pun bersifat heterogen. Dibutuhkan suatu kesamaan format model
data untuk memudahkan pengguna mengaplikasikan data model kota 3D pada
bidangnya masing-masing maupun dihubungkan dengan bidang lain.
City Geographic Markup Language (CityGML) adalah standar internasional
yang dibuat oleh Open Geospatial Consortium (OGC) yang mendefinisikan
representasi dan pertukaran objek model kota 3D (Gröger & Plümer, 2012).
CityGML dapat mendefinisikan berbagai objek topografi seperti Digital Terrain
Model (DTM), bangunan, jembatan, vegetasi, fasilitas transportasi, dan lain-lain dan
terfokus pada aspek geometri tiga dimensi, topologi, semantik, maupun tampilan dari
objek yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan model kota 3D sebagai
analisis lanjutan dalam berbagai bidang. Selain itu, CityGML membedakan detilnya
objek dengan Level of Detail (LOD). Setiap objek CityGML dapat direpresentasikan
dalam lima LOD yang memiliki batas semantik untuk masing-masing tingkat LOD
(Nagel et al., 2008) seperti yang digambarkan pada Gambar 2.1.
6
Gambar 2.1 Lima Level of Detail (LOD) yang didefinisikan CityGML (Gröger et
al., 2008)
LOD paling rendah adalah LOD0, objek dengan dasar memiliki DTM dengan
dimensi 2,5. Setelah itu adalah LOD1, model blok yang terdiri dari bangunan
prismatik dengan atap datar. Sedangkan bangunan pada LOD2, struktur atap dan
tekstur model blok sudah dapat dibedakan dan objek vegetasi sudah dapat dipetakan.
LOD3 menunjukkan model arsitektural dengan struktur seperti dinding dan atap,
balkon, teluk, dan proyeksinya dengan lebih rinci. Menggunakan tekstur dengan
resolusi yang tinggi, vegetasi yang lebih detil, dan objek transportasi yang dapat
dipetakan pada tingkat ini. LOD4 yang melengkapi LOD3 dengan menambahkan
struktur interior untuk objek 3D seperti ruangan, pintu, tangga, dan furnitur pada
model arsitektur. LOD yang telah diklasifikasikan dapat digunakan untuk menilai
kualitas dari model 3D dan set data dapat dibandingkan oleh penyedia atau
pengguna. Tabel 2.1 memperlihatkan syarat keakuratan berdasarkan LOD (Gröger et
al., 2008).
7
Tabel 2.1. Syarat Akurasi LOD0-4 pada CityGML
LOD0
Regional,
lansekap
LOD1
Kota, daerah
LOD2
Distrik kota,
proyek
Kelas akurasi
Tingkat
akurasi titik
3D
(posisi/elevasi)
Generalisasi
Terendah
Lebih
rendah dari
LOD1
Rendah
5/5m
Menengah
2/2m
Maksimal
(klasifikasi
tata guna
lahan)
Instalasi
bangunan
-
Objek blok
sebagai fitur
yang
tergeneralisasi;
>6x6m/3m
-
Objek blok
sebagai fitur
yang
tergeneralisasi;
>4x4m/2m
-
Bentuk atau
struktur atap
Tidak ada
Datar
Tipe atap dan
orientasinya
Roof
overhanging
parts
Furnitur kota
-
-
Tidak ada
-
Objek-objek
penting
Prototipe
Objek vegetasi
soliter
-
Objek-objek
penting
Prototipe, lebih
tinggi dari 6m
Tutupan
vegetasi
-
>50x50m
>5x5m
Deskripsi skala
model
LOD3
Model
arsitektural
(eksterior),
landmark
Tinggi
0,5/0,5m
LOD4
Model
arsitektur
(interior)
Objek
sebagai fitur
yang
sebenarnya;
>2x2m/1m
Efek
eksterior
yang
representatif
Bentuk
objek yang
sebenarnya
Tidak ada
Elemen
konstruksi
serta bukaan
ditampilkan
Bentuk
objek yang
sebenarnya
Prototipe,
lebih tinggi
dari 2m
Bentuk objek
yang
sebenarnya
Prototipe,
bentuk objek
yang
sebenarnya