Tinjauan atas Prosedur Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG CIBEUNYING LAPORAN KERJA PRAKTEK

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Studi S-1

  Program Studi Akuntansi Oleh :

  Nama : Danang Indrayanto Nim : 21110217

  DAFTAR ISI Halaman

  LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ................................................................ 1

  1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

  1.2.1 Maksud Kerja Praktek .................................................................. 4

  1.2.2 Tujuan Kerja Praktek ................................................................... 4

  1.3 Kegunaan Kerja Praktek ........................................................................ 5

  1.4 Metode Kerja Praktek ............................................................................ 5

  1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

  BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

  2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Cibeunying ............................... 10

  2.1.1 Fasilitas Kantor ................................................................................. 13

  2.1.2 Wilayah Kerja Dan Gambaran Wajib Pajak ..................................... 14

  2.2 Struktur Organisasi ................................................................................ 18

  2.3 Uraian Tugas (Job Description) ............................................................. 18

  2.4 Aspek Kegiatan KPP Pratama Bandung Cibeunying ............................. 22

  BAB III PELAKSANAAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

  3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ........................................................ 24

  3.1.1 Pengertian Prosedur ......................................................................... 25

  3.1.2 Pengertian Pajak ............................................................................... 26

  3.1.3 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai ................................................ 28

  3.1.3.1 Pemungut Pajak Pertambahan Nilai .................................. 30

  3.1.3.2 Tarif Pajak Pertambahan Nilai .......................................... 32

  3.1.3.3 Objek Pajak Pertambahan Nilai ........................................ 32

  3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ......................................................... 35

  3.3.1 Prosedur Penerimaan PPN atas Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) di KPP Pratama Bandung Cibeunying ................................................................................. 36

  3.3.2 Pembaharuan Prosedur Penerimaan PPN di KPP Pratama Bandung Cibeunying ..................................................................... 39

  BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

  4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 41

  4.2 Saran ....................................................................................................... 42 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 43 DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  KATA PENGANTAR Assalamu’allaikum Wr.Wb

  Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat, dan anugrah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “Tinjauan Atas Prosedur Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying”.

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh jenjang SI Program Studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

  Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini masih banyak terdapat kekurangan baik isi maupun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak lain karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

  Selain itu penulis menyadari bahwa Laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasihat, serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima ii Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

  2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

  4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek yang dengan sabar membimbing penulis.

  5. Lilis Puspitawati, SE., M.Si selaku Koordinator Kerja Praktek yang sabar memberikan pengarahan kepada penulis

  6. Seluruh Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia.

  7. Bapak Akhmad Supardi, selaku pembimbing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.

  8. Ibu Sri Wilissetyowati, selaku Kepala Seksi Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.

  9. Seluruh Staf dan Pegawai yang bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

  10. Ayahanda dan Ibundaku tercinta, kupanjatkan doa, semoga segala bantuan dan iii

  11. Lestari Nuryandini yang telah memberikan doa, bantuan, dukungan, pengertian, kasih sayang dan kesabarannya dalam membantu menyelesaikan laporan ini. Semoga kita selalu diberikan kemudahan dan kelancaran dalam segala hal.

  12. Sahabat, serta teman-teman kelas Ak 5 yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis.

  13. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan. Semoga kebaikannya dapat dibalas oleh Allah SWT.

  Akhir kata penulis sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas terselesaikannya laporan ini. Semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Dan semoga Allah SWT selalu memberikan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua.

  Amin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb

  Bandung, Januari 2014 Penulis DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. (2009). Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode.

  Yogyakarta: YKPN. Djajadiningrat, S.I. (2008). Sistem Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

  Mardiasmo. (2008). Perpajakan Edisi Revisi 2008. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Mulyadi. (2009). Auditing Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Mulyono, Djoko. (2008). Pajak Pertambahan Nilai. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

  Nafarin, M. (2009). Penganggaran Perusahaan. Edisi ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal.

  Yogyakarta: Graha Ilmu. Susanto, Azhar. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Gramedia.

  Waluyo. (2009). Akuntansi Pajak Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 44/PJ/2010 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER – 2/PJ/2011 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER – 21/PJ/2013 Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 563/KMK.03/2003

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama : Danang Indrayanto Alamat : Jl. Durian I No.7 RT 04/10 Jatiasih Bekasi Selatan Telepon : 08977128823 / 081321341117 Tanggal Lahir : 17 September 1990 Tempat Lahir : Bekasi Agama : Islam Gender : Laki-laki Status : Belum Menikah Umur : 23 Tahun Tinggi/Berat Badan : 174cm / 65kg Golongan Darah : B

  LATAR BELAKANG PENDIDIKAN FORMAL Institute Tempat Periode SD : SDN Jatiasih VI Bekasi 1996 – 2002 SMP : SMPN 9 Bekasi 2002 – 2005 SMA : SMA HUTAMA Bekasi 2005 – 2008 KULIAH : Universitas Komputer Indonesia Bandung 2010-Dalam Proses Dengan ini saya menyatakan bahwa semua keterangan yang saya berikan seluruhnya benar.

  BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kerja Praktek

  1.1 Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan salah satu kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong royongan nasional sebagai peran serta aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan.

  Pengadaan dana merupakan masalah yang penting bagi tercapainya pembangunan nasional. Sumber pembiayaan pembangunan berasal dari dalam negeri dan luar negeri, namun demikian sumber dari dalam negeri lebih diutamakan daripada luar negeri.

  Dalam rangka mengantisipasi adanya perubahan dan tantangan yang timbul dimasa yang akan datang, pemerintah melakukan penyempurnaan kembali terhadap “Tax Reform” menjadi Undang-undang yang diberlakukan sejak tahun 1995. Perubahan Undang-undang yang baru khususnya Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ), diharapkan lebih memberikan kepastian hukum melalui perluasan basis pajak dan penyederhanaan sistem perpajakan. Oleh karena itu, pajak merupakan sumber penerimaan yang sangat penting dalam rangka

  Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu jenis pajak yang menjadi andalan pemerintah guna mewujudkan kemandirian bangsa dalam pembangunan, maka wajib pajak baik pribadi maupun badan diberikan kebebasan dan tanggung jawab untuk memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajaknya atau self assessment system.

  Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-44/PJ/2010 menjadi PER-11/PJ/2013 tentang bentuk, isi, dan tata cara pengisian serta penyampaian surat pemberitahuan masa pajak pertambahan nilai ( SPT MASA PPN ). Dalam sasaran pelaksanaannya Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini meningkatkan pengawasan dan monitoring kepatuhan pemenuhan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai dan diharapkan dapat meningkatkan Penerimaan Negara sebagai hasil pembangunan nasional.

  Setiap kegiatan penyerahan dan perolehan Barang Kena Pajak ( BKP ) yang dilakukan Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) dikenakan Pajak Pertambahan Nilai yang diatur dalam Undang-undang Nomor 42 tahun 2009, oleh karena itu, setiap kegiatan penyerahan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai harus dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) pada setiap masa pajak. Akibat dari kelalaian Wajib Pajak tersebut, dapat berdampak negatif dimasa mendatang bagi wajib pajak tersebut. Karena kelalaian tersebut dapat menyebabkan, Wajib Pajak dikenakan sanksi, baik berupa denda, maupun kenaikan. berfungsi sebagai tanggal penerimaan SPT masa PPN, wajib pajak dapat memperoleh SPT di Kantor Pelayanan Pajak atau di unduh di laman Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat SPT harus di isi secara lengkap oleh wajib pajak baik dalam pengisian data perpajakan seperti, entitas wajib pajak, bukti potong, faktur pajak, dan data perpajakan lainnya, wajib pajak juga harus mencetak formulir induk SPT Masa PPN dan menandatangani hasil cetakan formulir induk SPT, saat melaporkan SPT wajib pajak diharuskan membawa formulir induk SPT secara fisik serta file data SPT dalam bentuk media data (Disket, CD, Flashdisk).

  Dalam hal penerimaan SPT Masa PPN masih banyak wajib pajak yang kurang memahami prosedur penerimaannnya terkait dengan penyampaian SPT Masa PPN yang harus dilengkapi Surat Setoran Pajak (SSP) dan faktur pajak lembar ke-3 yang harus dilampirkan dalam penyampaian SPT Masa PPN ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama sebagai bukti wajib pajak telah menyetorkan PPN ke Bank Persepsi, karena ditemukan banyaknya wajib pajak yang tidak melengkapi SPT Masa PPN dengan SSP dan faktur pajak lembar ke-3seperti yang diharuskan sehingga proses penerimaan PPN tidak dapat dilakukan oleh pegawai kantor pelayanan pajak yang berakibat wajib pajak tidak dapat melaporkan SPT Masa PPN, kendala ini yang mempengaruhi penerimaan SPT PPN di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying.

  Dari Uraian tersebut diatas, penulis menyadari betapa pentingnya pemahaman atas prosedur penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ), untuk itu penulis tertarik untuk mengambil judul “Tinjauan atas prosedur penerimaan pajak pertambahan nilai pada kantor pelayanan pajak pratama bandung cibeunying” untuk mengetahui apakah proses atau pelaksanaan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cibeunying Bandung telah sesuai menurut ketentuan yang berlaku.

  Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

  1.2

  1.2.1 Maksud Kerja Praktek Maksud dari kerja praktek ini adalah untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan

  Pajak Pratama Bandung Cibeunying yang hasilnya akan digunakan penulis untuk menyusun Laporan Kerja Praktek.

  1.2.2 Tujuan Kerja Praktek Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah :

  1. Untuk mengetahui prosedur penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying sudah sesuai ketentuan yang ada.

  2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada karyawan tentang

  Kegunaan Kerja Praktek

  1. Bagi Penulis

  a. Menambah pengetahuan dan mendapatkan wawasan mengenai pelaporan dan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai, yang dapat membantu Pengusaha Kena Pajak ( PKP ) dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

  b. Untuk melatih kemampuan penulis sebagai bekal menghadapi dunia kerja secara nyata.

  c. Sarana bagi penulis untuk memperdalam ilmu dibidang Pajak Pertambahan Nilai.

  2. Bagi Instansi Dapat dijadikan sebagai masukan atau saran yang berguna untuk dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki atau melengkapi, dan juga sebagai perbendaharaan pustaka di instansi tersebut.

  3. Bagi Pihak Lain Diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu referensi untuk tulisan ilmiah bagi rekan-rekan yang mengambil suatu permasalahan yang sama.

  Metode Kerja Praktek

  1.4

  Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

  1. Studi lapangan (Field Research), Yaitu pengumpulan data secara langsung pada objek kerja praktek atau pengamatan secara langsung terhadap Prosedur Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying yang dilakukan dengan cara :

  a. Pengamatan (Observation) Yaitu dengan cara mengamati secara langsung yang terjadi di lapangan yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu prosedur penerimaan pajak pertambahan nilai, serta pengumpulan data dengan terjun langsung ke lapangan dengan meneliti keadaan yang sebenarnya terjadi pada dunia kerja serta pekerjaan yang berhubungan dengan data yang diambil untuk membuat laporan kerja praktek..

  b. Wawancara (Interview) Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi langsung dengan pimpinan maupun karyawan perusahaan yang bersangkutan untuk di wawancarai sehingga data-data yang diperlukan dapat membantu dalam memecahkan masalah yang c. Dokumentasi Pengumpulan, pemilihan dan pengolahan bukti-bukti serta data- data yang berhubungan dengan bidang kajian laporan Kerja Praktek yang diteliti.

  2. Studi Kepustakaan (Library Research) Yaitu bentuk penelitian dengan cara pengumpulan data dengan membaca buku-buku dan diklat-diklat yang berhubungan dengan penelitian ini.

  Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

  1.5

  1.5.1 Lokasi Kerja Praktek Lokasi yang dipilih oleh penulis untuk melaksanakan kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying di JL.

  Purnawarman No.21 Bandung Tlp. ( 022 ) 4207897 - 423765 – 4232523 Fax ( 022 ) 4239107.

  1.5.2 Waktu Kerja Praktek Penulis melaksanakan kerja praktek selama 20 hari Kerja, dari tanggal 02 September 2013 sampai dengan tanggal 27 September 2013.

  Kerja Praktek dimulai dari hari Senin sampai hari Jum’at, pukul 07.30 s.d 16.00.

  Tabel 1.1 Jadwal Kerja Praktek

  Hari Waktu Keterangan Senin - Jumat 07.30 – 16.00 WIB Jam Kerja

  12.00 – 13.00 WIB Jam Istirahat Sabtu – Minggu Libur Adapun lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.2 Tabel 1.2

  Waktu Penelitian

  Tahap Prosedur Bulan Desember Januari Juli Agustus September Oktober November

  Tahap Persiapan :

  1. Mengambil Surat Izin Kerja Praktek

  I

  2. Mencari tempat Kerja Praktek

  3. Menentukan tempat Kerja Praktek Tahap Pelaksanaan :

  1. Mengajukan surat permohonan Kerja Praktek

  2. Meminta surat

  II pengantar ke perusahaan

  3. Kerja Praktek di perusahaan

  4. Penyusunan laporan kerja praktek Tahap Pelaporan :

  1. Menyiapkan laporan Kerja Praktek

  2. Bimbingan Kerja

  III Praktek

  3. Penyempurnaan laporan Kerja Praktek

  BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

  2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Cibeunying Sejarah pajak mula-mula berasal dari negeri Prancis pada jaman pemerintahan Nepolion Bonaparte, yang pada jamannya beliau terkenal dengan nama “Cope Napolen”. Pada masa itu Negara Belanda dijajah oleh Negara Perancis. Sistem pajak yang diterapkan Perancis Kepada Belanda diterapkan pula oleh belanda kepada Negara Indonesia pada saat Belanda menjajah Negara Indonesia, yang pada saat itu dikenal dengan “Oor Logs-Overgangs Blasting” (pajak penghasilan).

  Konsep pajak itu kemudian dibuat pada tahun 1942 di Australia disaat Negara Indonesia masih diduduki oleh tentara Jepang.

  Maksud dari pengalihan mengenai pajak ini merupakan suatu peraturan yang dibuat untuk mempersiapkan bilamana dikemudian hari penjajah Jepang ditarik kembali dari Indonesia. Pemungutan pajak ini oleh pemerintah Belanda dilaksanakan oleh suatu badan yaitu “Deinspetie van vinancial”, yang kemudian diganti dengan jaman “Zeinenbu” oleh pemerintahan jepang pada tanggal 15 Maret 1942. Lima bulan kemudian, 15 Agustus 1942 nama tersebut kemudian diubah menjadi “Kantor Inspeksi Keuangan” dan berkantor di Gedung Concordia Kabupaten Soreang, bersama-sama dengan tentara keamanan rakyat berevakuasi. Setelah Agresi Militer Belanda II menyerang lagi pada tanggal 19 Desember 1948, Kantor Inpeksi Keuangan Bandung di pindahkan ke Tasikmalaya. Bersamaan dengan kejadian tersebut, kekuasaan Republik Indonesia terpecah menjadi dua, yaitu :

  1. Kelompok Coorporative, yaitu kelompok arti republik yang tidak ikut evakuasi dan bekerja sama dengan NICA.

  2. Kelompok non- Coorporative, yaitu kelompok anti NICA bersama-sama Republik Indonesia bergrilya di daerah kantong-kantong yang tidak dikuasai oleh Belanda.

  Setelah berakhirnya Agresi Militer II, Kantor Inpeksi Keuangan Bandung yang berada di Tasikmalaya di bubarkan dan kedudukannya dikembalikan ke Bandung pada tanggal 17 Agustus 1947. Kantor Inpeksi Keuangan Bandung pada saat itu diserah terimakan oleh Mentri yang pertama Mr.Safrudin Parawiranegara, dan kemudian Mentri Negara ini menunjuk Bapak Sahid Koesoermosasmito sebagai Kepala Kantor Inpeksi Keuangan Bandung yang Pertama, periode 1947- 1950, Berkantor di km”0” (Groofpostwag), yang saat ini jalan Asia Afrika Nomor 114 Bandung.

  Sejak tahun 1968, Kantor Inpeksi Keuangan Bandung berganti nama menjadi Inspeksi Pajak Bandung, pada tanggal 1 agustus 1980, kantor Inspeksi

  2. Kantor Inspeksi Pajak Bandung Timur yang berkedudukan di jalan Kiaracondong No. 372 Bandung.

  Sejak berlakunya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep-48/KMK.01/1988 tanggal 19 Januari 1988, maka di Bandung dibagi atas tiga kantor inspeksi pajak yakni :

   Kantor Inspeksi Pajak Bandung Timur  Kantor Inspeksi Pajak Bandung Tengah  Kantor Inspeksi Pajak Bandung Barat Dengan keluarnya keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 94/KMK.01/1994 tanggal 29 maret 1994,tentang Organisasidan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak terjadi perubahan nama dan batas wilayah Kantor Pelayanan Pajak, yaitu :

   Kantor Pelayanan Pajak Bandung Timur diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees,  Kantor Pelayanan Pajak Bandung Barat diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tegallega,  Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying,  Serta penambahan satu Kantor Pelayanan Pajak Bandung Bojonagara yang menjadi dua kantor pelayanan pajak yaitu Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying dan Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas.

  Sejak bulan Agustus 2007, KPP Bandung Cibeunying dimodernisasi dan namanya berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cibeunying. KPP Pratama Bandung Cibeunying terletak di Jalan Purnawarman No.19 – 21 Bandung. Adapun wilayah kerja KPP Pratama Bandung Cibeunying terdiri dari 6 Kecamatan dan 26 Kelurahan yang berada dalam pengawasan 4 Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon), yaitu meliputi :

   Kecamatan Cidadap  Kecamatan Coblong  Kecamatan Bandung Wetan  Kecamatan Sumur Bandung  Kecamatan Cibeunying Kaler  Kecamatan Cibeunying Kidul

  2.1.1 Fasilitas Kantor Fasilitas Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratam Bandung Cibeunying diantaranya :

   Gedung Kantor milik sendiri  Aula yang representatif

   Ruang TPT yang nyaman  Perbankan Online  Pelayanan dengan 3S : Senyum,Sapa,Salam

  2.1.2 Wilayah Kerja Dan Gambaran Wajib Pajak KPP Pratama Bandung Cibeunying mempunyai wilayah kerja seluas 30 km² yang sangat strategis dan potensial, terdiri dari 6 (enam) Kecamatan yaitu

  Kecamatan Sumur Bandung (3,40 km²), Kecamatan Bandung Wetan (3,39 km²), Kecamatan Cibeunying Kidul (5,25 km²), Kecamatan Cibeunying Kaler (4,50 km²), Kecamatan Cidadap (6,11 km²) dan Kecamatan Coblong (7,35 km²) yang secara keseluruhan didalamnya meliputi 26 (dua puluh enam) Kelurahan. Lingkar luar Wilayah KPP Pratama Bandung Cibeunying langsung berbatasan dengan wilayah lain diantaranya bagian Utara berbatasan dengan wilayah Kota Cimahi, bagian Selatan berbatasan dengan wilayah Karees, bagian Barat berbatasan dengan wilayah Bojonagara dan bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung. Wilayah KPP Pratama Bandung Cibeunying dilingkari oleh jalan-jalan protokol Kota Bandung yang merupakan pusat perbelanjaan, wisata kuliner, wisata kota, perkantoran, perdagangan dan pemerintahan, diantaranya :

   Jalan Ir. H. Juanda (Dago)  Jalan RE Martadinata (Riau)

   Jalan Merdeka  Jalan Jenderal Ahmad Yani (1 sisi, 1/2 bagian)  dsb Sesuai dengan karakteristik jalan protokol Kota Bandung di sepanjang jalan tersebut berdiri gedung-gedung tinggi dan megah yang peruntukannya adalah sebagai kegiatan bisnis modern dan tradisional, yaitu : perkantoran (office tower), hotel, mall, trade centre, hyper market, apartemen, retail area, factory outlet, cafe, restoran, maupun mix used building yang meliputi seluruh peruntukannya tersebut. Selain itu juga jalan-jalan protokol ini terdapat beberapa universitas baik negeri maupun swasta, Kantor Pusat Kementerian, Kantor Pusat Pemerintahan Daerah baik Kota ataupun Provinsi dan Lembaga maupun BUMN. Tak kalah menariknya di jalanjalan protokol ini terdapat beberapa bangunan cagar budaya dan bersejarah seperti Gedung Sate, Gedung Asia Afrika dan Gedung Merdeka.

  Dari gambaran tersebut jelas terlihat adanya potensial Pajak Penghasilan (PPh) baik Orang Pribadi (OP) ataupun Badan dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang besar dari kegiatan ekonomi dan bisnis di wilayah ini.

  Beberapa kawasan yang dapat diunggulkan diantaranya :  Sepanjang Jalan Ir. H. Juanda (Dago), dimana sepanjang jalan tersebut

   Sepanjang Jalan RE. Martadinata (Riau), sebagian besar kawasan tersebut telah menjadi tempat wisata belanja (Factory Outlet), Caffe & Resto, Hotel, Rumah Mewah milik para pejabat dan masyarakat elite.

   Sepanjang Jalan Braga, kawasan ini merupakan klasik Kota Bandung yang banyak terdapat bangunan cagar budaya, Caffe & Resto, Mall, Apartemen sehingga menjadikan kawasan ini sebagai salah satu wisata kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dalam negeri dan mancanegara.

   Kawasan Dago Atas dan Cigadung, merupakan residence area yang terdiri dari rumah-rumah besar dan mewah yang banyak dihuni oleh para dan mantan pejabat tinggi negara, artis-artis dan owner dari perusahaan- perusahaan besar.

   Jalan Diponegoro, merupakan kawasan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Kantor Pusat Kementerian, Hotel dan rumah-rumah para pejabat tinggi negara.

   Sepanjang Jalan Merdeka dan Jalan Asia Afrika, merupakan kawasan perkantoran modern (office tower building), perbankan, perdagangan, hotel bintang lima dan mall.

   Tamansari dan Dipatiukur, kawasan ini merupakan kawasan pendidikan dimana terdapat beberapa perguruan tinggi besar seperti ITB, UNPAD, UNISBA, UNPAS, UNIKOM dan perguruan tinggi swasta lainnya.

  Adapun Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cibeunying yaitu : Visi KPP Pratama Bandung Cibeunying :

   Menjadi Institusi Pemerintah yang meyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalitas yang tinggi Misi KPP Pratama Bandung Cibeunying :

   Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.

  2.2 Struktur Organisasi Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

  Kepala Kantor Kelompok Fungsional Sub Bagian Umum

  Seksi Seksi Seksi Seksi Pelayanan Pengolahan Data Pengawasan dan Ekstensifikasi dan Informasi Konsultasi

  Seksi Seksi Penagihan Pemeriksaan

  Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying

  2.3 Uraian Tugas (Job Description)

  1. Kepala Kantor Orang yang mengepalai KPP Pratama dan bertanggung jawab atas kegiatan KPP Pratama. Kepala kantor memiliki tugas mengkoordinasikan pelaksaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan wajib pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak tidak langsung lainnya. terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

  3. Kelompok Fungsional Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan

  Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.

  4. Seksi Pelayanan

   Menetapkan dan menerbitkan produk hukum perpajakan  Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan  Penyuluhan Perpajakan  Penerimaan dan Pengolahan SPT dan surat lainnya  Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak

  5. Seksi Pengolahan Data dan Informasi  Pengumpulan dan pengolahan data  Penyajian informasi perpajakan  Urusan tata usaha penerimaan perpajakan  Pengalokasian & penatausahaan bagi hasil PBB & BPHTB  Pelayanan dukungan teknis komputer

  6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) Waskon adalah salah satu seksi pada KPP Pratama di seluruh

  Indonesia. Seksi ini terbentuk setelah KPP melakukan modernisasi, dimana pembagian seksi pada KPP tidak lagi berorientasi pada jenis pajak, tetapi pembagian seksi pada KPP berorientasi pada fungsi seksi.

  Waskon adalah singkatan dari dua suku kata yaitu pengawasan dan konsultasi. Fungsi umum dari seksi Waskon adalah melakukan pengawasan dan konsultasi terhadap wajib pajak dalam hal menjalankan seluruh kegiatan administrasinya. Seksi Waskon dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (Kasi), yang tugasnya adalah mengkoordinir seluruh tugas- tugas pada seksi Waskon. Dan Kepala Seksi Waskon dibantu oleh Accounter Representative (AR). Tugas dari Accounter Representative adalah melaksanakan tugas-tugas teknis pada seksi Waskon I, seperti: a. Memberikan penjelasan tentang kegiatan administrasi perpajakan yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak.

  b. Menjadi tempat Konsultasi dan Konseling para Wajib Pajak.

  c. Membuat surat-surat, seperti surat teguran, surat ucapan terima kasih, surat pemberitahuan kepada wajib pajak, dan lain sebagainya.

  d. Memeriksa Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan Wajib f. Memberikan aturan kepada wajib pajak untuk menghitung pajak dan mengisi Surat Pemberitahuan (SPT).

  g. Membuat database Wajib Pajak. Seksi Waskon pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cibeunying dibagi menjadi 2 (dua) bagian:

  1) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 2) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

  Pada Prinsipnya tugas dari kedua seksi tersebut adalah sama, dan yang membedakan hanyalah pembagian wilayah kerjanya. Hal ini diberlakukan dengan tujuan untuk mempermudah tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

  7. Seksi Ekstensifikasi Dalam Istilah Perpajakan di Indonesia, Ekstensifikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak

  (NPWP) kepada wajib pajak orang pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang saham/ pemilik dan pegawai, wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan atau memiliki tempat usaha di pusat perdagangan dan atau pertokoan. Kegiatan Ekstensifikasi ini dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cibeunying melalui seksi Ekstensifikasi perpajakan. Tugas seksi Ekstensifikasi

  8. Seksi Pemeriksaan Pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan  Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan  Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak sera  administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

  9. Seksi Penagihan Mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang anjak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

  2.4 Aspek Kegiatan KPP Pratama Bandung Cibeunying Kegiatan Operasional di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung

  Cibeunying meliputi: 1) Pelayanan terhadap wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan melalui prosedur yang mudah dan sistematis.

  2) Melaksanakan kegiatan operasional perpajakan di bidang pengolahan data dan informasi seperti menyusun penerimaan atas pelaporan dalam database, tata usaha perpajakan, pajak penghasilan perorangan, pajak penghasilan badan, pemotongan dan pemungutan pajak penghasilan, PPn dan PTLL dan penagihan. 3) Kegiatan pengawasan dan verifikasi atas pajak penghasilan maupun pajak rangka pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakan. Juga melakukan kegiatan penatausahaan dan penilaian kelenkapan surat pemberitahuan dan lampirannya termasuk kebenaran penulisan dan perhitungan yang bersifat formal, pemantauan dan penyusunan laporan pembayaran masa PPh, PPN dan PTLL. 4) Mengadakan kegiatan penyuluhan pajak kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakan serta melakukan kegiatan yang bersifat meningkatkan jumlah wajib pajak.

  Secara berkala, kepala kantor pelayanan pajak melaporkan hasil kegiatan oprasional tersebut kepada kepala kantor wilayah Direktorat Jendral Pajak setempat.