Masa Pemerintahan Kabupaten EFEKTIFITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN

bersangkutan. Peraturan tata cara lelang perairan di Prop. Sumsel yang tetap memberikan kewenangan kepada pemerintahan Marga untuk melaksanakan lelang lebak lebung adalah Perda Propinsi Sumatera Selatan No. 6 Tahun 1978 tentang Perubahan Pengaturan Lelang Lebak Lebung.

5.2 Masa Pemerintahan Kabupaten

Awal perubahan sistem pemerintahan sistem Marga kepada sistem Desa adalah adanya sentralisasi sistem pemerintahan di Indonesia. Sentralisasi tersebut terjadi dengan dikumandangkannya Undang-Undang Republik Indonesia No.5 tahun 1979 yang terkait dengan Pemerintahan Desa yang mengharuskan pembentukan desa-desa di seluruh wilayah Indonesia, maka di Kabupaten Ogan Komering Ilir - Sumatera Selatan selesai penataannya pada tahun 1982. Bersamaan dengan perubahan pembatasan wilayah kesatuan masyarakat terkecil di wilayah Sumatera Selatan, ketetapan pengelolaan lelang lebak lebung yang didasarkan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Selatan menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten. Pelimpahan wewenang ini dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Selatan No.705 KPTSII1982 tanggal 5 Nopember 1982. Surat Keputusan ini hampir sama isinya dengan Perda Sumsel yang berlaku pada masa pemerintahan Marga. Perbedaan mendasar terdapat pada pembagian hasil lelang, yang dalam hal ini sebesar 70 nilai hasil lelang perairan menjadi penerimaan pembangunan dalam APBD Kabupaten sebagai Pendapatan Asli Daerah dari sub-sektor perikanan. Disamping itu panitia lelang bukan lagi Pasirah tetapi diganti dengan Camat yang pada saat itu merupakan Kepala Wilayah Kecamatan dan panitia pengawas adalah Bupati. Pada prinsipnya Perda lelang perairan ini bertujuan mengatur nelayan dalam melaksanakan penangkapan ikan di perairan lebak lebung Nasution, 1990. Disamping juga bertujuan mendapatkan Pendapatan Asli Daerah PAD. Hal lain yang menjadi pertimbangan pengaturan ini adalah agar tidak terjadi konflik diantara nelayan dalam melaksanakan penangkapan ikan. Perda tersebut pada setiap tahunnya ada aturan tambahan yang berfungsi melengkapi Perda tersebut. Aturan tambahan ini berupa SK Bupati atau Surat Bupati sebagai pimpinan wilayah kabupaten. Penanggung jawab dan panitia pengawas lelang adalah Bupati OKI yang ditetapkan melalui Surat Keputusan SK Bupati OKI. Sementara, panitia pelaksana lelang ditetapkan berdasarkan SK Bupati dengan susunan panitia yang dipimpin oleh Camat. Anggota lainnya adalah sekretris dan anggota yang terdiri atas Kepala Desa dan perwakilan dari masyarakat yang ditunjuk oleh Ketua Panitia Pelaksana Lelang yaitu Camat. Peserta lelang adalah orang atau badan hukum yang telah terdaftar pada panitia dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam pasal lainnya disebutkan pula syarat lain bagi peserta yaitu berdomisili dalam wilayah OKI sekurang-kurangnya 6 bulan. Siapa saja dapat menjadi peserta lelang dengan syarat mendaftar pada panitia lelang dan penduduk OKI. Untuk menjadi penawar dalam pelelangan maka peserta lelang tersebut harus membayar uang pendaftaran yang sebelumnya telah ditetapkan oleh panitia pelaksana lelang. Pemenang lelang merupakan penawar lelang yang memberikan penawaran tertinggi dan mampu membayar harganya secara tunai, dan dinyatakan sebagai pemenang lelang oleh panitia lelang. Penetapan perairan umum lebak lebung yang menjadi objek lelang, yang berupa nama-nama objek lelang pada setiap tahunnya berubah-ubah dan harganya ditetapkan oleh Bupati. Perubahan nama dan harga objek lelang ini dilakukan melalui usulan yang disampaikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ilir OKI. Pelaksanaan lelang dilakukan secara langsung dimuka umum dengan sistem penawaran naik-naik dan tidak menerima penawaran tertulis. Lelang dilakukan setahun sekali, yang jadwal waktunya ditetapkan oleh panitia lelang melalui surat pengumuman resmi kepada khalayak ramai. Masa lelang berlaku 1 satu tahun terhitung sejak 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang bersangkutan. Harga stándar atau harga pertama objek lelang ditetapkan oleh panitia lelang sedangkan pembayaran dilakukan dengan cara tunai segera setelah peserta lelang memenangkan pelelangan. Hak pemenang lelang secara umum adalah mengambil seluruh ikan dan orang lain tidak memiliki hak apapun tanpa izin dari pengemin. Di lain pihak, kewajiban pemenang lelang adalah melaporkan kegiatan dan hasil usaha lelang dengan mengisi formulir yang disediakan oleh Panitia Lelang. Kemudian, menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan perairan dan larangan penggunaan alat tangkap yang telah dilarang menurut Undang-Undang. Sebagai anggota masyarakat, nelayan yang akan melaksanakan usaha penangkapan ikan pada prinsipnya harus mengikuti proses pelelangan yang diadakan oleh pemerintah, melalui Panitia Pelaksana Lelang yang berada pada tingkat kecamatan. Untuk wilayah penelitian ini, masyarakat Desa Berkat harus mengikuti pelaksanaan pelelangan yang diadakan pada kantor Kecamatan Sirah Pulau Padang. Pelelangan tersebut dilakukan setiap tahun sekitar bulan November atau Desember untuk masa usaha penangkapan ikan pada tahun berikutnya. Pelelangan dilaksanakan dengan cara penawaran meningkat dengan harga standar yang ditetapkan oleh panitia lelang. Penetapan harga standar ini merupakan kewenangan Bupati Kabupaten Ogan Komering Ilir yang ditetapkan setiap tahunnya atas usulan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ogan Komering Ilir Kab. OKI. Bagi nelayan yang memenangkan pelelangan, maka diharuskan membayar secara tunai pada saat pemenang lelang ditetapkan oleh juru lelang. Berdasarkan batasan-batasan yang dikemukakan dalam peraturan daerah, yang dimaksud dengan Panitia Lelang adalah suatu kepanitiaan yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan Lelang Lebak Lebung. Pengawas Lelang adalah suatu unit dari Panitia Lelang yang bertindak sebagai pejabat pengawas pelaksanaan lelang lebak lebung, Pelaksana Lelang adalah suatu unit sub unit dari Panitia Lelang yang bertanggungjawab atas pelaksanaan lelang. Peninjau Lelang adalah Perorangan atau Lembaga atau Badan Hukum yang secara sukarela ikut dalam pengawasan pelaksanaan lelang. Peserta Lelang adalah Perorangan atau Kopersi yang terdaftar pada Pelaksana Lelang sebagai calon pengemin yang berminat untuk menawarmelelang 1 satu atau lebih objek lelang. Dalam proses pelelangan, dimulai dengan pengarahan dari pejabat berasal dari Panitia Lelang yang bermakn a bahwa “proses pelelangan yang diadakan merupakan mekanisme yang dilakukan untuk mendapatkan hak usaha penangkapan ikan pada suatu objek lelang”. Objek lelang adalah bagian perairan umum lebak lebung dengan batas- batas menggunakan ciri-ciri alam yang terdapat di sekitarnya, seperti pohon- pohon tanaman tahunan dan alur sungai, yang ditetapkan sejak pemerintahan Marga dan tidak dirubah oleh pemerintahan kabupaten. Masa penguasaan hak usaha penangkapan ikan di perairan umum lebak lebung yang dilelang tersebut adalah sama yaitu satu tahun yang dimulai pada bulan 1 Januari hingga 31 Desember tahun berikutnya. Setelah adanya pengarahan tersebut, maka proses pelelangan dimulai oleh juru lelang salah satu dari panitia lelang dengan cara menawarkan harga standar objek lelang yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan SK Bupati. Kecamatan Sirah Pulau Padang merupakan kecamatan yang didalamnya terdapat desa Berkat. Bagi peserta yang berminat secara langsung menawar naik harga yang ditetapkan hingga akhirnya ada pemenang. Pengemin yang ada di desa Berkat hanya satu orang, karena objek lelang yang ada di desa ini hanya satu yaitu Lebak Lebung Mentate III. Dengan demikian, nelayan atau anggota masyarakat lainnya yang ingin melaksanakan usaha penangkapan ikan pada perairan lebak lebung yang ada di desa Berkat tersebut harus mendapatkan hak usaha dari pengemin dengan cara sewa secara individu. Anggota masyarakat atau nelayan yang menyewa perairan untuk melaksanakan usaha penangkapan ikan disebut “bekarang”. Lama waktu penguasaan hak usaha tersebut sesuai dengan perjanjian hasil mufakat antara nelayan dan pengemin. Bagi sebagian nelayan ada yang hanya menyewa pada saat air berada di perairan lebak atau perairan lebak dan sungainya. Bagi nelayan yang yang hanya menyewa pada perairan lebak atau lebak dan sungainya, penggunaan alat tangkap ditetapkan oleh pihak pengemin. Kemudian, ikan hasil tangkapan nelayan penangkap juga harus dijual kepada pihak pengemin dengan harga yang ditentukan oleh pengemin. Terkait dengan pengadaan alat tangkap dan perahu serta sarana penangkapan lainnya dapat saja diadakan oleh nelayan sendiri atau diadakan oleh pihak pengemin. Lama waktu pengusahaan penangkapan ikan di perairan lebak dan sungainya berkisar antara 8 – 9 bulan yang berlangsung sekitar bulan Maret hingga Nopember. Sementara untuk nelayan yang menyewa perairan lebak penangkapan ikan hanya berlangsung sekitar 5-6 bulan atau berkisar bulan Maret hingga Juli. Di perairan lebak, biasanya dalam bulan Juni atau Juli masyarakat petani sudah mulai mengolah tanah untuk menanam padi di sawah lebak. Perairan lebung merupakan hak bersama antara pengemin dan pemilik sawah dimana lebung tersebut berada. Jika pengemin ingin mendapatkan ikan hasil tangkapan pada perairan lebung, maka harus membayar separuh harga yang ditetapkan secara bersama oleh kedua belah pihak. Begitu pula sebaliknya jika pemilik sawah yang menginginkan untuk mendapatkan ikan hasil tangkapan di perairan lebung tersebut. Setelah dicapai kesepakatan diantara pengemin dan pemilik sawah terkait dengan nilai yang diperkirakan terkandung di dalam lebung, maka pihak yang membayar dapat saja mengalihkan hak penangkapan ikan di perairan lebung tersebut kepada pihak lainnya jika ada yang berminat. Bagi nelayan atau anggota masyarakat yang memenangkan pelelangan berhak melaksanakan usaha penangkapan ikan dengan cara dan alat tangkap apapun, sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-perundangan yang berlaku. Pengemin dalam prakteknya tidak menangkap sendiri ikan yang ada dalam satu wilayah objek lelang tersebut, melainkan juga menyewakannya kepada seseorang atau sekelompok nelayan lainnya. Pengemin dalam hal ini berhak mengatur alat dan cara penangkapan yang harus diikuti oleh nelayan penyewa. Untuk wilayah penelitian ini, di Desa Berkat terdapat satu orang pengemin yang mengatur hak penangkapan ikan yang dilakukan oleh seluruh nelayan penyewa di seluruh bagian perairan. Hak nelayan penyewa adalah menangkap ikan sesuai dengan alat tangkap dan cara penangkapan ikan yang disetujui pada saat mengutarakan maksud menyewa perairan terhadap pengemin. Pembayaran sewa perairan oleh nelayan penyewa dapat saja dibayar tunai atau dengan cara berhutang yang selanjutnya dibayar dengan cara memperhitungkan nilai ikan hasil tangkapannya. Bagi nelayan yang membayar secara tunai dan membeli alat tangkap dengan modal sendiri, ikan hasil tangkapannya bebas untuk dijual kepada pedagang ikan manapun juga, tidak pada pengemin. Sebaliknya bagi penyewa yang berhutang, maka ikan hasil tangkapannya harus dijual kepada pengemin, dengan harga yang ditentukan pengemin. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan diketahui bahwa tidak ada penegakan aturan yang dilakukan oleh petugas pemerintah pada tingkat perairan lebak lebung dan sungainya, yang terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan serta pengendalian lingkungan perairan umum. Dengan demikian, penegakan aturan terhadap pengemin tidak ada pelaksanaannya pada tingkat perairan umum. Sementara, penegakan aturan yang ada hanya dilakukan oleh nelayan pengemin terhadap nelayan-nelayan yang menangkap ikan secara perorangan nelayan bekarang. Penegakan aturan dilakukan baik terhadap jenis alat tangkap yang harus digunakan, ukuran mata jaring, jumlah unit alat tangkap yang dioperasikan, kemana ikan harus dijual, dan perjanjian lainnya sesuai dengan kesepakatan antara nelayan pengemin dan nelayan bekarang pada saat kegiatan penangkapan ikan akan dimulai. Pengemin dan nelayan yang menangkap ikan secara perorangan baik pada saat wawancara maupun FGD secara umum menyatakan bahwa; “tidak ada penegakan aturan yang dilakukan oleh petugas pemerintah pada tingkat perairan lebak lebung dan sungainya di wilayah perairan umum lebak lebung di desa Berkat ini ”.

5.3 EfektifitasKelembagaan Pengelolaan Sumber daya Perikanan