Pengaruh Berbagai Taraf Nitrogen terhadap Pertumbuhan Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schultes f.) Backer ex Heyne)

/Y4p
PERENCANAAN LANSEKAP JALAN
DI BEBERAPA JALAN UTAMA
KOTAMADYA BOGOR

Oleh :
A1 YULIANTI
A 28.1143

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANJAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997

Van hamba-hamba yang baik dari
Juhan 'tjang maha Penyayang itu (ialah) orang-orang
yang berjalan di afar bumi dengan wndah hati dun apabila
orang-orang iahil menyapa mereka, mereka mengucapkan
kafa-kata (yang mengandung) keselamatan
(41-3urqaan :63)


Kebenaran itu adalah dari Juhanmu, rebab itu
jangan rekali-kali kamu fermaruk orang-orang yang ragu
(81- Baqarah : 147)

A1 YULIANTI. Perencanaan Lansekap J a l a n d i Beberapa J a l a n Utama
Kotamadya Bogor (Dibawah bimbingan ARIS MUNANDAR).
Kotamadya Bogor sebagai "Kota Taman" dan berpotensi sebagai "Kota Pariwisata", senantiasa berusaha untuk dapat menciptakan lingkungan yang selalu bersih,
rapi, tertib, indah dan nyaman. Daya tarik dari Kotamadya Bogor ini menimbulkan
kecenderungan (trend) rekreasi sambil bergerak atau disebut oleh Tunnard and
Pushkarev (1974) sebagai "recreatio?~in motion". Kecenderungan ini perlu diakomodasi.
Tujuan studi ini yaitu merencanakan lansekap jalan di beberapa jalan utama
Kotamadya Bogor yang dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dalam menunjang keamanan dan kenyamanan pemakai jalan serta sekaligus fungsi rekreasi. Jalan
Sudirman, Jalan Kapten Muslihat dan Jalan Surya Kencana adalah beberapa jalan
utama yang ada di Kotamadya Bogor. Ketiga jalan ini terletak tegak lurus terhadap
jalan lingkar Kebun Raya Bogor. Jalan ini merupakan koridor yang menghubungkan Kebun Raya Bogor dengan daerah sekitarnya. Dipilihnya ketiga jalan ini sebagai lokasi studi karena secara umum ketiga jalan tersebut mempakan kawasan perdagangan yang sangat ramai. Kondisi jalur pergerakan terutama jalur pergerakan
pejalan kaki yang kurang memadai, memerlukan pembahan-perubahan guna menciptakan jalur pejalan kaki yang dapat memberikan keleluasaan bergerak bagi pejalan
kaki. Metode studi menggunakan pendekatan sistematis merencana dan merancang
yang terdiri dari tahapan penentuan tujuan, pengumpulan data, analisis, sintesis yang
mencakup tahap konsep dan perencanaan (Simonds, 1983).
Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa pengguna jalan adalah masyarakat

Kotamadya Bogor dan luar Kotamadya Bogor. Pengguna jalan secara intensif melintasi ketiga jalan tersebut. Kecendemngan orang berjalan bersisian di Jalan Sudirman

dan Jalan Surya Kencana adalah dua sampai lima orang, sedangkan di Jalan Kapten
Muslihat orang berjalan bersisian dua sampai sembilan orang. Kecenderungan orang
berjalan bersisian yang mencapai sembilan orang ini merupakan justifikasi perlunya
perencanaan lansekap jalan temtama perencanaan jaiur pejalan kaki.
Hasil inventarisasi juga menunjukkan bahwa koridor ketiga jalan tersebut
sebagian besar berupa jalur hijau yang didominasi vegetasi yang menjadi ciri khas
Kotamadya Bogor. Vegetasi tersebut diantaranya adalah Canarium commune L.
(kenari) yang merupakan vegetasi dominan di Jalan Kapten Muslihat, dan Oreodoxa
regia H.B.K. (palem raja) yang mendominasi Jalan Sudirman.
Konsep perencanaan lansekap yang diterapkan diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik dalam menunjang keamanan dan kenyamanan pemakai
jalan. Konsep pengembangan meliputi (1) konsep mang, (2) konsep sirkulasi, dan

(3) konsep penghijauan. Secara spasial lansekap jalan dibagi menjadi ruang penerimaan (nodes), ruang pergerakan kendaraan @atlzs), ruang pergerakan pejalan kaki
@atlzs) dan ruang penghijauan (edges).
Perbedaan pokok perencanaan ini dibandingkan dengan kondisi eksisting
terletak pada konsep pengembangan jalur sirkulasi terutama jalur untuk pejalan kaki.
Jalur ini dibuat lebih lebar terutama pada tempat-tempat terkonsentrasi aktivitas

pejalan kaki, ha1 ini untuk menciptakan kondisi jalur pejalan kaki yang dapat memberikan kebebasan dan kenyamanan bergerak bagi pejalan kaki tanpa hams berjalan
di jalur kendaraan. Perencanaan ini terutama untuk membuat surga-surga bagi
pejalan kaki, dimana seorang pejalan kaki dapat merasakan kenyamanan dari jalur
trotoar yang luas dan bebas dari halangan para penjual kaki lima. Selain memperlebar jalur pejalan kaki, perencanaan ini juga menyajikan penataan tata hijau dan
tas jalan yang dapat mendukung berbagai aktivitas yang dilakukan ole
jalan terutama pejalan kaki.

-

Perencanaan pada setiap fungsi ruang meliputi perencanaan sirkulasi, penghijauan dan peletakan fasilitas jalan.

Perencanaan sirkulasi pejalan kaki berdasarkan

jenis dan jumlah lalu lintas pejalan kaki yang melaluinya. Penghijauan lebih lebih
mengacu kepada pemilihan tanaman yang memiliki bentuk tajuk memayung, kolumnar, dan menjuntai. Penggunaan tanaman untuk lansekap tepi jalan terutama dari
jenis pohon berukuran besar, berakar dalam dan berdaun sempit. Pohon berukuran
kecil dapat digunakan sebagai pembatas (screening) dan seringkali tepat digunakan
sebagai pohon tingkat bawah di taman untuk menambah tekstur dan warna. Contoh
vegetasi dominan yang digunakan pada tapak yaitu Oreodoxa regia H.B.K (palem
raja), Casuarina equiserifolia (cemara laut) dan Canarium comlnune L. (kenari).

Fasilitas-fasilitas meliputi lampu jalan, rambu lalu lintas, halte, tempat penyeberangan dan lain-lain.
Daerah-daerah dimana terkonsentrasi pejalan kaki dikembangkan sebagai
nodes yang peletakkannya mempertimbangkan potensi visual. Nodes ini dapat
berupa halte atau jalur pejalan kaki yang diperlebar dibandingkan kondisi eksistingnya. Berdasarkan frekuensi orang berjalan bersisian, maka pada tempat-tempat
tertentu yaitu pada persimpangan jalan dan depan pertokoan jalur trotoarnya diperlebar. Pembangunan dan peletakan nodes ini diharapkan dapat memberikan kelancaran dan kebebasan bergerak terutama bagi pejalan kaki.

/Y4p
PERENCANAAN LANSEKAP JALAN
DI BEBERAPA JALAN UTAMA
KOTAMADYA BOGOR

Oleh :
A1 YULIANTI
A 28.1143

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANJAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997


Van hamba-hamba yang baik dari
Juhan 'tjang maha Penyayang itu (ialah) orang-orang
yang berjalan di afar bumi dengan wndah hati dun apabila
orang-orang iahil menyapa mereka, mereka mengucapkan
kafa-kata (yang mengandung) keselamatan
(41-3urqaan :63)

Kebenaran itu adalah dari Juhanmu, rebab itu
jangan rekali-kali kamu fermaruk orang-orang yang ragu
(81- Baqarah : 147)

A1 YULIANTI. Perencanaan Lansekap J a l a n d i Beberapa J a l a n Utama
Kotamadya Bogor (Dibawah bimbingan ARIS MUNANDAR).
Kotamadya Bogor sebagai "Kota Taman" dan berpotensi sebagai "Kota Pariwisata", senantiasa berusaha untuk dapat menciptakan lingkungan yang selalu bersih,
rapi, tertib, indah dan nyaman. Daya tarik dari Kotamadya Bogor ini menimbulkan
kecenderungan (trend) rekreasi sambil bergerak atau disebut oleh Tunnard and
Pushkarev (1974) sebagai "recreatio?~in motion". Kecenderungan ini perlu diakomodasi.
Tujuan studi ini yaitu merencanakan lansekap jalan di beberapa jalan utama
Kotamadya Bogor yang dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dalam menunjang keamanan dan kenyamanan pemakai jalan serta sekaligus fungsi rekreasi. Jalan
Sudirman, Jalan Kapten Muslihat dan Jalan Surya Kencana adalah beberapa jalan

utama yang ada di Kotamadya Bogor. Ketiga jalan ini terletak tegak lurus terhadap
jalan lingkar Kebun Raya Bogor. Jalan ini merupakan koridor yang menghubungkan Kebun Raya Bogor dengan daerah sekitarnya. Dipilihnya ketiga jalan ini sebagai lokasi studi karena secara umum ketiga jalan tersebut mempakan kawasan perdagangan yang sangat ramai. Kondisi jalur pergerakan terutama jalur pergerakan
pejalan kaki yang kurang memadai, memerlukan pembahan-perubahan guna menciptakan jalur pejalan kaki yang dapat memberikan keleluasaan bergerak bagi pejalan
kaki. Metode studi menggunakan pendekatan sistematis merencana dan merancang
yang terdiri dari tahapan penentuan tujuan, pengumpulan data, analisis, sintesis yang
mencakup tahap konsep dan perencanaan (Simonds, 1983).
Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa pengguna jalan adalah masyarakat
Kotamadya Bogor dan luar Kotamadya Bogor. Pengguna jalan secara intensif melintasi ketiga jalan tersebut. Kecendemngan orang berjalan bersisian di Jalan Sudirman

dan Jalan Surya Kencana adalah dua sampai lima orang, sedangkan di Jalan Kapten
Muslihat orang berjalan bersisian dua sampai sembilan orang. Kecenderungan orang
berjalan bersisian yang mencapai sembilan orang ini merupakan justifikasi perlunya
perencanaan lansekap jalan temtama perencanaan jaiur pejalan kaki.
Hasil inventarisasi juga menunjukkan bahwa koridor ketiga jalan tersebut
sebagian besar berupa jalur hijau yang didominasi vegetasi yang menjadi ciri khas
Kotamadya Bogor. Vegetasi tersebut diantaranya adalah Canarium commune L.
(kenari) yang merupakan vegetasi dominan di Jalan Kapten Muslihat, dan Oreodoxa
regia H.B.K. (palem raja) yang mendominasi Jalan Sudirman.
Konsep perencanaan lansekap yang diterapkan diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik dalam menunjang keamanan dan kenyamanan pemakai

jalan. Konsep pengembangan meliputi (1) konsep mang, (2) konsep sirkulasi, dan

(3) konsep penghijauan. Secara spasial lansekap jalan dibagi menjadi ruang penerimaan (nodes), ruang pergerakan kendaraan @atlzs), ruang pergerakan pejalan kaki
@atlzs) dan ruang penghijauan (edges).
Perbedaan pokok perencanaan ini dibandingkan dengan kondisi eksisting
terletak pada konsep pengembangan jalur sirkulasi terutama jalur untuk pejalan kaki.
Jalur ini dibuat lebih lebar terutama pada tempat-tempat terkonsentrasi aktivitas
pejalan kaki, ha1 ini untuk menciptakan kondisi jalur pejalan kaki yang dapat memberikan kebebasan dan kenyamanan bergerak bagi pejalan kaki tanpa hams berjalan
di jalur kendaraan. Perencanaan ini terutama untuk membuat surga-surga bagi
pejalan kaki, dimana seorang pejalan kaki dapat merasakan kenyamanan dari jalur
trotoar yang luas dan bebas dari halangan para penjual kaki lima. Selain memperlebar jalur pejalan kaki, perencanaan ini juga menyajikan penataan tata hijau dan
tas jalan yang dapat mendukung berbagai aktivitas yang dilakukan ole
jalan terutama pejalan kaki.

-

Perencanaan pada setiap fungsi ruang meliputi perencanaan sirkulasi, penghijauan dan peletakan fasilitas jalan.

Perencanaan sirkulasi pejalan kaki berdasarkan


jenis dan jumlah lalu lintas pejalan kaki yang melaluinya. Penghijauan lebih lebih
mengacu kepada pemilihan tanaman yang memiliki bentuk tajuk memayung, kolumnar, dan menjuntai. Penggunaan tanaman untuk lansekap tepi jalan terutama dari
jenis pohon berukuran besar, berakar dalam dan berdaun sempit. Pohon berukuran
kecil dapat digunakan sebagai pembatas (screening) dan seringkali tepat digunakan
sebagai pohon tingkat bawah di taman untuk menambah tekstur dan warna. Contoh
vegetasi dominan yang digunakan pada tapak yaitu Oreodoxa regia H.B.K (palem
raja), Casuarina equiserifolia (cemara laut) dan Canarium comlnune L. (kenari).
Fasilitas-fasilitas meliputi lampu jalan, rambu lalu lintas, halte, tempat penyeberangan dan lain-lain.
Daerah-daerah dimana terkonsentrasi pejalan kaki dikembangkan sebagai
nodes yang peletakkannya mempertimbangkan potensi visual. Nodes ini dapat
berupa halte atau jalur pejalan kaki yang diperlebar dibandingkan kondisi eksistingnya. Berdasarkan frekuensi orang berjalan bersisian, maka pada tempat-tempat
tertentu yaitu pada persimpangan jalan dan depan pertokoan jalur trotoarnya diperlebar. Pembangunan dan peletakan nodes ini diharapkan dapat memberikan kelancaran dan kebebasan bergerak terutama bagi pejalan kaki.