tentang siapa, berapa banyak dan kapan dilakukan, harus dputuskan terlebih dahulu. Misalnya pembangunan atau penutupan
instalasi militer, system persenjataan untuk pertahanan negara, dll. Untuk jenis kebijakan ini pengimplementasiannya dilakukan
langsung oleh Angkatan Bersenjata, bukan oleh pemerintah cq Birokrat.
2. Strategic Policy
Kebijakan dan program strategi ini untuk menegaskan sikap dan menjalankan kebijaksanaan luar negeri dan militer pada negara lain
misalnya kebijakan perdagangan luar negeri, pemberian bantuan pada negara lain yang sedang mengalami musibah, keikutsertaan
dalam pertahanan perdamaian dunia, dll.
3. Crisis Policy
Kebijakan ini dilakukan dengan sebagai respon atas masalah – masalah luar negeri yang tiba – tiba dihadapi oleh negara misalnya
ada invasi dari negara asing. Dari tipologi kebijakan yang dilakukan oleh Ripley tersebut, untuk
kondisi Indonesia pada umumnya kebijakan – kebijakan domestiklah yang memiliki relevansi dengan permasalahan implementasi dalam
konteks admnistrasi publik. Kebijakan yang menyangkut masalah Pertahanan militer umumnya diputuskan dan diimplementasikan untuk
kalangan dan lingkup yang khusus : militer dan relatif tertutup bagi administrasi publik.
39
Namun perlu juga diingat bahwa tipologi tersebut dibuat terutama berdasarkan kenyataan empirik di Amerika Serikat, yang
dalam banyak hal yang berebda kondisi bangsa Indoenesia. Tidak semua kebijakan yang dilakukan di negara kita bisa dengan tepat
dikategorikan ke dalam salah satu tipe tersebut, kendati Ripley Franklin juga mengatakan bahwa bisa jadi sebuah kebijakan
mengandung ciri lebih dari satu tipe kebijakan.
II.1.2. Tipologi Kebijakan menurut George C. Edwards III
George Edward III mengakatagorikan kebijakan secara berbeda dengan yang dilakukan oleh Ripley Franklin yang mengkaitkannya
dengan interaksi antar aktor. Edwards mengkatagorikan berdasarkan sifat atau karakteristik kebijakan. Menurutnya ada beberapa jenis
kebijakan yang pada dasarnya mudah menemui permasalahan dalam pengimplementasiannya. Kebijakan tersebut adalah kebijakan yang
bersifat:
1. New Policies
Yang dimaksud dengan kebijakan baru disini bukan sekedar kebijakan – kebijakan atau program – program yang baru disyahkan, tapi kebijakan
yang memang belum pernah dilaksanakan sebelumnya.
2. Decentralized Policies
Kebijakan ini adalah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat, namun program pengimplementasiannya di serahkan pada masing –
masing daerah. Kesulitan yang timbul dikarenakan interpretasi yang bisa jadi beragam antar daerah dan juga kesiapan daerah yang masing
40