5
memerintahkan terdakwa agar membuktikan harta kekayaan yang terkait dengan perkara bukan berasal atau terkait dengan tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1. Kemudian dalam ayat 2 nya menyatakan “terdakwa membuktikan harta kekayaan yang terkait dengan perkara bukan
berasal atau terkait dengan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 dengan cara mengajukan alat-alat bukti yang cukup.
Namun, sistem pembuktian terbalik dinilai dapat berpotensi menusuk hak asasi manusia karena bertentangan dengan asas praduga tak bersalah
presumption of innocence, karena dalam asas ini dikatakan bahwa seseorang belum dapat dinyatakan bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang
inkhract van bewist gedaan, artinya terdakwa berperan aktif terhadap pembuktian.
5
Melihat uraian tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis ingin mengkaji penelitian dan memberi judul penelitian:
“TINJAUAN YURIDIS BEBAN PEMBUKTIAN TERBALIK TERBATAS PADA TINDAK
PIDANA PENCUCIAN UANG”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah diuraikan di atas, ada beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
5
Romli Atmasasmita, 2015 , Logika Hukum Asas Praduga Tak Bersalah: Reaksi Atas Paradigma Individualistik, dalam www.tokohindonesia.compublikasiarticle322-opini2400-logika-hukum-
asas-praduga-tak-bersalah di unduh pada 27 Januari 2015 pukul 13.00.
6
1. Problematika yuridis apakah yang kemungkinan terjadi dari diterapkannya
sistem pembuktian terbalik terbatas dalam pemberantasan tindak pidana
pencucian uang?
2. Apakah sistem pembuktian terbalik terbatas tidak bertentangan dengan
asas praduga tak bersalah presumption of innocence?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dalam usulan penelitian ini, maka pada
dasarnya penulisan skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui problematika yuridis yang kemungkinan terjadi dari
diterapkannya sistem pembuktian terbalik terbatas dalam pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
2. Mengetahui bertentangan atau tidaknya sistem pembuktian terbalik
terbatas dengan asas praduga tak bersalah presumption of innocence.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dalam usulan penelitian ini, maka pada
dasarnya penulisan penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis:
a. Diketahui problematika yuridis yang kemungkinan terjadi dari
diterapkannya sistem
pembuktian terbalik
terbatas dalam
pemberantasan tindak pidana pencucian uang
7
b. Diketahui bertentangan atau tidaknya sistem pembuktian terbalik
terbatas dengan asas praduga tak bersalah presumption of innocence 2.
Manfaat Praktis: a.
Sebagai syarat untuk kelulusan studi di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta
b. Sebagai referensi bagi segenap civitas akademika yang ingin
mempelajari tentang pembuktian terbalik pada tindak pidana pencucian uang.
E. Kerangka Pemikiran
Canggihnya transaksi bisnis internasional telah memfasilitasi berbagai bentuk money laundering yang akhirnya mengaburkan semua uang hasil
kejahatan. Tindak pidana pencucian, bila dipandang sepintas bukan merupakan suatu tindak pidana yang riskan, namun kenyataannya dampaknya
sangat berbahaya mengingat hasil kejahatan yang dilakukan selalu dalam nominal yang besar, sehingga dapat berpotensi mengganggu stabilitas
keuangan negara. Bukti riil dari upaya pemerintah dalam menegakkan pemberantasan
tindak pidana pencucian uang dimulai dari dibentuknya Undang-Undang yang mengatur pemberantasan tindak pidana pencucian uang hingga meratifikasi
konvensi PBB. Hal tersebut juga terlibat didalamnya diaturnya mengenai pembuktian yang memegang peranan sentral dalam menentukan nasib
terdakwa selanjutnya. Dalam pemberantasan tindak pidana pencucian uang,
8
diterapkan sistem pembuktian terbalik terbatas yang memberi ruang bagi terdakwa untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.
Namun, diterapkannya sistem pembuktian terbalik terbatas dalam pemberantasan tindak pidana pencucian uang tidak serta merta dapat
dilaksanakan secara optimal mengingat terdapat beberapa problematika yuridis yang kemungkinan terjadi, seperti bertentangannya sistem pembuktian
terbalik ini dengan salah satu asas dalam sistem hukum pidana yaitu asas praduga tak bersalah presumption of innocence.
F. Metode Penelitian