HUBUNGAN ANTARA LAMA DUDUK PENGEMUDI BIS Hubungan Antara Lama Duduk Pengemudi Bis Terhadap Risiko Terjadinya Kondisi Neckpain.

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA LAMA DUDUK PENGEMUDI BIS

TERHADAP RISIKO TERJADINYA KONDISI NECKPAIN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

AGIL INDRA PERMANA

J120151066

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

1

HUBUNGAN ANTARA LAMA DUDUK PENGEMUDI BIS TERHADAP RISIKO TERJADINYA KONDISI NECKPAIN

ABSTRAK

Neckpain erat kaitannya dengan pekerjaan sopir. karena aktivitas sehari- hari dihabiskan dalam posisi duduk dalam kondisi statik dan gerakan- gerakan yang sifatnya monoton serta dituntut selalu konsentrasi dalam mengendalikan kendaraan. Kondisi tersebut menyebabkan kelelahan dan otot- otot leher menjadi tegang, sehingga menyebabkan aliran darah ke otot leher yang mengangkut oksigen menjadi terhambat dan otot kekurangan oksigen yang berakibat timbulnya nyeri pada area leher. Penelitian ini mengetahui hubungan antara lama duduk pengemudi bis saat mengemudi terhadap risiko terjadinya kondisi

neckpain. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental dengan pendekatan desain cross sectional, yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara faktor lama duduk dengan kejadian

neckpain pada pengemudi bis di Terminal Tirtonadi Solo. Sampel pada penelitian ini sejumlah 81 sampel, sampel penelitian yaitu semua pengemudi bis yang memenuhi kriteria inklusi. Pada penelitian ini metode analisis bivariat yang digunakan adalah analisis Chi SquareTest. Dari hasil analisis uji Chi SquareTest

dengan tingkat signifikansi yang diperlihatkan p = 0,000 yang lebih kecil dari nilai standar 0,05 (p < α). Dengan demikian, berarti terdapat hubungan bermakna

antara lama duduk saat mengemudi dengan kondisi terjadinya neckpain.

Kata Kunci: Neckpain, Duduk Lama, Pengemudi Bis ABSTRACT

Neckpain is closely related to the job of the driver. Because the daily activities are spent in a sitting position in static conditions and movements that are monotonous and always required concentration in controlling the vehicle. The condition causes fatigue and the neck muscles become tense, causing blood flow to the neck muscles that carry oxygen into obstructed and oxygen deficient muscles resulting in pain in the neck area. This study determine the relationship between the old bus driver's seat while driving to the risk of neckpain conditions. This study is non experimental quantitative research with cross sectional design approach, which is used to identify the link between sitting time factor neckpainincident on bus drivers in Bus Station Tirtonadi Solo. Samples in this study a number of 81 samples, samples of research that all bus drivers who met the inclusion criteria. In this study, bivariate analysis method used is the analysis of Chi SquareTest. From the analysis of Chi SquareTest test with a significance level of p = 0.000 shown smaller than the standard value of 0.05 (p <α). Thus, it means there is a significant


(6)

2

relationship between prolonged sitting while driving to the condition of the occurrence of neckpain.

Keywords: Neckpain, Long Sitting, Bus driver

1. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan manusia, duduk merupakan salah satu posisi yang paling banyak frekuensi penggunaannya dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Seperti pada saat bekerja, khususnya pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan banyak penggunaan tangan misalnya : tukang jahit, pekerja di depan komputer, kasir, murid sekolah, pegawai bank, sopir, dan lain-lain yang kesemuanya tidak terlepas dari bekerja dengan posisi duduk (Samara, 2007).

Neckpain adalah nyeri yang dirasakan pada bagian atas tulang belakang. Ini merupakan tanda bahwa sendi, otot, atau bagian lain dari leher terluka, tegang, atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Nyeri leher adalah masalah yang umum ditemukan. Dua dari tiga orang akan mengalaminya selama hidup. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap iritasi. Bahkan, 10% dari semua orang akan mengalami nyeri leher dalam 1 bulan. Potensi pembangkit nyeri termasuk tulang, otot, ligament, sendi, dan diskus intervertebralis. Hampir setiap cedera atau proses penyakit pada struktur leher atau yang berdekatan akan menghasilkan spasme otot dan hilangnya gerak (Thompson et al., 2013).

Berbagai jenis pekerjaan dapat mengakibatkan neckpain terutama selama bekerja dengan posisi tubuh yang salah sehingga membuat leher berada dalam posisi tertentu dalam jangka waktu lama. Misalkan pekerja yang sepanjang hari hanya duduk bekerja dengan komputer, sopir jarak jauh, dan pekerja yang sering menggunakan beban yang berat. Pengemudi bis/seorang sopir bis merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan mengemudi, para pengemudi bis sering mengalami ketidaknyamanan kerja yang ditandai oleh munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan Musculoskeletaldisorder (MSDS) dimana


(7)

3

gangguan tersebut biasanya menyerang pada bagian bahu, leher dan punggung (Trinkoff et al., 2002).

Melihat dari permasalahan diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui mengetahui hubungan antara lama duduk pengemudi bis saat mengemudi terhadap resiko terjadinya kondisi neckpain.

2. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental dengan pendekatan desain cross sectional, yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara faktor lama duduk dengan kejadian

neckpain pada pengemudi bis di Terminal Tirtonadi Solo. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan (Hendri, 2009). Waktu penelitian berlangsung pada tanggal 22 Februari 2017. Sampel penelitian ini adalah semua pengemudi bis yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 81 orang.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hubungan Umur dengan Terjadinya Kondisi Neckpain (Skala NDI) Tabel 1 Hubungan Umur dengan Terjadinya Neckpain

Umur

Neck Disability Index Total Tingkat

signifikan

No Disability Mild (p)

N % N % N %

0,145

25 - 35 Tahun 37 45,7 8 9,9 45 55,6

36 - 45 Tahun 8 9,9 3 3,7 11 13,6

46 - 55 Tahun 14 17,3 5 6,2 19 23,5

56 - 65 Tahun 2 2,5 2 2,5 4 4,9

>65 Tahun 2 2,5 0 0,0 2 2,5

63 77,8 18 22,2 81 100,0

Hasil uji Chi-Square pada tabel diatas dengan tingkat signifikansi yang diperlihatkan pada tabel tesebut p = 0,145 yang lebih besar dari nilai standar 0,05 (p > α). Dengan demikian, berarti tidak terdapat hubungan

bermakna antara lama duduk saat mengemudi dengan kondisi terjadinya


(8)

4

umur berpengaruh terhadap nyeri leher berkaitan dengan proses penuaan seiring bertambahnya umur, termasuk degenerasi tulang yang berdampak pada peningkatan resiko nyeri leher.

Keluhan sistem muskuloskeletal mulai dirasakan pada pekerja biasanya keluhan pertama dirasakan pada usia 35 tahun dan keluhan tersebut terus meningkat dengan bertambahnya usia. Kekuatan otot maksimal terjadi pada usia 20 -29 tahun dan penurunan sejalan dengan bertambah usia. Pada usia 60 tahun kekuatan otot menurun sampai 20% yang mempunyai faktor resiko terjadinya keluhan otot akan meningkat (Takwaka, 2014).

3.2

Hubungan Masa Kerja Mengemudi dengan Terjadinya Kondisi Neckpain

(Skala NDI)

Tabel 2 Hubungan Masa Kerja dengan Terjadinya Neckpain

Masa Kerja

Neck Disability Index

Total

Tingkat signifikan

No Disability Mild (p)

N % N % N %

0,326

1 - 5 Tahun 22 27,2 2 2,5 24 29,6

6 - 10 Tahun 15 18,5 6 7,4 21 25,9

11 - 15 Tahun 14 17,3 2 2,5 16 19,8

16 - 20 Tahun 7 8,6 2 2,5 9 11,1

21 - 25 Tahun 1 1,2 3 3,7 4 4,9

26 - 30 Tahun 2 2,5 2 2,5 4 4,9

>30 Tahun 2 2,5 1 1,2 3 3,7

63 77,8 18 22,2 81 100,0

Hasil uji Chi-Square pada tabel diatas dengan tingkat signifikansi yang diperlihatkan pada tabel tesebut p = 0,326 yang lebih besar dari nilai standar 0,05 (p > α). Dengan demikian, berarti tidak terdapat hubungan

bermakna antara lama duduk saat mengemudi dengan kondisi terjadinya

neckpain. Penelitian ini tidak sejalan dengan Budiono et al., (2003), masa kerja lama dapat berpengaruh terhadap nyeri leher karena merupakan akumulasi pembebanan pada otot leher akibat aktivitas statis leher sehari-hari.

Apabila seseorang bekerja serius dalam waktu lama, maka akan terjadi kontraksi otot terus menerus dan berlebihan yang menghasilkan metabolit yang menimbulkan rasa nyeri. Katabolit ini agaknya merupakan


(9)

5

suatu molekul besar yang berdifusi perlahan ke luar dari serat otot. Penelitian pada penderita pada nyeri tengkuk menunjukkan bahwa tegangnya otot disertai pula menegangnya otot-otot tunika muskularis arteri yang mengurus otot itu. Vasokonstriksi ini menyebabkan bertambah lamanya dari intensitas nyeri (Suharto, 2004).

3.3 Hubungan Lama Duduk saat Mengemudi dengan Terjadinya Kondisi

Neckpain (Skala NDI)

Tabel 3 Hubungan Lama Duduk Mengemudi dengan Terjadinya Neckpain

Lama Mengemudi

Neck Disability Index Total Tingkat

signifikan

No Disability Mild (p)

N % N % N %

0,000

10 - 15 Jam 50 61,7 0 0,0 50 61,7

16 -20 Jam 13 16,0 17 21,0 30 37,0

>20 Jam 0 0,0 1 1,2 1 1,2

63 77,8 18 22,2 81 100,0

Berdasarkan hasil uji Chi-Square pada tabel 4.7 diatas dengan tingkat signifikansi yang diperlihatkan pada tabel tesebut p = 0,000 yang lebih kecil dari nilai standar 0,05 (p < α). Dengan demikian, berarti terdapat

hubungan bermakna antara lama duduk saat mengemudi dengan kondisi terjadinya neckpain.

Data ini diperkuat menurut Hill (2006), melaporkan bahwa pekerja yang sering mengeluh neck pain adalah pekerja yang biasa bekerja dengan aktivitas mengangkat, menggeser, mendorong seperti mencangkul, menbajak, menulis dan lain - lain. Penelitian yang dilakukan oleh Palmer et al., (2007) di Inggris, Skotlandia, dan Wales pada 12.907 responden berumur 16-64 tahun menunjukkan bahwa orang yang bekerja dengan lengan atas dan bahu lebih dari satu jam per hari serta mereka yang bekerja dengan mengetik, mengangkat, menggunakan alat-alat vibrasi, atau sebagai pengemudi profesional mempunyai hubungan bermakna dengan timbulnya neckpain.


(10)

6 4. PENUTUP

Berdasarkan dari hasil peritungan uji statistik, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lama duduk pengemudi bis saat mengemudi terhadap resiko terjadinya kondisi neckpain. Berdasarkan kesimpulan di atas, seperti yang telah dikemukakan maka dapat disarankan dengan beberapa saran sebagai berikut. Disarankan untuk mengemudi dengan sikap duduk yang benar dan sedapat mungkin melakukan istirahat minimal 45 menit tiap setelah 4 jam mengemudi secara terus menerus untuk mengurangi resiko terjadinya neckpain. Bagi pengemudi bis angkutan penumpang yang mengalami nyeri tengkuk maka disarankan untuk melakukan latihan-latihan (exercise) pada waktu senggang/istirahat. Untuk nyeri tengkuk dapat melakukan stretching atau peregangan pada otot sekitar leher. Bagi peneliti lain perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai nyeri tengkuk pada pengemudi bis dengan variabel yang lebih luas seperti ergonomi, sikap duduk, dan postur tubuh.

PERSANTUNAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, dan kesabaran untuk saya dalam mengerjakan naskah publikasi ini. Dengan segala kerendahan hati naskah publikasi ini dipersembahkan kepada orang tua dan kakak saya tercinta, terimakasih telah mendukung dan senantiasa mendoakan saya sehingga mampu menyelesaikan pendidikan. Untuk dosen pembimbing saya Bapak Arif Pristianto terima kasih telah sabar dalam membimbing saya sampai ke titik akhir serta terima kasih kepada seluruh dosen dan staf program studi fisioterapi. Tidak lupa, ucapan terima terima kasih juga saya ucapkan kepada seluruh teman – teman mahasiswa fisioterapi transfer 2015 atas kesediaannya dalam membantu menyelesaikan naskah publikasi ini.


(11)

7 DAFTAR PUSTAKA

Budiono, S., R.M.S, Jusuf & Andriana, P. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hendri, J. 2009. Riset Pemasaran. Universitas Gunadarma. Jakarta.

Hill, D. R. 2006. Giardiasis, Issues in Diagnosis and Management. Infect Dis Clin North Am. 7(3), 503-25.

Palmer & William. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Erlangga.Jakarta.

Samara, D. 2007. Nyeri musculoskeletal pada leher pekerja dengan posisi pekerjaan yang statis. Universa Medicina; 26 : 137-142.

Suharto. 2004. Penatalaksanaan Terapi Latihan Metode McKenzie pada nyeri tengkuk. Jakarta. Majalah IDI.

Thompson, P., Morris, D., Saynor, M., & Hill, J. 2013. Neck pain. Arthritis Research UK.

Trinkoff, A.M., Liscomb, J.A., Geiger-Brown, J., & Brady, B. 2002. Am J Ind Med; 41: 170-8.


(1)

2

relationship between prolonged sitting while driving to the condition of the occurrence of neckpain.

Keywords: Neckpain, Long Sitting, Bus driver

1. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan manusia, duduk merupakan salah satu posisi yang paling banyak frekuensi penggunaannya dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Seperti pada saat bekerja, khususnya pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan banyak penggunaan tangan misalnya : tukang jahit, pekerja di depan komputer, kasir, murid sekolah, pegawai bank, sopir, dan lain-lain yang kesemuanya tidak terlepas dari bekerja dengan posisi duduk (Samara, 2007).

Neckpain adalah nyeri yang dirasakan pada bagian atas tulang belakang. Ini merupakan tanda bahwa sendi, otot, atau bagian lain dari leher terluka, tegang, atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Nyeri leher adalah masalah yang umum ditemukan. Dua dari tiga orang akan mengalaminya selama hidup. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap iritasi. Bahkan, 10% dari semua orang akan mengalami nyeri leher dalam 1 bulan. Potensi pembangkit nyeri termasuk tulang, otot, ligament, sendi, dan diskus intervertebralis. Hampir setiap cedera atau proses penyakit pada struktur leher atau yang berdekatan akan menghasilkan spasme otot dan hilangnya gerak (Thompson et al., 2013).

Berbagai jenis pekerjaan dapat mengakibatkan neckpain terutama selama bekerja dengan posisi tubuh yang salah sehingga membuat leher berada dalam posisi tertentu dalam jangka waktu lama. Misalkan pekerja yang sepanjang hari hanya duduk bekerja dengan komputer, sopir jarak jauh, dan pekerja yang sering menggunakan beban yang berat. Pengemudi bis/seorang sopir bis merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan mengemudi, para pengemudi bis sering mengalami ketidaknyamanan kerja yang ditandai oleh munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan Musculoskeletaldisorder (MSDS) dimana


(2)

3

gangguan tersebut biasanya menyerang pada bagian bahu, leher dan punggung (Trinkoff et al., 2002).

Melihat dari permasalahan diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui mengetahui hubungan antara lama duduk pengemudi bis saat mengemudi terhadap resiko terjadinya kondisi neckpain. 2. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental dengan pendekatan desain cross sectional, yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara faktor lama duduk dengan kejadian neckpain pada pengemudi bis di Terminal Tirtonadi Solo. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan (Hendri, 2009). Waktu penelitian berlangsung pada tanggal 22 Februari 2017. Sampel penelitian ini adalah semua pengemudi bis yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 81 orang.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hubungan Umur dengan Terjadinya Kondisi Neckpain (Skala NDI) Tabel 1 Hubungan Umur dengan Terjadinya Neckpain

Umur

Neck Disability Index Total Tingkat

signifikan

No Disability Mild (p)

N % N % N %

0,145

25 - 35 Tahun 37 45,7 8 9,9 45 55,6

36 - 45 Tahun 8 9,9 3 3,7 11 13,6

46 - 55 Tahun 14 17,3 5 6,2 19 23,5

56 - 65 Tahun 2 2,5 2 2,5 4 4,9

>65 Tahun 2 2,5 0 0,0 2 2,5

63 77,8 18 22,2 81 100,0

Hasil uji Chi-Square pada tabel diatas dengan tingkat signifikansi yang diperlihatkan pada tabel tesebut p = 0,145 yang lebih besar dari nilai standar 0,05 (p > α). Dengan demikian, berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara lama duduk saat mengemudi dengan kondisi terjadinya neckpain. Penelitian ini tidak sejalan dengan Budiono et al., (2003) bahwa


(3)

4

umur berpengaruh terhadap nyeri leher berkaitan dengan proses penuaan seiring bertambahnya umur, termasuk degenerasi tulang yang berdampak pada peningkatan resiko nyeri leher.

Keluhan sistem muskuloskeletal mulai dirasakan pada pekerja biasanya keluhan pertama dirasakan pada usia 35 tahun dan keluhan tersebut terus meningkat dengan bertambahnya usia. Kekuatan otot maksimal terjadi pada usia 20 -29 tahun dan penurunan sejalan dengan bertambah usia. Pada usia 60 tahun kekuatan otot menurun sampai 20% yang mempunyai faktor resiko terjadinya keluhan otot akan meningkat (Takwaka, 2014).

3.2

Hubungan Masa Kerja Mengemudi dengan Terjadinya Kondisi Neckpain (Skala NDI)

Tabel 2 Hubungan Masa Kerja dengan Terjadinya Neckpain

Masa Kerja

Neck Disability Index

Total

Tingkat signifikan

No Disability Mild (p)

N % N % N %

0,326

1 - 5 Tahun 22 27,2 2 2,5 24 29,6

6 - 10 Tahun 15 18,5 6 7,4 21 25,9

11 - 15 Tahun 14 17,3 2 2,5 16 19,8

16 - 20 Tahun 7 8,6 2 2,5 9 11,1

21 - 25 Tahun 1 1,2 3 3,7 4 4,9

26 - 30 Tahun 2 2,5 2 2,5 4 4,9

>30 Tahun 2 2,5 1 1,2 3 3,7

63 77,8 18 22,2 81 100,0

Hasil uji Chi-Square pada tabel diatas dengan tingkat signifikansi yang diperlihatkan pada tabel tesebut p = 0,326 yang lebih besar dari nilai standar 0,05 (p > α). Dengan demikian, berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara lama duduk saat mengemudi dengan kondisi terjadinya neckpain. Penelitian ini tidak sejalan dengan Budiono et al., (2003), masa kerja lama dapat berpengaruh terhadap nyeri leher karena merupakan akumulasi pembebanan pada otot leher akibat aktivitas statis leher sehari-hari.

Apabila seseorang bekerja serius dalam waktu lama, maka akan terjadi kontraksi otot terus menerus dan berlebihan yang menghasilkan metabolit yang menimbulkan rasa nyeri. Katabolit ini agaknya merupakan


(4)

5

suatu molekul besar yang berdifusi perlahan ke luar dari serat otot. Penelitian pada penderita pada nyeri tengkuk menunjukkan bahwa tegangnya otot disertai pula menegangnya otot-otot tunika muskularis arteri yang mengurus otot itu. Vasokonstriksi ini menyebabkan bertambah lamanya dari intensitas nyeri (Suharto, 2004).

3.3 Hubungan Lama Duduk saat Mengemudi dengan Terjadinya Kondisi Neckpain (Skala NDI)

Tabel 3 Hubungan Lama Duduk Mengemudi dengan Terjadinya Neckpain

Lama Mengemudi

Neck Disability Index Total Tingkat

signifikan

No Disability Mild (p)

N % N % N %

0,000

10 - 15 Jam 50 61,7 0 0,0 50 61,7

16 -20 Jam 13 16,0 17 21,0 30 37,0

>20 Jam 0 0,0 1 1,2 1 1,2

63 77,8 18 22,2 81 100,0

Berdasarkan hasil uji Chi-Square pada tabel 4.7 diatas dengan tingkat signifikansi yang diperlihatkan pada tabel tesebut p = 0,000 yang lebih kecil dari nilai standar 0,05 (p < α). Dengan demikian, berarti terdapat hubungan bermakna antara lama duduk saat mengemudi dengan kondisi terjadinya neckpain.

Data ini diperkuat menurut Hill (2006), melaporkan bahwa pekerja yang sering mengeluh neck pain adalah pekerja yang biasa bekerja dengan aktivitas mengangkat, menggeser, mendorong seperti mencangkul, menbajak, menulis dan lain - lain. Penelitian yang dilakukan oleh Palmer et al., (2007) di Inggris, Skotlandia, dan Wales pada 12.907 responden berumur 16-64 tahun menunjukkan bahwa orang yang bekerja dengan lengan atas dan bahu lebih dari satu jam per hari serta mereka yang bekerja dengan mengetik, mengangkat, menggunakan alat-alat vibrasi, atau sebagai pengemudi profesional mempunyai hubungan bermakna dengan timbulnya neckpain.


(5)

6 4. PENUTUP

Berdasarkan dari hasil peritungan uji statistik, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lama duduk pengemudi bis saat mengemudi terhadap resiko terjadinya kondisi neckpain. Berdasarkan kesimpulan di atas, seperti yang telah dikemukakan maka dapat disarankan dengan beberapa saran sebagai berikut. Disarankan untuk mengemudi dengan sikap duduk yang benar dan sedapat mungkin melakukan istirahat minimal 45 menit tiap setelah 4 jam mengemudi secara terus menerus untuk mengurangi resiko terjadinya neckpain. Bagi pengemudi bis angkutan penumpang yang mengalami nyeri tengkuk maka disarankan untuk melakukan latihan-latihan (exercise) pada waktu senggang/istirahat. Untuk nyeri tengkuk dapat melakukan stretching atau peregangan pada otot sekitar leher. Bagi peneliti lain perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai nyeri tengkuk pada pengemudi bis dengan variabel yang lebih luas seperti ergonomi, sikap duduk, dan postur tubuh.

PERSANTUNAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, dan kesabaran untuk saya dalam mengerjakan naskah publikasi ini. Dengan segala kerendahan hati naskah publikasi ini dipersembahkan kepada orang tua dan kakak saya tercinta, terimakasih telah mendukung dan senantiasa mendoakan saya sehingga mampu menyelesaikan pendidikan. Untuk dosen pembimbing saya Bapak Arif Pristianto terima kasih telah sabar dalam membimbing saya sampai ke titik akhir serta terima kasih kepada seluruh dosen dan staf program studi fisioterapi. Tidak lupa, ucapan terima terima kasih juga saya ucapkan kepada seluruh teman – teman mahasiswa fisioterapi transfer 2015 atas kesediaannya dalam membantu menyelesaikan naskah publikasi ini.


(6)

7 DAFTAR PUSTAKA

Budiono, S., R.M.S, Jusuf & Andriana, P. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hendri, J. 2009. Riset Pemasaran. Universitas Gunadarma. Jakarta.

Hill, D. R. 2006. Giardiasis, Issues in Diagnosis and Management. Infect Dis Clin North Am. 7(3), 503-25.

Palmer & William. 2007. Tekanan Darah Tinggi. Erlangga. Jakarta.

Samara, D. 2007. Nyeri musculoskeletal pada leher pekerja dengan posisi pekerjaan yang statis. Universa Medicina; 26 : 137-142.

Suharto. 2004. Penatalaksanaan Terapi Latihan Metode McKenzie pada nyeri tengkuk. Jakarta. Majalah IDI.

Thompson, P., Morris, D., Saynor, M., & Hill, J. 2013. Neck pain. Arthritis Research UK.

Trinkoff, A.M., Liscomb, J.A., Geiger-Brown, J., & Brady, B. 2002. Am J Ind Med; 41: 170-8.


Dokumen yang terkait

Evaluasi Karakteristik Operasional Angkutan Umum Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) (Studi Kasus : PO.DATRA dan CV.PAS Trayek Medan-Sidikalang)

4 34 149

HUBUNGAN ANTARA LAMA DUDUK TANPA SANDARAN DENGAN TERJADINYA LOW BACK PAIN PADA PEKERJA MEBEL Hubungan Antara Lama Duduk Tanpa Sandaran Dengan Resiko Terjadinya Low Back Pain Pada Pekerja Mebel Di Pt. Marleny Jepara.

2 8 11

HUBUNGAN ANTARA LAMA DUDUK TANPA SANDARAN DENGAN TERJADINYA LOW BACK PAIN PADA PEKERJA MEBEL Hubungan Antara Lama Duduk Tanpa Sandaran Dengan Resiko Terjadinya Low Back Pain Pada Pekerja Mebel Di Pt. Marleny Jepara.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA LAMA DUDUK PENGEMUDI BIS TERHADAP RISIKO TERJADINYA KONDISI NECKPAIN Hubungan Antara Lama Duduk Pengemudi Bis Terhadap Risiko Terjadinya Kondisi Neckpain.

0 4 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Lama Duduk Pengemudi Bis Terhadap Risiko Terjadinya Kondisi Neckpain.

0 2 4

HUBUNGAN DUDUK LAMA DAN STATIS DALAM MEMBATIKDENGAN FLEKSIBILITAS LUMBAL Hubungan Duduk Lama Dan Statis Dalam Membatik Terhadap Fleksibilitas Lumbal Di Danar Hadi Surakarta.

0 4 14

HUBUNGAN DURASI DUDUK DENGAN RISIKO TERJADINYA SCOLIOSISLUMBAL Hubungan Durasi Duduk Dengan Risiko Terjadinya Scoliosis Lumbal.

0 2 9

HUBUNGAN DURASI DUDUK DENGAN RISIKO TERJADINYA SCOLIOSISLUMBAL Hubungan Durasi Duduk Dengan Risiko Terjadinya Scoliosis Lumbal.

0 2 16

HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL.

0 0 7

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMANYA POSISI DUDUK DENGAN HUBUNGAN ANTARA LAMANYA POSISI DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI B KOTA DAMRI DI TERMINAL KARTASURA.

0 0 15