Perilaku Menonton dan Kepuasan Petani terhadap Program Merajut Asa Trans7 di RW 05 Desa Citapen

PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP
PROGRAM MERAJUT ASA TRANS7
DI RW 05 DESA CITAPEN

NURLAILA KUSUMA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perilaku Menonton dan
Kepuasan Petani terhadap Program Merajut Asa Trans7 di RW 05 Desa Citapen
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicatumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Nurlaila Kusuma
NIM I34090112

ABSTRAK
NURLAILA KUSUMA. Perilaku Menonton dan Kepuasan Petani terhadap
Program Merajut Asa Trans7 di RW 05 Desa Citapen. Dibimbing oleh
HADIYANTO.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perilaku khalayak dalam menonton
program acara televisi, serta menganalisis hubungan perilaku menonton dengan
tingkat kepuasan khalayak terhadap program Merajut Asa Trans7. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan
kuantitatif yang didukung data kualitatif. Hasil penelitian ini menjelaskan pilihan
acara yang paling digemari oleh petani adalah program informasi dan hiburan.
Petani memiliki durasi menonton televisi yang tergolong rendah, yaitu selama
7.50-45.75 menit/hari, begitu pula dengan durasi menonton program Merajut Asa
Trans7 juga tergolong rendah, yaitu selama 1-15 menit. Petani memiliki frekuensi
menonton televisi yang rendah, yaitu hanya menonton 1-4 kali dalam seminggu.

Frekuensi menonton program Merajut Asa Trans7 juga rendah, yaitu 1-2 kali
dalam sebulan. Durasi menonton tidak berhubungan dengan tingkat kepuasan
khalayak. Frekuensi menonton berhubungan dengan tingkat kepuasan khalayak,
yaitu kepuasan informasi.
Kata kunci: perilaku menonton, kepuasan menonton

ABSTRACT
NURLAILA KUSUMA. Viewing Behavior and Farmer‟s Satisfaction of Merajut
Asa Trans7 Program at the RW 05 Citapen Village. Supervised by
HADIYANTO.
This study aims to identify the behavior of the audience watching television,
as well as analyzed the relationship between viewing behavior with the level of
audiences satisfaction the programs Merajut Asa Trans7. The method was used in
this study is a survey method with the quantitative approaches supported by
qualitative data. The results of this study explain the choice of the most popular
by farmers is the program information and entertainment. Farmers have a low
duration of watching television, i.e. during 7.50-45.75 minutes/day, as well as the
duration of watching programs Merajut Asa Trans7 also low, i.e. during 1-15
minutes. Farmers have a low frequency of watching television, the only watch 1-4
times a week. Frequency of watching programs Merajut Asa Trans7 also low, i.e.

1-2 times a month. Duration of watching is not associated with the level of
audiences satisfaction. Frequency of watching associated with the level of
audiences satisfaction, i.e. satisfaction information.
Keywords: viewing behavior, viewing satisfaction

PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN PETANI TERHADAP
PROGRAM MERAJUT ASA TRANS7
DI RW 05 DESA CITAPEN

NURLAILA KUSUMA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2013

Judul Skripsi : Perilaku Menonton dan Kepuasan Petani terhadap Program Merajut
Asa Trans7 di RW 05 Desa Citapen
Nama
: Nurlaila Kusuma
NIM
: I34090112

Disetujui oleh

Ir Hadiyanto, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Perilaku Menonton dan Kepuasan Petani terhadap Program
Merajut Asa Trans7 di RW 05 Desa Citapen ini dengan baik. Penelitian yang
ditulis dalam skripsi ini bertujuan untuk mengkaji perilaku menonton dan
kepuasan khalayak dalam menonton program acara televisi. Tujuan lainnya ialah
menjadi referensi baik bagi semua pihak yang terkait. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ir. Hadiyanto, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis hingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, ayahanda
Mustofa dan ibunda Khosiah serta kakak dan adikku yang selalu memberi
semangat, dukungan, dan doa kepada penulis dengan penuh keikhlasan. Terima
kasih juga penulis ucapkan kepada teman baik di KPM 46 Fina, Zona, Nia, Zela
yang selalu memotivasi dan memberi dukungan kepada penulis. Terima kasih
kepada semua teman-teman KPM 46 yang telah memberikan dukungan dan
semangat serta kebersamaan kepada penulis selama di KPM.

Penulis mengetahui bahwa skripsi ini belumlah sempurna, sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap semoga skripsi
ini dapat menghasilkan laporan yang bermanfaat bagi banyak pihak.

Bogor, Juli 2013
Nurlaila Kusuma

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xii

DAFTAR LAMPIRAN

xii


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

4

Kegunaan Penelitian

4


PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka

5
5

Kerangka Pemikiran

10

Hipotesis

12

Definisi Operasional

12

METODE


15

Lokasi dan Waktu Penelitian

15

Teknik Pengambilan Sampel

15

Teknik Pengumpulan Data

16

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

16

Validitas dan Reliabilitas


18

GAMBARAN UMUM STASIUN TV TRANS7 DAN PROGRAM MERAJUT
ASA TRANS7
19
Stasiun TV Trans7

19

Program Merajut Asa Trans7

21

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Gambaran Umum Desa Citapen
PERILAKU MENONTON PROGRAM MERAJUT ASA TRANS7

23
23
29


Pilihan Acara

29

Durasi Menonton

30

Frekuensi Menonton

31

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN TINGKAT KEPUASAN
MENONTON TERHADAP PROGRAM MERAJUT ASA TRANS7

33

Tingkat Kepuasan Menonton Terhadap Program Merajut Asa Trans7

33

Hubungan Durasi Menonton dengan Tingkat Kepuasan Menonton

34

Hubungan Frekuensi Menonton dengan Tingkat Kepuasan Menonton

38

SIMPULAN DAN SARAN

43

Simpulan

43

Saran

43

DAFTAR PUSTAKA

45

LAMPIRAN

47

RIWAYAT HIDUP

61

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

16
17
18
19
20

Jenis program, kategori program, dan nama program acara Trans7
Jumlah dan persentase penduduk Desa Citapen berdasarkan tingkat
pendidikan tahun 2013
Jumlah dan persentase penduduk Desa Citapen berdasarkan usia dan
jenis kelamin tahun 2013
Jumlah dan persentase penduduk Desa Citapen berdasarkan
karakteristik individu tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan pilihan acara di Desa
Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan durasi menonton televisi
di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan durasi menonton
program Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan frekuensi menonton
televisi di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan frekuensi menonton
program Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen tahun 2013
Rataan skor tingkat kepuasan menonton di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan durasi menonton dan
kepuasan informasi di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan durasi menonton dan
kepuasan identitas pribadi di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan durasi menonton dan
kepuasan integrasi dan interaksi sosial di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan durasi menonton dan
kepuasan hiburan di Desa Citapen tahun 2013
Nilai koefisien korelasi dan signifikansi durasi menonton dengan
tingkat kepuasan menonton program Merajut Acara Trans7 di Desa
Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan frekuensi menonton dan
kepuasan informasi di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan frekuensi menonton dan
kepuasan identitas pribadi di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan frekuensi menonton dan
kepuasan integrasi dan interaksi sosial di Desa Citapen tahun 2013
Jumlah dan persentase responden berdasarkan frekuensi menonton dan
kepuasan hiburan di Desa Citapen tahun 2013
Nilai koefisien korelasi dan signifikansi frekuensi menonton dengan
tingkat kepuasan menonton program Merajut Acara Trans7 di Desa
Citapen tahun 2013

20
23
24
26
29
30
31
32
32
33
34
35
36
37

37
38
39
39
40

41

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Uses and Gratifications Model
Kerangka Pemikiran
Tahapan pengambilan sampel
Logo Trans7
Persentase mata pencaharian penduduk di Desa Citapen tahun 2012

8
11
16
20
25

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Lokasi penelitian Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.
Kerangka sampling
Kuesioner penelitian
Hasil uji reliabilitas kepuasan menonton
Hasil uji statistik korelasi rank Spearman

47
48
51
56
57

PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
dan kegunaan penelitian ini. Subbab latar belakang menjelaskan alasan penelitian
ini dilakukan. Subbab perumusan masalah menjelaskan hal-hal apa saja yang
menjadi fokus dalam penelitian ini. Sementara itu, subbab tujuan penelitian
mengarahkan untuk menjawab perumusan masalah yang telah dibuat dan
mengarahkan pencari data yang dibutuhkan. Subbab yang terakhir dalam bab ini
adalah kegunaaan penelitian yang menjelaskan manfaat dari penelitian ini.
Latar Belakang
Televisi memegang peran penting dalam menyediakan informasi yang cepat
sehingga televisi banyak diminati. Kemajuan teknologi televisi dan sistem satelit
komunikasi telah mempunyai jangkauan yang luas dalam mengatasi jarak, ruang,
dan waktu. Di Indonesia, sistem penyiaran televisi berada langsung dibawah
kendali atau kontrol serta pengaturan dari pemerintah, untuk digunakan sebagai
instrumen penyebarluasan kebijakan pemerintah demi tujuan pembinaan bangsa.
Proses atau cara pengendalian dapat dilihat melalui berbagai kebijakan (Wahyuni
2000). Menurut UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, lembaga penyiaran
adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran publik, lembaga
penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran
berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sekarang ini lebih banyak terdapat lembaga penyiaran swasta yang bersifat
komersial, seperti SCTV, MNC TV, ANTV, Indosiar, Trans7, Metro TV, Trans
TV, dan Global TV. Kemunculan berbagai macam stasiun televisi tersebut
menambah pilihan bagi khalayak dalam menggunakan media massa untuk
mengakses informasi yang mereka butuhkan. Namun, besarnya persaingan antara
stasiun televisi dalam mendapatkan khalayak, khususnya stasiun televisi swasta,
tidak diikuti dengan program acara yang berkualitas. Jika dilihat dari fungsinya,
media penyiaran adalah sebagai kontrol dan perekat sosial. Selain itu, media
penyiaran berfungsi menjadi sarana bagi kebudayaan sekaligus ekonomi. Seperti
yang dikatakan Mahfudz Siddiq bahwa isi siaran memiliki efek besar bagi
kehidupan masyarakat. Beliau juga menyinggung terlalu banyaknya porsi
tayangan hiburan yang disajikan ke masyarakat, padahal masyarakat juga
membutuhkan tayangan yang edukatif dan informatif (KPI 2013) 1 . Hal ini
didukung oleh penelitian Hadiyanto (2004) yang menyatakan motif-motif
menonton televisi yang utama adalah hiburan dan memperoleh informasi. Oleh
karena itu, dibutuhkan program acara informasi yang berkualitas untuk memenuhi
kebutuhan khalayak dalam mencari informasi.
1

Diunduh2013 Februari 18. Tersedia pada: http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/22-literasimedia/31129-literasi-media-membentuk-pemahaman-dan-kepedulian-masyarakat-terhadap-isisiaran.

2
Salah satu program acara informasi yang ada sekarang ini adalah Merajut
Asa milik Trans7. Menurut website Trans7, Merajut Asa Trans7 mengangkat
tentang permasalahan yang terjadi di masyarakat kecil dan memberikan solusi
sehingga permasalahan tadi menjadi teratasi. Program acara ini terbagi menjadi
tiga segmen yang masing-masing terdiri dari pengenalan masalah yaitu penuturan
beberapa orang narasumber tentang problem yang mereka alami sehingga
membuat kehidupan mereka semakin sulit. Segmen berikutnya, tentang upaya
seorang narasumber (tokoh utama) yang tergerak untuk melakukan suatu usaha
memecahkan masalah yang terjadi dengan segala suka dukanya. Terakhir tentang
kisah keberhasilan dari tokoh tersebut dalam mencari solusi dari masalah dan
manfaatnya yang dirasakan oleh masyarakat yang lain. Lokasi liputan program
acara ini di pelosok-pelosok desa seluruh Indonesia.
Episode Merajut Asa Trans7 yang ditayangkan tanggal 5 Oktober
2012mengangkat kisah seorang mantan camat yang mempelopori gerakan
penghijauan di Desa Bumiaji, Kota batu, Jawa Timur. Daerah perbukitan ini
terdapat lokasi mata air Sungai Berantas. Pada tahun 2003, tempat ini dilanda
bencana banjir bandang yang disebabkan oleh alih fungsi lahan Perhutani menjadi
ladang rakyat. Agar bencana ini tidak berulang kembali, tokoh tersebut menanam
tanaman jenis bambu di sepanjang aliran sungai. Selanjutnya, ia bersama warga
menanam jenis tanaman keras, seperti kopi di sela-sela ladang yang mereka garap.
Selain itu, ia juga menyempatkan diri untuk memberi pendidikan lingkungan
hidup pada anak-anak di sekitar daerahnya2.
Program Merajut Asa Trans7 sudah sesuai dengan yang telah ditetapkan
dalam UU No 32 Tahun 2002 pasal 5 huruf f, yaitu penyiaran diarahkan untuk
menyalurkan pendapat umum serta mendorong peran aktif masyarakat dalam
pembangunan nasional dan daerah serta melestarikan lingkungan hidup. Program
tersebut mendorong peran aktif masyarakat untuk melestarikan lingkungan hidup
dengan menayangkan tokoh inspiratif yang peduli dengan lingkungan sekitar.
Kemudian, Peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku Penyiaran Tahun 2012 pasal
22 juga menyebutkan bahwa lembaga penyiaran wajib menjalankan dan
menjunjung tinggi idealisme jurnalistik yang menyajikan informasi untuk
kepentingan publik dan pemberdayaan masyarakat, membangun dan menegakkan
demokrasi, mencari kebenaran, melakukan koreksi dan kontrol sosial, dan
bersikap independen. Dengan demikian, program acara televisi yang dibutuhkan
oleh khalayak adalah program acara yang mengandung unsur pemberdayaan
masyarakat, terutama masyarakat desa yang masih bekerja dibidang pertanian.
Serta program acara yang berisi cara melestarikan lingkungan sekitarnya, seperti
program Merajut Asa Trans7.
Hadirnya program Merajut Asa Trans7 menambah pilihan acara bagi
khalayak. Khalayak memiliki banyak pilihan acara yang dapat ditonton sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan yang dirasakannya. Menurut West dan Turner
(2008), teori kegunaan dan gratifikasi menyatakan bahwa orang secara aktif
mencari media tertentu dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan
atau hasil tertentu. Pemirsa dapat dilihat sebagai individu yang aktif dan memiliki
tujuan, mereka bertanggung jawab dalam pemilihan media yang akan mereka

2

Diunduh 2013 Mei 1. Tersedia pada: http://www.trans7.co.id/frontend/home/view/598

3
gunakan dalam hal memenuhi kebutuhannya dan individu ini tahu apa yang
dibutuhkannya dan bagaimana memenuhinya.
Adanya kebutuhan yang berbeda dari setiap khalayak akan mempengaruhi
perilaku mereka dalam memilih program acara televisi yang dianggap sesuai
dengan minat dan kebutuhan. Menurut DeFleur dan Lowery (1994), perilaku
menonton adalah kebiasaan dan tindakan dalam menonton siaran televisi karena
dorongan dalam dirinya untuk menonton televisi. Perilaku menonton mencakup
tiga aspek, yaitu pilihan acara, durasi menonton, dan frekuensi menonton.
Perilaku menonton akan meningkat ketika semua kebutuhan terpenuhi. Hal ini
didukung oleh penelitian Badriah (2003) yang menyatakan semakin tinggi durasi
remaja menonton program acara hiburan maka akan semakin terpenuhi semua
kebutuhan baik informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, maupun
hiburan. Setelah khalayak menonton program acara televisi yang sesuai dengan
apa yang dibutuhkannya maka akan menghasilkan kepuasan tersendiri bagi
khalayak. Kepuasan khalayak terhadap program acara televisi akan
mempengaruhi khalayak dalam menonton program acara yang sama pada waktu
yang berbeda.
Merajut Asa Trans7 adalah program acara pengembangan masyarakat dan
pelestarian lingkungan sekitar yang mengangkat kisah-kisah masyarakat kecil,
seperti petani, nelayan, dan usaha mikro yang sedang mengalami permasalahan.
Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan motivasi kepada penonton,
khususnya masyarakat kecil yang berada di pedesaan terutama yang bekerja di
bidang pertanian agar tidak menyerah pada keadaan dan ikut melestarikan
lingkungan. Petani merupakan khalayak yang membutuhkan tokoh inspiratif yang
dapat memberikan solusi dalam mengatasi beragam masalah pertanian serta dapat
melestarikan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan di
Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor karena berdasarkan hasil
penjajagan, daerah tersebut masih terdapat lahan pertanian dan warga yang
tergolong sebagai petani. Melalui pemilihan program Merajut Asa Trans7 yang
ditonton oleh petani dapat dilihat kepuasan khalayak dalam menonton yang
didasari oleh perilaku khalayak dalam memilih program yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Perumusan Masalah
Berbagai program acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi menambah
pilihan khalayak dalam menonton. Seperti program Merajut Asa Trans7 yang
merupakan salah satu program acara informasi dan menjadi pilihan khalayak.
Banyaknya permasalahan sosial yang ada di lingkungan sekitar membuat
khalayak khususnya masyarakat kecil yang berada di desa agar tidak menyerah
pada keadaan dan tetap melestarikan lingkungan. Khalayak membutuhkan sebuah
tayangan yang dapat memberikan informasi dan motivasi mengenai lingkungan
sekitarnya. Pemilihan program acara di televisi tergantung dengan kebutuhan
khalayak terhadap suatu tayangan, begitupun dalam memilih program Merajut
Asa Trans7. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu dikaji, yaitu:
1. Bagaimana perilaku petani dalam menonton program acara televisi?

4
2.

Bagaimana hubungan perilaku menonton dengan tingkat kepuasan petani
dalam menonton program Merajut Asa Trans7?
Tujuan Penelitian

1.
2.

Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
Mengidentifikasi perilaku petani dalam menonton program acara televisi.
Menganalisis hubungan perilaku menonton dengan tingkat kepuasan petani
dalam menonton program Merajut Asa Trans7.
Kegunaan Penelitian

1.

2.

3.

Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:
Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi sarana untuk memperluas
pengetahuan dan pengalaman mengenai penggunaan media oleh khalayak dan
kepuasan khalayak terhadap suatu program.
Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat dijadikan sumber rujukan untuk
penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media oleh khalayak dan
kepuasan khalayak terhadap suatu program.
Bagi pihak media, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukkan untuk
membuat format suatu program acara yang sesuai dengan minat dan
kebutuhan khalayak.

PENDEKATAN TEORITIS
Bab ini menjelaskan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis
penelitian, dan definisi operasional. Bahan pustaka yang dirujuk berasal dari
beberapa sumber berupa buku dan hasil penelitian sebelumnya. Beberapa bahan
pustaka yang dijelaskan dalam bab ini adalah perilaku khalayak menonton televisi,
kepuasan khalayak dalam menonton televisi, teori use and gratifications, dan
televisi. Subbab kerangka pemikiran menjelaskan variabel-variabel yang diuji
dalam penelitian ini. Subbab hipotesis penelitian menjelaskan proposisi yang diuji
dalam penelitian ini dan subbab definisi operasional menjelaskan kriteria dan
standar pengkategorian masing-masing variabel yang diuji.
Tinjauan Pustaka
Perilaku Khalayak Menonton Televisi
Perilaku menonton adalah kebiasaan dan tindakan dalam menonton siaran
televisi karena dorongan dalam dirinya untuk menonton televisi. Menurut DeFleur
dan Lowery (1994), perilaku menonton televisi mencakup tiga aspek, yaitu (1)
pilihan acara yang ditonton; (2) durasi menonton; dan (3) frekuensi menonton.
Perilaku khalayak dalam menonton juga dipengaruhi oleh karakteristik khalayak.
(1) Pilihan acara yang ditonton dalam sehari adalah banyaknya jenis acara
televisi yang disaksikan oleh khalayak dalam satu hari. Pilihan acara yang
ditonton dipengaruhi oleh karakteristik khalayak. Kusumah (2010)
menyatakan bahwa tingkat pendidikan khalayak memengaruhi pilihan acara
yang ditonton.
(2) Durasi menonton adalah lamanya waktu yang digunakan oleh khalayak dalam
menonton program acara televisi. Hasil penelitian Badriah (2003)
menyatakan durasi menonton dengan kepuasan informasi memiliki hubungan
nyata dan searah baik di desa maupun di kota. Semakin tinggi durasi
menonton maka semakin tinggi kepuasan informasi remaja akan program
acara hiburan baik di desa maupun di kota.
(3) Frekuensi menonton adalah tingkat keseringan khalayak dalam menonton
sebuah program acara. Penelitian Andremica (2010) menyatakan frekuensi
menonton memiliki hubungan nyata dengan kepuasan hiburan. Hal ini
menunjukkan semakin tinggi frekuensi menonton maka semakin tinggi
kepuasan hiburan responden dalam menonton program berita TV One.
Kepuasan Khalayak dalam Menonton Televisi
Katz dalam Lull (1998) menyatakan bahwa menurut teori use and
gratification ini, khalayak ramai bukanlah dianggap sebagai penerima atau korban
pasif media massa. Pendukung perspektif ini secara blak-blakan menyatakan
bahwa orang secara aktif menggunakan media massa untuk memuasakan
kebutuhan tertentu yang dapat dispesifikasikan. Jadi, perspektif baru ini menjadi
suatu imbangan yang penting dan realistis dengan menekankan bagaimana
khalayak mempengaruhi secara positif pengalaman media mereka sendiri.
Bukannya menanyakan apa yang media lakukan terhadap orang-orang, para

6
peneliti “kegunaan dan kepuasan” justru membalikkan pertanyaan itu menjadi apa
yang orang lakukan dengan media?
Menurut Effendy (1993), mengenai kebutuhan biasanya orang merujuk
kepada hirarki kebutuhan yang ditampilkan oleh Abraham Maslow (1954). Ia
membedakan lima perangkat kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhan fisiologis,
kebutuhan keamanan, kebutuhan cinta, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
aktualisasi diri. Kemudian, kebutuhan yang menarik perhatian para peneliti uses
and gratifications adalah kebutuhan cinta, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
aktualisasi diri.
Maslow dalam Daryanto (2010) hanya bertolak dari asumsi dasar, yaitu:
(1) Manusia selalu mempunyai kebutuhan untuk berkembang dan maju.
(2) Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok terlebih
dahulu sebelum berusaha memenuhi kebutuhan lainnya. Artinya, kebutuhan
yang lebih mendasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan
tambahan yang lebih tinggi mulai mengendalikan perilaku seseorang.
Hal penting dari pemikiran Maslow dalam Daryanto (2010) adalah kebutuhan
yang telah dipenuhi (sebagian atau keseluruhan) akan berhenti daya motivasinya.
Kemudian, motivasinya berpindah ke upaya untuk memenuhi kebutuhan lainnya
yang lebih tinggi. Pemahaman tentang adanya hubungan yang erat antara perilaku
dan kebutuhan adalah penting. Paling tidak untuk dapat menciptakan kepuasan
atau mengurangi ketidakpuasan individu.
Sementara itu, Katz et al. dalam Effendy (1993) mengelompokkan
kebutuhan terhadap media atas lima kelompok sebagai berikut:
(1) Cognitif needs, kebutuhan akan pengetahuan.
(2) Afective needs, berhubungan dengan upaya untuk memperkuat pengalamanpengalaman emosional dan aestetik.
(3) Integrative need, berhubungan untuk memperkuat rasa percaya diri,
kestabilan kredibilitas seseorang.
(4) Need relating, untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman, dan dunia.
(5) Needs related to escape or tension release need, dihubungkan dengan upaya
untuk melarikan diri dari situasi yang tidak menyenangkan atau melepaskan
diri dari tekanan.
McQuail (1991) menyatakan penyebab penggunaan media terletak dalam
lingkungan sosial atau psikologis yang dirasakan sebagai masalah dan media
digunakan untuk menanggulangi masalah itu (pemuasan kebutuhan). Sehingga
kebutuhan, motif, penggunaan media, dan fungsi media saling berhubungan
sedemikian rupa sehingga menciptakan upaya pemenuhan kebutuhan dan
memberikan kepuasan kepada khalayak.
Program acara televisi yang ditonton oleh khalayak diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan mereka. Terpenuhinya kebutuhan khalayak akan
menghasilkan kepuasan sehingga khalayak akan selalu menonton program acara
tersebut pada waktu yang berbeda. Khalayak menonton program acara televisi
karena televisi memiliki aspek-aspek yang dapat memenuhi kebutuhan dan
memberikan kepuasan kepada khalayak.
Penelitian Badriah (2003) menunjukkan bahwa perilaku menonton, yaitu
durasi menonton dan pemenuhan kebutuhan informasi memiliki hubungan yang
nyata. Artinya, semakin tinggi durasi responden menonton maka semakin
terpenuhi kebutuhannya dalam menonton televisi. Demikian pula dengan aspek-

7
aspek pemenuhan kebutuhan lain, seperti pemenuhan kebutuhan identitas pribadi,
integritas dan interaksi sosial, serta hiburan. Semakin tinggi durasi menonton
maka semakin terpenuhi kebutuhan pemenuhan kebutuhan identitas pribadi,
integritas dan interaksi sosial, serta hiburan responden dalam menonton program
acara hiburan.
Penelitian Andremica (2010) menunjukkan bahwa frekuensi menonton
memiliki hubungan positif nyata dengan tingkat kepuasan hiburan. Artinya,
semakin tinggi frekuensi responden menonton maka tingkat kepuasan hiburan
dalam menonton program berita TV One juga akan semakin tinggi. Responden
menyaksikan suatu berita tertentu yang sedang hangat dibicarakan, maka biasanya
muncul rasa penasaran sehingga membuat mereka terus-menerus mengikuti
perkembangan berita tersebut, misalnya berita terkait dengan tokoh masyarakat
atau artis yang sedang naik daun sehingga responden bukan hanya memeroleh
kepuasan informasi tetapi juga kepuasan hiburan.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa durasi khalayak menonton dapat
memengaruhi tingkat kepuasan khalayak dalam menonton program acara televisi.
Semakin lama durasi menontonnya, semakin tinggi tingkat kepuasan khalayak
dalam menonton televisi. Selain itu, frekuensi menonton juga dapat memengaruhi
tingkat kepuasan khalayak dalam menonton program acara televisi. Semakin
sering frekuensi menonton maka semakin tinggi juga tingkat kepuasaan khalayak
dalam menonton televisi.
Teori Use and Gratifications
Menurut West dan Turner (2008), Teori Kegunaan dan Gratifikasi (Uses
and Gratification Theory) menyatakan bahwa orang secara aktif mencari media
tertentu dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan atau hasil tertentu.
Uses and Gratification Theory menganggap orang aktif karena mereka mampu
untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan
komunikasi. Menurut McQuail (1991), penyebab penggunaan media terletak
dalam lingkungan sosial atau psikologis yang dirasakan sebagai masalah dan
media digunakan untuk menanggulangi masalah itu (pemuasan kebutuhan).
Sehingga kebutuhan, motif, penggunaan media, dan fungsi media saling
berhubungan sedemikian rupa sehingga menciptakan upaya pemenuhan
kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada khalayak.
Katz, Blumler dan Gurevitch (1974) dalam West dan Turner (2008),
menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar Uses and Gratifications Theory,
yaitu:
(1) Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan. Khalayak
memilih di antara berbagai jenis media untuk memperoleh kepuasan yang
berbeda.
(2) Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media
tertentu terdapat pada anggota khalayak. Khalayak memiliki banyak otonomi
dalam proses komunikasi massa.
(3) Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan.
Media dan khalayak tidak berada dalam kevakuman. Keduanya adalah bagian
dari masyarakat luas, dan hubungan antara media dan khalayak dipengaruhi
oleh masyarakat.

8
(4) Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka,
minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat
mengenai penggunaan tersebut kepada para peneliti.
(5) Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak.
Penelitian yang menggunakan uses and gratifications model memusatkan
perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan
kebutuhan. Dalam persoalan ini, pendekatan uses and gratifications model
menyajikan alternatif lain dalam memandang hubungan antara isi media dengan
komunikan dan pengkategorian isi media menurut fungsi. Katz (1974) dan Dennis
McQuail (1975) dalam Ardianto E, Karlinah S, Komala L (2007) menggambarkan
logika yang mendasari penelitian uses and gratifications model sebagai berikut:

Faktor
Sosial
Psikologis
Menimbulkan
(1)

Kebutuhan
yang
Melahirkan
(2)

Harapan-harapan
terhadap media
atau sumber lain
yang mengarah
pada
(3-4)

Berbagai
pola
penghadapan
media
(5)

Menghasilkan
gratifikasi
kebutuhan
(6)
Konsekuensi
lain yang tidak
diinginkan
(7)

Gambar 1 Uses and Gratifications Model
Sumber: Ardianto E, Karlinah S,
Komala L (2007)

Setiap individu berharap bahwa konsumsi atau penggunaan media massa
tertentu akan memenuhi sebagian kebutuhannya itu. Hal ini menuntunya pada
kegiatan menonton program televisi tertentu, membaca isi majalah tertentu dan
sebagainya. Dalam contoh ini, penggunaan media dapat dikatakan merupakan
alternatif fungsional bagi interaksi yang sesungguhnya. Model-model kegunaan
dan gratifikasi dirancang untuk menggambarkan proses penerimaan dalam
komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau
kelompok-kelompok individu. Model-model ini menyajikan kerangka bagi
sejumlah studi yang berbeda-beda termasuk Katz dan Gurevitch (1994) dalam
Ardianto E, Karlinah S, Komala L (2007) yang menggunakan riset kegunaan dan
gratifikasi untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan berbagai media dilihat
dari fungsi dan karakteristik lainnya. Penelitian ini menghasilkan sebuah model
sederhana yang memperhatikan bagaimana sebagian besar media itu memiliki
kesamaan.
Televisi
Menurut Riswandi (2009), televisi merupakan media yang dapat
mendominasi komunikasi massa karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan khalayak. Hal tersebut membuat banyak khalayak lebih memilih
televisi dalam mengakses informasi dan sebagai sarana hiburan. Televisi memiliki
berbagai macam fungsi. Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya
(surat kabar dan radio siaran), yaitu memberikan informasi, mendidik, menghibur,
dan membujuk tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada televisi (Ardianto
2007). Menurut Hofmann (1999), saat ini televisi tidak dilihat lagi sebagai sarana

9
pendidikan (dalam arti pendidikan formal) dan juga tidak seharusnya (meskipun
de facto demikian) sebagai alat promosi perdagangan. Lima fungsi yang
diungkapkan oleh Hofmann (1999) yang pada umumnya diakui adalah:
(1) Pengawasan situasi masyarakat dan dunia
Fungsi ini sering disebut informasi. Namun, di sini istilah informasi sengaja
tidak dipakai supaya tidak timbul salah paham seakan-akan fungsi televisi
adalah saluran penerangan bagi penguasa untuk memberi informasi kepada
rakyat sesuai dengan kepentingan pemerintah. Fungsi televisi yang
sebenarnya adalah mengamati kejadian di dalam masyarakat dan kemudian
melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan.
(2) Menghubungkan satu dengan yang lain
Menurut Neil Postman, televisi tidak berkesinambungan. Akan tetapi, televisi
yang menyerupai sebuah mosaik dapat saja menghubungkan hasil
pengawasan satu dengan hasil pengawasan lain secara jauh lebih gampang
daripada sebuah dokumen tertulis.
(3) Menyalurkan budaya
Televisi tidak hanya mencari, tetapi juga ikut memperkembangkan
kebudayaan. Kebudayaan yang diperkembangkan oleh televisi merupakan
tujuan tanpa pesan khusus didalammya. Fungsi ini dilihat sebagai pendidikan.
(4) Hiburan
Saat ini hiburan semakin diakui sebagai kebutuhan manusia. Tanpa hiburan
manusia tidak dapat hidup wajar. Hiburan itu merupakan rekreasi, artinya
berkat hiburan manusia menjadi segar untuk kegiatan-kegiatan lainnya.
(5) Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat
Dalam keadaan darurat, televisi harus proaktif memberi motivasi dan
menganjurkan supaya orang mau dibantu secara preventif.
Televisi sudah banyak mengalami perkembangan yang ditandai dengan
kemunculan berbagai stasiun televisi. Kemunculan berbagai stasiun televisi ini
dapat menambah pilihan bagi khalayak dalam menonton program acara yang
sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Menurut Morissan (2005), undangundang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi
menggunakan istilah „siaran‟ yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian
pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun, program berasal dari Bahasa
Inggris programme atau dalam penulisan gaya Amerika program yang berarti
acara atau rencana. Bagian yang paling bertanggung jawab dalam mengelola
program atau acara pada suatu stasiun penyiaran adalah departemen program.
Menurut Morissan (2005), berbagai jenis program dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu:
(1) Program informasi (berita)
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Daya tarik
program ini adalah informasi. Program informasi dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
a. Berita keras (hard news) yaitu segala informasi penting dan menarik
yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang
segera untuk diketahui khalayak. Istilah lain dari berita keras adalah
straight news.

10
b.

Berita lunak (soft news) adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (indepht), tetapi tidak
bersifat harus segera ditayangkan. Istilah lain dari berita lunak misalnya
news magazine, current affair, dan lain-lain.
Infotainment juga merupakan salah satu bentuk program berita. Namun
demikian, fungsi infotrainment sebenarnya lebih besar sebagai hiburan
bagi khalayak.
(2) Program hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur khalayak dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan.
Program hiburan dapat dibagi menjati tiga bagian yaitu:
a. Program drama adalah pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh)
yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi.
Program televisi yang termasuk dalam drama adalah sinema elektronik
(sinetron) dan film.
b. Program permainan atau game show merupakan suatu bentuk program
yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok
(tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program ini pun
dapat dirancang dengan melibatkan khalayak. Program permaianan
dibagi menjadi tiga jenis yaitu quiz show, ketangkasan, reality show.
c. Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau
konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan
(outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi
saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik khalayak
tidak saja dari kualitas suara, tetapi juga berdasarkan bagaimana
mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.
Penyiaran program acara sangat dibutuhkan penataan acara yang tepat. Hal
ini dikarenakan stasiun televisi harus menyajikan berbagai menu program acara
secara berkesinambungan tanpa terputus dan pengelola program acara harus
memiliki strategi menata program acara. Menentukan jadwal penayangan suatu
program acara ditentukan atas dasar perilaku khalayak, yaitu rotasi kegiatan
mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi pada jam
tertentu. Pada prinsipnya, siaran televisi harus dapat menemani aktivitas apapun
dari khalayak dan pada umumnya khalayak memiliki perilaku yang sama pada
setiap bagian hari, apakah pagi, siang atau malam hari (Morissan 2005).
Kerangka Pemikiran
Televisi memegang peran penting dalam menyediakan informasi yang cepat
sehingga televisi banyak diminati masyarakat. Hal ini dibuktikan dalam kemajuan
teknologi televisi dan sistem satelit komunikasi yang sudah mempunyai
jangkauan yang luas dalam mengatasi jarak, ruang, dan waktu. Sekarang ini, lebih
banyak terdapat lembaga penyiaran swasta yang bersifat komersial. Namun,
besarnya persaingan antara stasiun televisi dalam mendapatkan khalayak
khususnya stasiun televisi swasta, tidak diikuti dengan program acara yang
berkualitas. Padahal masyarakat terutama yang bekerja dibidang pertanian juga

11
membutuhkan tayangan yang edukatif dan informatif. Motif-motif menonton
televisi yang utama adalah untuk hiburan dan memperoleh informasi. Oleh karena
itu, dibutuhkan program acara informasi yang berkualitas untuk memenuhi
kebutuhan petani dalam mencari informasi. Salah satu program acara informasi
yang ditayangkan di televisi adalah program Merajut Asa Trans7.
Hadirnya program Merajut Asa Trans7 menambah pilihan program acara
bagi petani. Petani memiliki banyak pilihan program acara yang dapat ditonton
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yang dirasakannya. Pemirsa dapat dilihat
sebagai individu yang aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab
dalam pemilihan media yang akan mereka gunakan dalam hal memenuhi
kebutuhannya dan individu ini tahu apa yang dibutuhkannya dan bagaimana
memenuhinya. Adanya kebutuhan yang berbeda dari setiap petani akan
mempengaruhi perilaku mereka dalam memilih program acara televisi yang
dianggap sesuai dengan minat dan kebutuhan.
Perilaku menonton adalah kebiasaan dan tindakan dalam menonton siaran
televisi karena dorongan dalam dirinya untuk menonton televisi. Perilaku petani
dalam menonton dapat dilihat dari pilihan acara, durasi menonton, dan frekuensi
menonton. Perilaku menonton ini diduga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan
petani dalam menonton untuk memenuhi kebutuhannya. Tingkat kepuasan petani
dalam menonton dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan petani dalam hal
informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial serta kebutuhan akan
hiburan. Berdasarkan uraian sebelumnya maka dijelaskan keterkaitan antara
beberapa variabel sehingga dapat menggambarkan kajian mengenai perilaku
petani dalam menonton dengan tingkat kepuasan petani dalam menonton televisi.
Keterkaitan antar variabel tersebut dapat dilihat dalam kerangka pemikiran pada
Gambar 2.
Tingkat
kepuasan
petani
terhadap
program Merajut Asa
Trans7:
1. Informasi
2. Identitas pribadi
3. Integrasi dan
interaksi sosial
4. Hiburan

Perilaku menonton:
1. Pilihan acara
- Program acara
informasi
- Program acara
hiburan

2. Durasi menonton
3. Frekuensi menonton
Keterangan :
: Berhubungan langsung
: Berhubungan tidak langsung
Gambar 2 Kerangka Pemikiran

12
Hipotesis
1.

Terdapat hubungan antara perilaku menonton (durasi menonton, frekuensi
menonton) dengan tingkat kepuasan petani terhadap program Merajut Asa
Trans7.
Definisi Operasional

1.

Perilaku menoton adalah tindakan yang dilakukan oleh khalayak dalam
menyaksikan program acara televisi. Perilaku menonton program acara
televisi dilihat dari pilihan acara, durasi menonton, dan frekuensi menonton.
a. Pilihan acara merupakan program acara televisi yang ditonton oleh
responden. Pengukuran menggunakan skala nominal dengan dua kategori,
yaitu:
(1) Program acara informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya
untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada
khalayak, yang meliputi berita, infotaiment, talk show, dan
dokumenter.
(2) Program acara hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan
untuk menghibur khalayak dalam bentuk musik, lagu, cerita dan
permainan, yang meliputi sinetron, permainan, dan pertunjukan.
b. Durasi menonton adalah lamanya waktu yang digunakan oleh responden
dalam menonton acara televisi, yang meliputi:
(1) Durasi menonton televisi adalah lamanya waktu yang digunakan
oleh responden dalam menyaksikan acara televisi perhari. Diukur
berdasarkan rata-rata jumlah jam menonton perhari. Pengukuran
menggunakan skala ordinal dengan dua kategori, yaitu: Rendah
: 7.50-45.75 menit/hari
Tinggi : 45.76-95.00 menit/hari
(2) Durasi menonton program Merajut Asa Trans7 adalah lamanya
waktu yang digunakan oleh responden dalam menyaksikan program
Merajut Asa Trans7 dalam sekali tayang pada episode terakhir yang
disaksikan oleh responden. Pengukuran menggunakan skala ordinal
dengan dua kategori, yaitu:
Rendah : 1-15 menit
Tinggi : 15-30 menit
c. Frekuensi menonton adalah intensitas atau tingkat keseringan responden
dalam menyaksikan acara televisi dalam satu periode, yang meliputi:
(1) Frekuensi menonton televisi adalah intensitas atau tingkat keseringan
responden dalam menyaksikan acara televisi dalam satu minggu.
Diukur berdasarkan rata-rata tingkat keseringan menonton selama
seminggu. Pengukuran menggunakan skala ordinal dengan dua
kategori, yaitu:
Rendah : 1-4 kali menonton dalam seminggu
Tinggi : 5-7 kali menonton dalam seminggu
(2) Frekuensi menonton program Merajut Asa Trans7 adalah tingkat
keseringan responden dalam menyaksikan program Merajut Asa

13

2.

Trans7 selama satu bulan terakhir. Pengukuran menggunakan skala
ordinal dengan dua kategori, yaitu:
Rendah : 1-2 kali menonton dalam sebulan
Tinggi : 3-4 kali menonton dalam sebulan
Tingkat kepuasan petani terhadap program Merajut Asa Trans7 adalah
terpenuhinya kebutuhan responden dalam menonton program Merajut Asa
Trans7 yang dilihat dari kebutuhan informasi, kebutuhan identitas pribadi,
kebutuhan integrasi dan interaksi sosial, dan kebutuhan hiburan. Variabel ini
diukur menggunakan skala interval dengan lima kategori, yaitu:
Sangat Tidak Puas, skor 1
Tidak Puas, skor 2
Cukup Puas, skor 3
Puas, skor 4
Sangat Puas, skor 5
Berdasarkan data yang diperoleh, rataan skor minimum dalam tingkat
kepuasan petani terhadap program Merajut Asa Trans7 adalah 2.00 dan rataan
skor maksimum adalah 5.00, sehingga jarak intervalnya adalah (5.00-2.00)/2
= 1.5. Oleh karena itu, dapat diketahui skor untuk tingkat kepuasan petani
terhadap program Merajut Asa Trans7, sebagai berikut:
Skor 2.00-3.50 = rendah
Skor 3.51-5.00 = tinggi
Skor untuk masing-masing tingkat kepuasan petani terhadap program Merajut
Asa Trans7 dijelaskankan sebagai berikut:
a. Kepuasan informasi adalah terpenuhinya kebutuhan responden mengenai
berita tentang peristiwa dan kondisi lingkungan sekitar, pencarian
bimbingan, memuaskan rasa ingin tahu dan minat, rasa damai melalui
penambahan pengetahuan.
Kepuasan informasi rendah : skor 2.00-3.50
Kepuasan informasi tinggi : skor 3.51-5.00
b. Kepuasan identitas pribadi adalah terpenuhinya kebutuhan responden
dalam menunjang nilai-nilai pribadi, identifikasi diri dengan nilai-nilai
lain (dalam media), dan peningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.
Kepuasan identitas pribadi rendah : skor 2.00-3.50
Kepuasan identitas pribadi tinggi : skor 3.51-5.00
c. Kepuasan integrasi dan interaksi sosial adalah terpenuhinya kebutuhan
responden akan kondisi lingkungan dan keadaan orang lain, identifikasi
diri dengan orang lain, menemukan bahan percakapan dan interaksi
sosial, menjalankan peran sosial, berhubungan dengan orang lain.
Kepuasan integrasi dan interaksi sosial rendah
: skor 2.00-3.50
Kepuasan integrasi dan interkasi sosial tinggi
: skor 3.51-5.00
d. Kepuasan hiburan adalah terpenuhi kebutuhan responden dalam
melepaskan diri dari permasalahan, bersantai, memperoleh kenikmatan
jiwa dan ekstetis, serta mengisi waktu.
Kepuasan hiburan rendah : skor 2.00-3.50
Kepuasan hiburan tinggi
: skor 3.51-5.00

METODE
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang
didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Pendekatan
kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survei. Pendekatan kualitatif
dilakukan melalui pendekatan lapang secara langsung. Data kuantitatif digunakan
untuk memperoleh data mengenai perilaku menonton dan kepuasan menonton.
Sementara itu, data kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi mengenai
perilaku menonton televisi.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RW 05 Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan sebagai berikut:
(1) Menurut keterangan penduduk pada observasi awal, di RW 05 program yang
ditayangkan oleh Trans7 dapat dilihat dengan jernih dan jelas tanpa ada
gangguan sinyal. Serta di RW 05 sudah banyak penduduk yang memiliki
televisi dibandingkan dengan RW lainnya di Desa Citapen.
(2) Mayoritas penduduk RW 05 bermata pencaharian sebagai petani, yang sesuai
dengan sasaran program Merajut Asa Trans7.
Lokasi ini diharapkan dapat menjelaskan perilaku menonton dan kepuasan
petani terhadap program Merajut Asa Trans7 di Desa Citapen. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan April 2013. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan
proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal, pengambilan data lapangan,
pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan
perbaikan laporan penelitian.
Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer (Singarimbun
dan Effendi 1989). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk RW 05
Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Unit analisa dalam penelitian
ini adalah individu. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Menurut Riduwan (2009), teknik purposive sampling adalah
teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbanganpertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel
untuk tujuan tertentu.
Pengambilan sampel dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
(1) Seluruh penduduk RW 05 Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor
diberikan angket sederhana berisi kebiasaan menonton, khususnya terhadap
program Merajut Asa Trans7, dan kesediaan untuk menjadi responden. Hal
ini dilakukan karena peneliti belum mengetahui profil populasi.
(2) Setelah mengetahui responden yang memenuhi kedua indikator yang telah
ditentukan yaitu menonton program Merajut Asa Trans7 dan bersedia

16
menjadi responden. Dipilih penduduk yang bermata pencaharian di bidang
pertanian untuk dijadikan sampel penelitian, karena sesuai dengan isi acara
program Merajut Asa Trans7. Kemudian didapatkan sebanyak 46 orang buruh
tani yang bersedia menjadi responden penelitian (Lampiran 3).

Seluruh penduduk
RW 05 diberi angket

Terdapat 86 orang menonton
dan bersedia menjadi respoden

Dipilih 46 orang buruh tani
untuk menjadi responden
Gambar 3 Tahapan pengambilan sampel

Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang secara langsung diambil dari sumber asli atau subyek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer yang
dikumpulkan meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data primer kuantitatif
diperoleh dari wawancara terstruktur kepada responden dengan menggunakan
instrumen berupa kuesioner yang terdiri dari pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan
yang sudah disertai alternatif jawabannya. Selain data kuantitatif, kuesioner juga
dilengkapi pertanyaan terbuka untuk menggali data kualitatif, yaitu pertanyaan
berupa isian yang tidak disertai pilihan jawaban. Data sekunder adalah data yang
tidak dikumpulkan langsung dari sumbernya melainkan menggunakan data yang
sudah dikumpulkan pihak lain. Data sekunder dikumpulkan melalui Studi Pustaka
dan data didapatkan dari Kantor Desa Citapen mengenai gambaran umum desa
dan sumber-sumber sekunder mengenai Trans7, baik melalui website resmi
Trans7 maupun Kantor Pusat Trans7 untuk mengetahui profil Trans7 dan profil
program Merajut Asa Trans7.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan kuantitatif. Pengolahan
data dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu pertama, melakukan pengkodean
pada berbagai jenis pertanyaan, baik tertutup, terbuka, maupun semi terbuka,
kemudian memasukkan data ke buku kode atau lembaran data (code sheet). Kedua,
membuat tabel frekuensi atau tabel silang. Ketiga, mengedit yakni mengoreksi

17
kesalahan-kesalahan yang ditemui setelah membaca tabel frekuensi atau tabel
silang (Singarimbun dan Effendi 2008). Data hasil kuesioner terhadap responden
kemudian diolah secara statistik deskriptif dengan menggunakan software Statistic
Program for Social Sciences (SPSS) for Windows versi 17.0 dan Microsoft Excel
2007.
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan beberapa teknik, antara lain:
(1) Tabel frekuensi digunakan untuk menganalisis data primer, yaitu perilaku
menonton dan tingkat kepuasan menonton.
(2) Tabulasi silang, untuk menerangkan hubungan antarvariabel dengan metode
analisa sederhana, yaitu hubungan antara perilaku menonton dengan kepuasan
menonton.
(3) Uji korelasi rank Spearman untuk melihat hubungan nyata antarvariabel
dengan data berbentuk ordinal dan data interval yang diubah menjadi data
ordinal. Uji ini digunakan untuk menentukan hubungan antara kedua variabel
(variabel independen dan variabel dependen) yang ada dalam penelitian ini,
yaitu menguji hubungan antara perilaku menonton program Merajut Asa
Trans7 (skala ordinal), seperti durasi menonton dan frekuensi menonton
dengan tingkat kepuasan petani terhadap program Merajut Asa Trans7 (skala
interval), seperti kepuasan informasi, kepuasan identitas pribadi, kepuasan
integrasi dan identitas pri

Dokumen yang terkait

MOTIF LAKI-LAKI MENONTON ACARA “MATA LELAKI” DI TRANS7 (STUDI PADA LAKI-LAKI DI RW 03 DESA LANDUNGSARI KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG)

0 53 51

Motivasi Menonton dan Persepsi Khalayak tentang Program Talk Show Hitam Putih Trans7 pada Masyarakat Desa Rurban

2 17 71

Motivasi dan Perilaku Menonton Program Acara Merajut Asa Trans7 pada Petani Desa Citapen, Kabupaten Bogor

1 18 107

Perilaku dan Efek Menonton Program Berita Seputar Indonesia RCTI pada Petani

0 17 91

Motivasi dan efek menonton acara merajut asa Trans7 pada masyarakat Desa Rural dan Sub Urban

0 11 110

KEPUASAN MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PROGRAM KOMEDI INDONESIA LAWAK KLUB DI TRANS7.

0 1 8

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 )

0 0 25

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 )

0 0 25