Pemalsuan identitas jenis kelamin pada perkawinan sejenis: Studi kasus perkara putusan Nomor: 132/Pdt.G/PA.Bks

PEMALSUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN PADA
PERKAWINAN SEJENIS
(STUDI KASUS PERKARA PUTUSAN NOMOR :
132/Pdt.G/PA.Bks)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi
Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

••••
Ull I
Oleh

Ibrahim

Nll\{:108044100037

KONSENTRASI

PERADILAN AGAMA


PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA
FAKULTAS SYARIAHDANHUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

PEMALSUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN PADA
PERKAWIN AN SEJENIS

(STUDI KASUS PUTUSAN PERKARA NOMOR :
132/Pdt.G/2011/PA.Bks)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi
Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Disusun Oleh :

Di Bawah Bimbingan
Pe imbing


Dr. H Yaya

ovan, SH.MA.

NIP: 196810141996031002

KONSENTRASI

PERADILAN AGAMA

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDA YATULLAH

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PEMALSUAN IDENTITAS JENIS KELA.MIN PADA
PERKAWIN AN SEJENIS (STUDI KASUS PERKARA PUTUSAN NOMOR :

132/Pdt.G/PA.Bks) telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27
Desember 2012. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi

Hukum Keluaiga (Ahwal

Syakbsiyyah).
Jakarta, 27 Desember 2012
m・ョァウセィQ\。@

PANITIA UJIAN

HエAオIセGN@

I. Ketua

: Drs. H. A Basiq Djalil. S.H., M.A.
NIP. 195003061976031001


2. Sekretaris

: Rosdiana. M.A.
NIP. 196906102003122001

3. Pembimbing

: Dr. H Yayan Sopyan. S.H .. M.A.
NIP.196810141996031002

4. Penguji 1

: Drs. H. A Basiq Djalil, S.H.. M.A
NIP. 195003061976031001

( ......... セ@ .. セ@ .......... )

: Afwan Faizin, M.A.
NIP.195003061976031001


( ..

5. Penguji 2

-(.:"."Y..

Mセ@

.... )

(

.

('"

LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(U1N) SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaln1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.

ABSTRAK

Nama: Ibrahim, NIM: 108044100037, Jurusan: Pengadilan Agama, Judul:
Pemalsuan Identitas Jenis Kelamin Pada Perkawinan Sejenis (Studi Kasus Putusan
Nomor: 132/Pdt.G/2011/PA.Bks.)
Kata Kunci: Homoseksual, Mencegah Terjadinya Pemalsuan Di KUA
Didalam penulisan Skripsi ini penulis memaparkan tentang terjadinya
pemalsuan identitas, sebab-bebab kenapa seseorang bisa melakukan pemalsuan
tersebut, difinisi perkawinan dan analisis putusan perkawinan. Dalam tulisan ini
penulis terfokus kepada studi kasus yang penulis angkat yaitu tentang pemalsuan

identitas jenis kelamin dalam hal ini yang sudah terjadi yang dilakukan oleh lea dan
Umar yang terjadi pada Kantor Urusan Agama Jatiasih Bekasi, dan analisis Putusan
Pengadilan Agama Bekasi Nomor: 132/Pdt.G/2011/PA.Bks.
Homoseksual sudah ada sejak zaman dahulu yaitu pada zaman Nabi Luth dan
disebabkan oleh faktor-faktor keluarga, lingkungan setempat, biologi dan dorongan
individu orang tersebut yang menyebabkan orang tersebut menyukai sesamajenisnya.
Di mana akibat dari homoseksual yaitu penyakit AIDS, gonorea, Trikomonas,
rachitis, dan sipilis. Di mana penyakit ini yang diakibatkan dari hubungan badan yang
tidak sesuai dengan aturan-aturan agama maupun kedokteran dan akan berakibat fatal
apabila penyakit tersebut menular kepada orang-orang yang berperilaku menyimpang
dalam hubungan badan. Defininis homoseksual adalah menurut etimologi ·
ketertarikan seksual untuk mengadakan hubungan seks dengan yang berjenis kelamin ·
sama, baik laki-laki dengan laki-laki maupun perempuan dengan perempuan.
Dimana pernikahan tersebut sudah terjadi dan tercatat di KUA Jatiasih Bekasi,
dari sinilah penulis menganalisa kenapa bisa terjadi pernikahan sesama jenis tersebut,
sebabnya iyalah karena orang tersebut memiliki kelainan, yang diakibatkan oleh
keluarga, lingkungan, sampai orang tersebut nekat untuk melakukan hal tersebut
sehingga melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor I Tahun 1974 yang dimana
meyatakan bahwa perkawinan adalah "ikatan lahir dan bathin antara seorang laki-laki
dan seorang perempuan ....". sedangkan dalam masalah skripsi ini telah terjadi

pernikahan yang sah antara laki-laki dengan laki-laki yang sudah sangat jelas
meyalahi Undang-Undang yang berlaku.Sehingga adanya putusan Nomor
132/Pdt.G/2011/PA.Bks yang memberikan putusan pembatalan pernikahan tersebut.
Dari kesimpulan diatas penulis ingin mentelitai, agar permasalahan yang memalukan
ini tidak terulang kembali.
Untuk menanggulangi terjadinya perkawinan sesama jenis, pihak kelurahan
dan KUA bekerjasama untuk lebih teliti persyaratan untuk mencatatkan pernikahan di
KUA dan pihak KUA hams menjalankan ferivikasi terhadap kedua calon mempelai
agar pihak KUA yakin bahwa kedua mempelai itu benar-benar laki-laki dan benarbenar perempuan agar tidak terulang kembali pemalsuan identitas dalam perkawinan.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang merajai

alam semesta yang telah memberikan kenikmatan kepada semua hamba-Nya
sehingga dengan nikmat tersebut kita semua masih dalam lindungan-Nya. Yakni
nikmat iman, Islam dan kesehatan.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
saw. yang menjadi teladan bagi semua manusia tak terkecuali penulis sendiri,
semoga kita semua mendapatkan syafa'atnya di hari akhirat.

Akhimya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul
"PEMALSUAN IDENTIT AS JENIS KELAMIN PADA PERKA WINAN
SEJENIS (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR: 132/Pdt.G/2011/PA.Bks)".
Penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari
bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan dan jauh dari sempuma karena
kesempumaan itu hanyalah milik Allah SWT semata.
Keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas berkat
dukungan doa, moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
sedalam-dalarnnya kepada:

!. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA., MM., selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA, dan Hj. Rosdiana, MA, Selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Hukum Keluarga.
3. Dr. H Yayan Sopyan, SH., MA. selaku pembimbing yang dengan
berbagai kesibukannya masih sempat untuk berdiskusi dan memeriksa

skripsi penulis dan selalu memberikan motivasi serta arahan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah membimbing
dan bersedia mentransfer ilmunya kepada penulis.
5. H. Adim HM. S. Ag., MM Ketua Kantor Urusan Agama Jtiasih Bekasi
yang telah membantu dalam membagikan kuesioner di sela-sela
kesibukannya sebagai Ketua KUA
6. Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan hukum yang telah
memberikan fasilitas referensi buku-buku dalam studi kepustakaan.
7. Teristimewa kedua orang tua penulis; ayahanda H Djari dan ibunda Hj
Aminah yang telah memberikan support baik doa dan motivasi yang
selalu menjadi inspirasi penulis untuk terus belajar. Dan untuk kakakkakak ku; Ismail, Iswan, Sri Hartini, Sri Rezeki, Saryanti, Saryani dan
adik ku Muhamad Imron. yang tiada henti-hentinya memberikan
support dan motivasi kepada penulis.

8. Teristimewa untuk Istri tercinta Siti Nursa'adah yang selalu setia
menemani dan memberikan support dan motivasi kepada penulis
dalam penulisan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat tercinta seperjuangan, Tambusai Ad-Dauly, Ade Esa

Nur Muhammad, Nur Hamid dan teman-teman seperjuangan Peradilan
Agama angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan semuanya yang
telah menjadi sandaran dalam keseharian penulis.
Demikian ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan mudahmudahan kebaikan-kebaikannya dapat diterima dan dibalas Allah SWT. Dengan
kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih banyak.

Ciputat, 30 November 2012
Penulis

Ibrahim

DAFTARISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................

11

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................

m

LEMBARPERNYATAAN ···········································································

IV

ABSTRAK ......................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ································································

VI

DAFTAR ISI .. ..... ... . ..... ........ ... ......... ... ... . .. .. . ... . . . .. . ... ...... ... . .....

x

BABI

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .

1

B. Batasan dan Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .

7

D. Metode Penelitian ................ .. ................... .......

8

E. Review Terdahulu ......... ...... ..... .................... ...

10

F. Sistematika Penulisan . . . . .. . . . .. . . . . . .. . . . . . . .. . . . ........ ...

12

PEYIMPANGAN SEKSUAL DALAM PANDANGAN
HUKUM ISLAM DAN ILMU PSIKOLOGI
A. Pengertian Peyimpangan Seksual... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..

15

I. Pengertian Peyimpangan Seksual dalam islam.. .....

15

2. Pengertian Homoseksual dan Sejarah timbulnya
Homoseksual dalam islam ..............................

16

4. Akibat Yang Ditimbulkan Dari Homoseksual ....

22

5. Faktor-Faktor Peyebab Homoseksual . . . . . . . . . . . . . . ..

23

B. Peyimpangan Seksual dan Homoseksual Tinjauan
Kesehatan......................................................

26

1. Bentuk-bentuk Peyimpangan Seksual menurut

kesehatan....................................... ... . . . . . . . .

26

2. Aki bat dari homoseksual menurut kesehatan . . . . . . .. 29
C. Homoseks Menurut Ilmu Psikologi... . . . .. . .. .. .. .. . . . . .. .. 31
BAB III

ATURAN PERKA WINAN DALAM FIKIH DAN
HUKUM POSITIF DI INDONESIA

A. Perkawinan......................................... ............

35

1. Pengertian Perkawinan........................ ... . . . . . . ..

35

2. Dasar Hukum Perkawinan........... ... ............. .. . 37
3. Rukun dan Syarat Perkawinan... ...... ............. ....

39

a. Rukun Perkawinan........................... ........

39

b. Syarat Perkawinan.......................... ... . .. ..

40

4. Tujuan, Asas-asas dan Hikmab Perkawinan . .. ... . . .

42

a) Tujuan Perkawinan.............................. ..

42

b) Asas-asas Perkawinan... ... .. .... ...... .............

44

c) Hikmab Perkawinan............. .. . . . .. .... .. ... ...

45

5. Perkawinan Menurut Undang-Undang No.I Tabun
1974 dan Kompilasi Hukum Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 46
AQ

BAB IV

2. Dasar-Dasar Perkawinan.. ... . . . . . . . . . . . . . ..... ......

49

6. Pembatalan Perkawinan . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . ..

49

7. Pencatatan Perkawinan ... ... . .. ... ... . . ...... ....... ....

52

8. Pemalsuan Identitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... . . . ..

55

PEMALSUAN
SUATU

IDENTITAS

TINJAUAN

PERKAWIN AN

DAN

JENIS KELAMIN
KASUS

DALAM

ANALISIS

PUTUSAN

NOMOR 132/Pdt.G/2011/PA.Bks
A. Keronologis Terjadinya Pernikahan Sejenis . . . . . . . . . . . .
B. Gambaran

Umum

Putusan

Nomor

132/Pdt.G/2011/PA.Bks ..................................

BABY

57

61

C. Pertimbangan Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

65

D. Analisis Putusan

67

PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 71
B. Saran..............................................................

72

DAFTAR PUSTAKA...... ................................. ...... ............ .......

74

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................

78

Lampiran 1 Salinan Putusan
Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Kuesioner
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Surat Permohonan Data, Observasi dan Wawancara

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkawinan adalah salah satu sunatullah yang umumnya berlaku pada
semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhtumbuhan. 1 Tujuan utama dari perkawinan adalah membina kehidupan rumah
tangga yang kekal dan bahagia diantara suami dan istri dengan langsung
melanjutkan keturunan. Mengingat perkawinan itu merupakan tuntunan
naluriah manusia untuk berketurunan guna kelangsungan hidupnya dan
memperoleh kedamaian hidup serta menumbuhkan dan memupuk kasih
saying insani, "Keharmonisan yang ada diantara dua jiwa akan membuat
mereka terpadu dalam dunia cinta dan kebersamaan". 2
Manusia adalah mahluk yang mempunyai kecenderungan untuk hidup
bersama, melakukan kontak dengan manusia lainnya tidak dapat dibatasi
karena sudah menjadi kodratnya sebagai mahluk social. Perkawinan
merupakan suatu solusi yang diberikan Allah Swt untuk menghindarkan
manusia dari perbuatan zina yang secara jelas diharamkan-Nya. Kebutuhan
biologis manusia yang disalurkan tanpa wadah perkawinan niscaya akan

1

Chuzaimah T. Yanggo dan HA. Hafiz Anshari Az, Prob/ematika Hukum Islam
Kontenporer, (Jakarta: Pustaka Firdaus 2002), h. 56.
2

Sayyid Mujtaba Musavi Lari, Psikologi Islam: Membangun kembali Moral Generasi
Muda, (Jakarta: Pustaka Hidayah; 1993), h. 15.

2

menimbulkan masalah dan kerusakan seperti garis keturunan yang tidak jelas,
rusaknya moralitas umat manusia, timbulnya berbagai peyakit fisik maupun
psikis dan banyak masalah lainnya yang pada akhirnya akan menghinakan
martabat manusia lebih rendah dari pada binatang.

3

Hukum Islam juga ditetapkan untuk kesejahteraan umat, baik secara
perorangan maupun secara bermasyarakat, baik untuk hidup di dunia maupun
di akhirat. Kesejahteraan masyarakat akan tercapai dengan kesejahteraan yang
sejahtera, karena keluarga merupakan lembaga terkecil dalam masyarakat,
sehingga kesejahteraan masyarakat akan tergantung kepada kesejahteraan
keluarga. Demikian pula kesejahteraan perorangan sangat dipengaruhi oleh
kesejahteraan hidup keluarganya. Islam mengatur keluarga bukan secara garis
besar, tetapi sampai terperinci. Keluarga berbentuk melalui perkawinan,
karena itu perkawinan sangat dianjurkan oleh Islam bagi yang telah
mempunya1. k emampuan. 4
Suatu peraturan dimaksudkan agar perkawinan dapat berlangsung
dengan baik dan tertib. Peraturan-peraturan yang dimaksud tidak langsung
terjadi begitu saja tetapi melalui perjuangan yang sangat lama karena penuh
dengan hambatan baik pada zaman sebelum maupun sesudah kemerdekaan.
Dan akhirnya pada tahun 1974 baru tercipta dalam suatu bentuk undang-

3

Musfir Aj-Jahrani, Poligami dari Berbagai Persepsi, (Jakarta: Gema lnsani Press,

1997), h.15.
' Abd.Rahman Ghazaly,Fiqih Munakahat, (Jakarta: Prenada Media, 2003), h.64.

3

undang yang dikenal dengan nama Undang-undang No. I tahun 1974 tentang
perkawinan dimana undang-undang ini menganut asam monogamy yang
sifatnya tidak mutlak.
Itulah sebabnya sehingga undang-undang No. I tahun 1947 dikatakan
menganut asas monogamy terbuka. Suatu perkawinan dapat terlaksana apabila
memenuhi syarat-syarat dan rukunnya berdasarkan hukum agama dan
kepercayaan masing-masing, sebagaimana ditentukan dalam pasal 2 (I)
Undang-undang No. I tahun 1974 tentang perkawinan. Selanjutnya dicatatkan
dalam sebagaiman yang dimaksud dalam pasal 2 (2).
Seperti diketahui bahwa masalah fasakh dalam perkawinan masih
menjadi perdebatan para ulama, di satu pihak ada yang mengatakan bahwa
fasakh itu tidak ada. Misalnya adalah bahwa salah satu pihak terikat oleh
suatu perkawinan lama, atau perkawinan telah dilangsungkan oleh pegawai
sipil yang tidak berkuasa dan lain sebagainya. "Perkawinan semacam itu dapat
dibatalkan oleh Hakim". 5 Istilah pembatalan perkawinan dalam hukum Islam
identik dengan fasakh yaitu "membatalkan akad dan melepaskan tali ikatan
perkawinan suami dan istri". 6
Suatu perkawinan dapat dibatalkan apabila tidak memenuhi syaratsyaratnya. Ini berarti bahwa perkawinan itu dilarang bila tidak memenuhi
syarat-syaratnya. Sedang perkawinan yang semacam itu (terlanjur terjadi)
5

R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: PT Intenusa, 1989). h. 27.

6

Sayyid Sabiq, Fiqh Al-Sunnah, (Beirut: Daar Al-Fiqr, 1983), cet. Ke-4, Juz II. h. 268.

4

sudah terlaksana, dapat dibatalkan sesuai dengan ketentuan Undang-undang
yang berlaku.

7

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pada pasal 71 dijelaskan
mengenai pembatalan perkawinan yang meyebutkan bahwa suatu perkawinan
dapat dibatalkan apa bi Ia:
I.

Seorang suami melakukan poligami tanpa seizin Pengadilan Agama;

2.

Perempuan yang dikawini temyata kemudian diketahui masih menjadi
istri pria Iain yang mafqud atau hilang;

3.

Perempuan yang dikawini ternyata masih iddah dari suami Iain;

4.

Perkawinan yang melanggar batas umur perkawinan sebagaimana
ditetapkan dalam pasal 7 UU No. I tahun 1974 Tentang perkawinan yaitu
pada pria 19 tahun dan wanita sudah mencapai umur 16 tahun;

5.

Perkawinan dilangsungkan tampa wali atau dilaksanakan oleh wali yang
tidak berhak;

6.

perkawinan yang dilakukan dengan paksaan"
Seperti diketahui suatu perkawinan dapat dibatalkan apabila tidak

memenuhi syarat dan rukunnya. Salah satu alasan untuk dapat dibatalkannya
suatu perkawinan adalah adanya suatu perkawinan rangkap antara seorang
yang melakukan pemalsuan suatu identitas yakni dengan memalsukan
identitas status seorang istri yang padahal istri tersebut seorang Iaki-laki.

7

Arso Sosroatmodjo, Hukum Perkawinan di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981),

hal. 67.

5

Pembatalan perkawinan berdasarkan alasan tersebut dapat diajukan ke
pengadilan agama bagi mereka yang menikah menurut ketentuan agama
Islam. Maka menimbulkan pembatalan pemikahan.
Perkawinan

ini

bermula ketika ica alias Rahmat bin Faryo

mendaftarkan perkawinan tersebut kepada kantor urusan Agama Jatiasih,
karena ketidak normalan ica, ia ingin melakukan pernikahan sesame jenis
dimana awal mulanya ica mendaftarkan kepada mantan kepala KUA Jatiasih
dengan memalsukan syarat-syarat perkawinan karena menurut mantan kepala
KUA Jatiasih persyaratan tersebut sudah lengkap maka tiga hari setelah
pendaftaran itu dilangsungkanlah perkawinan antara Umar bin Jaya Dan
Rahmat bin Faryo alias lea dengan alasan keduanya telah tinggal satu rumah.
Setelah pernikahan tersebut sudah berlangsung selama 3 bulanan terungkaplah
bahwa ica itu seorang laki-laki. Karena kejadian tersebut tidak memenuhi
syarat dan rukun yang telah ditentukan dan juga biasanya pemikahan
dilakukan oleh dua insan yang beda jenis kelamin, namun pada kasus ini
terjadi pemikahan antara pria dengan peria yang terjadi, dimana pemikahan
tersebut dilaksanakan dan tercatat di Kantor Urusan Agama Jatiasih.
Kemudian bagi penulis menjadi bagian yang perlu ditijau atau dikritisi,
kenapa bisa terjadi pernikahan tersebut, kenapa KUA tersebut bisa
memberikan izin untuk melangsungkan pemikahan, padahal penghulu yang
mengurus pemikahan tersebut sudah tidak menjabat (bertugas) dan pada

6

waktu menjadi penghulu (yang menikahkan pelaku nikah sesama jenis) di
Kantor urusan Agamajatiasih yang terjadi pada tahun 2011.
Dari uraian singkat di atas ini, penulis memberi judul skripsi ini adalah
"PEMALSUAN IDENTITAS JENIS KELAMIN PADA PERKAWINAN
SEJENIS

(STUDI

KASUS

PUTUSAN

PERKARA

NOMOR

132/Pdt.G/2011/PA.")

B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan masalah perkawinan maka penulis
memberi batasan - batasan agar dalam skripsi ini persoalan dapat terarah.
Secara spesisifik penulis hanya membatasi pembahasan pada pemalsuan
identitas pada pemikahan sejenis yang dilakukan oleh Umar bin Jaya Dan
Rahmat bin Faryo alias lea ini di KUA Jati Asih Bekasi setudi kasus pada
putusan nomor 132/Pdt.G/2011/PA.Bks.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkam pengertian masalah yaitu teori yang bertentangan
dengan kenyataan. Sebagai mana masalah yang penulis tulis didalam
skripsi ini ialah bahwa menurut Undang-Undang No I Tahun 1974 yang
dimana meyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir dan bathin
antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dengan tujuan suami

7

istri membentuk keluarga yang bahagia dan kekal menuruk keTuhana
Yang Maha Esa. Dalam masalah yang penulis angkat yaitu telah terjadi
pemikahan yang sah antara sesame jenis yaitu laki-laki dengan laki-laki
yang sudah terjadi di KUA Jatiasih Bekasi.
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka
penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
I. Bagaimana perkawinan tersebut bisa terjadi dan tercatat di KUA
Jatiasih?
2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus perkara nomor
132/Pdt.G/2011/PA.Bks di pengadilan Agama Bekasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
dari kajian ini adalah sebagai berikut:

I. Mengetahui bagaimana perkawinan tersebut bisa terjadi dan
tercatat di KUA Jatiasih.

'

2. Mengetahui bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus
perkara nomor 132/Pdt.G/2011/PA.Bks di pengadilan Agama
Bekasi?

8

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
I) Manfaat Kegunaan Secara Teoritis
Dalam penelitian ini, penulis ingin memberikan sumbangan
bagi diri penulis, Sehingga penulis memahami, ilmu pengetahuaan
terhadap sapek aspek hukum

pemalsuan

didalam

perkawinan

khususnya pada kasus yang penulis angkat.
2) Manfaat Keguaan Secara Praktis
Selain kegunaan secara teoritis, penulis berharap bahwa
dengan karya tulis ini dengan paparan mengenai pemalsuan identitas
perkawinan masyarakat dapat mengantisipasi terhadap perkawinan
tersebut dan petugas KUA harus dengan teliti memastikan kebenaran
identitas dalam perkawinan sehingga di kehidupan yang akan datang
tidak akan terulang kembali.

D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode

penelitian dekriptif analitis yaitu metode yang menggambarkan dan
memberikan analisa terhadap Putusan Nomor : 132/Pdt.G/2011/PA.Bks.
melalui pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang atau

9

prilaku yang diamati sehingga penulis akan memaparkannya didalam
skripsi yang penulis buat.

2. Jenis Data
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
KUA Jatiasih bekasi yang menangani kasus Muhamad Umar Bin Jaya
dan Rahmat Bin Faryo alias Friska Nastasya Oktaviany dari kutipan
akta nikah 900/155/XI/2010. Data ini meliputi analisis putusan Nomor
: 132/Pdt.G/2011/PA.Bks. dan wawancara dengan pihak KUA Jatiasih
bekasi dan memperoleh informasi dari pihak laki-laki dan perempuan.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah sumber data dari studi kepustakaan
diambil

dari

buku-buku,

internet,

dan

beberapa

hasil

yang

berhubungan dengan masalah manipulasi identitas jenis kelamin
dalam perkawinan. Untuk mendapatkan data, penulis mengunjungi
beberapa perpustakaan.

3. Teknik Pengnmpulan Data
Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode
penelitian lapangan lb W

$

r _5)c. Gjk'.ij

Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika Dia berkata kepada
kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu
sedang kamu memperlihatkan(nya)?" "Mengapa kamu mendatangi
laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita?
Sebenarnya kamu adalahkaum yang tidak mengetahui (akibat
perbuatanmu) ". Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan
mengatakan: "usirlah Luth beserta keluarganya dari negrimu; karena
Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (menda "wakan dirinya)
bersih ". Maka Kami selamatkan Dia beserta keluarganya, kecuali
istrinya. Kami telah mentakdirkan Dia termasuk orang-orang yang
tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan hujan atas mereka
(hujan batu), Maka amat buruklah hujan yang ditimpahkan atas
orang-orang yang diberi peringatan itu". (QS. Al-Naml/27:54-58). 18

23

Homoseks selain perbuatan keji juga termasuk dosa besar dan
termasuk salah satu yang merusak fitrah manusia, agama, bahkan
dunia dan tentu saja merusak kesehatan jiwa. Homoseks dengan cara
sodomi, yakni berhubungan dengan melalui lubang dubur merupakan
resiko penularan infeksi HIV/AIDS yang cukup besar 19 •

5. Faktor-Faktor Peyebab Homoseksual

Terdapat beberapa faktor yang memungkinkan seseorang itu
menjadi homoseksual, yaitu:
I) Keluarga
Pengalaman/trauma di masa

kanak-kanak Contohnya:

Dikasari oleh ibu/bapa sehingga si anak beranggapan semua
lelaki/perempuan bersikap kasar, bengis sehingga membuat si anak
merasa benci pada keluarga, sehingga

hubungan dengan ibu

bapak. 20
2) Lingkungan sekitar
Contoh dari sebab ini adalah salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku seorang homoseks adalah lingkungan.
Yang bersangkutan dengan pergaulan dan keadaan sekeliling.
Keluarga yang tidak pemak mempedulikan anaknya. Bapak yang
kurang mehunjukkan kasih sayang kepada anaknya. Hubungan

24

yang terlalu rapat dengan ibu sementara renggang dengan bapak.
Kurang menerima pendidikan yang betul tentang seks dari kecil.
Mengikut pendapat ini, homoseksual bukanlah dibawa dari
lahir tetapi terbina melalui pengalaman, seperti kompleks dalam
keadaan hidup dan pengaruh keadaan semasa bayi, kanak-kanak,
remaja dan awal dewasa.

21

3) Biologi
Homoseksual adalah keadaan pemyataan perasaan yang
semula menyebabkan seseorang itu mempunyai nafsu terhadap
kaum sejenis. Perasaan dan nafsu tersebut berhasil disebabkan oleh
bahan kimia dan hormon yang dikeluarkan dalam badan. Pendapat
ini masih di perbincangkan dan tidak dapat dibuktikan secara
menyeluruh oleh pakar dalam bidang ini.
Terdapat juga teori bahawa aturan kelahiran menentukan
sama ada seseorang homoseksual atau tidak. Suatu kajian oleh Ray
Blanchard memperolehi data bahawa semakin bungsu seseorang
anak, semakin besar kemungkinan dia homoseksual. Alasan-alasan
di belakang pemerhatian ini belum ditentukan. Ianya dipercayai
bahawa dengan setiap kehamilan, badan ibu mempunyai lebih
hormon androgen yang boleh mempengaruhi orientasi seksual
seseorang anak. Alasan ini disokong oleh pemerhatian bahwa
hanya anak-anak lelaki yang lebih bungsu, dan bukan anak-anak

25

perempuan yang lebih bungsu, yang menunjukkan kemungkinan
yang lebih besar untuk menjadi homoseksual.

22

4) Dorongan individu
Rentetan dari proses pembelajaran sewaktu kecilseperti
berkurangnya rasa kepercayaan terhadap

ibu dan saudara

perempuan (lesbian) dan sebaliknya (gay) Kurang percaya pada
potensi seksual yang ada pada diri sendiri.Selain itu tarikan
individu terhadap homoseksual, menjadi keinginan perasaan yang
menyetujui untuk mendominasi hawa nafsu. Harga diri tidak boleh
diperolehi dari hubungan lain. Ketakutan pada kaum bertentangan
jenis menyebabkan tindak balas erotik yang pasif.
Ada
homoseksual,

tiga

kategori

heteroseksual,

dalam
dan

orientasi

seksual,

biseksualitas.

yaitu

Seseorang

berorientasi homoseksual bila orang tersebut tertarik pada orang
yang jenis kelaminya sama dengan orang itu seperti ketertarikan
antara laki-laki tertarik kepada laki-laki, sebaliknya orientasi
heteroseksual merupakan keterkaitan pada orang yang jenis
kelaminnya berbeda seperti laki-laki tertarik kepada wanita,
sementara biseksualitas mengarah pada ketertarikan baik dengan
orang yang sejenis kelaminya sama maupun dengan yang berbeda
jenis kelaminnya seperti kelainan yang meyukai laki-laki maopun
wanita cenderung kepada keduanya.

26

B. Peyimpangan Seksual dan Homoseksual Tinjauan Kesehatan
1. Bentuk-bentuk Peyimpangan Seksual menurut kesehatan

Ada banyak peyimpangan sekual yang terjadi di masyarakat,
berikut ini macam-macam bentuk peyimpangan sekual menurut
kesehatan diantaranya adalah:
1) Transvestisisme
Transvestisisme

yaitu

berpakaian

dengan

pakaian,

maksudnya adalah laki-laki homoseks yang mempunyai keinginan
untuk selalu memakai pakaian perempuan atau istilah ini dikenal
dengan waria atau banci. Tujuannya yaitu untuk membangkitkan
rangsangan seksual dan dengan cara memakai pakaian perempuan
itu ia akan セ・ューイッャォ@

kepuasaan. 23

2) Transeksual
Istilah ini hamper sama dengan istilah Transvestisisme,
akan tetapi transeksual ini gejalanya dapat dilihat dengan ketidak
puasan jenis kelamin yang dimilikinya. Peyebab tingkah laku
transeksusl ini seperti yang dikatakan Umar Marzuki Sa'abah
dalam bukunnya seks dan kita adalah lebih banyak factor ketidak
seimbangan hormon. Ketidak kepuasannya dapat direlisasikan
dengan memakai perhiasan, make up, bahkan merubah alat
vitalnya. 24

27

3) Incest
Incest yaitu keinginan untuk melakukan hubungan sekual
dengan muhrim, seperti dengan ibunya, bapaknya, anaknya, atau
dengan saudara kandungnya sendiri. Kasus ini banyak terjadi di
masyarakat, sering kita mendengar seorang bapak menghamili
anak kandungnya sendiri, anak memperkosa ibunya, dan lain
sebagainya. 25
4) Homoseksual
Homoseksual Yaitu kelainan seksual berupa sesama jenis
pasangan seksualnya. Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan
lesbi untuk penderita perempuan. Hal yang memprihatinkan disini
adalah kaitan yang erat antara homoseksual dengan peningkatan
risiko AIDS. Pemyataan ini dipertegas dalam jumal kedokteran
Amerika (JAMA tahun 2000), kaum homoseksual yang "mencari"
pasangannya melalui internet, terpapar risiko penyakit menular
seksual (termasuk AIDS) lebih tinggi dibandingkan mereka yang
tidak. 26
5) Lesbianisme
Lesbianisme ini sama seperti homoseksual, sama-sama
mencintai sesame jenis, peyebab kelainan seksual ini adalah
karena factor traumatis yang berkaitan dengan pengalaman

25

Hasan Shadly. Et dll,_Ensikolpedi Indonesia, h. 3060.

28

mendapat perlakuan kejam dari pria dan suammya, dari factor
itulah berubah menjadi sifat benci terhadap semua pria. Dan
sebagai pelarian akan ketidak bahagiaan hidup dan keputusasaan
sehingga mencoba hal-hal yang baru. 27
Dalam hadis tentang lesbi ialah:

Artinya: Diceritakan dari Abdullah ibn Muhammad ibn Ali anNofal diceritakan dari Abdul Aziz ibn Muhammad dari Amr ibn
Abi Amar dari Ikrimah dari Ibn Abbas berkata: Rasulullah saw
berdabda "barang siapa diantara kalian menemukan orang yang
melakukan perbuatan seperti kaum Luth maka rajamlah baik yang
meliwath maupuan yang diliwath". (HR. Abu Daud).
6) Anal Seks
Anal seks adalah hubungan yang dilakukan oleh seorang
laki-laki melalui anus perempuan, bukan melalui vagina.
Hubungan seksual seperti ini selain dilarang oleh agama juga
sangat berbahaya, karena disamping kotor dan menjijikan, terdapat
27

Marzuki Umar Sa'abah, Seks dan Kita, h. 81. f Mᄋセ

Mᄋセ

29

banyak sekali kuman yang akan meyebabkan timbulnya berbagai
peyakit disamping itu pula bias membuat Iuka dan meyakitkan
.
29
bag1 perempuan.

7) Bestiality (binatang liar)
Penderita kelainan ini akan memperoleh kepuasan seknya
dengan binatang, artinya ia dapat berhubuangan seksual dengan
binatang. 30

2. Akibat dari homoseksual menurut kesehatan
Akibat dari Homoseks dengan cara sodomi, yakni berhubungan
dengan melalui lubang dubur merupakan resiko penularan infeksi
HIV/AIDS yang cukup besar. 31
Berbagai peyakit kelamin yang menular yang kini dikenal di
dunia kedokteran seperti:
!) AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

AIDS adalah sebuah peyakit yang disebabkan oleh virus
HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang melumpuhkan sistem
kekebalan tubuh untuk mempertahankan dirinya dari infeeeksi dan
peyakit. Dan salah satu cara penularanya bukan hanya melalui

29

Ajeng Dianawati, Pendidikan Seks Untuk Remaja, h. 72.

JO Thirt h 7':1.

30

jarum suntik saja, tetapi juga dengan adanya hubungan badan dan
tranfusi darah yang sudah tercemar virus HIV. 32
2) Gonorea
Peyakit ini juga ditularkan melalui hubungan seksual.
Peyakit ini mudah menular akibat peradangan yang disebabkan
oleh bakteri gonococcus yaitu sssebuah bakteri yang membawa
pada peyakit ini. Gejala gonore lebih jelas terlihat pada pria, seperti
keluarnya nanah dari saluran buang air kecil yang terasa
membakar, dan dampaknya pada wanita apabila peyakit ini tidak
segera ditangani dengan baik dapat mengakibatkan kemandulan
dan juga dapat meyerang sel darah putih. Penyebabnya adalah
parasit bersel satu. 33
3) Trikomonas
Keputihan pada wanita, biasanya penderita mengeluh rasa
gatal, panas, sakit dan mengeluarkan cairan, mungkin juga diikuti
rasa sakit pada perut bagian bawah. 34
4) Rachitis
Rechitis merupakan peyakit tulang atau keremukan pada
otot-otot. Kecenderungan pada perilaku homoseks meyebabkan

32

Ibid, h. 25

33

M::1r?'.l1ki TTm::ir S::i'::ih::ih St>.k1t f)nn Kitn_ h ャrセM

31

timbulnya peyakit ini yang berakibat kehilangan keseimbangan
daya tahan tub uh ketika hendak buang air besar dan kecil. 35
5) Sipilis
Gejalanya timbul benjolan disekitar alat kelamin. Peyakit
m1 dikenal dengan sebutan Raja singa, peyakit ini sangat
berbahaya. Cara penularanya melalui hubungan seksual bebas
atau penggunaan barang-barang seseorang seperti baju, handuk

·1·36
anl amam.
d
Inilah beberapa jenis peyakit yang bisa ditimbulkan akibat
hubungan badan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan baik agama
maupun kedokteran, dan akan berakibat fatal apabila sampai
menjangkiti orang-orang yang berbuat dan berprilaku meyimpang
dalam hubungan badan.

C. Homoseks Menurut llmu Psikologi

Seksualitas meyangkut berbagai dimensi, yaitu dimensi biologis,
sosial, perilaku dan kultural. Sementara seksualitas dari dimensi biologis
terkait dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana
menjaga kesehatan dan mempungsikan secara optimal organ reproduksi
dan dorongan seksual. Sedangkan seksualitas dari dimensi psikologi

35

Thirl h ???

32

sangat erat berkaitan dengan bagaymana menjalankan fungsi sebagai
makhluk seksual, yakni identitas peran atau jenis. 37
Homosekual secara awam kita kenal sebagai orang yang memiliki
interaksi seksual clan atau romantic dengan orang yang berjenis kelamin
sama. Istilah homoseks ini lebih disukai oleh para penganutnya
dibandingkan istilah gay. Meyimpulakn bahwa dorongan tersebut bersifat
bawaan, bahwa ada orang-orang tertentu yang memang"bom that way"
yaitu bawaan sejak lahir. Dalam dunia Psikologi, setidaknya dikenal tiga
macam penjelasan mengenai ha! ini: 38
I) Prilaku homoseksual adalah suatu kebiasaan yang buruk,
dimana individu menjadi seperti itu karena mereka bersikap
permisif clan suka bereksperimen