TATA CARA PELAYANAN PENYEDIAAN DAN PENYEDOTAN KAKUS MASA RETRIBUSI TATA CARA PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN,

- Rumah kost - Losmen - Penginapan - Salon kecantikan - Tokoruko - Niaga lainnya dengan retribusi Rp.200.0001 satu kali penyedotantangki armada 5. Niaga usaha besarindustri, meliputi : - Hotel - Restoran - Gang - CVPT - Rumah Sakit Swasta - Gang - Niaga lainnya Niaga retribusi Rp.250.0001 satu kali penyedotantangki armada

BAB VII TATA CARA PELAYANAN PENYEDIAAN DAN PENYEDOTAN KAKUS

Pasal 9 1 Setiap orang pribadi atau badan yang akan memamfaatkan armada penyediaan danatau penyedotan kakus dapat mengajukan permohonan kepada Bupati melalui Dinas Tata Ruang dan Perumahann Kabupaten Tolitoli. 2 Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Dinas Tata Ruang dan Perumahan melakukan penyedotan kakus kelokasi pemohon setelah melengkapi semua persyaratan serta kewajiban sesuai ketentuan yang berlaku. B A B VIII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10 Wilayah Pemungutan Retribusi Penyediaan dan atau Penyedotan kakus adalah Wilayah Daerah.

BAB IX MASA RETRIBUSI

Pasal 11 Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa penyediaan danatau penyedotan kakus dari Pemerintah Daerah. B A B X SURAT PENDAFTARAN Pasal 12 1 Wajib Retribusi diwajibkan mengisi SPdORD. 2 SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi atau kuasanya. 3 Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan oleh Bupati. B A B XI PENETAPAN RETRIBUSI Pasal 13 1 Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud pada pasal 12 ayat 1 Peraturan Daerah ini, Retribusi terutang ditetapkan dengan menerbitkan SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan. 2 Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan oleh Bupati.

BAB XII TATA CARA PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN,

ANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN Pasal 14 1 Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan. 2 Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. 3 Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat berupa kupon pemungutan penyetoran Retribusi Penyedotan Kakus. 4 Hasil Pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 3 disetor Ke Kas Daerah melalui Bendaharawan Khusus Penerima. Pasal 15 1 Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus. 2 Retribusi yang terutang dilunasi selambat – lambatnya 15 lima belas hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, dan STRD. 3 Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud ayat 1 dilakukan dengan menggunakan SSRD. 4 Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan peraturan Bupati. B A B XIII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 16 1 Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 dua persen setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakanSTRD. 2 Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 didahului dengan surat teguran. B A B XIV TATA CARA PENAGIHAN RETRIBUSI Pasal 17 1 Penagihan Retribusi terutang senagaimana dimaksud dalam Pasal 16 didahului dengan Surat Teguran. 2 Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk. 3 Tata cara penagihan retribusi lebih lanjut diatur dengan Peraturan Bupati. B A B XV K E B E R A T A N Pasa 18 1 Wajb Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD, dan SKRDLB. 2 Keberatan yang diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia disertai dengan alasan – alasan yang jelas. 3 Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika wajib Retribusi dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya 4 Pengajuan Keberatan tidak menunda Kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi. B A B XVI PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 19 1 Atas kelebihan pembayaran Retribusi, wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati. 2 Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 enam bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memberikan Keputusan. 3 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat 2 telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 satu bulan. 4 Apabila wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi,kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut. 5 Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 dua bulan sejak diterbitkan SKRDLB. 6 Apabila pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 dua bulan Bupati memberikan imbalan sebesar 2 dua persen atas keterlambatan pembayaran kelebihan Retribusi. 7 Tata cara Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur oleh Bupati. Pasal 20 1 Bupati dalam jangka waktu paling 6 enam bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan memberikan Surat Keputusan Keberatan. 2 Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya Retribusi yang terutang. 3 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. B A B XVII PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 21 1 Bupati berdasarkan permohonan wajib Retribusi dapat memberikan Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi. 2 Pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan dengan melihat kemampuan wajib Retribusi. 3 Tata Cara pengurangan, keringanan dan pembahasan retribusi ditetapkan oleh Bupati. B A B XVIII KEDALUWARSA PENAGIHAN Pasal 22 1 Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 tiga tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan Tindak Pidana Retribusi. 2 Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 10 tertangguh apabila: a. Diterbitkan surat teguran b. Ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung 3 Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya surat teguran tersebut. Pasal 23 1 Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapus. 2 Bupati menetapkan Keputusan penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 3 Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIX PENINJAUAN TARIF