The Sensory And Flavor Characteristics Of Meat From Cattle And Buffalo Fatten On Feedlot Ration Supplemented By Protected Lemuru Fish Oil In The Form Of Dried Carboxylate Salt Mixture (DCM)

SIFAT SENSORI DAN KARAKTERISTIK FLAVOR DAGING
SAPI PO DAN KERBAU RAWA YANG DIGEMUKKAN
DENGAN RANSUM DISUPLEMENTASI MINYAK
IKAN LEMURU TERPROTEKSI

SKRIPSI
WIWI JAMILAH

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

RINGKASAN
Wiwi Jamilah. D14080255. 2012. Sifat Sensori dan Karakteristik Flavor Daging
Sapi PO dan Kerbau Rawa yang Digemukkan Dengan Ransum yang
Disuplementasi Minyak Ikan Lemuru Terproteksi. Skripsi. Departemen Ilmu
Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. B.N. Polii, SU
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Rudy Priyanto
Kebutuhan masyarakat akan daging di Indonesia terus meningkat. Daging

sapi merupakan daging yang biasa dikonsumsi dan lebih disukai oleh masyarakat
dibandingkan daging kerbau. Karakteristik daging kerbau memiliki warna lebih
merah dan tekstur lebih kasar dibandingkan dengan daging sapi. Upaya peningkatan
kualitas gizi daging kerbau dapat dilakukan dengan cara penggemukan dengan
pemberian pakan yang berkualitas. Salah satu alternatif pakan suplemen yang dapat
ditambahkan adalah minyak ikan lemuru yang diproteksi kedalam bentuk campuran
garam karboksilat kering (CGKK). Faktor yang ikut menentukan kelezatan dan daya
terima daging yang dikonsumsi, antara lain adalah warna, tekstur, bau dan flavor.
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan sifat sensori dari daging sapi dan
kerbau, serta mengidentifikasi komponen senyawa volatil yang membentuk flavor
pada daging sapi dan kerbau yang digemukkan dengan ransum yang disuplementasi
minyak ikan lemuru terproteksi.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ruminansia Besar Blok A,
Laboratorium Produksi Ternak Ruminansia Besar, Laboratorium Teknologi Hasil
Ternak Fakultas Peternakan, Technopark SEAFAST, dan Laboratorium Flavor
BBPTP. Ternak yang digunakan adalah ternak jantan yang berjumlah enam ekor
kerbau Rawa dan delapan ekor sapi PO. Jenis perlakuan adalah Konsentrat tanpa
CGKK dan Konsentrat + CGKK 45gram/kg konsentrat. Kedua jenis ternak diberi
perlakuan selama dua setengah bulan.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) pola faktoial 2x2. Faktor pertama adalah jenis ternak (kerbau dan sapi)
sedangkan faktor kedua adalah penambahan pakan suplemen (konsentrat tanpa
CGKK dan konsentrat + CGKK 45 gram/kg konsentrat atau 4,5%). Tiap perlakuan
terdiri atas tiga ekor kerbau dan empat ekor sapi, sebagai ulangan. Peubah yang
diukur meliputi: sifat-sifat sensori daging (warna, tekstur, dan bau) dan komponen
volatil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daging dengan perlakuan CGKK
memiliki bau minyak ikan lebih kuat dibandingkan daging tanpa CGKK (P