1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan
kriteria yang telah ditetapkan. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui
jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti tersebut Arens, dkk.
2008: 4-5. Dalam persaingan dunia usaha yang semakin meningkat ini setiap
perusahaan akan saling berkompetisi agar terlihat baik dari pesaingnya, salah satunya dilakukan dalam hal pelaporan keuangan perusahaan.
Laporan keuangan haruslah menyajikan informasi yang wajar, dapat dipercaya, dan tidak menyesatkan bagi pemakainya. Hal tersebut penting
agar kebutuhan masing-masing pihak yang berkepentingan dapat terpenuhi Ningsih dan Yaniartha S, 2013.
Menurut FASB, dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah relevan relevance dan dapat diandalkan reliable.
Kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen
untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan dan dapat
diandalkan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Dengan demikian perusahaan
akan semakin mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam menjalankan operasi perusahaannya
Singgih dan Bawono, 2010. Dalam menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka
auditor harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan. Selain standar audit, akuntan publik tentu harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur tentang perilaku akuntan
publik dalam menjalankan praktik profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode etik ini mengatur tentang
tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang auditor
dalam menjalankan profesinya Randi, 2014. Seorang akuntan publik harus memperhatikan kualitas auditnya.
Menurut De Angelo 1981 dalam Ningsih dan Yaniartha S 2013, kualitas audit dikatakan sebagai keadaan dimana seorang auditor akan
menemukan dan melaporkan ketidaksesuaian terhadap prinsip yang terjadi pada laporan akuntansi kliennya. Kompetensi merupakan keahlian
profesional seorang auditor yang didapat melalui pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium
dan lain- lain Zu’amah, 2009 dalam Ningsih dan Yaniartha S 2013.
Berkenaan dengan hal tersebut Bedard 1986 dalam Lastanti 2005:88 dalam Agusti dan Pertiwi 2013 mengartikan kompetensi sebagai seseorang
yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Dalam melaksanakan audit, auditor
harus bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing.
Menurut Chow dan Rice dalam Kawijaya dan Juniarti 2002, manajemen perusahaan berusaha menghindari opini wajar dengan
pengecualian karena bisa mempengaruhi harga pasar saham perusahaan dan kompensasi yang diperoleh manajer. Namun, laporan keuangan yang
diaudit adalah hasil proses negosiasi antara auditor dengan klien Antle dan Nalebuff, 1991 dalam Ng dan Tan 2003. Disinilah auditor berada
dalam situasi yang dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang
berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun di sisi lain dia juga harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar
fee atas jasanya agar kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya di waktu yang akan datang. Posisinya yang unik
seperti itulah yang menempatkan auditor pada situasi yang dilematis sehingga dapat mempengaruhi kualitas auditnya Singgih dan Bawono,
2010. Kualitas hasil kerja auditor dapat dipengaruhi oleh rasa
kebertanggungjawaban yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaannya. Agar dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas,
auditor harus bekerja secara profesional, termasuk saat menghadapi kompleksitas audit dan time budget pressure Nirmala dan Cahyonowati,
2013. Menurut Waggoner et.al 1991, jika alokasi waktu untuk penugasan tidak cukup, maka auditor mungkin mengkompensasikan
dengan kerja mereka dengan cepat, dan hanya menyelesaikan tugas-tugas yang penting saja sehingga mungkin menghasilkan kinerja yang tidak
efektif. Dezoort 1998 menyatakan bahwa adalah hal yang umum ditemukan bahwa di bawah tekanan anggaran waktu, individu cenderung
akan bekerja dengan cepat sehingga akan berdampak pada penurunan kinerjanya Hutabarat, 2012.
Time budget pressure juga menjadi faktor yang tak kalah penting mempengaruhi kualitas audit. Time budget pressure menyebabkan stres
individual yang muncul karena adanya ketidakseimbangan tugas dan waktu yang tersedia, serta mempengaruhi etika profesional melalui sikap,
nilai, perhatian, dan perilaku auditor Sososutikno, 2003. Bekerja dalam kondisi yang tertekan dalam waktu membuat auditor cenderung
berperilaku disfungsional Nirmala dan Cahyonowati, 2013. Selain kompetensi, independensi, dan time budget pressure, peran
etika auditor juga penting. Seringkali dalam pelaksanaan aktivitas auditing, seorang auditor berada dalam konflik audit Nichols dan Price,1976.
Konflik dalam sebuah audit akan berkembang pada saat auditor mengungkapkan informasi tetapi informasi tersebut oleh klien tidak ingin
dipublikasikan kepada umum. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang menyangkut
independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin
terjadi di sisi lainnya. Pengembangan dan kesadaran etismoral memainkan peran kunci dalam semua area profesi akuntansi Louwers et.al, 1997
dalam Hutabarat 2012. Akuntan secara terus menerus berhadapan dengan dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan.
Pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai dan keyakinan individu, sehingga kesadaran etikamoral memainkan peran penting dalam
pengambilan keputusan dalam pekerjaan audit Deis Giroux, 1992; Shaub Lawrence, 1996; Trevino, 1986 dalam Hutabarat 2012.
Akuntan publik harus dapat menunjukkan bahwa jasa audit yang diberikan adalah berkualitas dan dapat dipercaya karena profesinya
tersebut memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang dapat diandalkan, dipercaya, dan memenuhi kebutuhan pengguna jasa akuntan
publik dalam dunia usaha yang semakin kompetitif. Hasil akhir mengenai berkualitas atau tidaknya pekerjaan auditor akan mempengaruhi
kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh
pihak luar perusahaan. Penelitian Ningsih dan Yuniartha S 2013, hasil penelitian
menunjukkan bahwa 1 Kompetensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit, 2 Independensi berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kualitas audit, 3 Time budget pressure berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kualitas audit.
Penelitian Nirmala dan Cahyonowati 2013, hasil penelitian menunjukan bahwa Independensi, pengalaman, due professional care dan
akuntabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit, sedangkan kompleksitas audit berpengaruh negatif tidak siginifikan
terhadap kualitas audit dan time budget pressure berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian Hutabarat 2012, hasil
penelitian menunjukkan bahwa 1 Pengalaman audit, time budget pressure dan etika auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit, 2 Pengalaman audit, time budget pressure dan etika auditor secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit.
Penelitian Manullang 2010, hasil penelitian membuktikan bahwa tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh terhadap berbagai perilaku
auditor dalam yang menyebabkan penurunan kualitas audit, demikian juga dengan kondisi pada tingkat kesalahan yang rendah maka kecenderungan
terhadap penurunan kualitas audit semakin tinggi. Penelitian Singgih dan Bawono 2010, hasil penelitian menunjukkan
bahwa 1 Independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit, 2
Independensi, due professional care dan akuntabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit, 3 Independensi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap kualitas audit.
Penelitian sebelumnya menunjukan hasil yang berbeda-beda sehingga menyebabkan adanya ambiguitas dalam hal pengambilan kesimpulan.
Berdasarkan perbedaan hasil tersebut, maka penting untuk melakukan penelitian kembali mengenai kualitas audit.
Penelitian ini mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih dan Yuniartha S 2013. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya
adalah terletak pada populasi penelitian dan variabel independen. Populasi penelitian yang dilakukan oleh Ningsih dan Yuniartha S 2013 adalah
seluruh Kantor Akuntan Publik yang ada di Bali, sedangkan populasi penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP Surakarta dan
Yogyakarta. Variabel independen yang digunakan oleh Ningsih dan Yuniartha S 2013, yaitu Kompetensi, Independensi, Time Budget
Pressure, dalam penelitian ini peneliti menambahkan Etika Auditor sebagai variabel independen.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul
“PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, TIME BUDGET PRESSURE DAN ETIKA
AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta
”.
B. Perumusan Masalah