Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Drug related problems merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari pengalaman pasien akibat terapi obat potensial mengganggu keberhasilan terapi yang diharapkan Cipolle et al., 1998. Saat pasien menjalani suatu pengobatan, beberapa memperoleh hasil yang tepat atau berhasil menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Namun tidak sedikit yang gagal dalam menjalani terapi, sehingga mengakibatkan biaya pengobatan semakin mahal dan berujung pada kematian. Penyimpangan- penyimpangan inilah yang disebut DRPs Cipolle et al., 1998. Dalam penelitian di Norwegia mengenai perbandingan DRPs di kelompok pasien yang berbeda dari instalasi kardiologi, geriatri, respiratori dan reumatologi diperoleh data bahwa kasus DRPs terjadi dengan rata-rata kejadian di tiap instalasi yang berbeda. Sebanyak 1,9 dilaporkan dari instalasi kardiologi; 2,0 berasal dari instalasi geriatrics; 2,1 dari instalasi pengobatan respiratori dan 2,3 berasal dari instalasi rheumatology. DRPs yang paling sering ditemukan dalam kelompok pasien adalah dosis yang non optimal kardiologi, respiratori dan geriatrik dan membutuhkan obat tambahan rheumatology Anonim, 2004. Dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan pada saat ini, dan berkembangnya polifarmasi maka kemungkinan terjadinya interaksi obat makin besar. Interaksi obat perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap pengobatan Quinn and Day, 1997. Masalah reaksi obat yang merugikan dalam klinik tidak dapat dikesampingkan begitu saja, oleh karena kemungkinan dampak negatif yang terjadi, misalnya kegagalan pengobatan, timbulnya keluhan penderitaan atau penyakit baru karena obat drug-induced disease atau iatrogenic disease, yang semula tidak diderita oleh pasien, pembiayaan yang harus ditanggung sehubungan dengan kegagalan terapi, memberatnya penyakit atau timbulnya penyakit yang baru tadi dampak ekonomik Anonim a , 2009. Interaksi dapat membawa dampak yang merugikan kalau terjadinya interaksi tersebut sampai tidak dikenali sehingga tidak dapat dilakukan upaya-upaya optimalisasi. Secara ringkas dampak negatif dari interaksi ini kemungkinan akan timbul terjadinya efek samping dantidak tercapainya efek terapetik yang diinginkan Anonim b , 2009. Hasil penelitian di rumah sakit Dr. Sardjito menunjukkan bahwa interaksi obat terjadi pada 59 pasien rawat inap dari 90 sampel dan 69 pasien rawat jalan dari 120 sampel. Pada pasien rawat inap ditemukan 125 kejadian interaksi 48 interaksi obat-obat dan 77 interaksi obat-makanan Rahmawati et al, 2006. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga Astawan, 2009. Pasien yang didiagnosa menderita hipertensi primer di instalasi rawat inap RSUD Wonogiri pada tahun 2004 sebanyak 117 pasien, tahun 2005 sebanyak 120 pasien, tahun 2006 sebanyak 172 pasien dan pada tahun 2007 sebanyak 186 pasien. Tingginya angka kejadian hipertensi yang semakin bertambah tiap tahunnya kemungkinan disebabkan gaya hidup masyarakat yang kurang sehat, seperti misalnya merokok dan kurang berolahraga, sebab gaya hidup tidak sehat dapat memicu terjadinya hipertensi faktor reversible Chobanian et al., 2003. Berdasarkan tingginya angka kejadian hipertensi primer pada tahun 2007 dan kompleksitas penyakit serta pengobatan dari penyakit hipertensi, maka dilakukan penelitian mengenai identifikasi DRPs dalam pengobatan hipertensi untuk mengetahui seberapa besar angka kejadian DRPs untuk masing-masing kategori. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukan penelitian tentang Drug Related Problems pada pasien hipertensi di instalasi rawat inap RSUD Wonogiri tahun 2007.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL KATEGORI KETIDAKTEPATAN PEMILIHAN OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT X JEPARA TAHUN 2007

0 4 7

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) PADA PASIEN ASMA RAWAT INAP KATEGORI DOSIS IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) PADA PASIEN ASMA RAWAT INAP KATEGORI DOSIS DAN OBAT SALAH RSUD PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007.

0 0 15

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE JANUARI – JUNI 20

0 1 16

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI OBAT SALAH DAN REAKSI OBAT YANG MERUGIKAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOGIRI TAHUN 2007.

0 3 20

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOGIRI TAHUN 2007.

0 2 17

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs)POTENSIAL KATEGORI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 10 20

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI KETIDAKTEPATAN OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 1 18

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI OBAT SALAH DAN TERAPI OBAT TIDAK PERLU PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2007.

0 0 18

ANALISIS DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI INTERAKSI OBAT DAN SALAH OBAT PADA PASIEN ANALISIS DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI INTERAKSI OBAT DAN SALAH OBAT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DA

0 1 17

IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL KATEGORI KETIDAKTEPATAN PEMILIHAN OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH R.A KARTINI JEPARA TAHUN 2007.

0 0 8