Perbedaan Stres Kerja Ditinjau Dari Sistem Kerja Shift Pada Perawat RSUPH Adam Malik Medan
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi
Oleh
ETIKA MANDASARI 111301014
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
bahwa skripsi saya yang berjudul “Perbedaan Stres Kerja Ditinjau Dari Sistem Kerja Shift Pada Perawat RSUPH Adam Malik Medan” adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Agustus 2015
Etika Mandasari NIM: 111301014
(4)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan stres kerja pada perawat ditinjau dari sistem kerja shift. Stres kerja merupakan reaksi seseorang terhadap tekanan yang berlebihan atau tuntutan ditempat kerja yang bersifat merugikan. Ada tiga faktor yang menyebabkan stres kerja yaitu : faktor lingkungan, organisasi dan pribadi. Faktor organisasi salah satunya ialah shift kerja. Rumah Sakit Adam Malik menggunakan sistem kerja shift, dikarenakan Rumah Sakit beroperasi selama 24 jam dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Perawat merupakan ujung tombak dari rumah sakit dan memiliki tanggung jawab yang besar dalam meberikan pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu stres kerja yang dialami pada perawat yang dikarenakan shift kerja perlu diperhatikan demi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif di mana subjek penelitian sebanyak 180 orang perawat yang bekerja di rumah sakit Adam Malik Medan. Metode pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala stres kerja yang disusun menggunakan teori Terry Beehr & John Newman. Data penelitian ini dianalisis secara statistik dengan menggunakan menggunakan uji Kruskal- Wallis. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat perbedaan stres kerja yang dialami perawat yang bekerja pada shift pagi, siang, dan malam. Perawat yang bekerja dengan shift malam mengalami stres yang lebih tinggi dibandingkan shift pagi dan siang, sedangkan perawat yang bekerja dengan shift siang mengalami stres yang lebih tinggi dibandingkan shift pagi.
(5)
ABSTRACT
This research aims to maintan the differences job stress of nurses based
shift work system. Job stress is people’s reaction towards excessive pressure or
demand of the workplace that are harmful. There are three factors which cause job stress: environment factor, organization, and person. One of organization factors is shift work. H Adam Malik Hospital uses a shift work system. Because the hospital operates for 24 hours in prividing health services to the public. The nurses are the spearhead of the hospital and have a great responsibility in providing health services. Therefore, job stress which is caused by work shift to nurses must be noticed for improving the quality of health service.
This research use quantitative approach. The samples are 180 nurses at Adam Malik Hospital. Researcher use job stress scale to obtain data which is arranged with Terry Beehr& John Newman theory. Analyzing data use Kruskal-Wallis. The research result shows that there are differences job stress of nurses who work at morning, afternoon, and night. Nurses who get shift work at night shows higher stress rather than nurses who get shift work at morning and afternoon, while nurses who get shift work at afternoon shows higher stress rather than nurses who get shift work at morning.
(6)
telah memberikan kesempatan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Segala bentuk kemudahan yang telah diberikan sehigga saya dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ‘’Perbedaan Stres Kerja Ditinjau Dari Sistem Kerja Shift
Pada Perawat RSUPH Adam Malik’’
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada mama dan bapak atas segala do’a, dukungan dan kasih sayangnya dalam membimbing peneliti selama ini dan selalu menjadi inspirasi dalam kehidupan peneliti. Semoga Allah selalu senantiasa mencurahkan kebahagiaan kepada keduanya di dunia maupun akhirat. Kepada kakek, dan adik-adik, peneliti ucapkan terima kasih karena selama ini telah memberikan kasih sayang dan dukungan yang sangat berguna bagi peneliti.
Terselesaikannya penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, bimbingan, serta saran selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, M.Si., psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi USU, beserta Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Psikologi USU. 2. Ibu Sherry Hadiayani, M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi yang
(7)
3. Para dosen penguji Bapak Fahmi Ananda, S.Psi., M.Psi. dan Ibu Dra. Gustiarti Leila, M.Psi., Psikolog yang telah bersedia meluangkan waktunya ditengah kesibukan dan memberikan banyak masukan sehingga penelitian ini bisa lebih baik lagi.
4. Ibu Dra. Gustiarti Leila, M.Psi., Psikolog selaku pembimbing akademik yang selama ini banyak memberi masukan dan saran untuk penulis agar bersemangat menjalankan kegiatan akademik.
5. Sahabat-sahabat kampus tercinta ‘’SAMAWA FAMILY’’ : Siti Rizki dan Gita Yufika yang telah banyak membantu menemani penulis dalam proses pengambilan data, Gustina Handayani, Rika Damayanti dan Nita Permatasari yang selalu bersama berbagi dalam suka dan duka serta canda dan tawa. Terima kasih juga karena selalu memotivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Nurfrazina S.psi, Dwi Kartika S.psi, Atika Mentari Nataya S.psi, Rony Pradana S.psi, Tia Nahara yang telah membantu dan mendoakan penulis selama masa penelitian.
7. Dimas Yandra, M. Dian Nuralam yang selama ini telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama proses penelitian.
8. Litbang dan Diklat RSUPH Adam Malik yang telah membantu penulis mendapatkan izin penelitian selama penelitian berlangsung.
(8)
pengalaman dan suka duka selama menjalani proses perkuliahan di Fakultas Psikologi USU.
11.Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
(9)
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Definisi Stres Kerja ... 9
1. Pengertian Stres Kerja ... 9
2. Faktor-faktor Stres Kerja... 10
3. Gejala-gejala Stres Kerja... 12
4. Kategori Stres Kerja ... 14
B. Shift Kerja... 15
1. Definisi Shift Kerja ... 15
2. Pembagian Shift Kerja ... 15
3. Sistem Shift Kerja ... 16
4. Macam-macam Shift Kerja ... 16
5. Managemen Shift Kerja ... 18
C. Perawat ... 19
1. Definisi Perawat ... 19
2. Rumah Sakit ... 19
(10)
A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 24
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 24
C. Populasi, dan Metode Pengambilan Sampel ... 25
D. Metode Pengumpula Data ... 26
E. Validitas, Uji Daya Beda dan Reliabilitas Alat Ukur ... 29
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 30
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 32
H. Metode Analisis Data ... 33
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Gambaran Subjek Penelitian ... 35
B. Uji Asumsi... 36
C. Hasil Utama Penelitian ... 39
D. Hasil Tambahan... 41
E. Pembahasan ... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48
A. Kesimpulan... 48
B. Saran ... 50
(11)
Tabel 1BluePrint Skala Stres Kerja Sebelum Uji Coba ... 28
Tabel 2BluePrint Skala Stres Kerja Sesudah Uji Coba ... 31
Tabel 3Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 35
Tabel4 Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia... 36
Tabel5 Penyebaran Subjek Berdasarkan Sistem Kerja Shift ... 37
Tabel6 Uji Normalitas Stres Kerja ... 38
Tabel7 Uji Homogenitas ... 39
Tabel8 Uji Kruskal- Wallis ... 40
Tabel9 Rank Kruskal- Wallis ... 40
Tabel10 Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Stres Kerja Shift Pagi ... 41
Tabel11 Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Stres Kerja Shift Siang ... 42
Tabel 12 Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Stres Kerja Shift Malam ... 42
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Skala Stres Kerja ... 55Lampiran 2 Reliabilitas Uji Beda Skala Stres Kerja ... 61
Lampiran 3 Analisa Data ... 66
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas... ... 64
Lampiran 5 Data Mentah Skala Stres Kerja ... 67
(12)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan stres kerja pada perawat ditinjau dari sistem kerja shift. Stres kerja merupakan reaksi seseorang terhadap tekanan yang berlebihan atau tuntutan ditempat kerja yang bersifat merugikan. Ada tiga faktor yang menyebabkan stres kerja yaitu : faktor lingkungan, organisasi dan pribadi. Faktor organisasi salah satunya ialah shift kerja. Rumah Sakit Adam Malik menggunakan sistem kerja shift, dikarenakan Rumah Sakit beroperasi selama 24 jam dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Perawat merupakan ujung tombak dari rumah sakit dan memiliki tanggung jawab yang besar dalam meberikan pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu stres kerja yang dialami pada perawat yang dikarenakan shift kerja perlu diperhatikan demi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif di mana subjek penelitian sebanyak 180 orang perawat yang bekerja di rumah sakit Adam Malik Medan. Metode pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala stres kerja yang disusun menggunakan teori Terry Beehr & John Newman. Data penelitian ini dianalisis secara statistik dengan menggunakan menggunakan uji Kruskal- Wallis. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat perbedaan stres kerja yang dialami perawat yang bekerja pada shift pagi, siang, dan malam. Perawat yang bekerja dengan shift malam mengalami stres yang lebih tinggi dibandingkan shift pagi dan siang, sedangkan perawat yang bekerja dengan shift siang mengalami stres yang lebih tinggi dibandingkan shift pagi.
(13)
ABSTRACT
This research aims to maintan the differences job stress of nurses based
shift work system. Job stress is people’s reaction towards excessive pressure or
demand of the workplace that are harmful. There are three factors which cause job stress: environment factor, organization, and person. One of organization factors is shift work. H Adam Malik Hospital uses a shift work system. Because the hospital operates for 24 hours in prividing health services to the public. The nurses are the spearhead of the hospital and have a great responsibility in providing health services. Therefore, job stress which is caused by work shift to nurses must be noticed for improving the quality of health service.
This research use quantitative approach. The samples are 180 nurses at Adam Malik Hospital. Researcher use job stress scale to obtain data which is arranged with Terry Beehr& John Newman theory. Analyzing data use Kruskal-Wallis. The research result shows that there are differences job stress of nurses who work at morning, afternoon, and night. Nurses who get shift work at night shows higher stress rather than nurses who get shift work at morning and afternoon, while nurses who get shift work at afternoon shows higher stress rather than nurses who get shift work at morning.
(14)
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan bagian integral dan keseluruhan sistem pelayanan kesehatan dan mempunyai peran dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Bentuk pelayanan ini bersifat sosio ekonomi yaitu suatu usaha yang bersifat sosial namun mengusahakan agar bisa memperoleh keuntungan dengan cara pengelolaan yang profesional dengan mempertimbangkan prinsip ekonomi. (Djododibroto, 1997).
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit yaitu 24 jam dalam sehari. Pelayanan tersebut terdiri dari berbagai bentuk seperti pemisahan pelayanan perawatan untuk pasien yang memerlukan penanganan darurat, nondarurat, dan rawat inap. Tugas dari pelayanan kesehatan dilakukan oleh pekerja kesehatan rumah sakit. Salah satu dari pekerja kesehatan rumah sakit adalah perawat. Perawat ialah pekerja kesehatan di rumah sakit yang paling banyak, sekitar 60 % dari seluruh pekerja rumah sakit (Hamid, 2000). Dari data yang didapatkan perawat yang bekerja di Rumah Sakit Adam Malik merupakan tenaga kesehatan terbanyak dengan jumlah 706, sekitar 65% dari seluruh pekerja rumah sakit (Sumber SDM RSUPH Adam Malik). Perawat juga merupakan salah satu pekerja kesehatan yang selalu ada di setiap rumah sakit dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. Perawat dirumah sakit bertugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan atau poliklinik dan pelayanan gawat
(15)
darurat (Hamid, 2000).Fungsi yang utama dari seorang perawat adalah membantu klien, baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan (Asmadi, 2008).
Perawat merupakan salah satu profesi yang mengkhususkan diri dalam mengupayakan penanganan perawatan pasien atau penanganan pasien dengan tuntutan kerja yang bervariasi tergantung pada karakteristik-karakteristik tertentu. Adapun karakteristik yang dimaksud meliputi karakteristik tugas (membutuhkan kecepatan, kesiagaan, serta kerja shift), karakteristik organisasi, lingkungan kerja baik ligkungan kerja fisik maupun sosial (Manuaba, 2000). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan dari National Institute for Occupational Safety and Health (dalamSchultz dan Schultz, 1994) yang menetapkan perawat sebagai profesi yang berisiko sangat tinggi terhadap stres.
Hasil penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan olehIlmi (2005) di RSUD Ulin Banjarmasin yang menunjukkan bahwa tingkat stres kerja dari perawat termasuk dalam kateegori tingkat sebesar 15% yang mana tingkat stres kerja yang tinggi ini dapat mengarah pada gangguan fisiologis seperti sering mengalami sakit kepala, pusing, tekanan darah meningkat dan mengalami ketegangan dalam bekerja.
Berbicara mengenai stres kerja tentu tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah sistem shift kerja (Winarsunu, 2008). Sistem kerja shift adalah jadwal jadwal kerja yang menggunakan jam kerja tidak seperti biasanya, shift kerja mengacu padapengaturan jam kerja yang memanfaatkan keseluruhan waktu yang tersedia
(16)
untuk mengoperasikan pekerjaan yaitu dengan cara pengalihan tugas dari kelompok kerja yang satu dengan kelompok kerja yang lainnya (Gordon & Henefin 1981).Shift kerja merupakan suatu sistem yang diterapkan perusahaan untuk meningkatkan performa kerja secara maksimal dan kontinyudengan bekerja selama 24 jam dalam sehari.
Nurmianto (2004) dalam artikelnya yang berjudul Shift Work and III-Health menyebutkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Circadian Learning Center di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa masalah fisik yang dihadapi oleh pekerja shift, terutama yang bekerja di mala hari adalah gangguan tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi.
Periode yang biasanya digunakan untuk pembagian shift kerja adalah (1) shift pagi, yaitu dari jam 08.00 pagi sampai dengan jam 16.00 sore, (2) shift sore, yaitu dari jam 16.00 sore sampai dengan 00.00 tengah malam, dan (3) shift malam, yaitu dari jam 00.00 tengah malam sampai dengan jam 08.00 pagi (Winarsunu 2008). Perbedaan waktu pada shift kerja tentu memiliki variasi masing-masing seperti akan berbedanya kelembaban udara pada pagi, sore, malam hari, kebisingan, pencahayaan, dan lain-lain.Setiap periode kerja shift, baik pagi, sore maupun malam memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti suhu, kelembaban udara, maupun intensitas cahaya yang berbeda-beda. Bukan hanya itu saja, konsekuensi lainnya dapat dikaitkan dengan kondisi ritme biologis yang ada di dalam tubuh karyawan, kondisi psikologis dan sosial dari setiap karyawan yang bekerja pada shift yang berbeda (Gordon & Henefin dalam Kristiaji, 2004). Dengan demikian,
(17)
stres kerja pada karyawan yang memiliki shift pagi, siang, maupun malam akan bervariasi dan berbeda karena masing-masing memiliki karakteristik lingkungn fisik yang berbeda pula.
Perawat dengan shift kerja pagi akan memiliki kondisi yang lebih baik dan menyenangkan karena mereka memulai pekerjaan di pagi hari dan pulang pada siang hari sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk beristirahat, menghabiskan waktu dengan keluarga, dan bergaul dengan orang-orang di lingkungan sekitar. Selain itu, perawat dengan shift pagi juga tidak bekerja pada jam yang menyebabkan ia menjadi cepat lelah. Perawat dengan shift kerja siang hari akan menghadapi kondisi yang kurang menyenangkan pada saat bekerja. Siang hari menyebabkan kondisi suhu di lingkungan menjadi lebih tinggi sehingga beban psikis seperti stres menjadi lebih tinggi. Efek lainnya dari suhu tinggi adalah munculnya kejenuhan, kelelahan otot, dan konsentrasi yang berkurang, serta meningkatnya agresivitas (Sarwono, 1992). Sedangkan untuk perawat dengan shift malam, mereka akan lebih dihadapkan dengan tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi, serta mereka harus terjaga sepanjang malam ketika mereka sedang bekerja (Berry, 1998).
Penelitian yang dilakukan Monk, Folkard, & Wedderbur (dalam Jawel 1998) menunjukkan bahwa shift kerja sore dan malam merupakan penyimpangan yang dapat menjadi pemicu stres, dan dikhawatirkan akan memiliki dampak buruk paada kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Selain itu hasil penelitian Marcelia (2014) yang dilakukan pada karyawan bagian produksi PT. Unisem Batam menunjukkan terdapat perbedaan tingkat stres antara shiftkerja pagi, siang dan
(18)
malam. Dari ketiga shift tersebut tingkat stres yang tinggi terdapat pada shift malam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan stres. Faktor yang paling berpengaruh yaitu circadian rhythm, jam tidur kurang, kelelahan dan mengantuk. Suma’mur, (1993), pekerja yang bekerja dengan shift kerja malam perlu diperhatikan dikarenakan circadian rhythm terganggu, metabolisme tubuh tidak dapat beradaptasi, kelelahan, kurang tidur, alat pencernaan kurang berfungsi secara normal, dan timbul reaksi psikologis.Pekerja yang bekerja dengan sistem kerja shift akan mengalami gangguan tidur yang disebabkan kekurangan waktu tidur dan gangguan circadian rhythm (Wicken, et al, 2004).
Berdasarkan pemaparan diatas menunjukkan bahwa tingkat stres pada pekerja yang menggunakan shift akan berbeda-beda tergantung pada shift apa ia melakukan pekerjannya. Pemberlakuan shift kerja juga terjadi pada RSUPH Adam Malik Medan dikarenakan rumah sakit Adam Malik memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan selama 24 jam. RSUPH Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A, rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis, Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau dan memiliki pasien yang banyak dari berbagai Provinsi. RSUPH Adam Malik memiliki jumlah pasien yang banyak yang menuntut peningkatan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat meningkatkan beban kerja perawat.
(19)
RSUPH Adam Malik Medan menggunakan sistem kerja shift bergilir, dimana sistem penjadwalan shift bergilir tiga kali dalam satu hari. Setiap pegawai rumah sakit terutama perawat dituntut untuk dapat bekerja pada pagi, siang dan malam hari. Perawat dituntut bekerja selama 8 sampai dengan 10 jam dalam sehari. Jadwal shift kerja dimulai dari pagi pukul 08.00 sampai 15.00 (8 jam ), sedangkan untuk shift siang dimulai pukul 15.00 sampai 22.00 (8 jam), dan untuk shift malam dimulai dari pukul 22.00 sampai 08.00 (10 jam). Setiap minggu setiap perawat mengalami perubahan shift yang artinya setiap perawat di Adam Malik merasakan ke-3 shift tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis merasa tertarik dan ingin mengetahui bagaimana perbedaan stres kerja ditinjau dari sistem kerja shift pada perawat di RSUPH Adam Malik.
B.RUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah ‘’ bagaimana perbedaan
stres kerja pada perawat yang menggunakan sistem shift di RSUPH Adam
Malik’’
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan stres kerja pada perawat ditinjau dari sistem kerja shift pagi, siang, dan malam di RSUPH Adam Malik.
(20)
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi teoritis di bidang ilmu psikologi industri dan organisasi, mengenai perbedaan stres kerja ditinjau dari sistem kerja shift
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat stres kerja berdasarkan sistem kerja shift pagi, siang dan malam sehingga dapat dibuat intervensi yang sesuai untuk mengurangi tingkat stres kerja yang tinggi di shift sore dan malam.
E. SISTEMATIKA PENELITIAN
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan menjelaskan sejumlah konsep yang berhubungan dalam pembahasan masalah penelitian. Tinjauan pustaka yang digunakan berkaitan dengan konsep stres kerja, dan sistem shift kerja dan Paradigma berpikir.
(21)
Bab ini berisi metode yang digunakan dalam penelitian yang mencakup variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, metode pengambilan data dan metode analisa data. BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Pada Bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum subjek penelitian, uji asumsi, hasil utama penelitian, hasil tambahan penelitian, serta pembahasan.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang ditetapkan dari hasil penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian, serta diakhiri dengan saran-saran bagi peneliti lain dan instansi.
(22)
A.STRES KERJA
1. Definisi Stres Kerja
Spears (2008) mendefinisikan stres kerja sebagai reaksi seseorang terhadap tekanan yang berlebihan atau tuntutan ditempat kerja yang bersifat merugikan. Stres kerja adalah suatu kondisi dimana individu mendapatkan tekanan dari pihak internal maupun eksternal. Sumber tekanan internal dapat berupa kondisi fisik, perilaku, kognitif, emosional, dan lain-lain (Fathoni, 2006).
Menurut Kavaganh, Hurst, & Rose (dalam Wijono, 2010), stres kerja merupakan suatu ketidakseimbangan persepsi individu tersebut terhadap kemampuannya untuk melakukan tindakan. Beehr & Newman (dalam Wijono, 2010) mendefinisikan bahwa stres kerja sebagai suatu keadaan yang timbul dalam interaksi diantara manusia dengan pekerjaan.
Caplan et al (dalam Wijono, 2010) menyatakan bahwa stres kerja mengacu pada semua karakteristik pekerjaan yang mungkin memberi ancaman kepada individu tersebut. Dua jenis stres kerja mungkin mengancam individu yaitu baik berupa tuntutan dimana ketika individu tidak berusaha untuk memenuhi kebutuhannya atau persedian yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan individu tersebut.
Rivai dan Sagala (2009) mendefenisikan stres kerja sebagai suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang
(23)
yang bekerja. Riggio (2003) mengemukakanstres kerja sebagai interaksi antara seseorang dan situasi lingkungan atau stresor yang menimbulkan reaksi pada fisiologis maupun psikologis pekerja. Menurut Gibson, dkk (2000) stres kerja adalah suatu respons yang dipengaruhi oleh karakteristik individu dan dilakukan untuk beradaptasi, stres kerja juga diartikan sebagai proses psikologis yang terjadi sebagai konsekuensi dari perilaku atau kejadian-kejadian pada lingkungan kerja dan menimbulkan akibat-akibat khusus secara psikologis, fisiologis dan perilaku individu.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja sebagai reaksi atau respon terhadap situasi yang menekan ataupun tekanan yang berlebihan terhadap tuntutan pekerjaan internal dan eksternal yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan fisik, psikis, dan sosial yang dapat merugikan seseorang.
2. Faktor-Faktor Stres Kerja
Robbins (2014), ada tiga kategori faktor stres berupa : lingkungan, organisasi, dan pribadi.
a. Faktor-Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi tingkat stres kerja pada karyawan dalam organisasi seperti desain struktur organisasi, pemerintahan baru di dalam suatu perusahaan, ekonomi perusahaan, iklim politik dan interaksi dengan orang-orang di dalam perusahaan.
(24)
b. Faktor-Faktor Organisasi
Faktor Organisasi juga mempengaruhi timbulnya stres kerja pada karyawan, seperti tekanan untuk menyelesaikan tugas dengan waktu yang singkat, menghindari kesalahan, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka dan hubungan yang tidak baik dengan rekan kerja. Beberapa tuntutan kerja seperti :
1. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang. Tuntutan tugas tersebut meliputi bentuk pekerjaan individu (otonomi, keragaman tugas, tingkat otomatisasi), kondisi kerja, dan tata letak fisik pekerjaan. Penelitian Monk & Tepas (1985) menunjukkan bahwa kerja shift merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik.Para pekerja shift lebih sering mengeluh tentang kelelahan dan gangguan perut dari kerja shift terhadap kebiasaan makan yang mungkin menyebabkan gangguan-gangguan perut.
2. Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkannya dalam organisasi. Konflik peran menciptakan ekspektasi yang mungkin sulit untuk diselesaikan atau dipenuhi. Beban peran yang berlebihan dialami ketika karyawan diharapkan melakukan lebih banyak daripada waktu yang ada. Ambiguitas peran tercipta ketika ekspektasi peran tidak dipahami secara jelas dan karyawan tidak yakin apa yang harus ia lakukan.
(25)
3. Tuntutan antarpribadi merupakan tekanan yang diciptakan oleh karyawan. Hubungan dengan rekan kerja yang tidak baik dapat menyebabkan stres kerja, terutama di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial tinggi.
c. Faktor-faktor Pribadi
Masalah diluar jam kerja setiap minggunya dapat terbawa ke dunia kerja. Faktor-faktor ini terutama adalah masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang.
3. Gejala- Gejala Stres Kerja
Beehr & Newman 1978 (dalam Rice, 1987) menyatakan ada tiga efek samping yang ditimbulkan dari stres kerja berupa : gejala psikologis, gejala kesehatan fisik, dan gejala perilaku.
a. Gejala Psikologis
1. Kecemasan, ketegangan, dan mudah tersinggung 2. Perasaan frustasi, mudah marah dan benci 3. Tertekan
4. Menurunnya efektifitas dalam komunikasi 5. Menarik diri dan depresi
6. Merasa terisolasi dan terasingkan
7. Merasa bosan dan tidak puas terhadap pekerjaan 8. Kelelahan mental dan menurunnya fungsi intelektual
(26)
9. Kehilangan konsentrasi
10.Kehilangan spontanitas dan kreativitas
Rasa cemas, tegang, marah dan benci merupakan beberapa gejala yang ditimbulkan akibat stres kerja. Ditemukan pada beberapa orang, tekanan pekerjaan berdampak pada peningkatan gangguan psikologis yang dapat menyebabkan depresi. Situasi ini terjadi setelah pekerja telah berusaha namun gagal.
b. Gejala Kesehatan Fisik
Ada beberapa gejala fisik yang sering muncul akibat stres kerja yaitu : 1. Peningkatan denyut jantung dan tekanan darah
2. Peningkatan sekresi hormon adrenalin dan noradrenaline 3. Penyakit gastrointestinal seperti maag
4. Masalah pernapasan
5. Peningkatan jumlah keringat 6. Sakit kepala
7. Kelelahan fisik 8. Ketegangan otot 9. Gangguan tidur c. Gejala Perilaku
1. Prokrastinasi dan menghindari pekerjaan
2. Penurunan prestasi dan produktivitas kerja secara menyeluruh 3. Meningkatnya penggunaan alkohol dan obat-obatan
(27)
4. Sabotase langsung pada pekerjaan 5. Meningkatnya kunjungan ke klinik
6. Makan berlebihan sebagai pelarian yang mengarah ke obesitas
7. Tidak nafsu makan sebagai bentuk dari penarikan diri yang mungkin dikombinasikan dengan tanda-tanda depresi
8. Kehilangan nafsu makan dan berat badan 9. Agresi, dan perusakan
10.Memburuknya hubungan dengan keluarga dan teman
4. Kategorisasi Stres Kerja
Selye (1974) membagi stres menjadi dua jenis yaitu distress dan eustress a. Distress
Distress merujuk pada stres yang merusak atau stres yang tidak menyenangkan. Stres negatif berupa perasaan cemas, tegang, takut, khawatir. Inti dari stres negatif ini ialah pengalaman psikologis negatif, menyakitkan, sesuatu yang harus dihindari.
b. Eustress
Stres yang terkait dengan pengalaman dan kenyamanan yang memuaskan. Eustress meningkatkan motivasi, memberikan motivasi terhadap individu untuk menciptakan sebuah karya seni. Eustress meningkatkan kesadaran, meningkatkan mental dan kinerja.
(28)
B.SISTEM KERJA SHIFT 1. Definisi Shift Kerja
Shift kerja merupakan periode waktu seseorang dalam melakukan pekerjaannya biasanya dalam periode 8 jam (Muchinsky, 2003). Shift kerja merupakan bentuk dari pembagian jadwal menjadi dua atau lebih dalam satu hari penuh (Schermerhorn, 2013). Menurut Riggio (1996) shift kerja merupakan bentuk dari penjadwalan kerja dimana tiap karyawan dapat terus bekerja dalam memanfaatkan keseluruhan waktu untuk perpanjangan operasi.
Bagi seorang pekerja, shift kerja berarti berada pada tempat kerja yang sama waktunya teratur dan sama (shift kontinu) atau pada waktu yang berlainan (shift kerja rotasi). Shift kerja berbeda dengan jam kerja biasa, jam kerja yang biasa biasanya memiliki waktu kerja yang teratur dan waktunya telah ditentukan sedangkan shift kerja dilakukan lebih dari satu kali dalam 24 jam (Eko, 2004).
2. Pembagian Shift
Perusahaan-perusahaan menggunakan shift kerja yang berbeda-beda. Pembagian shiftkerja menurut Muchinsky (2003) ialah :
a. Shift Pagi : dimulai pukul 07.00-15.00 b. Shift Siang : dimulai pukul 15.00-23.00 c. Shift Malam : dimulai pukul 23.00-07.00
(29)
3. Sistem Shift Kerja
Menurut william (2004), ada dua macam sisitem shift berupa : a. Shift rotasi
Shift rotasi merupakan sistem penjadwal kerja yang tetap, bekerja pada tiap shift yang tetap setiap harinya.
b. Shift rotasi
Shift rotasi adalah merupakan jenin shift yang menggangu irama circadian dibandingkan dengan shift permanen bila berlangsung dalam jangka panjang.ILO menyatakan pergantian shift yang normal adalam 8 jam pada setiap shift. Shift kerja yang dilaksanakan 24 jam termasuk hari minggu dan hari libur. Inggris menggunakan sistem 2-2-2, sistem ini disebut dengan sistem rotasi pendek dan masing-masing lamanya 2 hari dan pada akhir shift diberikan libur 2 hari.
4. Macam-macam Shift Kerja
Menurut Fish (2000) ada beberapa efek shift kerja yang dapat dirasakan tenaga kerja yaitu :
a. Efek fisiologis, berpengaruh terhadap :
1. Kapasitas fisik kerja yang mengalami penurunan karena adanya rasa kantuk dan lelah.
(30)
b. Efek psikososial
Efek psikososial ini merupakan masalah yang lebih besar. Masalah yang dapat ditimbulkan dapat berupa gangguan dalam kehidupan keluarga, waktu luang yang semakin sedikit, kesempatan yang kecil untuk berinteraksi dengan teman dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Demikian pula adanya pandangan di suatu daerah yang tidak mengizinkan pekerja wanita untuk bekerja pada malam hari, mengakibatkan tersisih dari masyarakat.
c. Efek kinerja
Kinerja yang semakin menurun selama kerja shift malam dapat disebabkan oleh efek psikososial dan fisiologis. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan mental karyawan yang dapat berpengaruh terhadap kewaspadaan dalam bekerja seperti kualitas kontrol dan pemantauan.
d. Efek terhadap kesehatan
Efek shift kerja terhadap kesehatan pekerja berupa gangguan gastrointestinal, yaitu dyspepsia atau ulcus ventriculimerupakan masalah yang biasa dialami pada umur 40-45 tahun. Sistem shift kerja dapat menjadi menimbulkan masalah dalam keseimbangan kadar gula dalam darah dan juga insulin bagi penderitaan diabetes. Menurut Attwood, Joseph, & Danz Reece (2004), efek shift kerja yang terhadap kesehatan terkait dua alasan utama, yaitu sirkadian ritme dan gangguan kebiasaan sehari-hari akibat dari perubahan kerja dari siang hari ke
(31)
malam hari yang menyebabkan kebiasaan makan yang tidak sehat, hilangnya nafsu makan, gangguan psikosomatik, penyalahgunaan obat-obatan seperti mengkonsumsi obat tidur, gangguan tidur, dan masalah pencernaaan.
5. Managemen Shift Kerja
Tayari dan smith (1997) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk managemen shift kerja adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi lamanya waktu bekerja pada shift malam tanpa mengurangi kompensasi dan keuntungan lainnya.
b. Lamanya kerja shift tidak melebihi 8 jam.
c. Tiap shift pagi, siang atau malam seharusnya diikuti dengan paling sedikit 24 jam libur dan shift malam dengan paling sedikit 2 hari libur, sehingga pekerja dapat mengatur kebiasaan tidur mereka.
d. Memungkinkan adanya interaksi sosial dengan teman kerjanya.
e. Musik yang tidak monoton selama bekerja pada shift malam sangat berguna.
(32)
C.Perawat
1. Definisi Perawat
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berada di rumah sakit dimana jumlah maupun keberadaanya dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dan mempunyai hubungan langsung dengan pasien (Praptiningsih, 2006).
Peran perawat adalah memperhatikankebutuhan pasien dengan memberikanpelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Nursalam, 2007).
2. Rumah Sakit
Rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar yaitu : pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri dan geinekologi, 5 (lima) spesialis penunjang medik yaitu : pelayanan anestesiologi, radiologi, rehabilitasi medik, patologi klinik, dan patologi anatomi, 12 (dua belas) spesialis lain yaitu : mata, THT, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, jiwa, paru, onthopedi dan gigi mulut.
3. Perawat yang bekerja di Rumah Sakit RSUPH Adam Malik
Perawat yang bekerja di rumah sakit HAdam Malik merupakan tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan dan jumlah maupun keberadaanya dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dan memiliki hubungan langsung dengan pasien.
Menurut DiMatteo (1990), coping merupakan proses yang dinamis. Berbagai macam strategi coping mungkin telah dilakukan oleh individu dan
(33)
umpan balik (feedback) tentang keberhasilan pada suatu tipe coping akan memacu seseorang untuk mencoba lagi tipe coping tersebut. Sedangkan jika gagal, disisi sebaliknya, akan membawa individu untuk mengganti dengan tipe coping yang lain. Individu secara berkelanjutan akan menilai lingkungan dan kemampuannya untuk melakukan suatu coping. Sejalan dengan DiMatteo, Dalton dkk. (2007) menyatakan bahwa coping juga merupakan proses yang dinamis, yang dapat berubah setiap waktu, tergantung pada tuntutan situasi, ketersedian sumber daya dan penilaian yang terus menerus.
Perawat di RSUPH Adam Malik menggunakan sistem kerja shift sebagai bentuk penjadwalan kerja, rumah sakit menggunakan sistem kerja shift karena rumah rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan selama 24 jam dan perawat memiliki peranan yang besar dalam memberikan pelayanan dan perawatan.
D.Dinamika Stres Kerja Ditinjau dari Sistem Kerja Shift Pada Perawat Lazarus (dalam Sarafino, 2011) mengemukakan bahwa stres merupakan suatu peristiwa atau keadaan yang mendesak dan melebihi kemampuan manusia untuk mengatasinya. Stres kerja sebagai reaksi seseorang terhadap tekanan yang berlebihan atau tuntutan ditempat kerja yang bersifat merugikan (Spears, 2008).
Adapun beberapa gejala yang ditimbulkan dari stres kerja dapat dilihat dari berbagai faktor yang menunjukkan perubahan. Pertama, perubahan fisiologis, yang berupa gangguan tidur, penyakit gastrointestinal, ketegangan otot, kelelahan fisik, dan sakit kepala. Kedua, perubahan psikologis, ditandai dengan kecemasan yang terus-menerus, perasaan tertekan, perasaan frustasi dan marah, menarik diri ,
(34)
kehilangan konsentrasi, kebosanan dan ketidakpuasan kerja. Ketiga, perubahan perilaku, ditandai dengan menghindari pekerjaan , penurunan prestasi, makan berlebihan, kehilangan nafsu makan, dan memburuknya hubungan dengan keluarga (Rice, 1987).
Ada beberapa sumber stres kerja, di mana salah satunya merupakan shift kerja. Robbins (2013) menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan stres berupa : faktor lingkungan,organisasi dan pribadi. Tuntutan tugas yang terdapat pada faktor organisasi yang berupa shift kerja. Winarsunu (2008) juga berpendapat bahwa satu faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah sistem shift kerja. Penggunaan shift kerja memiliki beberapa dampak yang kurang baik, terutama terhadap kesehatan baik secara fisik, psikologis, dan sosial (Aamondt, 1991).
Shift kerja merupakan bentuk dari pembagian jadwal menjadi dua atau lebih dalam satu hari penuh (Schermerhorn, 2013). Jadwal kerja shift yang diberlakukan bervariasi, biasanya kerja 8 jam atau 12 jam dalam sehari (Dian Mariadi, 2008). Shiftkerja dibagi menjadi tiga bagian yaitu shift pagi, siang dan malam. Shiftkerja juga dapat dibedakan menjadi dua macam shift yaitu, shift tetap dan shift bergilir. Terdapat dua bentuk shift bergilir, yaitu dapat secara backwad dan fordward. Pada reaksi fordward, pekerja akan berpindah shift pagi ke shift siang, kemudian shift malam. Sedangkan pada reaksi backwad, pekerja akan berpindah dari shift pagi ke shift malam dan kemudian ke shift siang (Aamondt, 1991).
(35)
Efek fisiologis yang ditimbulkan dari shift kerja akan memnggangu ritme harian karyawan seperti, tergangguanya pola makan, tidur dan istirahat yang akan mempengaruhi kesehatan seperti berkurangnya nafsu makan, kelelahan, gangguan pencernaan dan kurang tidur.Sedangkan efek psikologis yang ditimbulkan dari shift kerja akan mempengaruhi kehidupan keluarga, waktu luang yang semakin sedikit, dan kesempatan untuk berinteraksi dengan kelompok dalam masyarakat. Efek kinerja yang timbulnya dari shift mengakibatkan menurunnya kemampuan mental perawat yang dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas dalam bekerja. Dan efek yang ditimbulkan terhadap kesehatan berupa gangguan dyspesia atau ulcus ventriculi yang biasanya dialami pada umur 40-45 tahun. Dan efek lainnya berupa circadian rthyme dan gangguan kebiasaan sehari-hari akibat perubahan kerja dari siang hari ke malam hari.
Shift kerja pagi memiliki kondisi bekerja yang lebih baik, jam kerja normal, suhu udara yang baik memiliki waktu istirahat dan tidur yang lebih banyak sehingga beban kerja tidak terlalu berat (Akerstedt & Froberg, 1976). Sedangkan shift kerja siang memiliki kondisi suhu yang cukup panas yang dapat mempegaruhi emosi, waktu istirahat yang sedikit di siang hari, memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan interaksi dengan keluarga, dan tidak dapat mengikuti kegiatan lainnya yang dilakukan pada siang hari. Dan shift kerja malam menggangu circadian rhythm pada tiap individu yang berbeda-beda,jam tidur dan istirahat yang kurang, suhu lingkungan, pencahayaan yang tidak baik dalam penyesuaian kerja malam (Marcelia, 2014).
(36)
Pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit menggunakan sistem kerja shift sebagai jadwal kerja dikarenakan rumah sakit beroperasi selama 24 jam dalam memberikan pelayanannya (Wijaya, 2006). Perawat merupakan salah satu pekerja yang paling sering berada di rumah sakit dan menggunakan sistem kerja shift yang di tuntut untuk mengalami kondisi kerja pagi, siang dan malam (Hamid, 2000). Perawat memiliki tugas yang bervariasi, tergantung pada karakteristik-karakteristik tertentu dalam malaksanakan pekerjaanya (Manuaba, 2000). Hal ini didukung oleh penelitian Moustaka & Constantinidis (2010) yang menemukan bahwa perawat dihadapkan dengan tugas kerja yang berbeda, bekerja dengan shift. Hasil penelitian Gelseman (2005) menemukan bahwa perawat memiliki tingkat stres yang tinggi dalam menjalani profesinya.
E.Hipotesa Penelitian
Berdasarkan hal diatas maka hipotesa dalam penelitian ini
1. Ada perbedaan stres kerja pada perawat yang bekerja dengan shift pagi dan siang.
2. Ada perbedaan stres kerja pada perawat yang bekerja dengan shift siang dan malam.
3. Ada perbedaan stres kerja pada perawat yang bekerja dengan shift malam dan pagi.
(37)
Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam proses penelitan, sebab untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari sesuatu penelitian dapat memiliki harga keilmiahan yang tinggi (Hadi, 2000). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian metode penelitian kuantitatifkomparatif. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Erlina, 2011). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui perbedaan stres kerja ditinjau dari sistem kerja shift pada perawat.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL
Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel-variabel utama dalam penelitian dan penentuan fungsinya masing-masing (Azwar 2013). Variabel-variabel yang terlibat di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas : sistem kerja shift 2. Variabel terikat : stres kerja
B. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan karakteritik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian (Erlina 2011, hlm 48).
(38)
1. Stres Kerja
Stres kerja adalah suatu kondisi yang disebabkan adanya tuntutan dari internal maupun eksternal yang menimbulkan reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku yang muncul sebagai hasil interaksi antara individu dan kondisi kerjanya.Stres kerja diukur dengan menggunakan skala stres kerja yang disusun berdasarkan gejala-gejala psikologis yang dikemukakan oleh Terry Beehr & John Newman (1978).Semakin tinggi skor pada gejala psikologis, fisiologis, dan perilaku maka semakin tinggi stres kerja yang dialami oleh subjek.
2. Sistem kerja shift
Sistem kerja shift merupakan bentuk penjadwalan kerja berdasarkan 8 jam kerja dan dilakukan selama 24 jam/ satu hari penuh, shift kerja dimulai dari pukul 08.00-15.00, pukul 15.00-22.00, dan pukul 22.00-08.00.Shift kerja dapat dilihat dengan cara mencantumkan shift pagi, siang atau malam di kolom identitas diri pada skala stres kerja.
C. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN DATA 1. Populasi dan Sampel Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan sejumlah orang dari populasi untuk dijadikan subjek penelitian yang disebut sampel, sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011). Populasi merupakan kelompok subjek yang akan digeneralisasikan hasil penelitian (Azwar, 2013). Populasi dalam penelitin ini adalah semua perawat yang bekerja di RSUPH Adam Malik yang berjumlah
(39)
706 perawat. Dikarenakan adanya keterbatasan peneliti dalam menjangkau populasi, maka peneliti hanya menggunakan sebagian perawat dari populasi yang dijadikan subjek penelitan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 180 perawat. Subjek dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, 180 orang perawat diambil dari 4 bagian yaitu Rindu A, Rindu B, IGD, dan Cardiovascular dengan masing-masing 60 orang pada tiap bagian shift pagi, siang, dan malam.
2. Tehnik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang akan digunakan pada penelitian ini adalah non-probability sampling, yaitu tehnik sampling yang digunakan apabila tidak semua orang di dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subjek penelitian. Di dalam tehnik non-probability sampling, terdapat berbagai jenis metode pemilihan sampel lagi. Metode pemilihan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling dimana peneliti ingin mengambil sampel yang mempunyai karakteristik dari populasi (Erlina, 2011).
Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah :
a. Perawat laki-laki dan perempuan yang bekerja di rumah sakit. b. Memiliki masa bekerja diatas 1 tahun.
c. Bekerja menggunakan sistm kerja shift pagi, siang, dan malam.
d. Perawat yang bekerja di bagian Rindu A, Rindu B, IGD, dan Cardiovascular.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti (Azwar,
(40)
2000). Menurut Azwar (2010) penggunan skala merupakan suatu metode untuk mendapatkan jawaban subjektif dari subjek dengan menempatkan respon pada titik-titik yang kontinum. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode survey melalui pembagian skala kepada responden. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui stres kerja perawat RSUPH Adam Malik berupa skala. Skala dalam penelitian ini dibuat dengan merujuk pada aspek stres kerja menurut Terry Beehr & John Newman (1987) berdasarkan gejala-gejala psikologis, fisiologis, dan tingkah laku.
1. Skala Stres Kerja
Penyusunan skala stres kerja ini disusun berdasarkan empat aspek-aspek stres kerja yang dikemukakan oleh Terry Beehr & John Newman (1987). Skala stres kerja ini mencakup tiga gejala stres kerja yaitu fisiologis, psikologis, dan perilaku.
Skala ini menyediakan empat rentang respon, dari sangat sesuai dengan sangat tidak sesuai. Respon dapat diberikan dalam bentuk angka yang berada pada satu garis kontinum, dimana angka 4 adalah untuk respon sangat setuju dan 1 adalah sangat tidak setuju.
Skala stres kerja ini menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favourable dan unfavourabledengan rentang skor dari 1 sampai 4. Berikut merupakan blue print dari skala stres kerja.
(41)
Tabel 1. Blue Print Skala Stres Sebelum Uji Coba Alat Ukur No
Gejala-Gejala Item
Fovourable
Item
Unfovourabl e
Jumlah
1 Psikologis 1, 2, 5, 18, 19, 24, 31, 33, 35,
42, 14
21, 12, 27, 34, 17, 39
17
2 Fisiologis 23, 26, 30, 32, 40, 41, 43, 44
20, 29, 37, 47, 48, 54,
16, 25
16
3 Perilaku 11, 6, 7, 8, 10, 14, 46, 15, 36,
50, 52
3, 4, 13, 9, 22, 28, 38, 45, 49, 53
21
Jumlah Total Item
54
2. Pada skala stres kerja, tepatnya pengisian identitas diri. Kolom tersebut akan berisi nama/inisial, jenis kelamin, dan shift.Shift kerja dapat diukur dengan memberikan kolom bekerja pada shift pagi, siang atau malam.
(42)
E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR 1. Validitas
Validitas menunjukkan kesesuaian suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya dalam mencapai sasarannya. Validitas juga berhubungan dengan tujuan dari pengukuran. Pengukuran dikatakan valid jika dapat mengukur tujuannya dengan nyata dan benar (Erlina, 2011).
Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah content validity dan construct validity. Content validitymenunjukkan seberapa besar item-item di alat ukur mewakili konsep yang ingin diukur, menguji isi yang relevan dengan tujuan yang ingin diukur (Erlina, 2011).
2. Reliabilitas
Reliabiltas merupakan tingkat seberapa besar suatu pengukur dapat mengukur dengan stabil dan konsisten (Sekaran,2003). Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang ingin diukur (Sukadji, 2000). Pada penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal ukuran berupa inter-item consistency realibity. Metode ini menguji konsistensi responden untuk semua item dalam ukuran (Erlina, 2011).
3. Uji Beda Item
Uji daya beda item bertujuan untuk melihat sejauh mana item membedakan antara individu yang memiliki atribut yang tidak memiliki atribut yang hendak
(43)
diukur (Azwar, 2004). Pengujian daya beda item ini dilakukan dengan menggunakan komputasi koefesien korelasi antara distribusi skor pada setiap item dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu skor total tes itu sendiri dengan mengguanakan koefisien korelasi Person Product Moment, yang dianalisis dengan bantuan komputerisasi SPSS 20.00 for Windows dan Microsoft Office Excel 2010. Prosedur pengujian ini akan menghasilakan koefesien korelasi item yang dikenal dengan indeks beda item.
4. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Uji coba alat ukur dilakukan dengan memberikan skala stres kerja berjumlah 54 item pada 80 perawat RSUPH Adam Malik. Setelah dilakukan uji coba dengan menggunakan SPPS 20.0 for Windows maka diperoleh hasil uji beda item dan reliabilitas dengan koefesien alpha cronbach keseluruhan item skala stres kerja sebesar 0,864 yang berarti tingkat reliabilitas baik, dan hasil analisa skala stres kerja dari 54 item terdapat 24 item yang gugur (beda item lebih kurang dibawah 0,25) yaitu item nomor 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 30, 31, 45, 50, 51, 53.
(44)
Tabel 2. Blue Print Skala Stres Sesudah Uji Coba Alat Ukur No
Gejala-Gejala Item
Fovourable
Item
Unfovourable
Jumalah
1 Psikologis 3, 7, 12, 23, 24 9, 18, 28 8
2 Fisiologis 5, 10, 11, 13, 16, 20, 25, 26, 30
6, 21, 15 12
3 Perilaku 17, 19, 22, 27 1, 2, 4, 8, 14, 29
10
(45)
F. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Pembuatan Alat Ukur
Pada tahap ini peneliti membuat alat ukur berupa skala stres kerja berdasarkan teoriTerry Beehr & John Newman (1987). Pada skala stres kerja, peneliti membuat 54 item. Skala dibuat dalam bentuk booklet ukuran kertas A4. Setiap pernyataan memiliki 4 alternatif
b. Permohonan Izin
Sebelum melakukan proses pengambilan data, peneliti mengurus surat permohonan izin di Fakultas Psikologi, dan kemudian surat tersebut diberikan kepada pihak tata usaha RSUPH Adam Malik. Peneliti juga mengurus surat Ethical Clereance di Fakultas Kedokteran USU.
c. Uji Coba Alat Ukur
Uji coba alat ukur dilakukan untuk mrlihat validitas dan reliabilitas skala stres kerja. Uji coba alat ukur diberikan kepada 80 perawat di RSUPH Adam Malik.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Proses pengambilan data dilakukan pada tanggal 3 juni 2015 hingga 3 juli 2015 di RSUPH Adam Malik Medan. Skala stres kerja diberikan kepada 180 orang perawat di bagian Rindu A, Rindu B, IGD dan Cardiovascular.
(46)
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah diperoleh data skala stres kerja pada masing-masing subjek, maka dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode statistik. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan progam SPSS 20.0 for Windows dan Microsoft Office Excel 2010.
G. METODE ANALISA DATA
Menurut Erlina (2011), analisis data merupakan proses yang berhubungan dengan pengujian data dengan menggunakan tehnik statistik tertentu, dari pengujian statistik yang memadai akan digunakan untuk menarik kesimpulan.
Penelitian ini menggunakan metode analisa data statistik nonparametrik Kruskal-Wallis yang digunakan untuk melihat perbedaan dua kategori (kelompok) data atau lebih data yang diteliti. Seluruh analisa data pada penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu program SPSS 20.0 for windows. Sebelum pengujian hipotesis, dilakukan :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Test of Normality pada program SPSS 20.0 for windowsuntuk melihat apakah sampel yang digunaakan berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Pengujian normalitas akan menggunakan Kolmogorov Smirnov yang mana signifikansi harus lebih besar dari 0,05 agar sampel dianggap berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
(47)
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan agar data yang diperoleh bersifat homogen, dikatakan homogen jika p > 0,05.
3. Kruskal-Wallis
Kruskal-Wallis digunakan untuk menguji hipotesa, apakah ada perbedaan stress kerja ditinjau dari sistem kerja shift pada perawat.
(48)
Pada bab ini, peneliti akan menguraikan mengenai keseluruhan hasil dari penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum pada subjek penelitian dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi data penelitian serta hasil tambahan. Selanjutnya pada pembahasan akan dibahas mengenai analisa data.
A.Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah 180 perawat yang terwakili dari bagian Rindu A, Rindu B, IGD, dan Cardiovascular yang bekerja di RSUPH Adam Malik yang menggunakan sistem kerja shift. Berikut ini gambaran umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan sistem shift.
1. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase
1 Pria 25 13,9%
2 Wanita 155 86,1%
(49)
Dari tabel 3 diatas diperoleh data bahwa mayoritas subjek penelitian ini adalah wanita. Subjek wanita berjumlah 155 orang(86,1%) dan subjek pada laki-laki sebanyak 25 orang (13,9%).
2. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah (N) Persentase
1. 22-32 Tahun 75 41,7%
2. 33-43 Tahun 67 37,2%
3. 44- 54 Tahun 38 21,1%
Total 180 100%
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah subjek yang paling banyak berada pada rentang usia 22-32 tahun yaitu 75 orang (41,7%), jumlah subjek yang berada pada rentang usia 33-43 tahun yaitu 67 orang (37,2 %), dan subjek yang berada pada rentang usia 22-54 tahun yaitu 38 orang (21,1%).
3. Gambaran Subjek Berdasarkan Sistem Kerja Shift
Berdasarkan sistem shift, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :
(50)
Tabel 5. Penyebaran Subjek Berdasarkan Sistem Kerja Shift
No Shift Jumlah (N) Persentase
1 Pagi 60 33,3%
2 Siang 60 33,3%
3 Malam 60 33,3%
Total 180 100%
Dari tabel 5 diatas diperoleh data bahwa subjek penelitian ini mengunakan sistem kerja shift pagi sebanyak 60 orang (33,3%), shift kerja siang 60 orang (33,3%) dan kerja shift malam 60 orang (33,3%).
B.Uji Asumsi
Sebelum dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi pada data penelitian yang meliputi uji normalitas dan homogenitas yang kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesa. Pengujian asumsi dan analisa data menggunakan bantuan program SPSS versi 20.0 for windows.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data penelitian berdistribusi secara normal dalam kurva sebaran normalitas. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan kolmogorov- smirnov. Pengujian ini menyatakan berdistribusi normal jika p > 0.05 maka sebaran data normal. Sedangkan jika p < 0.05 maka sebaran data tidak normal. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
(51)
Tabel 6. Uji Normalitas Stres Kerja Shift Kolmogorov-Smirnova Stres
1
2
3
Statistic Df Sig.
,127
,124
,126
60
60
60
,017
,022
,019
Dari uji normalitas, dapat dilihat pada tabel diatas data yang diperoleh stres kerja pada shift 1 (pagi) p = 0,017, pada shift 2 (siang) p = 0,022, pada shift 3 (malam) p = 0,019. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran data stres kerja pada shift pagi, siang, dan malam tidak terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan agar mengetahui apakah data yang diperoleh bersifaat homogen atau tidak, sampel-sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Hasil dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
(52)
Tabel 7. Uji Homogenitas
Dari hasil tabel di atas dapat diketahui signifikansi sebesar 0,030. Karena nilai signifikansi 0,030 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varian dari ketiga kelompok data adalah tidak sama atau tidak homogen.
C. Hasil Utama Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah ada perbedaan stres kerja ditinjau dari sistem kerja shift. Untuk menguji adanya
Levene Statistic
Df1 Df2 Sig.
StresBased on Mean
Based on Median
Based on Median and With adjust df
Based on trimmed mean 3,576 3,505 3,505 3,510 2 2 2 2 177 177 162.066 177 .030 .032 0.32 0.32
(53)
perbedaan stres kerja digunakan analisis statistik nonparametrik, Kruskal-Wallis dengan bantuan program SPSS 20.0 for Widows dan Microsoft Office Excel 2010.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai sig stres kerja sebesar 0.000 dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil ini menyatakan bahwa 0,000 < 0,05, maka dari itu dapat dikatakan hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima yang artinya terdapatperbedaan stres kerja antara shift pagi, siang dan malam. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 8 Kruskal- Wallis
Tabel 9. Rank Kruskal- Wallis
Shift N Mean
Rank
Streskerja Pagi 60 64.59
Siang 60 87.99
Malam 60 118.92
Total 180 Stres Kerja Chi-Square
Df
Asymp. Sig.
32.882 2 .000
(54)
Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa mean rank pada shift pagi sebesar 64.59, mean rank pada shift siang 87,99 sedangkan mean rank pada shift malam adalah sebesar 118,92. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perawat yang bekerja pada shift malam mengalami streskerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang bekerja pada shift pagi maupun siang.
D. Hasil Tambahan
1. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Data Penelitian
Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap skala stres kerja, terdapat 30item yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisa menjadi data penelitian dengan rentang skor 1 sampai 4, sehingga dihasilkan skor minimum 30 dan skor maksimum sebesar 120. Berdasarkan data penelitian, diperoleh total skor minimum 54 dan skor maksimum 84. Hasil perhitungan nilai rata-rataempirik dan nilai rata-rata hipotetik stres kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 10. Perbandingan Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Stres KerjaShift Pagi
Variabel
Empirik Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Stres kerja 45 83 65,98 6, 956 30 120 60 15
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil perbandingan nilai rata- rata hipotetik stres kerja pada shift pagi sebesar 30 dengan standar deviasi 15 dan nilai rata-rata empirik 65,98 dengan standar deviasi 45. Hasil tersebut menunjukkan
(55)
bahwa perbandingan antara rata-rata empirik lebih besar daripada rata-rata hipotetik dengan selisih 6,98 yang artinya stres kerja pada shift pagi lebih tinggi dari yang diperkirakan alat ukur, kondisi stres kerjapada perawat yang bekerja pada shift pagi lebih tinggi dari yang diperkirakan alat ukur.
Tabel 11. Perbandingan Nilai Empirik dan Nilai HipotetikStres KerjaShift Siang
Variabel
Empirik Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Stres kerja 54 84 69,45 6,966 30 120 60 15
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil perbandingan nilai rata- rata hipotetik stres kerja pada shift siang sebesar 60 dengan standar deviasi 15 dan nilai rata-rata empirik 69,45 dengan standar deviasi 6,966.Hasil tersebut menunjukkan bahwa perbandingan antara nilai rata-rata empirik lebih besar daripada rata-rata hipotetik dengan selisih 9.45 yang artinyastres kerja pada shift siang lebih tinggi dari yang diperkirakan alat ukur, kondisi stres kerjapada perawat yang bekerja pada shiftsiang lebih tinggi dari yang diperkirakan alat ukur.
Tabel 12. Perbandingan Nilai Empirik dan Nilai HipotetikStres KerjaShift Malam
Variabel
Empirik Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
(56)
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil perbandingan nilai rata-rata hipotetik stres kerja pada perawatshift malam sebesar 60 dengan standar deviasi 15 dan nilai rata-rata empirik 74,65 dengan standar deviasi 9,707. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perbandingan antara nilai rata-rata empirik lebih besar daripada rata-rata hipotetik dengan selisih 14.65 yang artinyastres kerja pada shift malam lebih tinggi dari yang diperkirakan alat ukur, kondisi stres kerjapada perawat yang bekerja pada shiftmalam lebih tinggi dari yang diperkirakan alat ukur.
I. Pembahasan
Hasil utama penelitian menunjukkan terdapat perbedaan stres kerja ditinjau dari sistem kerja shift pagi, siang, dan malam pada perawat RSUPH Adam Malik Medan. Hipotesa nol pada penelitian ini ditolak dan hipotesa alternatif diterima, dari data yang diperoleh mean rank pada shift pagi sebesar 64,59, mean rank pada shift siang 87,99 sedangkan mean rank pada shift malam adalah sebesar 118,92 yang dapat disimpulkan stres kerja yang dialami oleh perawat shift malam lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang bekerja dengan shift pagi dan siang. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Balatif (2002) yang menunjukkan shift malam memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap terjadinya stres kerja yang kemudian diikuti shiftsiang dan pagi.
Shift kerja merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya stres yang berasal dari faktor organisasi, stres yang dialami oleh para perawat dikarenakan
(57)
kecelakaan pada saat bekerja dan gangguan kesehatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Aamodt (1991) menunjukkan terganggunya fungsi tubuh, seperti gangguan tidur dan masalah pencernaan. Gangguan tidur dapat menyebabkan kelelahan yang dipengaruhi oleh kekurangan waktu tidur dan gangguan pada circadian rhythm akibat shift kerja. Monk & Tepas (1985) menunjukkan bahwa shift kerja merupakan salah satu sumber utama dari penyebab stres bagi pekerja pabrik. Mayan (2013), pekerja shift malam mengalami peningkatan gangguan kesehatan berupa sakit kepala sebelah, merasa letih dan lelah, kesulitan utuk tidur. Para pekerja sering mengalami keluhan kesehatan tentang kelelahan fisik dan gangguan perut dari kebiasan makan yang mukin menyebabkan gangguan-gangguan perut. Zamanian, Kakooei, Ayattollahi, Choobineh, dan Seraji (2007) shift kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan rendahnya tingkat kesehatan.
Hasil mean pada shift pagi sebesar 64,59 menunjukkan stres kerja yang dialami perawat yang bekerja dipagi hari tergolong rendah dikarenakan perawat shift pagi memiliki kondisi kerja yang lebih baik dan menyenangkan, jam kerja normal, suhu udara yang baik. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Akerstedt & Froberg (1976) pekerja yang bekerja dengan shift pagi memiliki kondisi bekerja yang lebih baik, waktu istirahat dan tidur yang cukup banyak sehingga beban kerja tidak telalu berat. Perawat pada shift pagi juga memulai pekerjaanya di pagi hari dan pulang disiang hari sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk istirahat dan berkumpul dengan keluarga. Jam kerja yang dialami shift pagi ialah selama 8 jam yang dimulai dari pukul 08.00- 15.00.
(58)
Sedangkan perawat yang bekerja pada shift siang harus memulai pekerjaanya di siang hari, dengan kondisi cuaca yang panas yang dapat mempengaruhi emosi, suara yang terlalu bising, dimana kondisi panas merupakan salah satu sumber stres yang berasal dari lingkungan fisik (Hardjana, 1994). Perawat shift siang juga memiliki pekerjaan yang lebih banyak, menghadapi lebih banyak pasien, kurangnya waktu untuk berinterakasi dengan keluarga dan teman, dan kehilangan waktu istirahat disiang hari. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian Nurhayati (2007), pekerja shift siang juga mengalami banyak tekanan yang bersifat dapat menimbulkan stres kerja seperti : mengalami kelelahan fisik, maupun psikis dan kondisi kerja dari mulai siang, sore dan malam.
Berbeda dengan perawat yang bekerja dengan shift malam, mereka memiliki kondisi yang tidak menyenangkan dikarenakan harus bekerja di malam hari, mengalami gangguan dalam peyesuaian pada circadian rhythm,sesuai dengan Grandjean, (1998), circadian rhythm dalam fungsi tubuh menunjukkan peningkatan pada siang hari dan menurun pada malam hari seperti: suhu, denyut jantung, tekanan darahdan volume pernafasan. Perawat yang bekerja di malam hari juga harus kehilangan waktu istirahat dan tidur malam mereka, akan mengalami gangguan pada jam biologis yag biasanya digunakan untuk istirahat. Perawat shift malam juga tidak memilili pencahayaan yang cukup baik yang dapat menghambatan pekerjaan mereka. Jam kerja pada shift malam dimulai pukul 22.00-08.00 yang artinya 10 jam bekerja, bekerja di luar jam kerja normal, dan jumlah perawat yang bekerja pada shift malam lebih sedikit. Perawat yang bekerja dengan shift malam diharapkan dalam kondisi siap siaga pada saat melaksanakan
(59)
pekerjaannya dimalam hari. Perawat diharuskan terjaga sepanjang malam untuk memberikan pelayanan kesehatan.Perawat juga harus siap siaga dalam memberikan pelayanan kesehatan di malam hari.
Efek fisiologis yang ditimbulkan dari shift kerja akan memnggangu ritme harian karyawan seperti, tergangguanya pola makan, tidur dan istirahat yang akan mempengaruhi kesehatan seperti berkurangnya nafsu makan, kelelahan, gangguan pencernaan dan kurang tidur. Sedangkan efek psikologis yang ditimbulkan dari shift kerja akan mempengaruhi kehidupan keluarga, waktu luang yang semakin sedikit, dan kesempatan untuk berinteraksi dengan kelompok dalam masyarakat. Efek kinerja yang timbulnya dari shift mengakibatkan menurunnya kemampuan mental perawat yang dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas dalam bekerja. Dan efek yang ditimbulkan terhadap kesehatan berupa gangguan dyspesia atau ulcus ventriculi yang biasanya dialami pada umur 40-45 tahun. Dan efek lainnya berupa circadian rthyme dan gangguan kebiasaan sehari-hari akibat perubahan kerja dari siang hari ke malam hari.
Kondisi dan situasi yang berbeda-beda saat bekerja tersebut menyebabkan tingkat stres kerja paa perawat RSUPH Adam Malik akan berbeda-beda pada setiap shiftnya. Dengan demikian perawat yang bekerja dengan shift malam mengalamistreskerja yang lebih tinggi dibandingkan perawat yang bekerja dengan shift siang.Jam kerja pada shift pagi, siang dan malam juga berbeda, shift pagi, dan siang memiliki waktu kerja yang lebih sedikit dibandingkan shift malam, dan perawat yang bekerja pada shift malam mereka juga harus kehilangan waktu istirahat malam.Hal ini sesuai dengan pernyataan Berry (1998) yang menyatakan
(60)
perawat dengan shift malam, mereka akan lebih dihadapkan dengan tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi, serta mereka harus terjaga sepanjang malam ketika mereka bekerja. Marcelia (2014) menyatakan dari ketiga shift kerja yaitu pagi, siang dan malam tingkat stres yang tinggi terdapat pada shift malam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan stres. Faktor yang paling berpengaruh yaitu circadian rhytm, jam tidur kurang, kelelahan dan mengantuk.
(61)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai jawaban dari masalah penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian. Kemudian pada bab ini juga diberikanakan saran-saran yang dapat digunakan dalam penelitian berikutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
A.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Shift pagi tergolong mengalami stress yang rendah dibandingkan shift siang dan malam dikarenakan perawat yang bekerja di shift pagi memiliki kondisi kerja yang lebih menyenangkan , jam kerja normal, suhu udara yang baik sehingga perawat dapat melakukan pekerjaanya dengan baik. Dan perawat yang bekerja di shift pagi memiliki waktu istirahat yang cukup dan dapat berkumpul dengan keluarga karena mereka menyelesaikan pekerjaanya di siang hari.
2. Perawat yang bekerja di shift siang mengalami stress yang tergolong lebih tinggi dibandingkan shift pagi karena perawat harus memulai pekerjaanya disiang hari, dengan kondisi cuaca yang panas yang dapat mempengaruhi keadaan emosi perawat, dan harus menghadapi jumlah pasien yang lebih banyak. Selain itu, suara lingkungan fisik yang terlalu bising, dan perawat
(62)
memiliki waktu istirahat di siang hari yang lebih sedikit, dan kurangnya interaksi dengan keluarga dan sosial.
3. Sedangkan perawat yang bekerja pada shift malam mengalami stress kerja yang lebih tinggi dibandingkan shift siang dan pagi dikarenakan mereka memiliki kondisi kerja yang tidak menyenangkan dikarenakan harus bekerja di malam hari, mengalami gangguan jam biologis yang biasanya digunakan untuk istirahat. Jam kerja pada malam hari juga diluar batas jam kerja normal, dimulai pukul 22.00-08.00, dan jumlah perawat yang bekerja pada shift malam lebih sedikit dibandingkan perawat yang bekerja di shift pagi dan siang.
4. Terdapat perbedaan stres kerja yang dialami perawat yang bekerja dengan sistem kerja shift.
5. Perawat yang bekerja dengan shift malam mengalami stres yang lebih tinggi dibandingkan perawat yang bekerja dengan shift pagi dan shift siang. 6. Perawat dengan stres kerja yang tinggi akan mengalami gejala-gejala psikologis, fisiologis, dan perilaku yang nantinya dapat menghambat produktivitas dalam bekerja.
(63)
B.SARAN
Pada bagian ini, peneliti akan memberikan beberapa saran sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilkukan.
1. Saran Metodologis
a. Dalam penyusunan alat ukur stres kerja, sebaiknya lebih mempehatikan penyebaran aitem pada masing-masing simtom dalam skala agar semuanya memiliki proporsi yang sama atau seimbang.
b. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan mempertimbangkan prosedur dalam proses pengambilan data.
2. Saran Praktis a. Bagi Perawat
1. Secara fisik perawat disarankan untuk tetap menjaga kondisi fisik dengan mengatur jadwal pekerjaan dan istirahat yang tepat. Hai itu dapat dilakukan dengan beristirahat cukup, melakukan olahraga, makan-makanan yang bergizi dan hindari kegiatan yang dapat merugikan kesehatan
2. Secara sosial perawat disarankan agar lebih bisa menjaga hubungan dengan teman kerja ataupun dengan pasien dan keluarga pasien agar tetap memiliki hubungan yang positif terhadap teman dan pasien.
(64)
b. Bagi Rumah Sakit
1. Sebaiknya diberikan penambahan jumlah perawat yang bekerja pada shift malam, agar perawat dapat melakukan giliran berjaga dan istirahat singkat untuk melancarkan kinerja perawat.
2. Sebaiknya rumah sakit juga menyediakan tambahan suplemen berupa makanan dan minuman bagi perawat yang bekerja di shift malam.
(65)
(66)
(67)
(68)
SKALA STRES KERJA
No :
SKALA PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
(69)
KATA PENGANTAR
Dengan hormat,
Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi USU, saya bermaksud mengadakan penelitian di bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah data yang akan saya dapatkan bila adanya kerja sama dengan anda dalam mengisi skala ini.
Saya mohon kesedian anda meluangkan waktu sejenak untuk mengisi alat ukur ini. Alat ukur ini terdiri dari beberapa item. Saya sangat mengharapkan anda memberikan jawaban yang terbuka dan apa adanya.
Skala ini terdiri dari 30pernyataan yang menggambarkan tentang stres kerja. Tidak ada jawaban yang benar dan salah dalam pengisian skala ini. Anda dapat memberikan jawaban yang menurut anda sesuai dengan diri anda. Semua jawaban dan identitas anda akan dijaga kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Cara menjawab pernyataan-pernyataan tersebut akan dijelaskan dalam petunjuk pengisian. Oleh karena itu, perhatikan terlebih dahulu petunjuk pengisian sebelum Anda mulai mengerjakan. Bacalah setiap pernyataan yang terlewati atau belum terisi.
Bantuan anda dalam menjawab pernyataan pada skala ini merupakan bantuan yang sangat besar artinya bagi keberhasilan penelitian ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2015
(70)
IDENTITAS DIRI
Nama / inisial :
Usia :
Jenis Kelamin : Pria/Wanita*
Shift :
*:coret yang tidak perlu
PETUNJUK PENGISIAN
1. Isilah identitas anda dengan benar pada kolom yang telah disediakan diatas (Identitas diri dijaga kerahasiannya)
2. Jawablah semua pernyataan dalam skala ini sesuai dengan diri anda (Jangan sampai ada nomor yang terlewatkan)
3. Pilihan yang tersedia yaitu :
Sangat Tidak Setuju: : STS
Tidak Setuju : TS
Setuju : S
Sangat Setuju : SS
4. Setiap Orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang benar atau salah.
Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan yang paling sesuai untuk menggambarkan keadaan diri anda.
Contoh :
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Saya merasa cemas bila dihadapkan pada banyak pekerjaan
(1)
LAMPIRAN 3 Data Mentah Skala Stres Kerja Perawat RSUPH Adam Malik Shift Malam
Responden
Aitem16 Aitem17 Aitem18 Aitem19 Aitem20 Aitem21 Aitem22 Aitem23 Aitem24 Aitem25 Aitem26 Aitem27 Aitem28 Aitem29 Aitem30
Responden1 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3
Responden2 1 2 2 1 3 3 1 2 3 1 1 3 1 2 2
Responden3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 3
Responden4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2
Responden5 1 1 1 4 2 2 3 1 3 1 1 1 2 2 1
Responden6 1 2 2 3 2 3 1 3 1 2 3 3 2 2 1
Responden7 2 3 1 3 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2
Responden8 1 4 2 3 1 3 2 3 1 2 1 1 2 2 2
Responden9 1 2 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 2 3 2
Responden10 1 1 2 4 3 4 1 2 2 1 3 1 2 2 1
Responden11 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2
Responden12 3 4 4 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2
Responden13 3 2 1 2 4 3 3 3 3 3 1 1 3 4 2
Responden14 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 1 1 4 3 2
(2)
Responden16 3 2 1 1 4 4 4 4 3 3 2 1 2 2 3
Responden17 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 3 3 2
Responden18 2 4 2 3 4 2 2 4 2 3 4 2 2 2 3
Responden19 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2
Responden20 2 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 1 2 2 1
Responden21 3 1 2 2 3 4 2 4 3 4 3 2 3 1 3
Responden22 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 2 1
Responden23 1 3 1 2 3 3 1 3 3 3 1 2 2 2 2
Responden24 1 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2
Responden25 3 1 1 4 1 4 4 2 2 1 2 1 3 1 4
Responden26 3 1 1 4 1 4 4 2 2 1 2 1 4 1 4
Responden27 3 1 1 4 1 4 4 2 2 1 2 1 4 1 4
Responden28 3 1 1 4 1 4 4 2 2 1 2 2 1 1 4
Responden29 3 1 1 4 1 4 4 2 2 1 2 1 3 1 4
Responden30 3 1 4 1 1 1 4 4 2 2 1 2 4 1 4
Responden31 2 1 2 4 1 4 4 2 2 1 2 1 3 2 1
(3)
Responden33 3 1 2 4 1 1 4 2 2 1 2 1 3 2 1
Responden34 3 1 1 4 1 4 4 2 2 1 2 1 3 1 4
Responden35 3 1 1 4 1 4 4 2 2 1 2 1 3 1 4
Responden36 3 1 1 4 1 4 4 2 2 1 2 1 3 1 4
Responden37 2 1 4 4 3 3 4 2 1 2 2 1 4 2 4
Responden38 2 2 2 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2
Responden39 4 1 1 4 4 4 3 1 2 2 3 1 2 1 3
Responden40 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3
Responden41 2 4 2 3 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
Responden42 4 2 2 4 4 4 2 3 3 3 3 1 3 3 2
Responden43 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2
Responden44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Responden45 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Responden46 4 1 1 2 4 4 2 4 2 3 2 2 3 3 3
Responden47 2 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 2 3
Responden48 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1
(4)
Responden50 4 1 3 1 4 3 4 3 3 2 4 1 4 4 1
Responden51 1 1 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 1 1 4
Responden52 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3
Responden53 2 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 1 1 1
Responden54 1 4 3 3 3 1 2 2 4 3 4 3 1 4 1
Responden55 1 4 3 3 3 4 4 2 3 1 1 2 2 3 3
Responden56 2 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 2 4 1 4
Responden57 1 3 4 4 4 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3
Responden58 1 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 1 4 4
Responden59 2 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 1 1 1
(5)
LAMPIRAN 4
HASIL UJI NORMALITAS
Test of Normality
Shift
Kolmogorov-Smirnov
aStres
1
2
3
Statistic
Df
Sig.
,127
,124
,126
60
60
60
,017
,022
,019
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic
Df1
Df2
Sig.
StresBased on Mean
Based on Median
Based on Median
and With adjust df
Based on trimmed
mean
3,576
3,505
3,505
3,510
2
2
2
2
177
177
162.066
177
.030
.032
0.32
0.32
(6)