Ikhtisar AKSES MASYARAKAT NELAYAN TERHADAP SUMBER DAYA PERIKANAN

Salah satu penyebab terjadinya perolehan hak usaha penangkapan ikan oleh pemilik modal adalah adanya syarat bahwa penawar lelang harus mempunyai uang tunai, sedangkan nelayan sebagian besar tidak mempunyai modal. Padahal, pemilik modal ini tidak pernah langsung mengadakan penangkapan ikan, melainkan hanya mencari keuntungan dengan memperdagangkan surat lelang ini kepada para nelayan penggarap. Surat lelang ini mereka jual kepada nelayan penggarap dengan harga yang relatif tinggi, kadang-kadang mencapai 50 – 100 lebih tinggi dari harga yang tercantum dalam surat lelang tersebut. Penjualan lisensi hak penangkapan ikan kepada nelayan penggarap sering disertai dengan perjanjian yang mengikat misalnya bahan makanan dan peralatan selama mengadakan penangkapan harus dibeli dari penjual surat lelang yang pembayarannya berupa hasil tangkapan.

6.4 Ikhtisar

Analisis akses adalah suatu proses untuk mengidentifikasi dan memetakan mekanisme perolehan, pemeliharaan, dan pengendalian akses. Dalam hal ini, proses analisis akses meliputi: a identifikasi dan pemetaan alur keuntungan dari kepentingan masing-masing aktor; b identifikasi mekanisme masing-masing aktor yang meliputi perolehan, pengendalian, dan pemeliharaan alur dan distribusi keuntungan; dan c analisis hubungan kekuasaan yang mendasari mekanisme akses yang melibatkan institusi-institusi dimana keuntungan diperoleh. Dengan dasar bahwa kebanyakan sumber daya hanya dapat di ekstraksi dengan menggunakan teknologi, sehingga mereka yang memiliki akses terhadap teknologi yang lebih tinggi akan memperoleh keuntungan yang lebih banyak dibandingkan terhadap yang tidak memiliki. Sementara, akses modal sering juga disebut sebagai akses terhadap kekayaan dalam bentuk keuangan dan peralatan termasuk juga teknologi yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi, produksi, konversi, mobilisasi buruh, dan proses lain yang sejalan dengan pengambilan keuntungan dari sesuatu atau orang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi penyempitan akses masyarakat nelayan terhadap sumber daya perikanan pada masa pemerintahan kabupaten jika dibandingkan dengan masa pemerintahan Marga. Hal ini berdampak terhadap perolehan keuntungan bagi masyarakat nelayan pada masa pemerintahan kabupaten menjadi semakin kecil dan sulit untuk didapatkan. Hal ini antara lain dapat diketahui dengan alasan bahwa meskipun pada prinsipnya sistem penguasaan perairan umum melalui sistem “lelang lebak lebung” dapat mengatur nelayan untuk menangkap ikan di perairan umum, tetapi akses yang didapatkan masyarakat nelayan adalah “illegal”. Nelayan hanya mendapatkan akses untuk menangkap ikan dari para pengemin pemenang lelang dengan harga yang lebih tinggi daripada harga pelelangan. “Lelang lebak lebung” sebagai kelembagaan pengelolaan sumber daya perikanan perairan umum yang ditujukan untuk umum, tidak terbatas kepada nelayan yang benar-benar memenuhi kriteria sebagai nelayan yaitu mereka yang mata pencaharian utama adalah sebagai nelayan full time fishermen, mengakibatkan nelayan mendapatkan akses yang “illegal” dengan harga yang mahal. Salah satu penyebab terjadinya perolehan hak usaha penangkapan ikan oleh pemilik modal adalah adanya syarat bahwa penawar lelang harus mempunyai uang tunai, sedangkan nelayan sebagian besar tidak mempunyai modal. Tingginya biaya penangkapan berpengaruh pada tanggung jawab nelayan dalam menjaga kelestarian sumber daya perikanan. Nelayan selalu berusaha menangkap ikan sebanyak mungkin dengan tujuan untuk mengembalikan keseluruhan biaya yang mereka keluarkan baik untuk menyewa perairan maupun untuk mengadakan peralatan penangkapan.

VII. DEGRADASI KONDISI SUMBER DAYA PERIKANAN PERAIRAN UMUM LEBAK LEBUNG DAN