Studi Ekonomi Daya Saing Solar Kolektor terhadap Pengering Mekanis pada Kasus PEngeringan Kopra
STUD1 EMONOMI DAY
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERlNGAfU KOPRA
AINUL WAFA
F 24. 1271
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
lNSTlTUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
AINUL
Solar
WAFA.
Kolektor
Kasus
Studi
F 24. 1271.
Terhadap
Pengeringan
Ekonomi
Pengering
Kopra
.
Di
Daya
Saing
Mekanis
Pada
bawah
bimbingan
Ir. A. Kohar Irwanto, MSc.
RINGKASAN
Sejak krisis energi pada tahun 1973, energi
masalah
pokok setiap negara baik yang
sedang
maupun negara maju, karena ha1 ini tidak saja
persoalan
politik,
tetapi
juga
persoalan
merupakan
berkembang
menimbulkan
ekonomi
dan
sosial.
Dalam
proses
usaha
memproduksi hasil
pengeringan
untuk
pertanian
mempertahankan
dibutuhkan
mutu
hasil
besar
dalam
pertanian agar dapat disimpan lama.
Suatu
penggunaan
energi
alternatif
yang
energi
konvensional adalah
non
surya untuk
berpotensi
pemanfaatan
pengeringan, disamping
murah
juga
tersedia bebas untuk dimanfaatkan.
Teknologi
alternatif
yang
mengembangkan
Radiasi
solar
kolektor merupakan
perlu
dipertimbangkan
surya yang cukup melimpah
di
surya khususnya teknologi
satu
dalam
rangka
luar
minyak.
sumber-sumber energi baru di
khatulistiwa merupakan modal penting
energi
salah
sepanjang daerah
untuk
energi
pengembangan
surya
untuk
pengeringan hasil pertanian.
Dalam
pelaksanaannya, teknologi
solar
kolektor,
sebagai suatu proyek energi alternatif di
perlu
luar
minyak,
dipelajari apakah akan mampu bersaing dengan
bahan
bakar minyak terutama dari segi pengembalian modal perusahaan.
Untuk
keperluan perencanaan
pengembalian
pengering
proyek
mengenai
laju
modal (IRR) dan untuk mengetahui daya
saing
solar kolektor terhadap pengering mekanis
BBM,
maka diperlukan adanya suatu patokan dalam menentukan laju
pengembalian
modal (IRR) dan daya saing
pengering
solar
kolektor terhadap pengering BBM pada tingkat harga relatif
terrtentu.
melakukan
pada
Model
pendugaan
ini
dibentuk
dengan
analisa terhadap laju pengembalian modal
tingkat
harga
BBM
relatif
cara
(IRR)
(masing-masing
Rp
250/liter, Rp 300/liter, Rp 350/liter dan Rp 400/liter).
Data
pada
yang dianalisa merupakan hasil
tingkat
harga
BBM
relatif
perhitungan
IRR
(masing-masing
Rp
250/liter, Rp 300/liter, Rp 350/liter, dan Rp
Dari pendekatan bentuk regresi linear
400/liter.
y = a + bx, dipero-
leh nilai a = 327.9265, dan b = -1.0715, dengan korelasi r
sebesar
y
=
-0.8372.
327.9265
Diantara
telah
-
Sehingga persmaan
regresinya menjadi
1.0715 X ( % ) .
tipe-tipe alat pengering energi
dianalisa
surya
ternyata pada discount rate 22
PESKKD memberikan NPV sebesar Rp
237259.8672,
alat PESLK dan PESKB masing-masing memberikan
Rp 468306.5371 dan Rp 389471.1095.
%,
yang
alat
sedangkan
NPV sebesar
Keadaan ini menunjukan
bahwa pada discount rate 22 % net benefit dari ketiga alat
pengering energi surya tersebut lebih besar dari net costnya.
Berdasarkan kriteria investasi suatu proyek
dikata-
kan layak apabila NPV-nya >= 0.
Begitu
ketiga
ratio
pula
alat
dari
bila dilihat nilai net
pengering energi surya
alat PESKKD, PESLH, dan
B/C
ratio
tersebut.
Net
kriteria
B/C
PESKB masing-masing
sebesar 1.127990653, 1.086358470, dan 1.286172947.
sarkan
dari
investasi suatu proyek
Berda-
dikatakan
layak
apabila net B/C ratio dari proyek tersebut >=I.
Bila diukur dengan laju pengembalian modal (IRR), alat
PESKKD, PESLK, dan PESKB masing-masing membeeri nilai
IRR
pada
dan
discount
29.24
rate 22 % sebesar 22.17 %,
Berdasarkan kriteria
%.
%,
32.37
investasi suatu
proyek
dikatakn layak jika nilai IRR itu >= MARR (discount rate).
Kalau
dryer),
dibandingkan dengan pengering mekanis BBM
ketiga
alat pengering
yang
dianalisa
(box
tersebut
belum dapat bersaing, namun dari kriteria kelayakan ekonomi
yang diperoleh ternyata ketiga alat
surya
tersebut
pengering
dapat diperhitungkan sebagai
alternatif
untuk mengganti alat pengering mekanis BBM pada masa
akan datang.
energi
yang
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUD1 EKONOMI DAYA SAING SOLAR KOLEKTOR TERHADAP
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERINGAN KOPRA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
OIeh
AINUL WAFA
F24.1271
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
WSTITUT PERTANIAN BOGOR
I N S I T U T PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUD1 EKONOMI DAYA SAING SOLAR KOLEKTOR TERI-IADAP
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERINGAN KOPRA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Oleh
AINUL WAFA
I
F24. 1271
Dilahirkan di Linggapura pada tanggal 13 Nopember 1968
11
Tanggal lulus,
Pebruari
Disetujui,
6
.
ME?;
Kohar Irwanto,
1992
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas karunia dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini dengan baik.
Penelitian
ini
tugas
merupakan
akhir
ditempuh sebagai salah satu syarat untuk
yang
harus
memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian pada Jurusan Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Tak
lupa
penulis
sebesar-besarnya
1) Bapak
kepada
Ir.
A.
Pembimbing,
pengarahan
mengucapkan
terima
yang
selaku
Dosen
:
Kohar Irwanto, MSc.,
yang
kasih
telah memberikan
hingga
selesainya
bimbingan
Laporan
dan
Penelitian
ini.
2)
Ibu
Herliyani
dan
Ir.
Badan
Mawardi
Pengkajian
Silaban,
dan
peneliti
pada
Teknologi
(BPPT)-UPT LSDE Serpong, atas
staf
Penerapan
informasi
dan data yang diberikan selama pelaksanaan survei.
3) Bapak Drs. Imanuel Iman Tarigan, staf peneliti pada
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
atas
informasi
dan
data
yang
Bandung,
diberikan
selama
pelaksanaan survei.
4) Ibu Ir. Emy Perdanahari, MSc., staf peneliti bidang
Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Listrik
dan
Energi
dan
Baru (DJLEB), Departemen
Pertambangan
Energi,
Jakarta,
atas
sumbang
sarannya
dalam
perbaikan Laporan Penelitian ini.
5) Bapak,
yang
Ibu, Kakak-kakak dan Adikku yang
dengan
tekun
dan ikhlas
tercinta,
memberi
dorongan semangat kepada penulis hingga
do'a
dan
selesainya
Laporan Penelitian ini.
6) Rekan-rekan
seperjuangan
di
Jurusan
Mekanisasi
Pertanian (Agricultural Engineering) -1PB.
Penulis
menyadari banyaknya kekurangan dalam
Kritik dan saran yang
membangun
Laporan
Penelitian
ini.
sangat
diharapkan
untuk menyempurnakan Laporran Penelitian
ini.
Semoga dapat bermanfaat.
Bogor,
Pebruari 1992
Penulis
DAFTAR IS1
halaman
.........................
DAFTAR GAMBAR ..........................
DAFTAR TABEL ...........................
DAFTAR LAMPIRAN ........................
I . PENDAHULUAN ............................
A . LATAR BELAKANG ......................
B . TUJUAN PENELITIAN ...................
I1. TINJAUAN PUSTAKA .......................
A . PENGERINGAN .........................
Pengertian Pengeringan ...............
B . CARA-CARA PENGERINGAN KOPRA .........
C . ENERGI SURYA UNTUK PENGERINGAN ......
1 . Radiasi Matahari .................
2 . Penghamburan dan Penyerapan ......
3 . Greenhouse Effect ................
4 . Global Effect ....................
D . ALAT PENGERING ENERGI SURYA .........
1. Alat Pengering Energi Surya Tipe
KATA PENGANTAR
iii
V
vi
vii
1
1
5
6
6
6
6
13
13
17
18
20
22
Kotak dengan Menggunakan Kolektor
....................
a . Kolektor .......................
b . Kipas Penghembus ...............
24
................
25
Datar (PESKKD)
.
c Ruang Pengering
24
24
2 . Alat Pengering Energi Surya Tipe
Lorong Kompartemen (PES6K)
.......
. Kolektor .......................
b . Penutup Kolektor ...............
c . Kipas Penghembus ...............
d . Ruang Pengering ................
a
3
. Alat
Pengering Energi Surya Tipe
Kotak Kombinasi Energi Surya dan
...................
a . Ruang Pengering ................
b . Kipas Penghembus ...............
c . Kolektor .......................
d . Penutup Kolektor ...............
e . Tungku Biomassa ................
f . Cerobong ......................
Biomassa (PESKB)
. PERKIRAAN KONSUMSI ENERGI .............
F . ANALISA EKONOMI TEKNIK ...............
1. Pengertian dan Tujuan .............
2 . Analisa Kelayakan .................
E
a . Analisa Nisbah Manfaat-Biaya (B/C
ratio
..........................
b
. Analisa
Laju Pengembalian
Modal (IRR)
....................
I11. METODOLOGI PENELITIAN ...................
A . METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN ....
B . ANALISA EKONOMI TEKNIK ...............
1. Biaya Pengeringan .................
. Net Present Value (NPV)............
3 . Nisbah Manfaat-Biaya (Net B/C ratio)
4 . Laju Pengembalian Modal (IRR)......
C . PEMBENTUKAN MODEL REGRESI ............
C . TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ..........
1 . Tempat .............................
2 . Waktu .............................
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN ....................
V . KESIMPULAN DAN SARAN ....................
DAFTAR PUSTAKA ..........................
LAMPIRAN ................................
2
DAFTAR GAMBAR
Halaman
.
2.
3.
4.
Gambar 1
Gambar
Gambar
Gambar
.............1 9
Neraca e n e r g i r a d i a s i ...............2 1
Diagram a l i r pendugaan IRR ..........5 6
Skema Greenhouse e f f e c t
G r a f i k hubungan a n t a r a k e n a i k a n
h a r g a BBM r e l a t i f t e r h a d a p IRR
......6 0
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Perkiraan konsumsi energi dalam
REPELITA V
.......................
35
Langkah pengerjaan NPV dan IRR dengan LOTUS 123
44
Pendapatan kotor per tahun alat
pengering energi surya (dalam
Rp/tahun)
53
Pendapatan kotor per tahun alat
pengering box dryer (dalam
Rp/tahun)
54
..................
........................
Tabel 4.
.......................
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Daftar Kuesioner
.............
65
Lampiran 2.
Konstruksi Alat Pengering Tipe
Kotak Kombinasi Energi Surya
Dan Biomassa
66
.................
Lampiran 2 (lanjutan).
Penampilan bedengan
Lampiran 2 (lanjutan).
Penampilan kolektor
Lampiran 2 (lanjutan). Penampang
kolektor...
Lampiran 2 (lanjutan). Skematik ruang
ngering dan troli
68
69
pe-
.............
70
Skematik tungku bio-
.........................
Lampiran 3.
67
lintang
...................
Lampiran 2 (lanjutan).
massa
.
Konstruksi alat pengering energi surya dengan kolektor datar
71
72
Lampiran 3 (lanjutan). Penampilan kolektor
73
Lampiran 3 (lanjutan). Skematik ruang
ngering dan troli
.............
74
Penampilan bedengan
75
Lampiran 3 (lanjutan).
Lampiran 3 (lanjutan). Penampang
kolektor....
pe-
lintang
..................
76
Pandangan atas alat pengering
surya tipe lorong kopartemen
.
77
Lampiran 4 (lanjutan). Potongan perspektif
alat pengering energi
surya
tipe lorong kompartemen
.......
78
Analisis finansiil alat pengering energi surya tipe kotak
dengan kolektor datar untuk
pengeringan kopra
79
Analisis finansiil alat pengering energi surya tipe lorong
kompartemen untuk pengeringan
kopra
81
Lampiran 4.
Lampiran 5.
.............
Lampiran 6.
.........................
Lampiran 7.
Analisis finansiil alat pengering tipe kotak kombinasi
energi surya dan biomassa untuk
pengeringan kopra
.............
Lampiran 8.
Analisis finansiil alat pengering tipe box dryer untuk pengeringan kopra
...............
Lampiran 9.
Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio dalam PESKKD........
Lampiran 10. Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio dalam PESLK
.......
Lampiran 11. Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio dalam PESKB
.......
Lampiran 12. Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio pada box dryer (harga BBM Rp 250/liter)
..........
Lampiran 13. Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio pada box dryer (harga BBM Rp 3001liter)
..........
~ a m ~ i r a14.
n Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio pada box dryer (harga BBM Rp 350lliter)
..........
Lampiran 15. Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio pada box dryer (harga BBM Rp 4001liter)
..........
Lampiran 16. Data curah hujan untuk wilayah
Darmaga
.......................
I.
A.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sejak krisis energi pada tahun 1973, energi
pakan
masalah
berkembang
pokok setiap negara baik
meru-
yang
maupun negara maju, karena ha1
sedang
ini
tidak
saja menimbulkan persoalan politik, tetapi juga
per-
soalan ekonomi dan sosial.
Permasalahan energi yang terjadi akhir-akhir
ini
menunjukkan indikasi bahwa konsumsi energi total telah
mencapai
kaan
suatu tingkatan yang cukup tinggi.
energi akan terasa lebih berat lagi
Kelang-
pada
masa-
masa mendatang akibat laju penduduk yang beqitu pesat.
Sulitnya
penyediaan energi pada
masa-masa
mendatang
tercermin pula dari perkiraan bahwa energi fosil
akan
habis
1000
seluruhnya dalam waktu tidak
lama
dari
tahun mendatang, sedangkan minyak dan gas bumi
malkan akan mengalami kekurangan persediaan
dira-
menjelang
tahun 2000 (Satibi, 1979).
Dewasa ini pemakaian bahan bakar minyak di Indonesia
semakin meningkat, sedangkan
bahan
bakar
minyak
terbatas.
jumlah persediaan
Bila
kecenderungan
tersebut dibiarkan berlanjut terus, Indonesia diramalkan
tidak
lagi akan mengekspor
minyak
bumi
bahkan
akan menjadi negara pengimpor minyak bumi pada
tahun
2000 (Sudibyo, 1979).
Oleh
karena itu, pemerintah dalam ha1 ini mengga-
riskan kebijaksanaan dalam bidang energi,
tertuang
sebagaimana
dalam GBHN mengenai penghematan dan
penggu-
naan minyak bumi serta pengembangan sumber energi lain
berikut penyediaan energi murah bagi masyarakat
pede-
saan.
Menurut Sudibyo (1979), industri kecil di pedesaan
akan
lebih murah bila menggunakan energi non
sional
seperti kayu,
limbah pertanian,
konven-
angin
dan
energi surya daripada menggunakan bahan bakar minyak.
Selain itu dalam Kebijaksanaan Umum Bidang
(KUBE) tahun
1990 disebutkan bahwa
dalam
Energi
kaitannya
dengan tujuan pelestarian lingkungan akan dikembangkan
sumberdaya energi secara efisien dan bijaksana
memperhatikan
kepentingan jangka panjang
seraya
pembangunan
dengan mengutamakan : 1) usaha peningkatan dan
peman-
faatan dan kelestarian sumberdaya yang terbarukan,
usaha efisiensi pemanfaatan sumberdaya tak
2)
terbarukan
selama masa transisi menuju optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya terbarukan, 3)
menyesuaikan
penggunaan
energi dengan sumberdaya-sumberdaya yang tersedia,
mengurangi
dampak
meningkatkan
dampak
positif terhadap lingkungan pada pengadaan dan
peman-
faatan energi.
negatif
dan
4)
Dalam usaha memproduksi hasil pertanian dibutuhkan
proses
pengeringan untuk mempertahankan mutu
hasil
pertanian agar dapat disimpan lama.
Suatu alternatif yang berpotensi besar dalam penggunaan
energi
non
konvensional
adalah
pemanfaatan
energi
surya untuk pengeringan, disamping murah
juga
tersedia bebas untuk dimanfaatkan.
Di
Indonesia, umumnya proses
sional
biasa
pertanian
surya
dilakukan dengan
pengeringan
menjemur
hasil
di atas lamporan dengan memanfaatkan
sinar
secara
langsung.
cara
tradi-
Kelemahan
cara
tradisional
ini, disamping ketergantungan terhadap cuaca
(radiasi
surya, awan, dan hujan), mudah tercemar, jumlah
susut
tinggi karena gangguan ternak juga membutuhkan
yang
relatif luas dan membutuhkan tenaga
tempat
kerja
yanq
relatif banyak.
Untuk memanfaatkan energi surya semaksimal mungkin
suatu
alternatif yang baik adalah memakai suatu
pengering
yang
cukup murah dan
efisien
dalam
alat
ha1
menyerap energi surya untuk proses pengeringan.
Menurut
ekonomi
energi
Brewer et al. (1981), evaluasi
dari
surya
diramalkan.
penggantian bahan
bakar
kelayakan
fosil
dengan
(jumlah dan intensitasnya) tidak
Namun kelimpahan, sifatnya yang
bisa
terbaru-
kan, dan kebersihan dari energi surya sangat menarik
dan mendorong banyak proyek percobaan, khususnya dalam
pertanian.
Dengan menggunakan teknik Life-Cycle Cost
(LCC),
pada tahun 1977, Dickinson dan Freeman dalam Brewer et
al.
(1981). telah menunjukkan bahwa
biaya
instalasi
sistem surya di Amerika Barat daya untuk proses
nasan
pada tingkat laju pengembalian riil 10
pema-
%
pada
investasi sistem, di bawah hukum perpajakan yang
ada,
hanya
berkisar
5. 60/ft2).
fosil
antara
50-60/m2
dikombinasikan dengan
akan
$ 17/ft2).
(atau
4.60-
$
Dengan pemotongan pajak pada bahan
pemerintah untuk 75
surya
$
%
pengembalian
bakar
pinjaman
investasi, biaya sistem
meningkat sampai sekitar $
energi
180/m2
(atau
Hal ini menunjukkan bahwa investasi
pema-
nasan dengan sistem surya lebih ekonomis.
Atas
dicoba
itulah, dalam
penelitian
untuk merencanakan dan mengevaluasi
ngering
harga
dasar
ini
akan
alat
pe-
energi surya dengan solar kolektor dari
dan biayanya.
Keduanya jelas
akan
melibatkan
faktor-faktor
jumlah investasi yang
dibutuhkan,
ngaruh
terhadap nilai
laju
waktu
uang,
segi
pe-
penyusutan
alat, elemen-elemen biaya operasi, biaya tenaga kerja,
bahan baku dan tingkat bunga modal.
pengering
Evaluasi
solar kolektor yang diperoleh
akan
ekonomi
diban-
dingkan dengan evaluasi ekonomi pengering hasil perta-
STUD1 EMONOMI DAY
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERlNGAfU KOPRA
AINUL WAFA
F 24. 1271
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
lNSTlTUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
AINUL
Solar
WAFA.
Kolektor
Kasus
Studi
F 24. 1271.
Terhadap
Pengeringan
Ekonomi
Pengering
Kopra
.
Di
Daya
Saing
Mekanis
Pada
bawah
bimbingan
Ir. A. Kohar Irwanto, MSc.
RINGKASAN
Sejak krisis energi pada tahun 1973, energi
masalah
pokok setiap negara baik yang
sedang
maupun negara maju, karena ha1 ini tidak saja
persoalan
politik,
tetapi
juga
persoalan
merupakan
berkembang
menimbulkan
ekonomi
dan
sosial.
Dalam
proses
usaha
memproduksi hasil
pengeringan
untuk
pertanian
mempertahankan
dibutuhkan
mutu
hasil
besar
dalam
pertanian agar dapat disimpan lama.
Suatu
penggunaan
energi
alternatif
yang
energi
konvensional adalah
non
surya untuk
berpotensi
pemanfaatan
pengeringan, disamping
murah
juga
tersedia bebas untuk dimanfaatkan.
Teknologi
alternatif
yang
mengembangkan
Radiasi
solar
kolektor merupakan
perlu
dipertimbangkan
surya yang cukup melimpah
di
surya khususnya teknologi
satu
dalam
rangka
luar
minyak.
sumber-sumber energi baru di
khatulistiwa merupakan modal penting
energi
salah
sepanjang daerah
untuk
energi
pengembangan
surya
untuk
pengeringan hasil pertanian.
Dalam
pelaksanaannya, teknologi
solar
kolektor,
sebagai suatu proyek energi alternatif di
perlu
luar
minyak,
dipelajari apakah akan mampu bersaing dengan
bahan
bakar minyak terutama dari segi pengembalian modal perusahaan.
Untuk
keperluan perencanaan
pengembalian
pengering
proyek
mengenai
laju
modal (IRR) dan untuk mengetahui daya
saing
solar kolektor terhadap pengering mekanis
BBM,
maka diperlukan adanya suatu patokan dalam menentukan laju
pengembalian
modal (IRR) dan daya saing
pengering
solar
kolektor terhadap pengering BBM pada tingkat harga relatif
terrtentu.
melakukan
pada
Model
pendugaan
ini
dibentuk
dengan
analisa terhadap laju pengembalian modal
tingkat
harga
BBM
relatif
cara
(IRR)
(masing-masing
Rp
250/liter, Rp 300/liter, Rp 350/liter dan Rp 400/liter).
Data
pada
yang dianalisa merupakan hasil
tingkat
harga
BBM
relatif
perhitungan
IRR
(masing-masing
Rp
250/liter, Rp 300/liter, Rp 350/liter, dan Rp
Dari pendekatan bentuk regresi linear
400/liter.
y = a + bx, dipero-
leh nilai a = 327.9265, dan b = -1.0715, dengan korelasi r
sebesar
y
=
-0.8372.
327.9265
Diantara
telah
-
Sehingga persmaan
regresinya menjadi
1.0715 X ( % ) .
tipe-tipe alat pengering energi
dianalisa
surya
ternyata pada discount rate 22
PESKKD memberikan NPV sebesar Rp
237259.8672,
alat PESLK dan PESKB masing-masing memberikan
Rp 468306.5371 dan Rp 389471.1095.
%,
yang
alat
sedangkan
NPV sebesar
Keadaan ini menunjukan
bahwa pada discount rate 22 % net benefit dari ketiga alat
pengering energi surya tersebut lebih besar dari net costnya.
Berdasarkan kriteria investasi suatu proyek
dikata-
kan layak apabila NPV-nya >= 0.
Begitu
ketiga
ratio
pula
alat
dari
bila dilihat nilai net
pengering energi surya
alat PESKKD, PESLH, dan
B/C
ratio
tersebut.
Net
kriteria
B/C
PESKB masing-masing
sebesar 1.127990653, 1.086358470, dan 1.286172947.
sarkan
dari
investasi suatu proyek
Berda-
dikatakan
layak
apabila net B/C ratio dari proyek tersebut >=I.
Bila diukur dengan laju pengembalian modal (IRR), alat
PESKKD, PESLK, dan PESKB masing-masing membeeri nilai
IRR
pada
dan
discount
29.24
rate 22 % sebesar 22.17 %,
Berdasarkan kriteria
%.
%,
32.37
investasi suatu
proyek
dikatakn layak jika nilai IRR itu >= MARR (discount rate).
Kalau
dryer),
dibandingkan dengan pengering mekanis BBM
ketiga
alat pengering
yang
dianalisa
(box
tersebut
belum dapat bersaing, namun dari kriteria kelayakan ekonomi
yang diperoleh ternyata ketiga alat
surya
tersebut
pengering
dapat diperhitungkan sebagai
alternatif
untuk mengganti alat pengering mekanis BBM pada masa
akan datang.
energi
yang
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUD1 EKONOMI DAYA SAING SOLAR KOLEKTOR TERHADAP
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERINGAN KOPRA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
OIeh
AINUL WAFA
F24.1271
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
WSTITUT PERTANIAN BOGOR
I N S I T U T PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUD1 EKONOMI DAYA SAING SOLAR KOLEKTOR TERI-IADAP
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERINGAN KOPRA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Oleh
AINUL WAFA
I
F24. 1271
Dilahirkan di Linggapura pada tanggal 13 Nopember 1968
11
Tanggal lulus,
Pebruari
Disetujui,
6
.
ME?;
Kohar Irwanto,
1992
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas karunia dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini dengan baik.
Penelitian
ini
tugas
merupakan
akhir
ditempuh sebagai salah satu syarat untuk
yang
harus
memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian pada Jurusan Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Tak
lupa
penulis
sebesar-besarnya
1) Bapak
kepada
Ir.
A.
Pembimbing,
pengarahan
mengucapkan
terima
yang
selaku
Dosen
:
Kohar Irwanto, MSc.,
yang
kasih
telah memberikan
hingga
selesainya
bimbingan
Laporan
dan
Penelitian
ini.
2)
Ibu
Herliyani
dan
Ir.
Badan
Mawardi
Pengkajian
Silaban,
dan
peneliti
pada
Teknologi
(BPPT)-UPT LSDE Serpong, atas
staf
Penerapan
informasi
dan data yang diberikan selama pelaksanaan survei.
3) Bapak Drs. Imanuel Iman Tarigan, staf peneliti pada
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
atas
informasi
dan
data
yang
Bandung,
diberikan
selama
pelaksanaan survei.
4) Ibu Ir. Emy Perdanahari, MSc., staf peneliti bidang
Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Listrik
dan
Energi
dan
Baru (DJLEB), Departemen
Pertambangan
Energi,
Jakarta,
atas
sumbang
sarannya
dalam
perbaikan Laporan Penelitian ini.
5) Bapak,
yang
Ibu, Kakak-kakak dan Adikku yang
dengan
tekun
dan ikhlas
tercinta,
memberi
dorongan semangat kepada penulis hingga
do'a
dan
selesainya
Laporan Penelitian ini.
6) Rekan-rekan
seperjuangan
di
Jurusan
Mekanisasi
Pertanian (Agricultural Engineering) -1PB.
Penulis
menyadari banyaknya kekurangan dalam
Kritik dan saran yang
membangun
Laporan
Penelitian
ini.
sangat
diharapkan
untuk menyempurnakan Laporran Penelitian
ini.
Semoga dapat bermanfaat.
Bogor,
Pebruari 1992
Penulis
DAFTAR IS1
halaman
.........................
DAFTAR GAMBAR ..........................
DAFTAR TABEL ...........................
DAFTAR LAMPIRAN ........................
I . PENDAHULUAN ............................
A . LATAR BELAKANG ......................
B . TUJUAN PENELITIAN ...................
I1. TINJAUAN PUSTAKA .......................
A . PENGERINGAN .........................
Pengertian Pengeringan ...............
B . CARA-CARA PENGERINGAN KOPRA .........
C . ENERGI SURYA UNTUK PENGERINGAN ......
1 . Radiasi Matahari .................
2 . Penghamburan dan Penyerapan ......
3 . Greenhouse Effect ................
4 . Global Effect ....................
D . ALAT PENGERING ENERGI SURYA .........
1. Alat Pengering Energi Surya Tipe
KATA PENGANTAR
iii
V
vi
vii
1
1
5
6
6
6
6
13
13
17
18
20
22
Kotak dengan Menggunakan Kolektor
....................
a . Kolektor .......................
b . Kipas Penghembus ...............
24
................
25
Datar (PESKKD)
.
c Ruang Pengering
24
24
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERlNGAfU KOPRA
AINUL WAFA
F 24. 1271
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
lNSTlTUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
AINUL
Solar
WAFA.
Kolektor
Kasus
Studi
F 24. 1271.
Terhadap
Pengeringan
Ekonomi
Pengering
Kopra
.
Di
Daya
Saing
Mekanis
Pada
bawah
bimbingan
Ir. A. Kohar Irwanto, MSc.
RINGKASAN
Sejak krisis energi pada tahun 1973, energi
masalah
pokok setiap negara baik yang
sedang
maupun negara maju, karena ha1 ini tidak saja
persoalan
politik,
tetapi
juga
persoalan
merupakan
berkembang
menimbulkan
ekonomi
dan
sosial.
Dalam
proses
usaha
memproduksi hasil
pengeringan
untuk
pertanian
mempertahankan
dibutuhkan
mutu
hasil
besar
dalam
pertanian agar dapat disimpan lama.
Suatu
penggunaan
energi
alternatif
yang
energi
konvensional adalah
non
surya untuk
berpotensi
pemanfaatan
pengeringan, disamping
murah
juga
tersedia bebas untuk dimanfaatkan.
Teknologi
alternatif
yang
mengembangkan
Radiasi
solar
kolektor merupakan
perlu
dipertimbangkan
surya yang cukup melimpah
di
surya khususnya teknologi
satu
dalam
rangka
luar
minyak.
sumber-sumber energi baru di
khatulistiwa merupakan modal penting
energi
salah
sepanjang daerah
untuk
energi
pengembangan
surya
untuk
pengeringan hasil pertanian.
Dalam
pelaksanaannya, teknologi
solar
kolektor,
sebagai suatu proyek energi alternatif di
perlu
luar
minyak,
dipelajari apakah akan mampu bersaing dengan
bahan
bakar minyak terutama dari segi pengembalian modal perusahaan.
Untuk
keperluan perencanaan
pengembalian
pengering
proyek
mengenai
laju
modal (IRR) dan untuk mengetahui daya
saing
solar kolektor terhadap pengering mekanis
BBM,
maka diperlukan adanya suatu patokan dalam menentukan laju
pengembalian
modal (IRR) dan daya saing
pengering
solar
kolektor terhadap pengering BBM pada tingkat harga relatif
terrtentu.
melakukan
pada
Model
pendugaan
ini
dibentuk
dengan
analisa terhadap laju pengembalian modal
tingkat
harga
BBM
relatif
cara
(IRR)
(masing-masing
Rp
250/liter, Rp 300/liter, Rp 350/liter dan Rp 400/liter).
Data
pada
yang dianalisa merupakan hasil
tingkat
harga
BBM
relatif
perhitungan
IRR
(masing-masing
Rp
250/liter, Rp 300/liter, Rp 350/liter, dan Rp
Dari pendekatan bentuk regresi linear
400/liter.
y = a + bx, dipero-
leh nilai a = 327.9265, dan b = -1.0715, dengan korelasi r
sebesar
y
=
-0.8372.
327.9265
Diantara
telah
-
Sehingga persmaan
regresinya menjadi
1.0715 X ( % ) .
tipe-tipe alat pengering energi
dianalisa
surya
ternyata pada discount rate 22
PESKKD memberikan NPV sebesar Rp
237259.8672,
alat PESLK dan PESKB masing-masing memberikan
Rp 468306.5371 dan Rp 389471.1095.
%,
yang
alat
sedangkan
NPV sebesar
Keadaan ini menunjukan
bahwa pada discount rate 22 % net benefit dari ketiga alat
pengering energi surya tersebut lebih besar dari net costnya.
Berdasarkan kriteria investasi suatu proyek
dikata-
kan layak apabila NPV-nya >= 0.
Begitu
ketiga
ratio
pula
alat
dari
bila dilihat nilai net
pengering energi surya
alat PESKKD, PESLH, dan
B/C
ratio
tersebut.
Net
kriteria
B/C
PESKB masing-masing
sebesar 1.127990653, 1.086358470, dan 1.286172947.
sarkan
dari
investasi suatu proyek
Berda-
dikatakan
layak
apabila net B/C ratio dari proyek tersebut >=I.
Bila diukur dengan laju pengembalian modal (IRR), alat
PESKKD, PESLK, dan PESKB masing-masing membeeri nilai
IRR
pada
dan
discount
29.24
rate 22 % sebesar 22.17 %,
Berdasarkan kriteria
%.
%,
32.37
investasi suatu
proyek
dikatakn layak jika nilai IRR itu >= MARR (discount rate).
Kalau
dryer),
dibandingkan dengan pengering mekanis BBM
ketiga
alat pengering
yang
dianalisa
(box
tersebut
belum dapat bersaing, namun dari kriteria kelayakan ekonomi
yang diperoleh ternyata ketiga alat
surya
tersebut
pengering
dapat diperhitungkan sebagai
alternatif
untuk mengganti alat pengering mekanis BBM pada masa
akan datang.
energi
yang
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUD1 EKONOMI DAYA SAING SOLAR KOLEKTOR TERHADAP
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERINGAN KOPRA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
OIeh
AINUL WAFA
F24.1271
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
WSTITUT PERTANIAN BOGOR
I N S I T U T PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUD1 EKONOMI DAYA SAING SOLAR KOLEKTOR TERI-IADAP
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERINGAN KOPRA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Oleh
AINUL WAFA
I
F24. 1271
Dilahirkan di Linggapura pada tanggal 13 Nopember 1968
11
Tanggal lulus,
Pebruari
Disetujui,
6
.
ME?;
Kohar Irwanto,
1992
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas karunia dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini dengan baik.
Penelitian
ini
tugas
merupakan
akhir
ditempuh sebagai salah satu syarat untuk
yang
harus
memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian pada Jurusan Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Tak
lupa
penulis
sebesar-besarnya
1) Bapak
kepada
Ir.
A.
Pembimbing,
pengarahan
mengucapkan
terima
yang
selaku
Dosen
:
Kohar Irwanto, MSc.,
yang
kasih
telah memberikan
hingga
selesainya
bimbingan
Laporan
dan
Penelitian
ini.
2)
Ibu
Herliyani
dan
Ir.
Badan
Mawardi
Pengkajian
Silaban,
dan
peneliti
pada
Teknologi
(BPPT)-UPT LSDE Serpong, atas
staf
Penerapan
informasi
dan data yang diberikan selama pelaksanaan survei.
3) Bapak Drs. Imanuel Iman Tarigan, staf peneliti pada
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
atas
informasi
dan
data
yang
Bandung,
diberikan
selama
pelaksanaan survei.
4) Ibu Ir. Emy Perdanahari, MSc., staf peneliti bidang
Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Listrik
dan
Energi
dan
Baru (DJLEB), Departemen
Pertambangan
Energi,
Jakarta,
atas
sumbang
sarannya
dalam
perbaikan Laporan Penelitian ini.
5) Bapak,
yang
Ibu, Kakak-kakak dan Adikku yang
dengan
tekun
dan ikhlas
tercinta,
memberi
dorongan semangat kepada penulis hingga
do'a
dan
selesainya
Laporan Penelitian ini.
6) Rekan-rekan
seperjuangan
di
Jurusan
Mekanisasi
Pertanian (Agricultural Engineering) -1PB.
Penulis
menyadari banyaknya kekurangan dalam
Kritik dan saran yang
membangun
Laporan
Penelitian
ini.
sangat
diharapkan
untuk menyempurnakan Laporran Penelitian
ini.
Semoga dapat bermanfaat.
Bogor,
Pebruari 1992
Penulis
DAFTAR IS1
halaman
.........................
DAFTAR GAMBAR ..........................
DAFTAR TABEL ...........................
DAFTAR LAMPIRAN ........................
I . PENDAHULUAN ............................
A . LATAR BELAKANG ......................
B . TUJUAN PENELITIAN ...................
I1. TINJAUAN PUSTAKA .......................
A . PENGERINGAN .........................
Pengertian Pengeringan ...............
B . CARA-CARA PENGERINGAN KOPRA .........
C . ENERGI SURYA UNTUK PENGERINGAN ......
1 . Radiasi Matahari .................
2 . Penghamburan dan Penyerapan ......
3 . Greenhouse Effect ................
4 . Global Effect ....................
D . ALAT PENGERING ENERGI SURYA .........
1. Alat Pengering Energi Surya Tipe
KATA PENGANTAR
iii
V
vi
vii
1
1
5
6
6
6
6
13
13
17
18
20
22
Kotak dengan Menggunakan Kolektor
....................
a . Kolektor .......................
b . Kipas Penghembus ...............
24
................
25
Datar (PESKKD)
.
c Ruang Pengering
24
24
2 . Alat Pengering Energi Surya Tipe
Lorong Kompartemen (PES6K)
.......
. Kolektor .......................
b . Penutup Kolektor ...............
c . Kipas Penghembus ...............
d . Ruang Pengering ................
a
3
. Alat
Pengering Energi Surya Tipe
Kotak Kombinasi Energi Surya dan
...................
a . Ruang Pengering ................
b . Kipas Penghembus ...............
c . Kolektor .......................
d . Penutup Kolektor ...............
e . Tungku Biomassa ................
f . Cerobong ......................
Biomassa (PESKB)
. PERKIRAAN KONSUMSI ENERGI .............
F . ANALISA EKONOMI TEKNIK ...............
1. Pengertian dan Tujuan .............
2 . Analisa Kelayakan .................
E
a . Analisa Nisbah Manfaat-Biaya (B/C
ratio
..........................
b
. Analisa
Laju Pengembalian
Modal (IRR)
....................
I11. METODOLOGI PENELITIAN ...................
A . METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN ....
B . ANALISA EKONOMI TEKNIK ...............
1. Biaya Pengeringan .................
. Net Present Value (NPV)............
3 . Nisbah Manfaat-Biaya (Net B/C ratio)
4 . Laju Pengembalian Modal (IRR)......
C . PEMBENTUKAN MODEL REGRESI ............
C . TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ..........
1 . Tempat .............................
2 . Waktu .............................
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN ....................
V . KESIMPULAN DAN SARAN ....................
DAFTAR PUSTAKA ..........................
LAMPIRAN ................................
2
DAFTAR GAMBAR
Halaman
.
2.
3.
4.
Gambar 1
Gambar
Gambar
Gambar
.............1 9
Neraca e n e r g i r a d i a s i ...............2 1
Diagram a l i r pendugaan IRR ..........5 6
Skema Greenhouse e f f e c t
G r a f i k hubungan a n t a r a k e n a i k a n
h a r g a BBM r e l a t i f t e r h a d a p IRR
......6 0
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Perkiraan konsumsi energi dalam
REPELITA V
.......................
35
Langkah pengerjaan NPV dan IRR dengan LOTUS 123
44
Pendapatan kotor per tahun alat
pengering energi surya (dalam
Rp/tahun)
53
Pendapatan kotor per tahun alat
pengering box dryer (dalam
Rp/tahun)
54
..................
........................
Tabel 4.
.......................
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Daftar Kuesioner
.............
65
Lampiran 2.
Konstruksi Alat Pengering Tipe
Kotak Kombinasi Energi Surya
Dan Biomassa
66
.................
Lampiran 2 (lanjutan).
Penampilan bedengan
Lampiran 2 (lanjutan).
Penampilan kolektor
Lampiran 2 (lanjutan). Penampang
kolektor...
Lampiran 2 (lanjutan). Skematik ruang
ngering dan troli
68
69
pe-
.............
70
Skematik tungku bio-
.........................
Lampiran 3.
67
lintang
...................
Lampiran 2 (lanjutan).
massa
.
Konstruksi alat pengering energi surya dengan kolektor datar
71
72
Lampiran 3 (lanjutan). Penampilan kolektor
73
Lampiran 3 (lanjutan). Skematik ruang
ngering dan troli
.............
74
Penampilan bedengan
75
Lampiran 3 (lanjutan).
Lampiran 3 (lanjutan). Penampang
kolektor....
pe-
lintang
..................
76
Pandangan atas alat pengering
surya tipe lorong kopartemen
.
77
Lampiran 4 (lanjutan). Potongan perspektif
alat pengering energi
surya
tipe lorong kompartemen
.......
78
Analisis finansiil alat pengering energi surya tipe kotak
dengan kolektor datar untuk
pengeringan kopra
79
Analisis finansiil alat pengering energi surya tipe lorong
kompartemen untuk pengeringan
kopra
81
Lampiran 4.
Lampiran 5.
.............
Lampiran 6.
.........................
Lampiran 7.
Analisis finansiil alat pengering tipe kotak kombinasi
energi surya dan biomassa untuk
pengeringan kopra
.............
Lampiran 8.
Analisis finansiil alat pengering tipe box dryer untuk pengeringan kopra
...............
Lampiran 9.
Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio dalam PESKKD........
Lampiran 10. Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio dalam PESLK
.......
Lampiran 11. Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio dalam PESKB
.......
Lampiran 12. Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio pada box dryer (harga BBM Rp 250/liter)
..........
Lampiran 13. Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio pada box dryer (harga BBM Rp 3001liter)
..........
~ a m ~ i r a14.
n Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio pada box dryer (harga BBM Rp 350lliter)
..........
Lampiran 15. Perhitungan NPV, IRR, dan Net
B/C Ratio pada box dryer (harga BBM Rp 4001liter)
..........
Lampiran 16. Data curah hujan untuk wilayah
Darmaga
.......................
I.
A.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sejak krisis energi pada tahun 1973, energi
pakan
masalah
berkembang
pokok setiap negara baik
meru-
yang
maupun negara maju, karena ha1
sedang
ini
tidak
saja menimbulkan persoalan politik, tetapi juga
per-
soalan ekonomi dan sosial.
Permasalahan energi yang terjadi akhir-akhir
ini
menunjukkan indikasi bahwa konsumsi energi total telah
mencapai
kaan
suatu tingkatan yang cukup tinggi.
energi akan terasa lebih berat lagi
Kelang-
pada
masa-
masa mendatang akibat laju penduduk yang beqitu pesat.
Sulitnya
penyediaan energi pada
masa-masa
mendatang
tercermin pula dari perkiraan bahwa energi fosil
akan
habis
1000
seluruhnya dalam waktu tidak
lama
dari
tahun mendatang, sedangkan minyak dan gas bumi
malkan akan mengalami kekurangan persediaan
dira-
menjelang
tahun 2000 (Satibi, 1979).
Dewasa ini pemakaian bahan bakar minyak di Indonesia
semakin meningkat, sedangkan
bahan
bakar
minyak
terbatas.
jumlah persediaan
Bila
kecenderungan
tersebut dibiarkan berlanjut terus, Indonesia diramalkan
tidak
lagi akan mengekspor
minyak
bumi
bahkan
akan menjadi negara pengimpor minyak bumi pada
tahun
2000 (Sudibyo, 1979).
Oleh
karena itu, pemerintah dalam ha1 ini mengga-
riskan kebijaksanaan dalam bidang energi,
tertuang
sebagaimana
dalam GBHN mengenai penghematan dan
penggu-
naan minyak bumi serta pengembangan sumber energi lain
berikut penyediaan energi murah bagi masyarakat
pede-
saan.
Menurut Sudibyo (1979), industri kecil di pedesaan
akan
lebih murah bila menggunakan energi non
sional
seperti kayu,
limbah pertanian,
konven-
angin
dan
energi surya daripada menggunakan bahan bakar minyak.
Selain itu dalam Kebijaksanaan Umum Bidang
(KUBE) tahun
1990 disebutkan bahwa
dalam
Energi
kaitannya
dengan tujuan pelestarian lingkungan akan dikembangkan
sumberdaya energi secara efisien dan bijaksana
memperhatikan
kepentingan jangka panjang
seraya
pembangunan
dengan mengutamakan : 1) usaha peningkatan dan
peman-
faatan dan kelestarian sumberdaya yang terbarukan,
usaha efisiensi pemanfaatan sumberdaya tak
2)
terbarukan
selama masa transisi menuju optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya terbarukan, 3)
menyesuaikan
penggunaan
energi dengan sumberdaya-sumberdaya yang tersedia,
mengurangi
dampak
meningkatkan
dampak
positif terhadap lingkungan pada pengadaan dan
peman-
faatan energi.
negatif
dan
4)
Dalam usaha memproduksi hasil pertanian dibutuhkan
proses
pengeringan untuk mempertahankan mutu
hasil
pertanian agar dapat disimpan lama.
Suatu alternatif yang berpotensi besar dalam penggunaan
energi
non
konvensional
adalah
pemanfaatan
energi
surya untuk pengeringan, disamping murah
juga
tersedia bebas untuk dimanfaatkan.
Di
Indonesia, umumnya proses
sional
biasa
pertanian
surya
dilakukan dengan
pengeringan
menjemur
hasil
di atas lamporan dengan memanfaatkan
sinar
secara
langsung.
cara
tradi-
Kelemahan
cara
tradisional
ini, disamping ketergantungan terhadap cuaca
(radiasi
surya, awan, dan hujan), mudah tercemar, jumlah
susut
tinggi karena gangguan ternak juga membutuhkan
yang
relatif luas dan membutuhkan tenaga
tempat
kerja
yanq
relatif banyak.
Untuk memanfaatkan energi surya semaksimal mungkin
suatu
alternatif yang baik adalah memakai suatu
pengering
yang
cukup murah dan
efisien
dalam
alat
ha1
menyerap energi surya untuk proses pengeringan.
Menurut
ekonomi
energi
Brewer et al. (1981), evaluasi
dari
surya
diramalkan.
penggantian bahan
bakar
kelayakan
fosil
dengan
(jumlah dan intensitasnya) tidak
Namun kelimpahan, sifatnya yang
bisa
terbaru-
kan, dan kebersihan dari energi surya sangat menarik
dan mendorong banyak proyek percobaan, khususnya dalam
pertanian.
Dengan menggunakan teknik Life-Cycle Cost
(LCC),
pada tahun 1977, Dickinson dan Freeman dalam Brewer et
al.
(1981). telah menunjukkan bahwa
biaya
instalasi
sistem surya di Amerika Barat daya untuk proses
nasan
pada tingkat laju pengembalian riil 10
pema-
%
pada
investasi sistem, di bawah hukum perpajakan yang
ada,
hanya
berkisar
5. 60/ft2).
fosil
antara
50-60/m2
dikombinasikan dengan
akan
$ 17/ft2).
(atau
4.60-
$
Dengan pemotongan pajak pada bahan
pemerintah untuk 75
surya
$
%
pengembalian
bakar
pinjaman
investasi, biaya sistem
meningkat sampai sekitar $
energi
180/m2
(atau
Hal ini menunjukkan bahwa investasi
pema-
nasan dengan sistem surya lebih ekonomis.
Atas
dicoba
itulah, dalam
penelitian
untuk merencanakan dan mengevaluasi
ngering
harga
dasar
ini
akan
alat
pe-
energi surya dengan solar kolektor dari
dan biayanya.
Keduanya jelas
akan
melibatkan
faktor-faktor
jumlah investasi yang
dibutuhkan,
ngaruh
terhadap nilai
laju
waktu
uang,
segi
pe-
penyusutan
alat, elemen-elemen biaya operasi, biaya tenaga kerja,
bahan baku dan tingkat bunga modal.
pengering
Evaluasi
solar kolektor yang diperoleh
akan
ekonomi
diban-
dingkan dengan evaluasi ekonomi pengering hasil perta-
STUD1 EMONOMI DAY
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERlNGAfU KOPRA
AINUL WAFA
F 24. 1271
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
lNSTlTUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
AINUL
Solar
WAFA.
Kolektor
Kasus
Studi
F 24. 1271.
Terhadap
Pengeringan
Ekonomi
Pengering
Kopra
.
Di
Daya
Saing
Mekanis
Pada
bawah
bimbingan
Ir. A. Kohar Irwanto, MSc.
RINGKASAN
Sejak krisis energi pada tahun 1973, energi
masalah
pokok setiap negara baik yang
sedang
maupun negara maju, karena ha1 ini tidak saja
persoalan
politik,
tetapi
juga
persoalan
merupakan
berkembang
menimbulkan
ekonomi
dan
sosial.
Dalam
proses
usaha
memproduksi hasil
pengeringan
untuk
pertanian
mempertahankan
dibutuhkan
mutu
hasil
besar
dalam
pertanian agar dapat disimpan lama.
Suatu
penggunaan
energi
alternatif
yang
energi
konvensional adalah
non
surya untuk
berpotensi
pemanfaatan
pengeringan, disamping
murah
juga
tersedia bebas untuk dimanfaatkan.
Teknologi
alternatif
yang
mengembangkan
Radiasi
solar
kolektor merupakan
perlu
dipertimbangkan
surya yang cukup melimpah
di
surya khususnya teknologi
satu
dalam
rangka
luar
minyak.
sumber-sumber energi baru di
khatulistiwa merupakan modal penting
energi
salah
sepanjang daerah
untuk
energi
pengembangan
surya
untuk
pengeringan hasil pertanian.
Dalam
pelaksanaannya, teknologi
solar
kolektor,
sebagai suatu proyek energi alternatif di
perlu
luar
minyak,
dipelajari apakah akan mampu bersaing dengan
bahan
bakar minyak terutama dari segi pengembalian modal perusahaan.
Untuk
keperluan perencanaan
pengembalian
pengering
proyek
mengenai
laju
modal (IRR) dan untuk mengetahui daya
saing
solar kolektor terhadap pengering mekanis
BBM,
maka diperlukan adanya suatu patokan dalam menentukan laju
pengembalian
modal (IRR) dan daya saing
pengering
solar
kolektor terhadap pengering BBM pada tingkat harga relatif
terrtentu.
melakukan
pada
Model
pendugaan
ini
dibentuk
dengan
analisa terhadap laju pengembalian modal
tingkat
harga
BBM
relatif
cara
(IRR)
(masing-masing
Rp
250/liter, Rp 300/liter, Rp 350/liter dan Rp 400/liter).
Data
pada
yang dianalisa merupakan hasil
tingkat
harga
BBM
relatif
perhitungan
IRR
(masing-masing
Rp
250/liter, Rp 300/liter, Rp 350/liter, dan Rp
Dari pendekatan bentuk regresi linear
400/liter.
y = a + bx, dipero-
leh nilai a = 327.9265, dan b = -1.0715, dengan korelasi r
sebesar
y
=
-0.8372.
327.9265
Diantara
telah
-
Sehingga persmaan
regresinya menjadi
1.0715 X ( % ) .
tipe-tipe alat pengering energi
dianalisa
surya
ternyata pada discount rate 22
PESKKD memberikan NPV sebesar Rp
237259.8672,
alat PESLK dan PESKB masing-masing memberikan
Rp 468306.5371 dan Rp 389471.1095.
%,
yang
alat
sedangkan
NPV sebesar
Keadaan ini menunjukan
bahwa pada discount rate 22 % net benefit dari ketiga alat
pengering energi surya tersebut lebih besar dari net costnya.
Berdasarkan kriteria investasi suatu proyek
dikata-
kan layak apabila NPV-nya >= 0.
Begitu
ketiga
ratio
pula
alat
dari
bila dilihat nilai net
pengering energi surya
alat PESKKD, PESLH, dan
B/C
ratio
tersebut.
Net
kriteria
B/C
PESKB masing-masing
sebesar 1.127990653, 1.086358470, dan 1.286172947.
sarkan
dari
investasi suatu proyek
Berda-
dikatakan
layak
apabila net B/C ratio dari proyek tersebut >=I.
Bila diukur dengan laju pengembalian modal (IRR), alat
PESKKD, PESLK, dan PESKB masing-masing membeeri nilai
IRR
pada
dan
discount
29.24
rate 22 % sebesar 22.17 %,
Berdasarkan kriteria
%.
%,
32.37
investasi suatu
proyek
dikatakn layak jika nilai IRR itu >= MARR (discount rate).
Kalau
dryer),
dibandingkan dengan pengering mekanis BBM
ketiga
alat pengering
yang
dianalisa
(box
tersebut
belum dapat bersaing, namun dari kriteria kelayakan ekonomi
yang diperoleh ternyata ketiga alat
surya
tersebut
pengering
dapat diperhitungkan sebagai
alternatif
untuk mengganti alat pengering mekanis BBM pada masa
akan datang.
energi
yang
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUD1 EKONOMI DAYA SAING SOLAR KOLEKTOR TERHADAP
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERINGAN KOPRA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
OIeh
AINUL WAFA
F24.1271
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
WSTITUT PERTANIAN BOGOR
I N S I T U T PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUD1 EKONOMI DAYA SAING SOLAR KOLEKTOR TERI-IADAP
PENGERING MEKANIS PADA KASUS PENGERINGAN KOPRA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Oleh
AINUL WAFA
I
F24. 1271
Dilahirkan di Linggapura pada tanggal 13 Nopember 1968
11
Tanggal lulus,
Pebruari
Disetujui,
6
.
ME?;
Kohar Irwanto,
1992
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas karunia dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini dengan baik.
Penelitian
ini
tugas
merupakan
akhir
ditempuh sebagai salah satu syarat untuk
yang
harus
memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian pada Jurusan Mekanisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Tak
lupa
penulis
sebesar-besarnya
1) Bapak
kepada
Ir.
A.
Pembimbing,
pengarahan
mengucapkan
terima
yang
selaku
Dosen
:
Kohar Irwanto, MSc.,
yang
kasih
telah memberikan
hingga
selesainya
bimbingan
Laporan
dan
Penelitian
ini.
2)
Ibu
Herliyani
dan
Ir.
Badan
Mawardi
Pengkajian
Silaban,
dan
peneliti
pada
Teknologi
(BPPT)-UPT LSDE Serpong, atas
staf
Penerapan
informasi
dan data yang diberikan selama pelaksanaan survei.
3) Bapak Drs. Imanuel Iman Tarigan, staf peneliti pada
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
atas
informasi
dan
data
yang
Bandung,
diberikan
selama
pelaksanaan survei.
4) Ibu Ir. Emy Perdanahari, MSc., staf peneliti bidang
Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Listrik
dan
Energi
dan
Baru (DJLEB), Departemen
Pertambangan
Energi,
Jakarta,
atas
sumbang
sarannya
dalam
perbaikan Laporan Penelitian ini.
5) Bapak,
yang
Ibu, Kakak-kakak dan Adikku yang
dengan
tekun
dan ikhlas
tercinta,
memberi
dorongan semangat kepada penulis hingga
do'a
dan
selesainya
Laporan Penelitian ini.
6) Rekan-rekan
seperjuangan
di
Jurusan
Mekanisasi
Pertanian (Agricultural Engineering) -1PB.
Penulis
menyadari banyaknya kekurangan dalam
Kritik dan saran yang
membangun
Laporan
Penelitian
ini.
sangat
diharapkan
untuk menyempurnakan Laporran Penelitian
ini.
Semoga dapat bermanfaat.
Bogor,
Pebruari 1992
Penulis
DAFTAR IS1
halaman
.........................
DAFTAR GAMBAR ..........................
DAFTAR TABEL ...........................
DAFTAR LAMPIRAN ........................
I . PENDAHULUAN ............................
A . LATAR BELAKANG ......................
B . TUJUAN PENELITIAN ...................
I1. TINJAUAN PUSTAKA .......................
A . PENGERINGAN .........................
Pengertian Pengeringan ...............
B . CARA-CARA PENGERINGAN KOPRA .........
C . ENERGI SURYA UNTUK PENGERINGAN ......
1 . Radiasi Matahari .................
2 . Penghamburan dan Penyerapan ......
3 . Greenhouse Effect ................
4 . Global Effect ....................
D . ALAT PENGERING ENERGI SURYA .........
1. Alat Pengering Energi Surya Tipe
KATA PENGANTAR
iii
V
vi
vii
1
1
5
6
6
6
6
13
13
17
18
20
22
Kotak dengan Menggunakan Kolektor
....................
a . Kolektor .......................
b . Kipas Penghembus ...............
24
................
25
Datar (PESKKD)
.
c Ruang Pengering
24
24