Perilaku Komunikasi Kaum Biseksual Kota Bandung (Studi Fenomenologi Perilaku Komunikasi Kaum Biseksual Dalam Menjalani Kehidupannya di Kota Bandung)
PERILAKU KOMUNIKASI KAUM BISEKSUAL
(Studi Fenomenologi Mengenai Perilaku Komunikasi Kaum Biseksual Dalam Menjalani kehidupannya di Kota Bandung )
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S1) pada
Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Oleh,
Bagus Sukma Julianto NIM. 41810062
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
Daftar Riwayat Hidup Full Name Bagus Sukma Julianto Nick Bagus Sex Male Marital Status Single Height / Weight 168 cm / 51 kg B
Blood Type
th
Place, Date of Birth Bandung,07 Juli1992 Citizen IndonesianAddress Jalan Raya Cibereum, Gg. H.Arsad rt01/24 no.229
Post Code 40535 Mobile Phone +62 813 203 229 30 EmailCharacteristics Friendly, Hard worker, Cheerful, Creative,Flexible
FORMAL EDUCATION
University Of Computer Bandung 2010 – Now Senior High School at SMA YWKA Bandung 2007 – 2010
Junior High School at SMPN 7 Cimahi 2004 – 2007
NON FORMAL EDUCATION
2011 – 2012 TBI English Courses 2010 ASMTB Event Management
SKILLS Language Indonesia, Sundanesse, English Passive
I have good enough
ORGANIZATION EXPERIENCE
2012 – 2013 Member of Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMA) UNIKOM 2007 - 2009 Member of OSIS SMA YWKA Bandung
2005 - 2007 Member of OSIS SMPN 7 Cimahi 2005 - 2006 Palang Merah Remaja (PMR) SMPN 7 Cimahi
EXPERIENCE WORKING PRACTICE
Spesification Periode Ketua Pelaksana Sembako Ramadhan YWKA Bandung
2008 BAV Pets Pramuniaga Alizze Ibrahim Boutique 2011 Penulis Artikel PT. Azkia Putri Panitia Acara Event Management at Unikom Panitia Acara Master Of Ceremony at Unikom 2012
Sekretaris Acara Preneur Day 3 Unikom Surveyor Pemilu Walikota Bandung (INSTRAT) Praktek Kerja Lapangan di PT. Pos Indonesia (Persero) divisi Humas Bandung 2013 Panitia Acara Communiartion 2013 Panitia AcaraTour Mata Kuliah Media Humas Unikom 2013 Online Shop Surveyor Pemilu Partai dan Presiden (INSTRAT)
2014 Tour Leader Jaya Utama Tour and Travel
SEMINAR
No Tahun Uraian Keterangan 1. 2014 Cara Cepat Membuat Website Online Certified
Dalam 30 Menit 2. 2013 Peserta Seminar “Opportunities and Certified
Challenges in Broadcasting and Mass Media”
3. 2012 Peserta Study Tour Mass Media Certified 4. 2012 Peserta Seminar “Master of Certified
Ceremony” 5. 2012 Peserta Seminar “Public Speaking” Certified 6. 2012 Peserta Seminar “Sinematografi of Certified
Communication” 7. 2011 Peserta Mentoring Agama Islam Certified 8. 2010 Peserta Table Manner Certified
Foto Essay dan Apresiasi Seni”
DAFTAR ISI
Hal LEMBAR PENGESAHAN i LEMBAR PERNYATAAN ii ABSTRAK iii ABSTRACT iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. LatarBelakangMasalah
10
1.2. RumusaMasalah
10
1.2.1. Rumusan Masalah Makro
10
1.2.2. Rumusan Masalah Mikro
10
1.3. MaksuddanTujuanPenelitian
11
1.3.1. MaksudPenelitian
11
1.3.2. TujuanPenelitian
11
1.4 KegunaanPenelitian
11
1.4.1 KegunaanTeoritis
12
1.4.2 KegunaanPraktis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
37
34
2.1.5.2 Hakikat Bahasa
34
2.1.5.3 Fungsi Bahasa
35
2.1.6 TinjauanTentang Komunikasi Non Verbal
36
2.1.6.1 Pengertian Komunikasi Non Verbal
36
2.1.6.2 Fungsi Komunikasi Non Verbal
2.1.6.3 Ciri-ciri Komunikasi Non Verbal
34
38
2.1.6.4 Jenis Komunikasi Non Verbal
39
2.1.7 TinjauanTentangMotif
40
2.1.7.1 Pengertian Motif
40
2.1.8 TinjauanTentangFenomenologi
41
2.1.8.1 Awal Mula Fenomenologi
41
2.1.5.1 Pengertian Komunikasi Verbal
2.1.5 TinjauanTentang Komunikasi Verbal
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 TinjauanTentangKomunikasiAntarpribadi
2.1.1 PenelitianTerdahulu yang Sejenis13
2.1.2 TinjauanTentangIlmuKomunikasi17
2.1.2.1 PengertianKomunikasi18
2.1.2.2 ProsesKomunikasi19
2.1.2.3 FungsiKomunikasi20
2.1.2.4 Unsur-unsurKomunikasi
22
2.1.2.5 Bentuk-bentukkomunikasi
23
2.1.2.6 Konseptualisasi komunikasi
26
28
32
2.1.3.1 Pengertian KomunikasiAntarpribadi
28
2.1.3.2 FungsiKomunikasiAntarpribadi
29
2.1.3.3 TujuanKomunikasiAntarpribadi
30
2.1.4 TinjauanTentangPerilaku Komunikasi
31
2.1.4.1 Faktor Personal yang Mempengaruhi Perilaku
32
2.1.4.2 Faktor Situasional yang Mempengaruhi Perilaku
42
43
2.1.9 TinjauanTentangBiseksual
2.2 KERANGKA PEMIKIRAN
44
2.2.1 KerangkaTeoritis
46
2.2.2 Kerangka Konseptual
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 OBJEK PENELITIAN
51
3.1.1 Awal Mula Biseksual
53
3.1.2 Biseksual di Dunia
57
3.1.3 Biseksual di Indonesia
3.2 METODE PENELITIAN
59
3.2.1 Desain Penelitian
64
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
65
3.2.2.1 Studi Lapangan
69
3.2.2.2 Studi Pustaka
70
3.2.3 Subjek dan Informan Penelitian
70
3.2.3.1 Subjek Penelitian
70
3.2.3.2 Informan Penelitian
71
3.2.3.3 Informan Pendukung Penelitian
72
3.2.4 Teknik Analisa Data
74
3.2.5 Uji Keabsahan Data
77
3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
77
3.2.6.1 Lokasi Penelitian
77
3.2.6.2 Waktu Penelitian
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI INFORMANPENELITIAN
4.1.1 Informan Utama Penelitian84
4.1.2 Informan Pendukung Penelitian88
4.2.2.3 Gerakan dan Ruang Yang Dilakukan Kaum Biseksual 110
5.1 Kesimpulan130
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
4.3.4 PerilakuKomunikasi KaumBiseksual128
4.3.3 Motif yang MelatariPerilakuKomunikasiBiseksual125
4.3.2 KomunikasiNon Verbal KaumBiseksual Kota Bandung122
4.3.1 Komunikasi Verbal KaumBiseksual Kota Bandung117
4.3 PEMBAHASAN
4.2.3 Motif yang MelatariPerilakuKomunikasiBiseksual111
4.2.2.2 Penampilan Yang Digunakan Kaum Biseksual 108
4.2 HASIL PENELITIAN
4.2.2.1 Pengaturan Waktu Yang Digunakan Kaum Biseksual 106
4.2.2 KomunikasiNon Verbal KaumBiseksual Kota Bandung106
4.2.1.3 Tindakan AkhirHubungan Seksual 104
99
4.2.1.2 Tindakan Menengah Kedekatan Interpersonal
94
4.2.1.1 Tindakan Awal Perkenalan
4.2.1 Komunikasi Verbal KaumBiseksual Kota Bandung93
5.2 Saran132 DAFTAR PUSTAKA 135 DAFTAR LAMPIRAN 138 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL Hal Tabel2.1Rekapitulasi Penelitian Terdahulu yang Sejenis
16 Tabel2.2Pengkategorian Tindakan Komunikasi Biseksual
48 Tabel 3.1Informan Utama Penelitian
71 Tabel 3.2Informan Pendukung Penelitian
72 Tabel 3.3Waktu Kegiatan Penelitian
78 Tabel4.1Profil Singkat Informan Utama dan Pendukung
83 Tabel4.2Tabel Tahapan Observasi
90 Tabel4.3Tabel Waktu dan Tempat Wawancara
92 Tabel4.4Istilah Verbal Kaum Biseksual 120 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar2.1Model Alur Kerangka Pemikiran
50 Gambar 3.1Ilustrasi Lambang Biseksual
51 Gambar 3.2Proses Pengumpulan data pada penelitian fenomenologi
64 Gambar 3.2Komponen-Komponen Analisis Data : Model Kualitatif
73 Gambar4.1Model Perilaku Komunikasi Kaum Biseksual Melalui Simbol Non Verbal 124
Gambar4.2 Model Motif Perilaku Kaum Biseksual 127 DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1 Surat Persetujuan Pembimbing
138 Lampiran 2 Berita Acara Bimbingan 139 Lampiran 3 Surat Rekomendasi Pembimbing Untuk
Mengikuti Seminar Usulan Penelitian 140
Lampiran 4 Pengajuan Pendaftaran Seminar Usulan Penelitian 141
Lampiran 5 Lembar Revisi Usulan Penelitian142
Lampiran 6 Pedoman Observasi Informan Penelitian 143
Lampiran 7 Pedoman Wawancara Informan Penelitian 145
Lampiran 8 Pedoman Wawancara Informan Pendukung Penelitian 147
Lampiran 9 Identitas Informan Penelitian148 Lampiran 10 Transkrip Wawancara 1 154 Lampiran 11 Transkrip Wawancara 2 158 Lampiran 12 Transkrip Wawancara 3 162 Lampiran 13 Transkrip Wawancara 4 165 Lampiran 14 Transkrip Wawancara 5 168 Lampiran 15 Transkrip Wawancara 6 172 Lampiran 16 Surat Rekomendasi Pembimbing Untuk
Mengikuti Sidang Sarjana 174 Lampiran 17 Pengajuan Pendaftaran Ujian
Sidang Sarjana 175
Lampiran 18 Lembar Revisi Usulan Penelitian 176
Lampiran 18 Dokumentasi 177
135 DAFTAR PUSTAKA
a. Buku
Budyatna, Muhammad, Leila Mona Ganiem. 2011; Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta; Kencana
Bajari, Atwar. 2012; Anak Jalanan, Dinamika Komunikasi dan Perilaku Anak Menyimpang. Bandung; Humaniora
Cangara, Hafied. 2005; Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press Effendy, Onong Uchjana. 2001 ; Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung ;PT.
Remaja Rosdakarya Hikmat, Mahi M 2010; Komunikasi Politik Teori dan Praktik dalam Pikada
Langsung. Bandung; Simbiosa Rekatama Media Kuswarno, Engkus. 2013 ; Fenomenologi. Bandung; Widya Pajajaran Littlejohn, Karen A.Foss. 2009; Teori Komunikasi Theories of Human
Communication. Jakarta; Salemba Humanika Mulyana, Deddy. 2010; Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar; Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya ______________ 2005; Komunikasi Efektif; Bandung; PT. Remaja Rosdakarya ______________ 2008; Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya _______________ 2010; Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya Moleong, Lexy J. 2007; Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya Rahmat, Jalaludin. 2008; Psikologi Komunikasi : Bandung; PT Remaja Rosdakarya
136 Rubent, Brent D, Lea P. Stewart. 2013; Komunikasi dan Perilaku Manusia .Jakarta ;
PT. RajaGrafindo Persada Sobur, Alex. 2013 Filsafat Komunikasi Tradisi dan Metode Fenomenologi. Bandung;
: PT. Remaja Rosdakarya Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :
Alfabeta Suriasumantri, Jujun S. 2010; Filsafat Ilmu. Jakarta; Pustaka Sinar Harapan
b. Karya Ilmiah Mutiara, Ria D. 2013; Perilaku Komunikasi sales Promotion Girl Provider XL
Axiata (Studi Kasus Mengenai Perilaku Komunikasi Sales Promotion Girl Provider XL Axiata Dalam Memberikan Pelayanan Terhadap Konsumen di Dukomsel Kota Bandung).
Puspita, Diana. 2012; PENGELOLAAN KESAN KAUM BISEKSUAL (Studi Dramaturgi Pengelolaan Kesan Kaum Biseksual di Kota Bandung ).
Yustining, Ayu. 2010; Gaya Hidup Kaum Bisesual
c. Penelusuran Online http://kamuskesehatan.com/arti/biseksual/ pada hari jumat 22/02/2014 pukul 21:05 WIB kompashealth
: http://health.kompas.com/read/2013/04/15/09122975/Biseksual.Dapatkah.Men jadi.Heteroseksual pada hari sabtu 22/02/2014 pukul 20:02
137 http://www.tribunnews.com/nasional/2013/07/04/ini-alasan-komnas-ham- bahas-lesbian-gay-biseksual-transgender pada hari sabtu 22/02/2014 pukul 20:42WIB
Merlin_hypocrite/IdentitasgayBiseksual/ http://www.scribd.com/doc/41403055/an-Identitas-Gay-LesbianDan- Biseksual/ Pada Minggu, 9 Maret 2014/20.14 WIB Voice of Islam : Bangkitnya Gerakan Gay, Lesbian, Biseksual, dan
Transgender Dunia http://www.voa-islam.com/read/opini/2012/05/11/19064/bangkitnya-gerakan- gay-lesbian-biseksual-dan-transgender-dunia/ Pada hari Minggu, 9 Maret 2014 pukul 23.22 WIB
KATA PENGANTAR Salam Sejahtera,
Puji Syukur peneliti haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa Maha Pemurah dan Penyayang, karena berkat Rahmat-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perilaku Komunikasi Kaum Biseksual (Studi Fenomenologi Mengenai Perilaku Komunikasi Kaum Biseksual dalam Menjalani Kehidupannya di Kota Bandung)” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Karena selama penulisan banyak sekali kendala yang tak terduga serta hambatan yang peneliti hadapi. Adapun penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir yang merupakan syarat sidang sarjana pada program studi ilmu komunikasi konsentrasi Humas. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran membangun untuk hasil yang lebih baik di masa datang.
Peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Karsum (alm) dan Ibunda tercinta Siti Sabiyah, yang telah memberikan kasih sayang, semangat, dorongan serta dukungan sepenuhnya kepada penulis baik moril maupun non moril. Sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, dan peneliti persembahkan untuk kedua orang tua yang tidak henti- hentinya mendoakan peneliti.
Dalam melaksanakan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Melalui kesempatan ini juga, dengan segenap kerendahan hati, peneliti ingin menyampaikan rasa hormat, terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof.Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di lapangan.
2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi sekaligus sebagai Dosen Wali IK-2 2010 dan Pembimbing skripsi, yang telah membimbing, memotivasi dan mempermudah seluruh proses pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Melly Maulin P, S.Sos, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan arahan sebelum dan sesudah peneliti melaksanakan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Khususnya Konsentrasi Ilmu Humas, yang telah membantu peneliti dalam setiap perkuliahan sehingga dapat diterapkan dalam skripsi ini.
5. u Retno W., A.Md selaku Sekertaris Dekan FISIP dan Ibu Ib Astri
Ikawati A.Md selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam pengurusan surat-surat dan administartif lainnya.
Untuk kakak tercinta Achmad Setia Budi Wibowo, terima kasih selalu 6. mendukung dan memberikan kasih sayang kepada peneliti.
7. Untuk Sahabat-sahabatku tercinta Niluh Ayu, Dita Ayu, Aghnia, Irfan Fahrizal, Azzahra dan Lenirisya yang telah memberikan kasih sayang dukungan dan semangat kepada peneliti.
8. Untuk Sahabat seperjuanganku Nadia Fahlufina, Ananda Safitri, Dewi Sartika, Yudha Adi Purnama, M.Gusti Pangestu, Erwin Wijaya, Abdee Pradana Ugan, Andhika Anugrah, Ajeng Dwita terimakasih atas dukungan dan motivasinya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Rekan kelas IK 2 2010 dan IK HUMAS 2 2010 terimakasih atas motivasi dan segala bantuannya.
10. Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan skripsi yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Tiada kata yang bisa terungkap, peneliti hanya bisa mendoakan semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan seluruh kebaikan semua pihak yang telah diberikan kepada peneliti, mendapat balasan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Amien.
Kritik dan Saran sangat peneliti harapkan untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga penulisan ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca.
Bandung, Juli 2014 Peneliti
Bagus Sukma Julianto NIM. 41810062
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi, karena didalamnya terdapat suatu proses kehidupan bagi seorang manusia untuk membuat, mendapatkan dan menggunakan informasi untuk melaksanakan kehidupan, dimana dalam kehidupan tersebut seorang manusia melakukan suatu aksi perilaku yang mengharuskannya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dimana seseorang tersebut berada. Hasil dari sebuah perilaku komunikasi yang muncul mengharuskan seseorang tersebut untuk mendapat titik temu tindakannya. Perilaku komunikasi akan menampilkan teknik dan keterampilan dari seseorang tersebut untuk mencapai tujuan komunikasinya, dalam hal ini dapat diterapkan pada seseorang yang mengatur teknik berkomunikasinya baik secara verbal maupun non verbal dalam bersosial dengan pribadi lainnya. Salah satu contoh dari perilaku komunikasi dapat kita lihat dari sudut pandang orientasi seseorang, karena orientasi tersebut akan membentuk sebuah tingkah laku yang berasal dari dorongan dalam dan rangsangan luar tergantung situasi yang dihadapinya. Salah satu contoh fenomena yang didalam kehidupannya akan mengatur suatu perilaku komunikasi yaitu fenomena biseksual.
Fenomena ini termasuk suatu pada golongan minoritas di dunia. Golongan seksual ganda, maksudnya adalah seseorang tersebut memiliki rasa ketertarikan terhadap lawan jenis sekaligus sesama jenis atau yang sering disebut biseksual.
Biseksual adalah fenomena individu yang dapat menikmati hubungan
1
emosional dan seksual dengan orang dari kedua jenis kelamin . Secara tegas fenomena biseksual adalah sebuah penyimpangan yang bertentangan dengan norma agama dan sosial, namun menurut penelitian dari dokter di WHO menyatakan bahwa gay, lesbian, biseksual dan transgender bukanlah sebuah penyimpangan penyakit gangguan otak, melainkan gangguan selera seksual pada
2 diri mereka.
Fenomena macam itu adalah sebuah selera orientasi seksual yang tidak umum. Terlepas dari norma yang ada, seseorang dibebaskan untuk menentukan apa dan siapa yang mereka inginkan sesuai hasrat dari seseorang tersebut.
Keberadaannya di Indonesia sendiri untuk kaum biseksual masih belum diterima itu terlihat masih banyaknya masyarakat dan pihak-pihak lain yang kontradiktif, itu dapat terlihat saat Ketua Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) Siti Noor Laila, akan melakukan uji publik terkait tentang gay, lesbian, biseksual dan transgender tentang perlindungan dari diskriminasi dan kekerasan yang dialami mereka, karena mereka pun warga negara Indonesia. Baru direncanakan saja sudah ada yang mengkritik rancangan Komnas HAM tersebut, salah satunya anggota komisi X DPR Surahman Hidayat, Ia menyatakan bahwa jenis kelamin adalah kodrat yang sudah ditetapkan oleh Allah, yaitu Laki-Laki dan Perempuan, sehingga dalam Hukum agama dan bahkan hukum konstitusi di
3 Indonesia sudah sangat jelas mengatur eksistensi laki-laki dan perempuan.
Semakin berkembangnya jaman semakin terangkat pula fenomena biseksual ini ke permukaan, serta ada beberapa dari mereka yang sudah tidak malu-malu lagi untuk mengungkapkan jati diri mereka yang sesungguhnya dihadapan publik bahwa mereka adalah biseksual, kamuflase yang mereka buat seolah-olah membentuk sebuah tameng identitas asli mereka sebenarnya. Apalagi saat ini didukung oleh media percakapan sosial yang khusus untuk kaum biseksual, dengan mudah mereka dapat terhubung dengan seseorang biseksual lainnya tanpa harus bertemu langsung serta mereka dapat menutupi identitas aslinya di dunia nyata dan memproyeksikan hasrat biseksualnya di dunia maya tersebut, karena mereka sadar betul akan identitasnya adalah sumber bagi motivasi dan ekspektasi dalam kehidupannya serta memiliki kekuatan yang tetap.
Seseorang dengan biseksual bagaikan bunglon yang mampu mengubah warna tubuhnya untuk dapat beradaptasi dengan keadaan sekitarnya, mereka akan mengatur perilakunya. Ketertarikannya terhadap dua jenis kelamin sekaligus membuatnya akan menempatkan diri disaat dia berada dan dengan siapa dia berhadapan. Hal tersebut membuat seorang biseksual secara penampilan tidak ada sesuatu yang menonjol yang dapat menjadi acuan sebagai identitas khas seorang biseksual, pria berpenampilan layaknya pria, wanita pun demikian, hampir tidak ada celah penyimpangan pada tampilan fisik yang mereka kenakan. Double sexual oriented yang dimiliki seorang biseksual akan membuat suatu dorongan untuk menerima bahwa dirinya adalah seorang biseksual akan merasakan adanya kecemasan dalam batinnya. Terkadang seseorang tersebut cenderung memaksakan diri untuk berperilaku senormal mungkin dalam menjalani kebutuhan seksualnya seperti seorang suami melakukan hubungan intim dengan istrinya hingga hasratnya terpuaskan namun setelahnya sang suami tersebut merasakan lagi ada separuh hasratnya yang belum dia salurkan, itulah yang menyebabkan adanya konflik batin yang terjadi pada dirinya. Hal tersebut dikarenakan seseorang dengan biseksual menaruh hasratnya pada dua jenis kelamin, sehingga seperti hal tadi apabila salah satu hasratnya belum tersalurkan munculah kecemasan itu.
Faktor lingkungan sosial menjadi peranan penting terhadap fenomena gangguan orientasi seksual ini. Keluarga adalah faktor awal yang sangat berpengaruh terhadap laju arusnya kehidupan sesorang tersebut. Aturan, kebijakan, dan kebebasan yang ditanamkan dalam sebuah keluarga menimbulkan pengaruh yang besar terhadap perkembangan pikiran serta perilaku seseorang itu.
Menurut Jalaludin Rakhmat (2012:20) dalam teori kaum behavioris menyatakan bahwa seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar, Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mempersoalkan apakah manusia itu baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin tahu bagaimana perilaku dipengaruhi lingkungan.
Maka dari itu faktor keluarga yang termasuk didalamnya seperti pergaulan dan pengalaman yang memungkinkan hubungan sering terjadi bisa jadi membuat dibuat asal jadi alias instan. Pasti ada latar belakang kenapa mendadak seorang pria suka dengan wanita serta menyukai pria juga.
Dalam kehidupan asli dari seorang pria biseksual dapat mengatakan bahwa dia suka dengan banyak wanita yang muda, cantik dan seksi. Pria tersebut mempunyai rasa ketertarikan terhadap para wanita itu, dengan lihai dia memperlihatkan kelebihannya untuk menarik perhatian wanita tersebut. Setelah menjalani hubungan yang lebih dekat dengan para wanita itu, rasa penasaran pada wanita itu sedikit demi sedikit berkurang dan mulai mencari sosok baru lain yang bisa lebih membuatnya nyaman dan dapat menuhi ruang kosong dalam batinnya itu karena dilain sisi pria biseksual tersebut menaruh hasratnya terhadapa sesama pria juga. Bagi seorang biseksual yang kuat yang masih membentengi diri untuk tidak menjalani hubungan dengan sesama jenisnya, mereka dapat menjaga dirinya agar tetap mengikuti norma kenormalan secara kodrati untuk dapat menahan keinginannya tersebut, karena mereka sadar betul sekali saja tergoda dan terjun langsung untuk mengikuti hasratnya maka sangat sulit lagi untuk kembali kejalur yang benar, namun bagi seseorang biseksual yang lebih ekspresif dia akan sadar bahwa dirinya menyukai dua gender sekaligus. Dia akan membangun sebuah hubungan dengan wanita tersebut dan sekaligus dengan sesama pria juga. Dalam kegiatan hubungan seksual pun pria ini akan mencapai titik puas secara batin apabila dia sudah melakukannya dengan keduanya, hal ini seperti sebuah pemenuhan kebutuhan birahinya, walaupun tidak semua kegiatan seorang biseksual selalu berfokus pada kegitan seksualitas, seorang biseksual pun membangun hubungan cinta dan kasih, senang bila jalan berdua, mengobrol
4 bersama, bertemu rutin dengan waktu yang sudah disepakati.
Dengan kondisi seperti itu maka seorang biseksual akan menjalani hubungan yang lebih dekat dengan wanita dan pria yang dia sukai, dari hal tersebut seorang biseksual akan melakukan suatu strategi dalam memproyeksikan tingkah lakunya sesuai dengan keadaan yang ada dihadapannya, dia akan mengatur perilaku komunikasi saat dia sedang bersama wanitanya dan akan mengatur lagi perilaku komunikasi saat dia bersama dengan prianya. Kemampuan tersebut bisa kita katakan sebagai kemampuan pengaturan perilaku privasi komunikasi yang dibuat oleh Sandra Petronio dalam buku karya Littlejohn yang berjudul Theories of Human Communication yaitu membahas tekanan antara keterbukaan dan rahasia pribadi, antara sesuatu yang bersifat “publik” dan “rahasia” dalam suatu hubungan. Menurut Petronio, individu-individu yang terlibat dalam hubungan terus mengatur batasan-batasan antara apa yang umum dan pribadi, antara persaan-perasaan tersebut yang ingin mereka bagi dengan orang lain dan tidak ingin mereka bagi.
Melalui pembahasan tersebut maka seorang biseksual akan mengatur perilakunya dalam kegiatan komunikasi, perilakunya mencerminkan seseorang yang terlahir kembar identik, fisik yang sama namun sifat dan kepribadian yang berbeda. Seorang biseksual tersebut akan menyalaraskan batasan-batasan mereka dalam bertindak. Sehingga informasi pribadi dapat dikendalikan yang berujung pada penilaian publik, karena seorang biseksual cenderung menutupi dirahasiakan rapat-rapat, sehingga terjadi sebuah negosiasi dalam dirinya untuk mengatur pengetahuannya dalam pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan dalam suatu perilaku yang ditampakkan.
Dalam konteks dan kajian ilmu komunikasi tidak bisa terlepas dari lambang verbal dan non verbal yang menjadi inti dari komunikasi, karena komunikasi tidak akan pernah berlangsung bila tidak ada lambang-lambang (simbol). Dengan kata lain perilaku komunikasi (penggunaan lambang-lambang komunikasi) (Kuswarno 2009:103).
Mengambil dari pemikiran diatas maka membahas perilaku komunikasi dari seorang biseksual merupakan penggunaan lambang-lambang komunikasi, sehingga melalui perilaku komunikasi yang ditampakan oleh seorang biseksual itu, maka didalam terdapat adanya komunikasi verbal dan non verbal dalam menjalani kehidupan sehari-harinya baik interaksinya di lingkungan keluarga, sosial dan juga lingkungan profesionalnya. Serta penelitian ini pun bukan hanya menggambarkan secara sadar perilaku komunikasi kaum biseksual tapi peneliti juga ingin menjabarkan motif yang menjadi dasar dari aksi perilaku komunikasi tersebut. Karena motif pun merupakan peranan yang sangat menentukan dalam . membentuk suatu perilaku (Rakhmat 2012:36)
Pentingnya motif untuk meninjau diri informan terdapat dalam pernyataan Schutz. Menurut Engkus Kuswarno (2009:192), Motif adalah dorongan untuk menetapkan suatu pilihan perilaku yang yang pertama kali keluar pada diri seseorang ketika dirinya mengambil suatu tindakan tertentu.
Interaksi yang dilakukan oleh kaum biseksual adalah suatu bentuk modifikasi pemberian informasi mengenai dirinya sendiri kepada orang lain. Hal ini memungkinkan individu lain dapat menilai secara langsung kontak yang terjadi dengan seorang biseksual yang berujung pada penilaian yang normal dimata orang-orang yang berinteraksi dengan seorang biseksual melalui perilakunya tersebut.
Perilaku komunikasi kaum biseksual merupakan salah satu bahasan yang dapat dikaji oleh studi fenomenologi, karena bahasan tersebut merupakan fenomena yang tampak serta sebuah perilaku komunikasi yang dilakukan didalamnya terdapat suatu kesadaran dari perspektif pokok dari seorang biseksual itu. Dalam hal ini peneliti akan melihat tindakan-tindakan sosial yang bermakna dalam artian akan melihat suatu peristiwa komunikasi dan tindakan yang menunjukan suatu peristiwa komunikasi.Sehingga peneliti akan bertugas untuk mengakses pemikiran dari seorang biseksual dengan tujuan untuk menafsirkan motif, tindakan, pengalaman dan dunia kehidupan dari sudut pandang mereka.
Istilah fenomenologi sebagai suatu displin ilmu itu dikemukakan serta dikembangkan oleh Edmund Husserl (1859-1983) seorang filsuf Jerman.
Fenomenologi digunakan sebagai perspektif filosofi dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif, Fenomenologi merupakan pandangan manusia dan interpretasi dunia. Yakni fenomenologi menyelidiki pengalaman kesadaran, yang berkaitan seperti bagaimana pembagian antara subjek (ego) dengan objek (dunia).
Dalam konteks fenomenologis, kaum biseksual adalah seorang aktor yang melakukan interaksi. Biseksual tersebut juga mempunyai sejarah dan harapan yang dapat dilihat dalam bentuk yang alami. Mengacu pada pemikran Schutz, seorang biseksual memilki motif yaitu berorientasi kemasa depan (in order to motive) dan berorientasi ke masa lalu (because motive). Dari hal itu seorang tersebut akan menentukan penilaian terhadap dirinya sendiri dalam statusnya sebagai biseksual.
Seorang biseksual akan mengatur perilaku-perilaku untuk menyampaikan pesannya baik secara verbal maupun non verbal dengan beradapatasi terhadap situasi dan mitra rekan interaksinya, hal tersebut dilakukan karena agar tercapainya tujuan yang diinginkan kaum biseksual tersebut. Mampukah seorang biseksual ini mengatur perilakunya dalam menjalani kehidupan untuk mencapai tujuan yang dia inginkan dengan adanya penyimpangan orientasi seksual yang dimilikinya, Maka dari itu peneliti mengangkat pembahasan tentang biseksual ini, karena hal tersebut di Indonesia sendiri masih dianggap fenomena menyimpang sehingga mayoritas orang-orang masih beranggapan negatif tentang adanya fenomena tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti mengenai perilaku komunikasi kaum Biseksual kota Bandung adalah sebagai berikut :
1.2.1 Rumusan Masalah Makro Bagaimanakah Perilaku Komunikasi Kaum Biseksual dalam
Menjalani Kehidupannya di Kota Bandung?
1.2.2 Rumusan Masalah Mikro Berikut rumusan masalah mikro yang telah dirumuskan oleh peneliti secara lebih spesifik :
1. Bagaimana komunikasi verbal yang digunakan oleh Kaum Biseksual di Kota Bandung ?
2. Bagaimana komunikasi non verbal yang digunakan oleh Kaum Biseksual di Kota Bandung ?
3. Bagaimana motif yang melatari perilaku komunikasi Kaum Biseksual di Kota Bandung ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti mengenai perilaku komunikasi Kaum Biseksual dalam Menjalani kehidupannya di Kota Bandung adalah sebagai berikut :
1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk analisis, mendeskripsikan, menjelaskan tentang perilaku komunikasi kaum Biseksual secara umum dan secara khusus tentang komunikasi verbal, komunikasi non verbal, dan motif yang melatari perilaku komunikasi kaum Biseksual dalam menjalani kehidupannya di kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui jumlah keseluruhan dari rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui komunikasi verbal yang digunakan kaum Biseksual di kota Bandung.
2. Untuk mengetahui komunikasi non verbal yang digunakan kaum Biseksual di kota Bandung.
3. Untuk mengetahui motif yang melatari perilaku komunikasi kaum Biseksual di kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Secara teoritis penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat, sejalan dengan tujuan penelitian di atas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan Ilmu yang dilakukan seseorang dalam menjalani kehidupan sosialnya, terlebih lagi mengenai komunikasi verbal, komunikasi non verbal, dan motif yang melatari perilaku komunikasi seseorang tersebut dalam berinteraksi.
1.4.2 Kegunaan Praktis
a. Kegunaan Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kepustakaan mengenai perilaku komunikasi, hal ini adalah salah satu macam perilaku sosial yang ada di masyarakat. Penelitian ini juga memberikan kesempatan yang baik bagi peneliti untuk mempraktekan teori komunikasi dalam bentuk nyata terhadap fenomena yang ada di masyarakat salah satunya adalah teori interaksi simbolik.
b. Kegunaan Bagi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Program Studi Ilmu
Komunikasi untuk dijadikan sebagai referensi atau literature sebagai salah satu sumber pengetahuan baru mengenai masalah yang diteliti.
Terutama bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama.
c. Kegunaan Bagi Masyarakat Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak- pihak yang ingin mendapatkan informasi mengenai Biseksual di kota
Bandung, sehingga diharapkan pula dapat memberikan pengaruh terhadap proses pembentukan persepsi positif bagi masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Penelitian Terdahulu yang Sejenis
Tinjauan Penelitian terdahulu adalah referensi referensi yang berkaitan dengan informasi penelitian. Penelitian terdahulu ini berupa hasil penelitian yang sudah dilakukan, penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan acuan, antara lain :
1. Penelitian dengan Judul : Perilaku Komunikasi sales Promotion Girl Provider XL Axiata (Studi Kasus Mengenai Perilaku Komunikasi Sales Promotion Girl Provider XL Axiata Dalam Memberikan Pelayanan Terhadap Konsumen di Dukomsel Kota Bandung). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perilaku Komunikasi Sales Promotion Girl Provider XL Axiata dalam Memberikan Pelayanan terhadap Konsumen di Dukomsel Kota Bandung. Penelitian ini membahas tentang perilaku komunikasi dilihat dari komunikasi verbal, komunikasi non verbal, dan motif yang melatari perilaku komunikasi tersebut.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Proses pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Selain itu, teknik pengumpulan data dengan wawancara internet. Teknik analisa data yang digunakan adalah model siklus Miles dan Huberman untuk membahas mengenai permasalahan penelitian.Hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku komunikasi dilihat dari komunikasi verbal berupa penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Sunda pada waktu tertentu, dan salam “Selamat datang di XL Axiata”. Sedangkan komunikasi non verbal berupa bahasa tubuh terdapat gerakan tangan dan kepala, ekspresi wajah dan kontak mata. Dan dilihat dari penampilan fisik busana berlogo XL Axiata serta karakter fisik. Dan yang terakhir adanya motif alasan menjadi SPG dan motif tujuan menjadi SPG dalam membentuk perilaku komunikasi tersebut.Simpulan perilaku komunikasi Sales Promotion Girl Provider XL Axiata dalam memberikan pelayanan terhadap konsumen berupa penggunaan bahasa Indonesia serta sesekali berbahasa Sunda, penggunaan salam sambutan berupa “Selamat datang di
XL Axiata”, penggunaan gerakan tangan dan kepala, ekspresi wajah dan kontak mata yang ditunjukan, penggunaan seragam berlogo XL Axiata, beberapa karakter fisik yang dimilikinya. Dan yang terakhir adalah adanya motif masa lalu yang berasal dari pengalaman dan ajakan teman serta motif masa depan untuk mendapatkan uang dan bentuk tanggungjawab terhadap perusahaan.Saran sebaiknya Sales Promotion Girl Provider XL Axiata membiasakan mengucap salam, mempertahankan bahasa yang bersahabat dan meningkatkan penggunaan bahasa tubuh dalam (Ria Dwi Mutiara; NIM. 41809084/Ilmu Komunikasi UNIKOM:2013)
2. Penelitian dengan judul : PENGELOLAAN KESAN KAUM BISEKSUAL (Studi Dramaturgi tentang Pengelolaan Kesan Kaum Biseksual Kota Bandung). Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Pengelolaan Kesan Kaum Biseksual. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui panggung depan, panggung tengah, panggung belakang, dan pengelolaan kesan kaum biseksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi dramaturgi yang melibatkan tujuh orang informan. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, studi literatur, penelusuran internet, dan juga triangulasi dengan cara membandingkan jawaban informan utama dan pendukung. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kaum biseksual dapat memainkan peran di setiap panggungnya. Saat berada di pangung depan mereka dapat mengelola kesan positif bagi orang-orang di sekitarnya. Mereka bersikap normal untuk menghindari kecurigaan orang-orang yang berada di panggung depan. Begitupun dengan panggung tengah, mereka dapat menjaga sikapnya saat berada di area ini. Sedangkan di panggung belakang mereka menjadi pribadi yang berbeda dengan yang ada di panggung depan, pengelolaan kesan yang dibentuk pun berbeda. Pengelolaan kesan yang dibentuk berupa simbol- simbol yang meliputi gaya berpenampilan, berperilaku, gaya bicara, dan lain-lain. (Diana Puspita NIM. 41808101/Ilmu Komunikasi UNIKOM :
3. Penelitian dengan judul : Gaya hidup Kaum Biseksual. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Gaya Hidup Kaum Biseksual dikalangan mahasiswa Kota Bandung. Untuk menjawab tujuan tersebut, maka yang akan di analisis didalam penelitian ini tentang aktivitas, minat dan citra diri kaum Biseksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan informan yang berjumlah 4 (empat) orang dan 1 (satu) informan kunci.
Data yang diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, studi literatur, internet searching. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian, menganalisa hasil penelitian, dan penarikan kesimpulan. Ayu Yustining NIM. 4180707/Ilmu Komunikasi UNIKOM : 2011).
Tabel 2.1 Rekapitulasi Penelitian Terdahulu yang Sejenis
Nama /tahun Ria Dwi Mutiara Diana Puspita Ayu Yustining Uraian 2013 2012 2011 UNIKOM
Perguruan Tinggi UNIKOM UNIKOM Perilaku Komunikasi sales Judul Promotion Girl Provider XL Axiata (Studi Kasus Mengenai PENGELOLAAN KESAN
Perilaku Komunikasi Sales KAUM BISEKSUAL Promotion Girl Provider XL (Studi Dramaturgi tentang Gaya hidup Kaum Biseksual Axiata Dalam Memberikan Pengelolaan Kesan Kaum Pelayanan Terhadap Biseksual Kota Bandung)
Konsumen di Dukomsel Kota Bandung).
Kualitatif Metode Kualitatif Kualitatif Hasil Hasil penelitian ini menunjukan perilaku komunikasi Sales Promotion Girl Provider XL Axiata dalam memberikan pelayanan terhadap konsumen berupa penggunaan bahasa Indonesia serta sesekali berbahasa Sunda, penggunaan salam sambutan penggunaan gerakan tangan dan kepala, ekspresi wajah dan kontak mata yang ditunjukan, penggunaan seragam berlogo XL Axiata, beberapa karakter fisik yang dimilikinya Dan yang terakhir adalah adanya motif masa lalu yang berasal dari pengalaman dan ajakan teman serta motif masa depan untuk mendapatkan uang dan bentuk tanggungjawab terhadap perusahaan.Saran sebaiknya
Hasil penelitian menunjukan bahwa kaum biseksual dapat memainkan peran di setiap panggungnya. Saat berada di pangung depan mereka dapat mengelola kesan positif bagi orang-orang di sekitarnya. Mereka bersikap normal untuk menghindari kecurigaan orang-orang yang berada di panggung depan. Begitupun dengan panggung tengah, mereka dapat menjaga sikapnya saat berada di area ini. Sedangkan di panggung belakang mereka menjadi pribadi yang berbeda dengan yang ada di panggung depan, pengelolaan kesan yang dibentuk pun berbeda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kaum Biseksual dikalangan mahasiswa kota Bandung, Aktivitasnya sama seperti orang normal lainnya namun terkadang ada acara khusus yang mereka buat seperti Party Sex dan Private Sex, Minatnya mereka sesungguhnya ingin kembali kepada kehidupan normal namun terkadang sulit karena mereka nyaman menyukai dua jenis kelamin, dan Citra diri kaum Biseksual ini terkadang kaum ini lebih sensitif daripada masyarakat normal dan cenderung labil.
2.1.2 Tinjauan tentang Ilmu Komunikasi
Komunikasi merupakan jalur penting yang menghubungkan kita di dunia, sarana kita menampilkan kesan, mengekspresikan diri, mempengaruhi orang lain dan lain-lain, maka melalui komunikasi lah kita membangun hubungan dengan beragam jenisnya, dengan begitulah komunikasi sangatlah mendasar bagi kehidupan kita. Sumber: Peneliti, 2014
2.1.2.1 Pengertian Ilmu Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.
Seseorang melakukan komunikasi karena ingin mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta komunikasi dilakukan dengan berbagai media agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan benar, sebagaimana yang diungkapkan oleh Lasswell sebagai berikut
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat apa atau hasil apa.
Komunikasi dapat dilihat dari pernyataan Deddy Mulyana, “Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan non verbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih”. (Mulyana 2005:3).
Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan diatas, tentu belum mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun paling tidak kita telah memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud komunikasi. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses melalui mana individu dalam hubungan, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi tersebut untuk berhubungan satu sama lain dengan lingkungan.
2.1.2.2 Proses Komunikasi
Secara umum banyak ilmuwan sepakat bahwa komunikasi itu merupakan sebuah proses penymapaian pesan dalam bentuk ide, gagasan, pikiran, emosi, perilaku, dan sebagainya. dalam proses komunikasi terdapat empat kemungkinan jenis pesan (1) Verbal disengaja; (2) Verbal tidak disengaja; (3) Non Verbal disengaja; (4) Non Verbal tidak disengaja. Pesan verbal disengaja yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Pesan verbal tidak disengaja adalah sesuatu yang dikatakan tanpa bermaksud mengatakannya. perbedaan antara pesan non verbal disengaja dan tidak disengaja adalah dalam aspek keinginan.
Onong Uchjana Efendi (2001:11) membagi proses komunikasi dalam dua sisi, yaitu proses komunikasi secara primer dan sekunder. Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain menggunakan lambang (simbol) sebagai media.
Sementara itu, proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain menggunakan alat dan sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Proses komunikasi terdiri dari penyebar pesan, pesan, dan penerima
2.1.2.3 Fungsi Komunikasi
Harold D. Laswell (1948), memaparkan bahwa fungsi komunikasi sebagai berikut :
1. Menjaga atau mengawasi lingkungan (surveillance of the environment);
2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk lingkungannya (correlation of the part of society in responding to the environtment); dan
3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya (transmission of social heritage).