DINAMIKA KEKERASAN PADA ISTRI (SEBUAH STUDI KUALITATIF PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT YANG BERTAHAN DALAM PERKAWINANNYA)
DINAMIKA KEKERASAN PADA ISTRI (SEBUAH STUDIKUALITATIF PADA
PEREMPUAN KORBAN KDRT YANGBERTAHAN DALAM
PERKAWINANNYA)
Oleh: FATHIA (02810147)
Psychology
Dibuat: 2007-01-24 , dengan 3 file(s).
Keywords: Kekerasan pada istri, dinamika kekerasan
Semua perempuan siapapun, dari manapun berasal, dari kelas apapun atau dari ras manapun
terancam menjadi korban kekerasan. Dari data belahan dunia menunjukkan bahwa kasus
kekerasan terhadap perempuan lebih banyak terjadi dalam rumah dan hal ini terjadi hampir
setiap hari yang dilakukan oleh orang terdekatnya sendiri yaitu suami. Kekerasan terhadap istri
merupakan sebuah persoalan yang tidak benar-benar selesai. Hal ini dikarenakan adanya
kecenderungan korban menutupinya bahkan mengambil sikap untuk tetap bertahan walaupun
harus mengalami penderitaan sebagai akibat yang ditimbulkan dari kekerasan yang dialaminya.
Ada banyak faktor yang perlu diteliti dalam memahami mengapa seorang istri yang mengalami
kekerasan dalam rumah tangga memilih untuk bertahan dalam perkawinannya, salah satunya
adalah dinamika kekerasan itu sendiri. Faktor-faktor yang saling berhubungan dengan dinamis
yaitu sebab terjadinya kekerasan, bentuk-bentuk kekerasan, akibatnya bagi istri dan bagaimana
istri memandang pengalaman kekerasan akan diteliti secara kualitatif. Dimana penelitian ini
diharapkan bermanfaat bagi khasanah keilmuan (akademis) dan manfaat praktis dalam
pencegahan dan penanganan KDRT.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara
terhadap dua orang subyek yang telah dan sedang mengalami kekerasan selama lebih kurang
sembilan tahun dalam kehidupan rumah tangganya hingga saat ini.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masing-masing subyek mengalami dinamika
kekerasan yang berkaitan satu sama lain berupa faktor yang melatarbelakangi terjadinya
kekerasan, bentuk kekerasan, akibat yang ditimbulkan dan alasan para subyek bertahan dalam
perkawinan walaupun mengalami kekerasan.
Latar belakang lingkungan para subyek dan suaminya yang sangat kental dengan nilai-nilai
budaya jawa dan arab, telah mewarnai proses belajar dalam kehidupannya sehingga membentuk
konsep diri subyek yang memandang perkawinan merupakan sesuatu yang sakral yang dilakukan
satu kali seumur hidup dan adanya larangan istri minta cerai terlebih dahulu. Bagaimana para
subyek memandang dirinya sangatlah menarik karena keduanya melihat ini sebagai “nasib” atau
suratan takdir sebagai perempuan yang sudah menikah. Sehingga mereka hanya bisa diam dan
pasrah serta berharap rumah tangganya dapat dibangun dengan harmonis. Keyakinan inilah yang
mendominasi para subyek untuk memilih tetap bertahan dalam perkawinannya dan tidak ingin
bercerai. Selain itu faktor anak juga menjadi pengikat sehingga subyek tidak ingin pergi
meninggalkan pelaku kekerasan dalam keluarganya.
Abstract
All the women any, from whatever comes, of any class or of any race is threatened to be victims
of violence. From the data around the world shows that cases of violence against women occurs
more frequently in the house and this happens nearly every day performed by people close
themselves, the husband. Violence against wives is a problem that is not really complete. This is
due to the tendency of victims to cover it and even take a stance to stay afloat despite having
suffered as a consequences of violence they experienced.
There are many factors that need to be examined in understanding why a wife who is
experiencing domestic violence choose to stay in her marriage, one of which is the dynamics of
violence itself. Factors related to the dynamic that is the cause of violence, other forms of
violence, the consequences for his wife and how his wife looked at the experience of violence
will be investigated qualitatively. Where research is expected to benefit the repertoire of
scientific (academic) and practical benefits in the prevention and handling of domestic violence.
Research carried out by using the method of collecting data through interviews of two subjects
that have been and are experiencing violence for more than nine years in his home life until
today.
From the results of this study concluded that each subject experienced the dynamics of violence
related to one another in the form factor underlying the occurrence of violence, forms of violence,
the impact and reasons for the subject to survive in a marriage, although experiencing violence.
Environmental background of the subject and her husband are very thick with Javanese cultural
values and Arabic, has colored his life learning to form self-concept that views the subject of
marriage is something sacred that performed only once for life and the prohibition of divorce
first wife first. How the subject sees itself very interesting because they see it as "fate" or destiny
scripture as a married woman. So that they could only shut up and let go and I expect that the
household can be built in harmony. Confidence is what dominates the subjects to choose staying
in the marriage and not divorce. In addition, children can also be a binding factor so that the
subject does not want to go leave the perpetrators of violence in the family.
PEREMPUAN KORBAN KDRT YANGBERTAHAN DALAM
PERKAWINANNYA)
Oleh: FATHIA (02810147)
Psychology
Dibuat: 2007-01-24 , dengan 3 file(s).
Keywords: Kekerasan pada istri, dinamika kekerasan
Semua perempuan siapapun, dari manapun berasal, dari kelas apapun atau dari ras manapun
terancam menjadi korban kekerasan. Dari data belahan dunia menunjukkan bahwa kasus
kekerasan terhadap perempuan lebih banyak terjadi dalam rumah dan hal ini terjadi hampir
setiap hari yang dilakukan oleh orang terdekatnya sendiri yaitu suami. Kekerasan terhadap istri
merupakan sebuah persoalan yang tidak benar-benar selesai. Hal ini dikarenakan adanya
kecenderungan korban menutupinya bahkan mengambil sikap untuk tetap bertahan walaupun
harus mengalami penderitaan sebagai akibat yang ditimbulkan dari kekerasan yang dialaminya.
Ada banyak faktor yang perlu diteliti dalam memahami mengapa seorang istri yang mengalami
kekerasan dalam rumah tangga memilih untuk bertahan dalam perkawinannya, salah satunya
adalah dinamika kekerasan itu sendiri. Faktor-faktor yang saling berhubungan dengan dinamis
yaitu sebab terjadinya kekerasan, bentuk-bentuk kekerasan, akibatnya bagi istri dan bagaimana
istri memandang pengalaman kekerasan akan diteliti secara kualitatif. Dimana penelitian ini
diharapkan bermanfaat bagi khasanah keilmuan (akademis) dan manfaat praktis dalam
pencegahan dan penanganan KDRT.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara
terhadap dua orang subyek yang telah dan sedang mengalami kekerasan selama lebih kurang
sembilan tahun dalam kehidupan rumah tangganya hingga saat ini.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masing-masing subyek mengalami dinamika
kekerasan yang berkaitan satu sama lain berupa faktor yang melatarbelakangi terjadinya
kekerasan, bentuk kekerasan, akibat yang ditimbulkan dan alasan para subyek bertahan dalam
perkawinan walaupun mengalami kekerasan.
Latar belakang lingkungan para subyek dan suaminya yang sangat kental dengan nilai-nilai
budaya jawa dan arab, telah mewarnai proses belajar dalam kehidupannya sehingga membentuk
konsep diri subyek yang memandang perkawinan merupakan sesuatu yang sakral yang dilakukan
satu kali seumur hidup dan adanya larangan istri minta cerai terlebih dahulu. Bagaimana para
subyek memandang dirinya sangatlah menarik karena keduanya melihat ini sebagai “nasib” atau
suratan takdir sebagai perempuan yang sudah menikah. Sehingga mereka hanya bisa diam dan
pasrah serta berharap rumah tangganya dapat dibangun dengan harmonis. Keyakinan inilah yang
mendominasi para subyek untuk memilih tetap bertahan dalam perkawinannya dan tidak ingin
bercerai. Selain itu faktor anak juga menjadi pengikat sehingga subyek tidak ingin pergi
meninggalkan pelaku kekerasan dalam keluarganya.
Abstract
All the women any, from whatever comes, of any class or of any race is threatened to be victims
of violence. From the data around the world shows that cases of violence against women occurs
more frequently in the house and this happens nearly every day performed by people close
themselves, the husband. Violence against wives is a problem that is not really complete. This is
due to the tendency of victims to cover it and even take a stance to stay afloat despite having
suffered as a consequences of violence they experienced.
There are many factors that need to be examined in understanding why a wife who is
experiencing domestic violence choose to stay in her marriage, one of which is the dynamics of
violence itself. Factors related to the dynamic that is the cause of violence, other forms of
violence, the consequences for his wife and how his wife looked at the experience of violence
will be investigated qualitatively. Where research is expected to benefit the repertoire of
scientific (academic) and practical benefits in the prevention and handling of domestic violence.
Research carried out by using the method of collecting data through interviews of two subjects
that have been and are experiencing violence for more than nine years in his home life until
today.
From the results of this study concluded that each subject experienced the dynamics of violence
related to one another in the form factor underlying the occurrence of violence, forms of violence,
the impact and reasons for the subject to survive in a marriage, although experiencing violence.
Environmental background of the subject and her husband are very thick with Javanese cultural
values and Arabic, has colored his life learning to form self-concept that views the subject of
marriage is something sacred that performed only once for life and the prohibition of divorce
first wife first. How the subject sees itself very interesting because they see it as "fate" or destiny
scripture as a married woman. So that they could only shut up and let go and I expect that the
household can be built in harmony. Confidence is what dominates the subjects to choose staying
in the marriage and not divorce. In addition, children can also be a binding factor so that the
subject does not want to go leave the perpetrators of violence in the family.