106 b. Program : Peningkatan Pengendalian Polusi dengan kegiatan
Pembangunan tempat pembuangan benda padatcair yang menimbulkan polusi
c. Program : Peningkatan Kualitas dan akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan kegiatan Pengembangan Data dan
Informasi Lingkungan.
4.2.8. Persepsi Masyarakat
Dalam rangka menyusun perencanaan pengelolaan terhadap air limbah domestik maka persepsi masyarakat terhadap air limbah perlu diketahui sebagai
bahan masukan terhadap rencana pengelolaan. Dari persepsi masyarakat akan tergambar tingkat pengetahuan, keinginan dan harapan masyarakat terhadap
pengelolaan air limbah. Oleh karena itu dengan mengetahui persepsi masyarakat akan menentukan langkah-langkah yang dapat diambil dalam sebuah perencanaan.
a. Kesan Masyarakat Terhadap Air Limbah Domestik Yang Terbuang Sembarangan
Hasil wawancara diperoleh informasi bahwa umumnya masyarakat merasa jijik dan terganggu sekaligus prihatin dengan keberadaan air limbah domestik
yang terbuang sembarangan. Beberapa informan bahkan menyatakan sangat terganggu dengan air limbah domestik yang mengotori lingkungannya. Berikut
petikan hasil wawancara dengan informan unsur masyarakat dari masyarakat Kelurahan Praya :
”Saya terganggu apalagi kalau sedang mampet. Terkait dengan dampaknya terhadap sungai dan waduk saya sering berseloroh dengan
teman-teman yang kebetulan pelanggan PDAM yang memanfaatkan air waduk, saya bilang kalian itu jangan banyak tingkah dengan orang
Praya sebab kalian mandi dan minum dari kotoran orang Praya
Pernyataan senada juga terungkap dari informan unsur masyarakat dari Kelurahan Tiwugalih sebagai berikut :
”Kalau di sekitar rumah saya tidak merasa terganggu, karena langsung mengalir ke kali. Terkait dengan dampaknya kadang-kadang kasihan
dengan warga yang masih memanfaatkan air sungai untuk mandi kalau pas lagi lihat limbah masuk ke kali”
107
Dua pernyataan tersebut di atas diperkuat lagi dengan pendapat informan unsur pemerintah kelurahan dari Kelurahan Prapen dengan pernyataan sebagai berikut :
”Masyarakat kami sebenarnya sangat terganggu dengan “bebeleng” Air Limbah Rumah Tanggga yang senantiasa menjadi sarang nyamuk
dan membuat lingkungan kelihatan kotor. Pernah suatu hari kami menerima keluhan warga yang merasa dirugikan oleh “bebeleng”
air limbah rumah tangga tetangganya yang membangun pondasi rumahnya dengan tinggi 1 meter sementara air limbahnya dialirkan ke
bawah dan melimpah ke pekarangan tetangga sebelahnya yang tidak mampu membangun pondasi tinggi”.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa air limbah
domestik di Kota Praya memberikan pengaruh terhadap kenyamanan hidup warga kota.
Kenyataan tersebut diperkuat juga oleh hasil pengumpulan jawaban melalui kuesioner. Dari 109 responden 29,36 menyatakan jijik melihat air
limbah domestik terbuang sembarangan, 61,47 menyatakan prihatin dan selebihnya 13,76 menyatakan biasa saja atau tidak memiliki kesan jijik
ataupun prihatin terhadap air limbah yang terbuang sembarangan. Alasan jijik lebih disebabkan karena kesan yang secara langsung dirasakan
seperti menimbulkan bau, tempat berkembangnya penyakit, dan mengurangi keindahan lingkungan. Sedangkan alasan prihatin lebih disebabkan karena
kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap pengelolaan air limbah itu sendiri. Karena itu responden yang merasa prihatin dan jijik merasa
terganggu hingga sangat terganggu dengan kondisi air limbah yang tidak terurus. Persentase responden yang menjawab terganggu dan sangat terganggu masing-
masing sebesar 48,62 dan 42,20 sedangkan yang tidak terganggu hanya sebesar 9,17.
Berdasarkan kesan yang dirasakan tersebut, 49.54 responden selalu memikirkan dampak air limbah domestik terhadap air sungai dan waduk yang dipakai sebagai
bahan baku air minum PDAM. Sedangkan 40,37 kadang-kadang memikirkan hal itu dan sisanya 10,09 tidak pernah memikirkan dampak air limbah terhadap
air sungai dan waduk.
108
b. Dampak yang Ditimbulkan oleh Air Limbah Domestik Terhadap Kualitas Air Sungai dan Waduk.