Motivasi dan Perilaku Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7 pada Petani Desa Citapen, Kabupaten Bogor

MOTIVASI DAN PERILAKU MENONTON PROGRAM
ACARA MERAJUT ASA TRANS7 PADA PETANI DESA
CITAPEN, KABUPATEN BOGOR

FINA FERYANDES

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Motivasi dan Perilaku
Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7 pada Petani Desa Citapen,
Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2013
Fina Feryandes
NIM I34080032

ABSTRAK
FINA FERYANDES. Motivasi dan Perilaku Menonton Program Acara Merajut
Asa Trans7 pada Petani Desa Citapen, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh
HADIYANTO.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik
demografis dengan motivasi menonton, hubungan antara tingkat afiliasi kelompok
sosial dengan motivasi menonton, hubungan antara tipe kepribadian dengan
motivasi menonton, dan hubungan antara motivasi menonton dengan perilaku
menonton program acara Merajut Asa Trans7. Sampel penelitian ini adalah buruh
tani RW 05 Desa Citapen yang pernah menonton program acara tersebut. Hasil
penelitian ini menjelaskan bahwa jenis kelamin berhubungan dengan motivasi
hiburan dan pekerjaan tambahan berhubungan dengan motivasi identitas pribadi.
Usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, dan
tipe kepribadian tidak berhubungan dengan motivasi menonton. Tingkat afiliasi

kelompok sosial berhubungan hanya dengan motivasi informasi dan motivasi
identitas pribadi, sedangkan motivasi menonton tidak berhubungan dengan
perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans7.
Kata kunci: karakteristik demografis, afiliasi kelompok, kepribadian, motivasi
menonton, perilaku menonton

ABSTRACT
FINA FERYANDES. Motivation and Viewing Behavior of Watching Merajut
Asa Trans7 Program of Farmer’s Citapen Village, Bogor Regency. Supervised by
HADIYANTO.
This study aimed to asses the correlation between demographic
characteristics with viewing motivation, the correlation between social groups
affiliation with viewing motivation, the correlation between personality type with
viewing motivation, and the correlation between viewing motivation with viewing
behavior of watching Merajut Asa Trans7 program. The research sample was farm
worker in RW 05 Citapen Village who had seen the program. The results of the
study explain that gender associated with integration and social interaction
motivation and additional work associated with personal identity motivation. Age,
level of education, income levels, family’s size, and the type of personality was
not associated with viewing motivation. The level of social group affiliation

associated only with information motivation and personal identity motivation,
while viewing motivation was not related with viewing behavior of Merajut Asa
Trans7 program.
Keywords: demographic characteristic, group affiliation, personality, viewing
motivation, viewing behavior

MOTIVASI DAN PERILAKU MENONTON PROGRAM
ACARA MERAJUT ASA TRANS7 PADA PETANI DESA
CITAPEN, KABUPATEN BOGOR

FINA FERYANDES

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Motivasi dan Perilaku Menonton Program Acara Merajut Asa
Trans7 pada Petani Desa Citapen, Kabupaten Bogor
Nama
: Fina Feryandes
NIM
: I34080032

Disetujui oleh

Ir Hadiyanto, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret-April 2013 ini ialah
Motivasi dan Perilaku Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7 pada Petani
Desa Citapen, Kabupaten Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Hadiyanto, MSi selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberi masukan dan bimbingan
kepada penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada warga Desa Citapen, khususnya warga RW 05
yang telah bersedia menjadi responden penelitian. Kemudian kepada tim Merajut
Asa Trans7, khususnya Kak Uthe selaku asisten produksi program tersebut yang
juga bersedia membantu memberi informasi mengenai program Merajut Asa.
Selain itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayahanda Dr. Ir.
Yulfiperius, MSi, ibunda Ir. Zulfa Yandes, MSi, adinda Annisa Amalliah yang
selalu memberi semangat, dukungan, dan doa kepada penulis dengan penuh
keikhlasan. Terima kasih kepada Ela, Zona, Santi, Zela, teman-teman KPM 46

yang telah memberikan dukungan, semangat dan kebersamaan kepada penulis
selama di KPM. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabatku
tersayang yaitu Stannia, Nisa, Rima, Via dan praktikan-praktikan Daskom S02
(KPM49) yang senantiasa juga selalu memberi dukungan doa dan semangat
selama ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Bogor, Juni 2013
Fina Feryandes

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR LAMPIRAN


xii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian


3

PENDEKATAN TEORETIS

5

Tinjauan Pustaka

5

Televisi

5

Teori Uses and Gratifications

7

Motivasi Menonton Televisi


9

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Menonton Televisi

11

Perilaku Menonton Televisi

13

Hubungan Motivasi Menonton dengan Perilaku Menonton Televisi

14

Kerangka Pemikiran

14

Hipotesis Penelitian


16

Definisi Operasional

17

METODE

21

Lokasi dan Waktu Penelitian

21

Teknik Pengumpulan Data

21

Teknik Pengolahan dan Analisis Data


22

Validitas dan Reliabilitas

23

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

25

Gambaran Umum Desa Citapen

25

Karakteristik Penduduk Desa Citapen

26

GAMBARAN UMUM STASIUN TV TRANS7 DAN PROGRAM ACARA
MERAJUT ASA

29

Gambaran Umum Trans7

29

Program Acara Merajut Asa

30

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS DENGAN MOTIVASI
MENONTON PROGRAM ACARA MERAJUT ASA TRANS7

33

Karakteristik Demografis Responden

33

Motivasi Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7

35

Hubungan Karakteristik Demografis Responden dengan Motivasi Menonton
Program Acara Merajut Asa Trans7
36
Ringkasan
HUBUNGAN TINGKAT AFILIASI KELOMPOK SOSIAL DENGAN
MOTIVASI MENONTON PROGRAM ACARA MERAJUT ASA TRANS7

42
45

Tingkat Afiliasi Responden dalam Kelompok Sosial

45

Hubungan Tingkat Afiliasi Kelompok Sosial dengan Motivasi Menonton
Program Acara Merajut Asa Trans7

46

Ringkasan

47

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN MOTIVASI MENONTON
PROGRAM ACARA MERAJUT ASA TRANS7

49

Tipe Kepribadian Responden

49

Hubungan Tipe Kepribadian dengan Motivasi Menonton Program Acara
Merajut Asa Trans7

49

Ringkasan

54

HUBUNGAN MOTIVASI MENONTON DENGAN PERILAKU MENONTON
PROGRAM ACARA MERAJUT ASA TRANS7
55
Perilaku Menonton

55

Hubungan Motivasi Menonton dengan Durasi Menonton Program Acara
Merajut Asa Trans7

57

Hubungan Motivasi Menonton dengan Frekuensi Menonton Program Acara
Merajut Asa Trans7
58
Ringkasan
SIMPULAN DAN SARAN

59
61

Simpulan

61

Saran

61

DAFTAR PUSTAKA

63

LAMPIRAN

65

RIWAYAT HIDUP

95

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

12

13

14
15
16

17

18
19

20

Teori motivasi Katz, Gurevitch, dan Haas serta teori motivasi
McQuail dan kawan-kawan
Hasil uji validitas kuesioner menggunakan uji statistik Korelasi
Pearson
Jumlah sarana dan prasarana pendidikan di Desa Citapen Tahun
2013
Jumlah dan persentase penduduk di Desa Citapen menurut kelompok
usia dengan jenis kelamin tahun 2012
Jumlah dan persentase tingkat pendidikan di Desa Citapen tahun
2013
Jumlah dan persentase penduduk Desa Citapen menurut lapangan
pekerjaan utama tahun 2011
Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik
demografis di Desa Citapen tahun 2013
Motivasi menonton dan rata-rata total motivasi menonton di Desa
Citapen tahun 2013
Hasil uji statistik hubungan antara usia dengan motivasi menonton
program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dengan motivasi
hiburan di Desa Citapen tahun 2013
Hasil uji statistik hubungan antara jenis kelamin dengan motivasi
menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun
2013
Hasil uji statistik hubungan antara tingkat pendidikan dengan
motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa
Citapen tahun 2013
Hasil uji statistik hubungan antara tingkat pendapatan dengan
motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa
Citapen tahun 2013
Jumlah responden berdasarkan pekerjaan tambahan dengan motivasi
identitas pribadi di Desa Citapen tahun 2013
Hasil uji statistik hubungan antara pekerjaan tambahan dengan
motivasi identitas pribadi di Desa Citapen tahun 2013
Hasil uji statistik hubungan antara jumlah tanggungan keluarga
dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di
Desa Citapen tahun 2013
Nilai signifikansi hubungan antara karakteristik demografis dengan
motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa
Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat afiliasi
kelompok sosial di Desa Citapen tahun 2013
Hasil uji statistik hubungan antara tingkat afiliasi kelompok sosial
dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di
Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden menurut tipe kepribadian dengan
motivasi informasi di Desa Citapen tahun 2013

10
24
25
26
26
27
33
36
37
38

38

39

40
40
41

42

42
45

46
50

21
22
23
24

25
26
27
28

29

Hasil uji statistik hubungan antara tipe kepribadian dengan motivasi
informasi di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan tipe kepribadian
dengan motivasi identitas pribadi di Desa Citapen tahun 2013
Hasil uji statistik hubungan antara tipe kepribadian dengan motivasi
identitas pribadi di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan tipe kepribadian
dengan motivasi integrasi dan interaksi sosial di Desa Citapen tahun
2013
Hasil uji statistik hubungan antara tipe kepribadian dengan motivasi
integrasi dan interaksi sosial di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan tipe kepribadian
dengan motivasi hiburan di Desa Citapen tahun 2013
Hasil uji statistik hubungan antara tipe kepribadian dengan motivasi
hiburan di Desa Citapen tahun 2013
Hasil uji statistik korelasi antara motivasi menonton dengan durasi
menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun
2013
Hasil uji statistik korelasi antara motivasi menonton dengan
frekuensi menonton program acara Merajut Asa Trans7 di Desa
Citapen tahun 2013

50
51
51

52
52
53
53

57

58

DAFTAR GAMBAR
Uses and Gratifications Model
Kerangka Pemikiran
Logo Trans7
Persentase responden berdasarkan tipe kepribadian di Desa Citapen
tahun 2013
Persentase responden berdasarkan durasi menonton di Desa Citapen
tahun 2013
Persentase responden berdasarkan frekuensi menonton di Desa Citapen
tahun 2013

1
2
3
4
5
6

8
16
29
49
55
56

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Lokasi Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor
Daftar Responden
Kuesioner Penelitian
Hasil Uji Statistik Chi Square
Hasil Uji Statistik Rank Spearman

65
66
67
75
81

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini media massa semakin berkembang pesat seiring dengan kemajuan
teknologi yang terus meningkat. Misalnya, media massa yang mungkin awal
mulanya hanya berupa media massa cetak, saat ini sudah berkembang berupa
media massa elektronik. Salah satu media massa yang berkembang pesat saat ini
adalah jasa penyiaran televisi khususnya lembaga penyiaran swasta. Hal ini
terbukti dengan munculnya beragam stasiun televisi swasta dalam dunia
pertelevisian di Indonesia antara lain RCTI, SCTV, Indosiar, Anteve, MNC TV,
Metro TV, Trans TV, Trans7, TV One, Global TV, dan beberapa televisi swasta
lainnya.
Kemunculan beragam stasiun televisi swasta tersebut menambah pilihan
bagi khalayak dalam menggunakan media massa untuk mengakses informasi yang
mereka butuhkan. Setiap program siaran yang dihadirkan stasiun televisi wajib
mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan
intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan
kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia (Pasal 36
ayat (1) UU No. 32 tahun 2002). Menurut Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan
Standar Program Siaran (SPS) pasal 22 (KPI 2012) juga menyebutkan bahwa
lembaga penyiaran wajib menjalankan dan menjujung tinggi idealisme jurnalistik
yang menyajikan informasi untuk kepentingan publik dan pemberdayaan
masyarakat, membangun dan menegakkan demokrasi, mencari kebenaran,
melakukan koreksi dan kontrol sosial, dan bersikap independen.
Namun, stasiun televisi swasta saat ini lebih banyak menghadirkan
program-program acara yang hanya lebih mengedepankan isi siaran bersifat
hiburan. Hal ini dikarenakan stasiun televisi swasta yang bersifat komersial
sehingga cenderung lebih memilih untuk banyak menghadirkan program-program
hiburan guna menarik minat khalayak. Hal ini juga dapat terlihat dari perilaku
menonton yang dimiliki khalayak cenderung lebih sering menonton program
hiburan daripada program informasi. Hasil penelitian Hadiyanto (2004)
menunjukkan bahwa jenis acara yang paling sering ditonton jika diranking,
ternyata program hiburan seperti film/sinetron menempati peringkat pertama,
kemudian aneka kuis dan program informasi seperti berita ada di peringkat
terakhir.
Jenis program acara lainnya yang ditayangkan stasiun televisi selain
program hiburan adalah program informasi. Berbagai stasiun televisi memiliki
format penayangan program informasi yang berbeda-beda guna menarik minat
khalayak selain program hiburan. Salah satu program informasi yang dikemas
berbeda saat ini adalah program magazine Merajut Asa Trans 7. Kisah-kisah yang
disajikan dalam program ini dilakukan di lokasi narasumber dan menghadirkan
dialog dengan narasumber. Kemudian, ada penayangan beberapa adegan ilustrasi
dari narasumber yang dapat menjadi salah satu daya tarik program. Program ini
menayangkan berbagai macam kisah nyata dari masyarakat kecil seperti petani,
nelayan, dan usaha mikro yang sedang mengalami permasalahan. Permasalahan

2
yang ada tidak lantas membuat mereka menyerah untuk mengatasinya, bahkan
mereka menjadi penggerak dalam lingkungan sekitarnya.
Hadirnya program acara Merajut Asa ini dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat kecil seperti petani, nelayan, usaha mikro, dan lain-lain yang sedang
mengalami permasalahan, karena setiap kisah yang diceritakan dalam program
merupakan informasi yang dapat membantu pemberdayaan masyarakat kecil.
Contohnya adalah pada saat episode tanggal 15 Februari 2013 tentang seorang
petani di daerah Subang yang memanfaatkan jerami untuk diolah menjadi pupuk
organik sehingga mampu menyuburkan tanah-tanah pertanian di daerahnya yang
kurang subur dan meningkatkan hasil produksi pertaniannya.
Selain itu, hadirnya program acara Merajut Asa juga menambah pilihan
acara bagi khalayak. Khalayak dapat memilih program acara yang akan ditonton
sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Pemilihan tersebut didasarkan pada
motivasi khalayak dalam menonton suatu program acara. Motivasi menonton
tersebut menurut McQuail dan kawan-kawan (1972) dalam McQuail (1991)
biasanya berupa motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi
dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan. Motivasi menonton tersebut menurut
Katz, Gurevitch, dan Haas dalam Effendy (2003) biasanya juga muncul karena
adanya hubungan dengan karakteristik demografis, tingkat afiliasi kelompok, dan
tipe kepribadian khalayak. Motivasi menonton biasanya juga akan berhubungan
dengan bagaimana perilaku menonton yang dimiliki khalayak terhadap program
acara yang mereka pilih. Perilaku menonton tersebut menurut DeFleur dan
Lowery (1994) biasanya dapat dilihat dari frekuensi dan durasi menonton yang
dimiliki khalayak terhadap program acara yang mereka pilih.
Menanggapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat kecil
saat ini seperti dalam bidang pertanian, usaha mikro, dan lainnya, maka
dibutuhkan informasi yang lebih banyak lagi. Seseorang yang bekerja di bidang
pertanian adalah salah satu khalayak yang membutuhkan informasi yang dapat
membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam bidang
pertanian. Program informasi yang disajikan program acara Merajut Asa juga
lebih banyak menayangkan kisah-kisah yang berhubungan dengan masalahmasalah pertanian dan solusi-solusi yang dilakukan oleh petani yang sukses
menjadi penggerak di lingkungannya. Oleh karena itu, survei ini dilakukan pada
orang-orang yang bekerja pada bidang pertanian.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berkaitan dengan bagaimana motivasi dan perilaku menonton
program acara Merajut Asa Trans 7 di Desa Citapen, Kabupaten Bogor. Penduduk
di desa tersebut masih ada yang bekerja di bidang pertanian. Selain itu, desa
tersebut juga sudah dapat menangkap siaran tv dari Trans7. Melalui pemilihan
program acara Merajut Asa Trans 7 yang ditonton oleh masyarakat Desa Citapen
dapat dilihat perilaku menonton program tersebut yang didasari oleh motivasi
menonton televisi yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

Perumusan Masalah
Program acara Merajut Asa Trans7 merupakan salah satu program informasi
yang saat ini dikemas berbeda untuk menarik minat khalayak. Hadirnya program

3
acara Merajut Asa ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat kecil seperti
petani, nelayan, usaha mikro, dan lain-lain yang sedang mengalami permasalahan,
karena setiap kisah yang diceritakan dalam program tersebut merupakan informasi
yang dapat membantu pemberdayaan masyarakat kecil. Program acara Merajut
Asa dapat menambah pilihan acara bagi khalayak yang sesuai dengan
kebutuhannya. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang perlu dikaji, yaitu:
1. Bagaimana hubungan karakteristik demografis dengan motivasi menonton
program acara Merajut Asa Trans 7?
2. Bagaimana hubungan tingkat afiliasi kelompok sosial dengan motivasi
menonton program acara Merajut Asa Trans7?
3. Bagaimana hubungan tipe kepribadian dengan motivasi menonton program
acara Merajut Asa Trans7?
4. Bagaimana hubungan motivasi menonton dengan perilaku menonton program
acara Merajut Asa Trans7?

Tujuan Penelitian
1.
2.
3.
4.

Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Menganalisis hubungan karakteristik demografis dengan motivasi menonton
program acara Merajut Asa Trans7.
Menganalisis hubungan tingkat afiliasi kelompok sosial dengan motivasi
menonton program acara Merajut Asa Trans7.
Menganalisis hubungan tipe kepribadian dengan motivasi menonton program
acara Merajut Asa Trans7.
Menganalisis hubungan motivasi menonton dengan perilaku menonton
program acara Merajut Asa Trans7.

Manfaat Penelitian
1.

2.

3.

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi sarana untuk memperluas
pengetahuan dan pengalaman mengenai penggunaan media oleh khalayak
terhadap suatu program acara televisi.
Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat dijadikan sumber rujukan untuk
penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media oleh khalayak terhadap
suatu program acara televisi.
Bagi pihak media, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukkan untuk
membuat format suatu program acara yang sesuai dengan minat dan
kebutuhan khalayak.

PENDEKATAN TEORETIS
Tinjauan Pustaka
Televisi
Televisi merupakan media massa yang yang mampu menyajikan informasi
tidak hanya sekedar audio, tetapi juga visual yang membuat khalayak menjadi
lebih tertarik. Televisi dari segi semantiknya berasal dari Bahasa Inggris yaitu
television, tetapi dipercaya banyak orang bahwa kata tele dipinjam dari Bahasa
Yunani yang berarti jauh dan vision dipinjam dari Bahasa Latin yang berarti
pandangan atau pemandangan. Jadi televisi adalah pemandangan jauh dan
pandangan jauh (Wahyuni 2000). Televisi juga merupakan media yang dapat
mendominasi komunikasi massa karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan khalayak (Riswandi 2009). Televisi memiliki beberapa fungsi.
Menurut Hofmann (1999), ada lima fungsi televisi yang pada umumnya diakui
antara lain:
a. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia
Fungsi ini sering disebut fungsi informasi. Namun di sini istilah informasi
sengaja tidak dipakai, supaya tidak timbul salah paham seakan-akan fungsi
televisi adalah saluran penerangan bagi penguasa untuk memberi informasi
kepada rakyat sesuai dengan kepentingan pemerintah. Fungsi televisi yang
sebenarnya adalah mengamati kejadian di dalam masyarakat dan kemudian
melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan.
b. Menghubungkan satu dengan yang lain.
Menurut Neil Postman televisi tidak berkesinambungan. Namun, televisi
menyerupai mosaik dapat saja menghubungkan hasil pengawasan lain secara
jauh lebih gampang daripada sebuah dokumen tertulis.
c. Menyalurkan kebudayaan
Televisi tidak hanya mencari, tetapi juga ikut memperkembangkan
kebudayaan. Fungsi ini dilihat sebagai pendidikan.
d. Hiburan
Hiburan semakin diakui sebagai kebutuhan manusia. Tanpa hiburan manusia
tidak dapat hidup wajar. Hiburan merupakan rekreasi, artinya berkat hiburan
manusia menjadi segar untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Oleh karena itu,
dalam televisi mempunyai unsur hiburan.
e. Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat
Televisi harus proaktif memberi motivasi dan menganjurkan supaya orang
mau dibantu secara preventif dalam situasi darurat.
Namun menurut Ardianto, Karlinah, dan Komala (2005), menyatakan
bahwa fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan
radio siaran) yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk.
Saat ini, televisi semakin berkembang pesat di Indonesia baik televisi publik
maupun televisi swasta. Masing-masing stasiun televisi menyajikan beraneka
ragam program acara guna menarik perhatian khalayak dan tentunya programprogram acara yang disajikan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan khalayak.
Hal ini tentunya menambah pilihan bagi khalayak dalam menonton televisi yang
sesuai dengan minat dan kebutuhannya tersebut.

6
Menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara,
sedangkan menurut kamus Webster International volume (2) lebih merinci lagi,
yakni program adalah suatu jadwal atau perencanaan untuk ditindaklanjuti dengan
penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara
(Soenarto 2007). Selain itu menurut Soenarto (2007) menyatakan bahwa secara
teknis penyiaran televisi, program televisi diartikan sebagai penjadwalan atau
perencanaan siaran televisi dari hari ke hari dan dari jam ke jam setiap harinya.
Namun, menurut Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran
(SPS) tidak menggunakan istilah program melainkan “program siaran” (KPI
2012). Program siaran adalah program yang berisi pesan atau rangkaian pesan
dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis,
karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang disiarkan oleh lembaga
penyiaran.
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien
tertarik untuk mengikutinya. Bagian yang paling bertanggung jawab dalam
mengelola program atau acara pada suatu stasiun penyiaran adalah bagian
departemen program. Stasiun televisi biasanya setiap hari menyajikan berbagai
macam jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam.
Menurut Morissan (2005), program dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
berdasarkan jenisnya yaitu:
1.
Program informasi (berita)
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Daya
tarik program ini adalah informasi. Program informasi dapat dibagi menjadi
dua bagian yaitu:
a. Berita keras (hard news) yaitu segala informasi penting dan menarik
yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang
segera untuk diketahui khalayak. Istilah lain dari berita keras adalah
straight news.
b. Berita lunak (soft news) adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (indepht), tetapi tidak
bersifat harus segera ditayangkan. Istilah lain dari berita lunak misalnya
news magazine, current affair, dan lain-lain.
Infotainment juga merupakan salah satu bentuk program berita. Namun
demikian, fungsi infotainment sebenarnya lebih besar sebagai hiburan bagi
khalayak.
2.
Program hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur khalayak dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan.
Program hiburan dapat dibagi menjati tiga bagian yaitu:
a. Program drama adalah pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang
(tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik
dan emosi. Program televisi yang termasuk dalam drama adalah sinema
elektronik (sinetron) dan film.
b. Program permainan atau game show merupakan suatu bentuk program
yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun
kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.

7
Program ini pun dapat dirancang dengan melibatkan khalayak. Program
permainan dibagi menjadi tiga jenis yaitu quiz show, ketangkasan,
reality show.
c. Program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip
atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan
(outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi
saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik khalayak
tidak saja dari kualitas suara, tetapi juga berdasarkan bagaimana
mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.
Selain itu, pembagian program acara juga bisa berdasarkan apakah suatu
program bersifat faktual atau fiktif (Morissan 2005). Program faktual antara lain
meliputi program berita, dokumenter atau reality show. Sementara itu, program
yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi.
Teori Uses and Gratifications
Model Uses and Gratifications memandang khalayak sebagai individu yang
aktif dan selektif dalam menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Pemenuhan kebutuhan tersebut biasanya didasari oleh motivasi tertentu yang
dimiliki khalayak.
Selain itu, model Uses and Gratifications juga merupakan suatu pendekatan
yang melibatkan suatu pergeseran fokus dari tujuan penyampaian pesan ke tujuan
penerima pesan. Pendekatan ini berusaha menentukan fungsi apa saja yang
dijalankan oleh komunikasi massa terhadap khalayaknya. Menurut Katz, Blumler,
dan Gurevitch (1974) dalam Severin dan Tankard (2009), ada tujuh unsur dalam
pendekatan Uses and Gratifications antara lain adalah:
1. Asal usul sosial dan psikologis
2. Kebutuhan yang melahirkan
3. Harapan-harapan akan media massa
4. Media massa yang mengarah pada berbagai pola paparan media
5. Berbagai pola paparan media yang berbeda (atau keterikatan dalam berbagai
aktivitas lain)
6. Gratifikasi kebutuhan
7. Konsekuensi-konsekuensi lain, mungkin merupakan konsekuensikonsekuensi yang paling tidak diniatkan.
Kemudian Katz, Blumler, dan Gurevitch (1974) dalam Severin dan Tankard
(2009), mengutip dua peneliti Swedia yang pada tahun 1968 mengusulkan model
Uses and Gratifications yang meliputi tiga unsur antara lain: (1) khalayak
dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa
diasumsikan berorientasi pada sasaran; (2) dalam proses komunikasi massa,
banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang
terletak pada khalayak; (3) media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan
kebutuhan yang lain.
Ada beberapa kategori yang juga diusulkan oleh McQuail, Blumler, dan
Brown (1972) dalam Severin dan Tankard (2009) untuk model Uses and
Gratifications berdasarkan penelitian mereka di Inggris. Kategori-kategori
tersebut antara lain adalah:
1. Pengalihan – pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi.

8
2.
3.
4.

Hubungan personal – manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti
media kepentingan perkawanan.
Identitas pribadi atau psikologi individu – penguatan nilai atau penambahan
keyakinan; pemahaman-diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya.
Pengawasan – informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi
seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan
sesuatu.

Social
Environment
1. Demograp
hics
characteris
tics
2. Group
affiliations
3. Personality
characteris
tics
(psycholog
ical
disposition

Individual’s
Needs
1. Cognitive
needs
2. Affective
needs
3. Personal
integrative
needs
4. Social
integrative
needs
5. Tensionrelease or
escape

Nonmedia
Sources of Need
Satisfaction
1. Family,
friends
2. Interpersonal
communicatin
3. Hobbies
4. Sleep
5. Drugs etc

Mass Media
Use
1. Media typenewspaper,
radio, TV,
movies
2. Media
contents
3. Exposure to
media
4. Social,
context
exposure

Media
Gratications
(Functions)
1. Surveilance
2. Diversion/en
tertainment
3. Personal
4. Social
relationship

Gambar 1 Uses and Gratifications Model
Sumber : Effendy (2003)

Gambar 1 merupakan salah satu model Uses and Gratifications yang
berkembang yang diketengahkan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas (Effendy 2003).
Model ini memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang meliputi
ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian untuk memenuhi kebutuhan.
Kebutuhan individu dikategorisasikan sebagai cognitive needs yang berkaitan
dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan;
affective needs yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang
estetis, menyenangkan, dan emosional; personal integrative needs yang berkaitan

9
dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual;
social integrative needs yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan
keluarga, teman, dan dunia; escapist needs yang berkaitan dengan upaya
menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.
Motivasi Menonton Televisi
Motivasi ialah proses yang terjadi di dalam diri, yang menciptakan tujuan
dan memberikan energi bagi perilaku seseorang (Kimble et al. 1984 dalam
Daryanto 2011). Motif ialah dorongan bertindak untuk memenuhi suatu
kebutuhan, dirasakan sebagai kemauan, keinginan, yang kemudian terwujud
dalam bentuk perilaku nyata (Daryanto 2011).
Menurut Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) dalam Severin dan Tankard
(2009), media massa merupakan suatu alat yang digunakan oleh individu-individu
untuk berhubungan (atau memutuskan hubungan) dengan yang lain. Mereka
membuat daftar 35 kebutuhan yang diambil “(sebagian besar spekulatif) dari
literatur tentang fungsi-fungsi sosial dan psikologis media massa” dan
menggolongkannya ke dalam lima kategori. Lima kategori tersebut merupakan
kebutuhan individu yang dapat menjadi motivasi khalayak dalam penggunaan
media, antara lain:
1. Kebutuhan kognitif – memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman.
2. Kebutuhan afektif – emosional, pengalaman menyenangkan, atau estetis.
3. Kebutuhan integratif personal – memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri,
stabilitas, dan status.
4. Kebutuhan integratif sosial – mempererat hubungan dengan keluarga, teman,
dan sebagainya.
5. Kebutuhan pelepasan ketegangan – pelarian dan pengalihan.
Sementara itu menurut McQuail dan kawan-kawan (1972) dalam McQuail
(1991), motivasi khalayak dalam menggunakan media terdiri dari:
1. Informasi
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan
hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.
d. Belajar, pendidikan diri sendiri.
e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
2. Identitas pribadi
a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
b. Menemukan model perilaku.
c. Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
3. Integrasi dan interaksi sosial
a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial.
b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.
c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.
d. Memperoleh teman selain dari manusia.
e. Membantu menjalankan peran sosial.

10
f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga,
teman, dan masyarakat.
4. Hiburan
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
b. Bersantai.
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d. Mengisi waktu.
e. Penyaluran emosi.
f. Membangkitkan gairah seks.
Miranda (2010) menambahkan satu motivasi lainnya yaitu motivasi
identitas kolektif selain dari motivasi informasi, motivasi identitas pribadi,
motivasi integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan. Selain itu, Permata
(2010) juga menambahkan satu motivasi lainnya yaitu motivasi ekonomi selain
dari motivasi informasi, motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi
sosial, serta motivasi hiburan. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dibuat
pemetaan mengenai teori motivasi yang dikembangkan oleh Katz, Gurevitch, dan
Haas serta teori motivasi yang dikembangkan oleh McQuail dan kawan-kawan
yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Teori motivasi Katz, Gurevitch, dan Haas serta teori motivasi McQuail
dan kawan-kawan
Teori motivasi
Katz, Gurevitch, dan Haas
McQuail dan kawan-kawan
Kebutuhan kognitif:
Motivasi informasi:
memperoleh informasi, pengetahuan, mencari berita tentang peristiwa dan
dan pemahaman
kondisi
yang
berkaitan
dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan
dunia, mencari bimbingan menyangkut
berbagai masalah praktis, pendapat, dan
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
penentuan pilihan, memuaskan rasa
ingin tahu dan minat umum, belajar,
pendidikan diri sendiri.
Memperoleh rasa damai melalui
penambahan pengetahuan
Kebutuhan integratif personal:
Motivasi identitas pribadi:
memperkuat
kredibilitas,
rasa menemukan
penunjang
nilai-nilai
percaya diri, stabilitas, dan status
pribadi, menemukan model perilaku,
mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai
lain (dalam media), meningkatkan
pemahaman tentang diri sendiri

11

Teori motivasi
Katz, Gurevitch, dan Haas
McQuail dan kawan-kawan
Kebutuhan integratif sosial:
Motivasi integrasi dan interaksi sosial:
mempererat
hubungan
dengan memperoleh
pengetahuan
tentang
keluarga, teman, dan sebagainya
keadaan orang lain, empati sosial,
mengidentifikasi diri dengan orang lain
dan meningkatkan rasa memiliki,
menemukan bahan percakapan dan
interaksi sosial, memperoleh teman
selain dari manUsia, membantu
menjalankan
peran
sosial,
memungkinkan seseorang untuk dapat
menghubungi sanak-keluarga, teman,
dan masyarakat
Kebutuhan afektif:
Motivasi hiburan:
emosional,
pengalaman melepaskan diri atau terpisah dari
menyenangkan, atau estetis
permasalahan, bersantai, memperoleh
dan
Kebutuhan
pelepasan kenikmatan jiwa dan estetis, mengisi
ketegangan:
waktu,
penyaluran
emosi,
pelarian dan pengalihan
membangkitkan gairah seks
Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat kesetaraan antara teori motivasi yang
dikembangkan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas dengan teori motivasi yang
dikembangkan McQuail. Kebutuhan kognitif setara dengan motivasi informasi,
kebutuhan afektif dan kebutuhan pelepasan ketegangan setara dengan motivasi
hiburan. Sementara itu, kebutuhan integratif personal setara dengan motivasi
identitas pribadi dan kebutuhan integratif sosial setara dengan motivasi integrasi
dan interaksi sosial.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Menonton Televisi
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan motivasi khalayak dalam
menonton televisi. Khalayak itu sendiri biasa disebut dengan istilah penerima,
sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan
(Cangara 2008). Khalayak dalam studi komunikasi bisa berupa individu,
kelompok, dan masyarakat. Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan
motivasi menonton televisi berdasarkan model Uses and Gratifications yang
diketengahkan oleh Katz, Gurevitch dan Hass ada tiga yaitu:
1. Karakteristik demografis
Menurut Morissan (2005), segmentasi demografis pada dasarnya adalah
segmentasi yang didasarkan pada peta kependudukan misalnya: usia, jenis
kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis
pekerjaan, tingkat penghasilan, agama, suku, dan sebagainya. Berikut beberapa
penjelasan mengenai segmentasi demografis khalayak menurut Morissan
(2005):
a. Usia

12
Biasanya khalayak dibedakan menurut usia anak-anak, remaja, dewasa dan
orang tua. Namun, pembagian ini masih dinggap luas. Misalnya, kelompok
usia dewasa bisa dibagi kembali menjadi beberapa kelompok usia.
b. Jenis kelamin
Ada beberapa program acara yang biasanya dibedakan menurut segmentasi
jenis kelamin khalayaknya. Program olahraga (biasanya disukai khalayak
laki-laki), infotainment (wanita), sinetron (wanita), program memasak
(wanita), program berita (laki-laki). Namun, ada beberapa program tertentu
yang biasanya tidak membedakan jenis kelamin khalayak seperti program
komedi. Pada umumnya, wanita lebih banyak menonton televisi dari pada
pria.
c. Tingkat pendidikan
Khalayak dapat pula dikelompokkan menurut tingkat pendidikan yang
dicapai. Pendidikan menentukan intelektualitas seseorang. Pada akhirnya,
tingkat intelektualitas ini akan menentukan pilihan barang-barang, jenis
hiburan, dan program radio atau televisi yang diikutinya.
d. Tingkat pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh oleh khalayak. Tingkat
pendapatan biasanya akan mempengaruhi kemampuan khalayak dalam
mengakses sumber-sumber daya seperti akses terhadap media informasi.
e. Pekerjaan
Khalayak yang memiliki jenis pekerjaan yang tertentu umumnya
mengkonsumsi barang-barang tertentu pula yang berbeda dengan jenis
pekerjaan lainnya. Selera merekapun umumnya juga berbeda pula dalam
mengkonsumsi suatu program acara televisi.
2. Afiliasi kelompok sosial
Teori afiliasi dalam model Uses and Gratifications memandang manusia
sebagai makhluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain
(Rakhmat 2005). Ia ingin memelihara hubungan baik dalam hubungan
interpersonal dengan saling membantu dan saling mencintai. Hubungannya
dengan gratifikasi media, menekankan fungsi media massa dalam
menghubungkan individu dengan individu lain. Asumsi pokok dari Katz,
Gurevitz, dan Hass dalam Rakhmat (2005) adalah pandangan bahwa
komunikasi massa digunakan individu untuk menghubungkan dirinya dengan
orang lain (diri, keluarga, kawan, bangsa, dan sebagainya).
Salah satu cara yang dapat digunakan individu untuk menghubungkan
dirinya dengan orang lain adalah dengan berafiliasi dalam kelompok sosial
yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Menurut Newcomb, Turner, dan
Converse dalam Santosa (2009) mendefinisikan kelompok sosial adalah
sejumlah orang-orang yang dilihat sebagai kesatuan tunggal, merupakan satu
kelompok sosial, tetapi berfokus pada interaksi kelompok dan ciri-cirinya yang
relatif stabil.
3. Kepribadian
Kata kepribadian berasal dari kata personality (Bahasa Inggris) yang
berasal dari kata persona (Bahasa Latin) yang berarti kedok atau topeng, yaitu
tutup muka yang sering dipakai oleh pemain panggung untuk menggambarkan
perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Namun, ada beberapa pendapat dari
para ahli mengenai definisi kepribadian. Menurut G.W Allport dalam Sujanto,

13
Lubis, dan Hadi (2004) menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu organisasi
psikopisis yang dinamis pada seseorang yang menyebabkan ia dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sementara itu menurut M. Prince
dalam Sujanto, Lubis, dan Hadi (2004), menyatakan bahwa kepribadian tidak
hanya disposisi yang dibawa sejak lahir, tetapi ada pula disposisi-disposisi
psikhis lainnya yang diperoleh dari pengalaman.
Ada beberapa ciri kepribadian yang disampaikan oleh beberapa ahli dan
salah satunya adalah menurut Jung yang mengacu pada salah satu konsep yaitu
sikap jiwa. Sikap jiwa ialah arah dari pada energi psikhis umum atau libido
yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah
aktivitas tersebut dapat ke luar ataupun ke dalam, dan demikian pula arah
orientasi manusia terhadap dunianya, dapat ke luar ataupun ke dalam (Sujanto,
Lubis, dan Hadi 2004).
Menurut Jung dalam Sujanto, Lubis, dan Hadi (2004), berdasarkan sikap
jiwanya menggolongkan kepribadian manusia menjadi dua tipe yaitu:
1. Tipe Terbuka (Esktrovert)
Orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan, dan tindakannya
terutama ditentukan oleh lingkungannya baik lingkungan sosial maupun non
sosial. Biasanya tipe ekstrovert selalu berpikir positif terhadap masyarakat,
seperti:
a. Hati terbuka
b. Mudah bergaul
c. Hubungan dengan orang lain lancar
2. Tipe Tertutup (Introvert)
Orientasinya terutama tertuju ke dalam. Pikiran, perasaan, dan tindakannya
terutama ditentukan oleh faktor subjektif. Biasanya tipe introvert memiliki
ciri-ciri seperti:
a. Kurang dapat menyesuaikan diri dengan dunia luar
b. Jiwanya tertutup
c. Sukar bergaul
d. Sukar berhubungan dengan orang lain
e. Kurang dapat menarik hati orang lain
Ada beberapa hasil penelitian sebelumnya yang menjelaskan tentang
beberapa faktor yang berhubungan dengan motivasi menonton televisi. Menurut
Hendra (2011), faktor usia berhubungan dengan motivasi identitas pribadi, serta
motivasi integrasi dan interaksi sosial. Sementara itu, faktor tingkat pendidikan
berhubungan dengan semua motivasi menonton baik motivasi informasi, motivasi
identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan.
Semakin tinggi usia dan tingkat pendidikan khalayak, semakin tinggi motivasi
menonton suatu program acara yang dimiliki khalayak. Selain itu, faktor jenis
kelamin juga berhubungan dengan motivasi hiburan (Asmar 2009). Khalayak
yang berjenis kelamin laki-laki dengan khalayak yang berjenis kelamin
perempuan memiliki motivasi hiburan yang berbeda dalam menonton suatu
program acara televisi.
Perilaku Menonton Televisi
Perilaku menonton adalah tindakan yang dilakukan khalayak dalam
menonton program acara televisi karena adanya dorongan dari dalam dirinya

14
untuk menyaksikan program acara televisi. Menurut DeFleur dan Lowery (1994),
perilaku menonton televisi mencakup tiga aspek yaitu:
1. Durasi menonton, yaitu total waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi.
Durasi menonton biasanya diukur dengan meminta khalayak untuk
memperkirakan berapa banyak waktu “rata-rata” sehari yang digunakan untuk
menonton televisi. Asmar (2009), Kusumah (2010), Miranda (2010)
menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi khalayak dalam menonton
televisi, semakin lama waktu yang digunakan khalayak untuk menonton
televisi.
2. Pilihan acara yang ditonton, biasanya diukur dengan meminta khalayak untuk
membuat daftar acara favorit mereka. Asmar (2009) menyatakan bahwa
semakin tinggi motivasi khalayak dalam menonton televisi, semakin banyak
jenis pilihan acara yang ditontonnya.
3. Frekuensi menonton, yaitu tingkat keseringan khalayak melihat suatu
program secara berulang. Biasanya diukur dengan menanyakan khalayak
mengenai program-program yang memang disiarkan berulang pada setiap
periode waktu tertentu seberapa sering mereka menyaksikannya. Kusumah
(2010) menyatakan bahwa semakin tinggi motivasi identitas pribadi, motivasi
integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan yang dimiliki khalayak,
semakin tinggi pula frekuensi khalayak dalam menonton televisi.
Hubungan Motivasi Menonton dengan Perilaku Menonton Televisi
Perilaku menonton televisi berbeda-beda. Salah satunya dipengaruhi oleh
motivasi khalayak dalam menonton televisi seperti motivasi informasi, motivasi
identitas personal, motivasi integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan.
Motivasi-motivasi yang dimiliki khalayak tersebut biasanya sesuai dengan
kebutuhannya.
Menurut Asmar (2009), motivasi menonton baik motivasi informasi,
motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun
motivasi hiburan mempengaruhi perilaku menonton yang dimiliki khalayak dalam
memilih acara. Semakin tinggi motivasi , semakin banyak pula jenis pilihan acara
yang ditonton khalayak. Motivasi menonton juga mempengaruhi durasi menonton
yang dimiliki khalayak (Asmar 2009; Kusumah 2010; Miranda 2010). Semakin
tinggi motivasi khalayak dalam menonton televisi, semakin lama waktu yang
digunakan khalayak untuk menonton televisi. Sementara itu, Kusumah (2010)
menyatakan bahwa motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan interaksi
sosial, serta motivasi hiburan mempengaruhi frekuensi menonton yang dimiliki
khalayak. Semakin tinggi motivasi identitas pribadi, motivasi integrasi dan
interaksi sosial, serta motivasi hiburan yang dimiliki khalayak, semakin tinggi
pula frekuensi khalayak dalam menonton televisi.

Kerangka Pemikiran
Televisi merupakan media massa yang mampu menyajikan informasi tidak
hanya sekedar audio, tetapi juga visual yang membuat khalayak menjadi lebih
tertarik. Saat ini, televisi semakin berkembang pesat dengan banyaknya stasiun
televisi khususnya televisi swasta yang bermunculan. Selain itu, program acara

15
yang ditawarkan masing-masing stasiun televisi juga semakin beragam sesuai
dengan minat dan kebutuhan khalayak. Namun, banyak stasiun televisi yang lebih
cenderung menayangkan program hiburan untuk menarik minat khalayak.
Meskipun demikian, justru program tersebut yang juga paling banyak melakukan
pelanggaran karena isi siaran yang tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang
dan peraturan penyiaran. Oleh karena itu, stasiun televisi harus lebih teliti dalam
memproduksi dan menayangkan suatu program acara yang seharusnya sesuai
dengan undang-undang penyiaran dan peraturan penyiaran yang ada.
Salah satu program acara lainnya yang ditayangkan stasiun televisi selain
program hiburan adalah program informasi. Berbagai stasiun televisi memiliki
format penayangan program informasi yang berbeda-beda untuk menarik minat
khalayak selain program hiburan. Salah satu program informasi yang dikemas
berbeda saat ini adalah program magazine Merajut Asa Trans7. Program ini
menayangkan berbagai macam kisah nyata dari masyarakat kecil seperti petani,
nelayan, dan usaha mikro yang sedang mengalami permasalahan. Hadirnya
program Merajut Asa ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat kecil seperti
petani, nelayan, usaha mikro, dan lain-lain yang sedang mengalami permasalahan,
karena setiap kisah yang diceritakan dalam program merupakan informasi yang
dapat memberi motivasi, inspirasi dan dapat membantu pemberdayaan masyarakat
kecil.
Selain itu, hadirnya program acara Merajut Asa juga menambah pilihan
acara bagi khalayak. Khalayak dapat memilih program acara yang akan ditonton
sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Pemilihan tersebut didasarkan pada
motivasi khalayak dalam menonton suatu program yang akan mempengaruhi
bagaimana perilaku menonton program acara yang dipilih. Motivasi khalayak
dalam menonton bisa berupa motivasi informasi, motivasi identitas pribadi,
motivasi integrasi dan interaksi sosial, serta motivasi hiburan. Motivasi tersebut
biasanya akan berhubungan dengan bagaimana perilaku menonton yang dmiliki
khalayak terhadap program acara yang dipilih yang dapat dilihat dari durasi dan
frekuensi menonton. Motivasi menonton tersebut biasanya ada hubungan dengan
bagaimana karakteristik demografis khalayak yang menonton, tipe kepribadian
khalayak, dan tingkat afiliasi khalayak dalam kelompok sosial.
Program acara Merajut Asa lebih banyak menayangkan kisah-kisah yang
berhubungan dengan masalah-masalah pertanian dan solusi-solusi yang dilakukan
oleh petani yang sukses menjadi penggerak di lingkungannya. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan bagaimana
motivasi dan perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans7 pada orangorang yang berkerja di bidang pertanian.
Diduga ada hubungan antara karakteristik demografis (dapat dilihat dari usia,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pekerjaan tambahan, dan
jumlah tanggungan keluarga) dengan motivasi menonton program acara Merajut
Asa Trans7 yang dapat dilihat dari motivasi informasi, motivasi identitas pribadi,
motivasi integrasi dan interaksi sosial, maupun motivasi hiburan. Selain itu,
diduga tingkat afiliasi kelompok sosial dan tipe kepribadian khalayak juga ada
hubungan dengan motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7.
Kemudian, motivasi menonton program acara Merajut Asa Trans7 diduga ada
hubungan dengan perilaku menonton program acara Merajut Asa Trans7 yang
dapat dilihat dari durasi dan frekuensi menonton. Berdasarkan uraian tersebut,

16
maka akan dijelaskan keterkaitan antara beberapa variabel sehingga dapat
menggambarkan kajian mengenai motivasi menonton dan perilaku menonton
program acara Merajut Asa Trans7 yang digambarkan sebagai berikut:
Karakteristik
Demografis:
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Tingkat Pendidikan
4. Tingkat Pendapatan
5. Pekerjaan
Tambahan
6. Jumlah
Tanggungan
Keluarga

Tingkat Afiliasi
Kelompok Sosial

Motivasi
Menonton
Program Acara
Merajut Asa
Trans7:
1. Motivasi
informasi
2. Motivasi
identitas pribadi
3. Motivasi
integrasi dan
interaksi sosial
4. Motivasi hiburan

Perilaku Menonton
Program Acara
Merajut Asa
Trans7:
1. Durasi menonton
2. Frekuensi
menonton

Tipe Kepribadian
: Berhubungan
Gambar 2 Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

1.
2.
3.
4.

Hipotesis penelitian disajikan sebagai berikut:
Ada hubungan antara karakteristik demografis dengan motivasi menonton
program acara Mera

Dokumen yang terkait

Perilaku Menonton dan Kepuasan Petani terhadap Program Merajut Asa Trans7 di RW 05 Desa Citapen

1 5 73

Motivasi Menonton dan Persepsi Khalayak tentang Program Talk Show Hitam Putih Trans7 pada Masyarakat Desa Rurban

2 17 71

Motivasi dan efek menonton acara merajut asa Trans7 pada masyarakat Desa Rural dan Sub Urban

0 11 110

MOTIVASI KHALAYAK UNTUK MENONTON PROGRAM ACARAPAS MANTAB MOTIVASI KHALAYAK UNTUK MENONTON PROGRAM ACARA PAS MANTAB Studi Deskriptif Kualitatif Motivasi Warga Jogoyudan Terhadap Program Acara Televisi “Pas Mantab” di Trans7.

0 3 14

PENUTUP MOTIVASI KHALAYAK UNTUK MENONTON PROGRAM ACARA PAS MANTAB Studi Deskriptif Kualitatif Motivasi Warga Jogoyudan Terhadap Program Acara Televisi “Pas Mantab” di Trans7.

0 2 22

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 )

0 0 25

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 )

0 0 25

MOTIF PENONTON REMAJA SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA “CCTV” TRANS7 SKRIPSI

0 0 18