PERBEDAAN STRES KERJA PERAWAT DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Interaksi karyawan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya menghasilkan
barang atau jasa. Berdasarkan unjuk kerjanya, karyawan mendapatkan imbalan yang
berdampak pada motivasi dan kepuasan kerjanya. Sebagai hasil atau akibat lain dari
proses bekerja, karyawan dapat mengalami stres, yang dapat berkembang
menjadikan karyawan sakit, fisik dan mental, sehingga tidak dapat bekerja lagi
secara optimal (Munandar, 2008).
Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun
perusahaan. Stres yang meningkat sampai unjuk kerja mencapai titik optimalnya
merupakan stres yang baik, yang menyenangkan, euastress. Dekat, sebelum
mencapai titik optimalnya, peristiwanya atau situasinya dialami sebagai tantangan
yang merangsang. Melewati titik optimal stres menjadi distress, peristiwanya atau
situasinya dialami sebagai ancaman yang mencemaskan (Munandar, 2008).
Stres kerja yang dialami oleh karyawan dapat merugikan perusahaan karena
tidak imbangnya antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk
membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya. Banyak karyawan yang tidak masuk
kerja dengan berbagai alasan, atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya entah
karena kelambanan ataupun karena banyaknya kesalahan yang berulang.

Menurut Towner dalam Sunarni dan Istanti (2007), stres adalah tekanan yang
terlalu besar bagi individu. Terjadinya stress di tempat kerja hampir tidak dapat
dihindari dalam banyak jenis pekerjaan. Salah satu tempat bekerja adalah rumah
sakit. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi yang bergerak di bidang
pelayanan kesehatan dimana salah satu upaya yang dilakukan adalah mendukung
rujukan dari pelayanan tingkat dasar, seperti puskesmas. Untuk itu, sebagai pusat
rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat dasar, maka pelayanan rumah sakit perlu
menjaga kualitas pelayanannya terhadap masyarakat yang membutuhkan.
Saat ini perawat merupakan salah satu profesi yang rentan mengalami stres
kerja, hal ini sejalan dengan tuntutan pekerjaannya yang semakin kompleks. Hal ini
didukung oleh Robbins (2007) yang mengatakan bahwa pekerja pada bidang-bidang
1

kesehatan cenderung mempunyai tingkat stres yang tinggi. Dengan tingkat stres yang
tinggi, perkembangan ini secara tidak langsung mempengaruhi ritme kinerja para
perawat yang dituntut untuk memiliki kemauan dan kemampuan untuk
mengembangkan skill, knowledge, dan kemampuan psikologis dalam menghadapi
tantangan pekerjaan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien
dan keluarganya.
Perawat merupakan profesi yang seringkali memunculkan stres. Tiap perawat

baik laki-laki maupun perempuan dituntut untuk mampu mengatasi stres yang
mereka alami (Lestarianita dan Fakhrurrozy, 2007). Perawat merupakan tenaga
profesional yang perannya tidak dapat dikesampingkan dari semua bentuk pelayanan
rumah sakit. Dalam melaksanakan pekerjaannya mereka dihadapkan pada kondisikondisi (karakteristik organisasi) yang dapat menimbulkan stres kerja. Menurut
Highley dalam Rosmawar (2009) perawat, secara alamiah merupakan profesi yang
penuh dengan stres, berdasarkan hasil observasinya bahwa setiap hari perawat
berhadapan dengan penderita yang kaku, duka cita dan kematian, banyak tugas-tugas
perawat tidak diberi penghargaan, tidak meyenangkan dan penuh tekanan, sering
diremehkan, menakutkan.
Menurut Cox dalam Rosmawar (2009), ciri-ciri situasi kerja perawat yang
penuh dengan stres, antara lain: 1) bekerja dengan kebutuhan-kebutuhan yang
menimbulkan ancaman: pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang tidak sesuai
untuk mengatasi masalah keperawatan, 2) pekerjaan tidak sesuai dengan kebutuhan,
3) situasi dimana perawat memiliki sedikit kontrol terhadap pekerjaan berlebih, 4)
situasi dimana perawat menerima sedikit dukungan dalam pekerjaan dan di luar
pekerjaan.
Graytoft dan Anderson dalam Rosmawar (2009), mengidentifikasi 7 sumber
stres pada perawat yang bekerja di rumah sakit yaitu: menghadapi kematian, konflik
dengan dokter, persiapan yang tidak memadai untuk menghadapi kebutuhankebutuhan emosional pasien dan keluarganya, kurangnya dukungan terhadap staf,
konflik dengan perawat yang lain dan supervisor, beban kerja berlebih, dan ketentuan

pengobatan. Bailey dalam Rosmawar (2009), menambahkan bahwa sumber stres
kerja perawat antara lain: kesulitan manajemen, hubungan antar pribadi dengan
2

perawat yang lain, dan staf medis, isu perawatan pasien, pendidikan teknis dan
ketrampilan, beban kerja dan isu karir.
Stres kerja yang dialami oleh seseorang dapat disebabkan oleh banyak faktor.
Hasil penelitian Kristanto dkk (2009) tentang faktor-faktor penyebab stres kerja pada
ICU rumah sakit tipe C di Kota Semarang, menunjukkan bahwa terdapat 3 faktor
penyebab stres kerja pada ICU rumah sakit tipe C di Kota Semarang, yakni: pertama,
sikap kerja yang meliputi interaksi dengan rekan kerja, kesempatan beraspirasi, pola
perilaku, interaksi dengan atasan, interaksi dengan teman di luar tempat kerja, dan
waktu kerja yang menekan. Kedua, faktor dukungan sosial yang terdiri dari resiko
atau bahaya, dan interaksi dengan keluarga. Ketiga, karakteristik pengalaman berupa
peristiwa khusus dalam kehidupan.
Hasil penelitian Supardi (2007) mengenai analisa stres kerja pada kondisi dan
beban kerja perawat dalam klasifikasi pasien di ruang rawat inap Rumkit TK II Putri
Hijau Kesdam I/BB Medan, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara tipe kepribadian dengan stres kerja. Selain itu, juga terdapat hubungan yang
bermakna antara beban kerja dengan stres kerja. Kemudian, terdapat hubungan yang

bermakna pula antara kondisi kerja dengan stres kerja di ruang rawat inap Rumkit Tk
II Putri Hijau Kesdam I/BB tahun 2007.
Penelitian Samosir dan Syahfitri (2008) mengenai faktor penyebab stres kerja
pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, meliputi renumerasi,
beban kerja, serta apresiasi masyarakat terhadap profesi pustakawan. Faktor
penyebab stres kerja dari segi renumerasi adalah kurang sesuainya gaji pokok dan
tunjangan di luar gaji pokok yang diterima pustakawan jika dibandingkan dengan
banyaknya tuntutan pekerjaan yang harus mereka lakukan. Faktor penyebab stres
kerja dari segi beban kerja adalah tuntutan pekerjaan yang kadang-kadang terlalu
banyak, sehingga pustakawan harus bekerja keras, dan kadang-kadang harus
memanfaatkan waktu istirahat untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Sedangkan
faktor penyebab stres kerja dari segi apresiasi masyarakat adalah masih rendahnya
apresiasi masyarakat terhadap profesi pustakawan. Pustakawan sangat ingin profesi
mereka dihargai oleh masyarakat, namun apa yang mereka rasakan justru sebaliknya,
yakni hanya segelintir orang yang menghargai profesi mereka sebagai pustakawan.
3

Adapun faktor yang paling dominan menjadi pemicu timbulnya stres kerja
pustakawan adalah beban kerja.
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas maka dapat diketahui bahwa

terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan stres kerja. Faktor-faktor yang dapat
menimbulkan stres kerja pada karyawan antara lain, sikap kerja, dukungan sosial,
pengalaman, tipe kepribadian, kesesuaian gaji, dan beban kerja.
Selain stres kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor tersebut di atas, stres
kerja juga dapat mempengaruhi berbagai macam variabel sebagaimana ditunjukkan
oleh beberapa hasil penelitian berikut ini. Hasil penelitian Anitawidanti (2010)
tentang analisis hubungan antara stres kerja dengan kepuasan kerja karyawan
berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan bahwa masing-masing variabel stres kerja
yang meliputi peran individu dalam organisasi, tuntutan tugas, hubungan dalam
organisasi, dan faktor luar organisasi memiliki hubungan positif dengan variabel
kepuasan kerja, yang berarti bahwa jika stres kerja meningkat maka kepuasan kerja
juga meningkat. Di samping itu, terdapat hubungan antara masing-masing variabel
stres kerja yang meliputi peran individu dalam organisasi, tuntutan tugas, hubungan
dalam organisasi, dan faktor luar organisasi dengan kepuasan kerja karyawan.
Hasil penelitian Nurhendar (2007) tentang pengaruh stres kerja dan semangat
kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada CV. Aneka Ilmu Semarang,
menunjukkan bahwa variabel stres kerja dan semangat kerja mempunyai pengaruh
secara signifikan bersama-sama terhadap kinerja karyawan. Stres kerja diukur
dengan gejala stres yang dirasakan oleh responden seperti bosan terhadap pekerjaan,
tidak sabar dan keletihan. Sedangkan kinerja diukur dengan kemampuan memenuhi

target, tanggung jawab terhadap pekerjaan, penyelesaian tugas dengan baik.
Sedangkan penelitian Tias (2008) mengenai hubungan antara stress kerja
dengan efektifitas kerja pada perawat di Ruang Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar
Malang, menunjukkan hasil bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan
antara stress kerja dengan efektifitas kerja pada perawat. Artinya semakin tinggi
stress kerja maka efektifitas kerja perawat semakin rendah, begitu juga sebaliknya
jika stress kerja rendah maka efektivitas kerja tinggi.

4

Dari beberapa penelitian tersebut maka dapat diketahui bahwa stres kerja
berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan karyawan. Artinya
stres kerja antara lain berhubungan dengan kepuasan kerja, efektifitas kerja, dan
kinerja karyawan.
Stres yang dialami oleh perawat pria ataupun wanita bisa menjadi berbeda
karena stres tersebut ditentukan oleh masing-masing individu (dari luar organisasi)
dan juga dari dalam organisasi seperti berbagai hal yang dialami oleh seorang
perawat dalam proses bekerja. Hal ini ditegaskan oleh Munandar (2008) bahwa stres
ditentukan pula oleh individunya sendiri. Reaksi-reaksi psikologis, fisiologis
dan/atau dalam bentuk perilaku terhadap stres adalah hasil dari interaksi situasi

dengan individunya, mencakup ciri-ciri kepribadian yang khusus dan pola-pola
perilaku yang didasarkan pada sikap, kebutuhan, nilai-nilai, pengalaman lalu,
keadaan kehidupan, dan kecakapan.
Perbedaan jenis kelamin antara perawat laki-laki dan perempuan tentu
mengakibatkan keduanya memiliki perbedaan emosional dan intelektual. Menurut
Hamilton dan Fagot dalam Lestarianita dan Fakhrurrozy (2007) bahwa pria
cenderung menggunakan rasio atau logika, selain itu pria terkadang kurang
emosional sehingga mereka lebih memilih untuk langsung menyelesaikan masalah
yang dihadapi atau langsung menghadapi sumber stres. Sedangkan wanita lebih
cenderung menggunakan

perasaan

atau

lebih

emosional

sehingga


jarang

menggunakan logika atau rasio yang membuat wanita cenderung untuk mengatur
emosi dalam menghadapi sumber stres.
Hal ini dipertegas dengan pendapat Unger dalam Handayani dan Sugiarti
(2006) bahwa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan emosional dan
intelektual. Perempuan lebih menonjol dengan karakter sifatnya yang lebih
emosional, tidak agresif, mudah goyah menghadapi krisis, lebih sering menangis,
dan sulit menyembunyikan emosi. Sedangkan laki-laki lebih menonjol dengan
karakter sifatnya yang tidak emosional, sangat agresif, tidak mudah goyah
menghadapi krisis, sedikit/jarang menangis, dan dapat menyembunyikan emosi.
Jadi, adanya perbedaan karakteristik individu secara emosional dan
intelektual berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan dapat menjadi
5

unsur yang membedakan keduanya dalam menghadapi stres kerja yang dialami saat
bekerja sebagai perawat. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti
tertarik untuk meneliti tentang perbedaan stres kerja pada perawat ditinjau dari jenis
kelamin.


B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah: apakah ada perbedaan stres kerja pada perawat ditinjau dari
jenis kelamin.

C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumuan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk
mengetahui perbedaan stres kerja pada perawat ditinjau dari jenis kelamin.

D. Manfaat penelitian
1.

Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi disiplin ilmu psikologi
pada umumnya dan psikologi industri dan organisasi.

2.

Praktis

Diharapkan dengan penelitian yang dilakukan dapat memberikan masukan bagi
organisasi atau rumah sakit agar memperhatikan kondisi stres yang dialami oleh
para perawatnya selama melaksanakan pekerjaan, baik bagi perawat laki-laki
maupun perempuan.

6

PERBEDAAN STRES KERJA PERAWAT DITINJAU DARI
JENIS KELAMIN

SKRIPSI

Oleh:
Ernia Widiastara
05810104

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012


KATA PENGANTAR

Bismillahi rahmani rahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Perbedaan Stres Kerja Perawat Ditinjau Dari Jenis
Kelamin”. Tidak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan
kegelapan menjuju jalan yang terang yakni agama Islam.
Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Djudiyah, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Tri Muji Ingarianti
S.Psi, M.Psi. selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Diana Savitri S.Psi, M.Psi. selaku dosen wali yang telah mendukung dan
memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Direktur RSI Islam Madinah Kasembon, Direktur BP RB BKIA Punten Batu,
Direktur RSU Dr. Ety Asharto Batu yang telah memberikan izin dan fasilitas
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Para perawat di RSI Islam Madinah Kasembon, para perawat di RB BP BKIA
Punten Batu, para perawat di RSU Dr. Ety Asharto Batu yang telah bersedia
menjadi subjek penelitian.
6. Ayah Ramelan dan Ibu Widah serta Abah Gatot dan Ibu Rukhani yang selalu
mendoakan, memberikan kasih sayang, nasehat dan perhatian yang tidak
pernah berhenti selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
7. Suami ku tercinta Papie Chandra dan Anak ku tersayang nanak Ahmad Azzacky yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta dengan setia
selalu menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
INTISARI .................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Stres Kerja................................................................................................ 7
1. Pengertian Stres Kerja ........................................................................ 7
2. Penyebab Stres ................................................................................... 7
3. Gejala Stres ........................................................................................ 8
4. Tanda-tanda Stres ............................................................................... 9
5. Kondisi Kerja dan Stres...................................................................... 9
6. Dampak Negatif Stres Kerja .............................................................. 11
B. Tenaga Perawat
1. Pengertian Perawat ............................................................................. 12
2. Hak-hak Perawat ................................................................................ 12
3. Kewajiban Perawat ............................................................................. 13
C. Jenis Kelamin........................................................................................... 14
1. Pengertian Jenis Kelamin ................................................................... 14
2. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan .................................................. 14
D. Perbedaan Stres Kerja Perawat Laki-laki dan Perawat Perempuan ......... 16
E. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 19
iv

F. Hipotesis………………………………………………………………...20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ............................................................................... 21
B. Variabel Penelitian ................................................................................... 21
1. Identifikasi Variabel Penelitian .......................................................... 21
2. Definisi Operasional........................................................................... 22
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 22
1. Populasi .............................................................................................. 22
2. Sampel ................................................................................................ 23
D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ........................................................ 24
1. Jenis Data ........................................................................................... 24
2. Instrumen Penelitian.......................................................................... 24
E. Prosedur Penelitian .................................................................................. 27
1. Tahap Persiapan ................................................................................. 27
2. Tahap Pelaksanaan ............................................................................. 27
F. Validitas dan Realibilitas ......................................................................... 28
1. Uji Validitas ....................................................................................... 28
2. Uji Reliabilitas.................................................................................... 29
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 30
1. T-score ................................................................................................ 31
2. T-test................................................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data.......................................................................................... 33
B. Analisa Data ............................................................................................. 34
C. Pembahasan ............................................................................................. 35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 38
B. Saran ........................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Perawat Laki-laki dan Perempuan .................................................. 23
Tabel 2. Blue Print Skala Stres Kerja ........................................................................ 26
Tabel 3. Skor Pilihan Jawaban................................................................................... 26
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Item Skala Stres Kerja .................................................. 29
Tabel 5. Realibilitas Indikator Stres Kerja ................................................................. 30
Tabel 6. Realibilitas Variabel Stres Kerja ................................................................. 30
Tabel 7. Perhitungan T-score Skala Stres Kerja ........................................................ 31
Tabel 8. Hasil Uji T-test ............................................................................................ 35

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Untuk Penelitian
Lampiran 2. Data Penelitian Skala Stres Kerja
Lampiran 3. Hasil Analisa Data Penelitian
Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian

vii

DAFTAR PUSTAKA
Anitawidanti, Hafni. 2010. Analisis hubungan antara stres kerja dengan kepuasan
kerja karyawan berdasarkan gender (Studi Pada PT Transindo Surya
Sarana Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.
Anoraga, P. 2005. Psikologi kerja. Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002 Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2003. Penyusunan skala psikologi.. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Davis, Keith dan John W. Newstrom. 2008. Perilaku dalam organisasi. Jakarta:
Erlangga.
Fakih, Mansour. 1996. Menggeser konsep gender dan transformasi sosial.
Malang: UMM Press.
Handayani dan Sugiarti (2006). Konsep dan teknik penelitian gender. Malang:
UMM Press.
Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen personalia dan sumberdaya manusia.
Yogyakarta: BPFE.
Kerlinger, F. N. 2006. Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Koderi, M. (1999). Bolehkah wanita menjadi imam negara. Jakarta: Gemma
Insani Press.
Kristanto, A. A, Kartika S. Dewi, dan Endah K. Dewi. 2009. Faktor-faktor
penyebab stres kerja pada perawat ICU rumah sakit tipe c di kota
semarang. Laporan Penelitian. Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro Semarang.

Lestarianita, Prety dan Fakhrurrozi, M. 2007. Pengatasan stres pada pria dan
wanita. Jurnal Psikologi. Vol. 1, No. 1, Desember 2007.
Mangkunegara, A. A. A. Prabu. 2008. Manajemen sumber daya manusia
perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Munandar, A. S. 2008. Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: UI-Press.
Nurhendar, Siti. 2007. Pengaruh stres kerja dan semangat kerja terhadap kinerja
karyawan bagian produksi pada cv. aneka ilmu semarang. Skripsi.
Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata. Semarang.
Poerwanti, E. 2000. Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang Press.
Robbins, S. P. 2007. Perilaku organisasi. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.
Rosmawar. 2009. Identifikasi stres kerja dan strategi koping perawat di ruang
instalasi gawat darurat rumah sakit kota langsa. Skripsi. Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Samosir, Zurni Z., dan Syahfitri, Iin. 2008. Faktor penyebab stres kerja
pustakawan pada perpustakaan universitas sumatera utara. Jurnal Studi
Perpustakaan dan Informasi. Vol. 4, No. 2, Desember 2008.
Supardi. 2007. Analisa stres kerja pada kondisi dan beban kerja perawat dalam
klasifikasi pasien di ruang rawat inap rumkit tk 2 putri hijau kesdam I/bb
medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
Sunarni, Theresia dan Istanti, Veni. 2007. Pengaruh stres kerja dan motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan di pt. interbis sejahtera palembang. Jurnal
Teknik Industri. Vol. 7, No. 2, Desember 2007.
Suryanto. 2009. Gender? apa itu? http://suryanto.blog.unair.ac.id/2009/02/11/
gender-apa-itu/
Tias, Retno Y. 2008. Hubungan antara stres kerja dengan efektifitas kerja pada
perawat di ruang rawat inap rsu dr. saiful anwar malang. Skripsi.
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Winarsunu, Tulus. 2006. Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan.
Malang: UMM Press.

Wikipedia. 2011. Jenis kelamin. http://www.wikipediaco.id