Efektifitas Sterilisasi Eksplan Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schultes f.) Backer ex Heyne) Dalam Teknik Kultur Jaringan

RINGKASAN

Ika Karyaningsih, E03495044. Efektifitas Sterilisasi Eksplan B a n ~ b uBetung (Denlirocrrl~tnrris
aver (Schultes f.) Backer ex Heyne) Dalam Teknik Kultur Jaringan dibawah bimbingan
Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS. dan Ir. Edhi Sandra.
Bambu adalah kekayaan alam Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan
sebagai bahan bangunan, bahan baku pembuatan kertas dan penghara industri. ~ebutulianbambu
semakin

meningkat

de~nikian besar

tetapi

belum

diilnbangi

dengan


pengusahaan

pembudidayaannya niengakibatkan jenis dan jumlah bambu di alam semaki'n berkura&.

dan

Salah satu

jenis yang banyak dimanfaatkan dan mempunyai potensi besar untuk dike~nbangkanadalah Bambu
Betung (Derrdrocalar~rrisosper (Scliultes E) Becker ex Heyne).
Pembudidayaan bambu di masyarakat dilakukan dengan stek batang, stek cabang, stek
rimpang, biji , cangkok, rundukan dan split.

Namun usaha pemenuhadketersediaan bibit bambu

secara besar-besaran tidak hanya cukup dengan teknik konvensional.

Salah satu alternatif

mendapatkan bibit bambu dalam jun~lahbesar dan waktu relatif singkat adalah pemanfaatan teknologi

kultur it1 vilro. Teknik ini terdiri atas beberapa tahapan yang hams dilahukan secara aseptik terutama
bahan tanaman yang digunakan (eksplan ).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengembangan teknik
kultur jaringan bambu betung dengan berbagai formula sterilisasi serta mengetaliui jenis kontaminan
yang sering ditemui.

Penelitian ini diharapkan sebagai langkah awal usaha pengembangan dan

pemanfaatan teknologi kulturjaringan dalam rangka penyediaan bibit bambu.
Penelitian dilakukan di Unit Kultur Jaringan Laboratorium Konservasi Tumbuhan JKSH pada
bulan November 1999 sampai Januari 2000. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu: 1. Tahap
pendahuluan untuk mencari bahan tanaman yang dimungkinkan dapat digunakan, 2. Percobaan inti
untuk mengetahui teknik dan tahapan sterilisasi eksplan yang efektif Bahan sterilan yang d i y n a k a ~ i
adalah sabun (rinso), HgC12, Bayclin (NaOCI) dan air steril sebagai pembilas dengan lama perendaman
tiga dan tujuh menit. Respon yang dianiati adalah besarnya kontaminasi yang tejadi pada kultur
dengan selang pengamatan tiga hari. Analisis data disajikan secara diskriptif
Sterilisasi mutlak dilakukar~untuk menghindari terjadinya kontaniinan jaringan. Banyaknya
penyebab kontaminasi menuntut kondisi aseptik yang meliputi sterilisasi lingkungan keja, alat dan
bahan tanaman (eksplan).


Sterilisasi lingkungan kerja dilakukan dengan pernbersihan areal secara

berkala babkan menurut Gunawan (1995) perlu adanya penyemprotan desinfektan.

Sterilisasi alat

(botol, cawan petri, skalpel, spatula dll.) mengunakan pemanasan kering oven 200°C salama tiga pulull
menit.

Hasil penelitian bahan tanaman menunjukkan bahwa mata tunas samping cabang bambu
betung dapat digunakan sebagai eksplan, terbukti dengan adanya eksplan yang masih hidup (hijau).
Bahan sterilan yang dapat digunakan adalah detergen, HgCIz dan bayclin.
digunakan karena mengakibatkan browning yang tinggi (100%).

Alkohol tidak dapat

Pengynaan HgClz dan bayclin

secara berurutan memberikan kondisi yang menwntungkan karetla kombinasi ini merupakan usaha
sterilisasi berlapis baik dari jamur, bakteri maupun kotoran lain yang menempel pada eksplan. HgCI,

efektif

untuk menurunkan kontaminan bakteri, tetapi nienimbulkan browning yang tinggi.

P e n ~ u n a a nbayclin mampu meredam timbulnya jamur dan mengurangi adanya browning pada media
dan eksplan.
Jenis kontaminan jamur 100% berada pada media yang diduga disebabkan oleh pengaruh
udara lingkungan tumbuh dan proses penanaman yang kurang steril (Danvis dan Sukarna,l990).
Bakteri 100% timbul pada eksplan, menurut Gunawan (1995) ha1 ini tejadi karelia adanya bakteri
yang hidup di dalam jaringan tanaman (disebut kontaminan internal).

Menurut Satidra (1990)

browning seringkali muncul disebabkan proses oksidasi phenol yang membentuk senyawa beracun
mengakibatkan eksplan dan media menjadi coklat.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terliliat adanya harapan yang besar untuk
mengembangkadmelanjutkan penelitian ini. Kendala besar yang sering dihadapi adalah kontaminasi
dari jamur, bakteri dan browning. Untuk meminimumkan kontaminan yang tejadi, digunakan sterilan
bempa detergent, HgCI2 0.1% dan bayclin dengan balian aktif NaOCl berkonsentrasi 20%, lo%, dan
5% yang merupakan bentuk sterilisasi bertahap dari kotoran, jamur ataupun bakteri yang resisten.

%
.

Hasil penelitian ini merupakan sebuali langkah awal yang perlu ditindaklanjuti dengan
penelitian lanjutan pada tahap kegiatan kultur jaringan meliputi pencarian media yang sesuai,
penggunaan hormon yang tepat,

usaha pengakaran atau penyempurnaan planlet dan seterusnya.

Selanjutnya diperlukan juga penelitian untuk menyempurnakan formula sterilisasi yang telah di
gunakan, misalnya dengan penggunaan antioksidan untuk mengurangi browning yang terjadi.

EFEKTIFITAS STERILISASI EKSPLAN BAMBU BETUNG
(Dertdrocalamrcs asper (Schultes. F) Backer ex Heyne)
DALAM TEKNIIC ICULTUR JARINGAN

Oleh :
Ika Karyaningsih
E03495044


Skripsi

JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000