MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 ).

MOTIF REMAJ A SURABAYA MENONTON PROGRAM
ACARA DOKUMENTER ”PARADISO”
DI TRANS7
( Studi Deskr iptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton
Pr ogram Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 )

SKRIPSI

Oleh :
HEDI AULIA BASKORO
NPM. 0543310454

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


JUDUL PROPOSAL : MOTIF REMAJ A SURABAYA MENONTON PGROGRAM
ACARA DOKUMENTER PARADISO DI TRANS7

Nama

: Hedi aulia baskoro

NPM

: 0443010144

Progdi

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Telah disetujui pada tanggal 23 November 2011


PEMBIMBING

TIM PENGUJ I :
1.

Juwito,Ssos,Msi
NPT :367049500361

Drs. Saifuddin Zuhri, Msi
NPT : 370069400351
2.

Zainal Abidin Achmad,Msi,M.Ed
NPT : 373059901701
3.

Juwito, S.sos, M,si
NPT : 3 6704 95 00361
Mengetahui :

Ka. Progdi Ikom

Juwito, S.sos, M,si
NPT : 3 6704 95 00361

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
HEDI AULIA BASKORO, 0543310454, Motif Remaja Surabaya Menonton
Pr ogr am Acara Dokumenter “PARADISO” di TRANS7 (Studi deskriptif
kuantitatif tentang Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara
Dokumenter“PARADISO” di TRANS7)

Seiring dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia, individu mulai
aktif dalam menentukan media yang dapat menjadi sarana untuk dapat memenuhi
kebutuhan mereka. Program acara dokumenter “Paradiso”di TRANS7 menyajikan
film dalam format televisi. Selain itu acara tersebut juga memberikan informasi
mengenai kebudayaan lokal diberbagai daerah di Indonesia, dengan mengangkat
cerita-cerita lokal beserta keindahan alamnya, Acaranya pun dikemas dengan

beragam tema yang berbeda dalam setiap episode.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori uses & gratifications karena
pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar dan khalayak secara aktif
memilih media massa untuk memenuhi kebutuhannya sehingga mendapat kepuasan
dari penggunaan media massa tersebut. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan
informasi, identitas pribadidan kebutuhan untuk melepaskan diri dari ketegangan
(hiburan).
Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multistage
Cluter Random Sampling, yaitu pengambilan sampel ini dilakukan melalui tahaptahap tertentu dengan sample gugus bertahap, dengan catatan gugus yang diambel
sebagai sampel secara acak. Jadi setiap remaja yang ditemui secara acak menurut
tempat penelitiannya mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel atau
responden dalam penelitian. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan berkunjung ke
Surabaya barat dan Surabaya Selatan.
Hasil dari pengolahan data yang didapatkan melalui kuisioner yang
disebarkan maka dapat disimpulkan bahwa dalam menonton program dokumenter
“Paradiso”di TRANS7 sebagian besar remaja yang didorong oleh motif informasi,
identitas personal dan hiburan terdapat pada kategori sedang. remaja didasari oleh
keinginan yang bervariasi, disisi lain mereka membutuhkan informasi tapi juga ingin
mencari sosok yang dapat dijadikan panutan atau bahkan untuk menghibur diri terkait
dengan motif mereka dalam menonton acara tersebut.


Keyword : Motif, Remaja, acara dokumenter “Paradiso”di TRANS7

xii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan ridhonya,
maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “MOTIF REMAJ A
SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER “ PARADISO
“ DI TRANS7 (Studi Deskriptif Motif remaja surabaya menonton program acara
dokumenter “ Paradiso” di TRANS7 )”. Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi
Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, baik dalam penyajian material maupun

dalam pengungkapan bahasanya.
Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari segala bimbingan,
bantuan, dan dorongan dari Bapak J UWITO S.sos Msi yang telah banyak memberikan
pengarahan dan dorongan yang sangat bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini, maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati ingin
menyatakan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, MSi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak J uwito, S.Sos, MSi. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.Sekaligus
dosen pembimbing
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iii

3. Orang tua tersayang dan keluarga tercinta ( mb.ina , mas dony, de akbar )
yang selalu memberikan semangat dan doanya.
4. Pacar tercinta Mutia riandini yang selalu memberikan dukungan dan doanya.
5. Teman-teman angkatan 2004, terimakasih atas bantuannya
6. Trapessiumers


(

Mas

wynn,

mb

ainun,

madam

tessa,bob,Mahmud,jojon,andhika,anggi and all trapessium)
Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang secara
langsung telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.


Surabaya, 19 April 2012

Hedi Aulia Baskoro

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

DAFTAR ISI
Halaman
HAL AMAN JUDUL ............................................................................. i
HAL AMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii
HAL AMANPENGESAHAN
............................................................................ iii
ABSTRAKSI
....................................................................................................

iv


KATA PENGANTAR ......................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................... vi
BAB I

PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................... 12
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................... 13
1.4. Kegunaan Penelitian ...................................................... 13
1.4.1. Kegunaan Teoritis ............................................ 13
1.4.2. Kegunaan Praktis ............................................. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 14
2.1. Landasan Teori ............................................................. 14
2.1.1. Komunikasi Massa ............................................ 15
2.1.2. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa ....... 17
2.1.3. Teori Uses and Gratifications ............................ 19
2.1.4. Definisi dan Deskripsi Motif ............................... 22
v


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.5. Remaja Sebagai Khalayak ................................ 24
2.1.6. Paradiso ............................................................. 28
2.2. Kerangka Pikir ............................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 31
3.1. Definisi Operasional ...................................................... 31

3.1.2

a.Motif.........................................................................

32

b.Remaja sebagai khalayak.......................................

34

Pengukuran


Variabel..................................................

34
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ......... 39
3.2.1. Populasi ............................................................. 39
3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ............. 40
3.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 44
3.4. Teknik Analisis Data ...................................................... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 47
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data 47
4.1.1. Gambaran Umum TRANS7 .................................. 47
4.1.2. Gambaran Umum Remaja Surabaya ................... 48
4.1.3. Dokumenter PARADISO ..................................... 50
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data .................................. 51
4.2.1. Identitas Responden ............................................ 51
4.2.2. Motif Responden Menonton program acara
Dokumenter PARADISO di trans7........................ 57
4.2.2.1. Motif Kognitif........................................... 57

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.2.2. Motif Identitas Personal .......................... 65
4.2.2.3. Motif Diversi (hiburan) ............................ 71
4.3. Motif Secara Keseluruhan .............................................. 78
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 81
5.1 Kesimpulan ..................................................................... 83
5.2. Saran.............................................................................. 83

DAFTAR
TABEL………………………………………………………………………………
………….

84

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 96
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vii

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................. 53

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ........ 54

Tabel 4.4.

Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi
Menonton ....................................................................... 55

Tabel 4.5.

Karakter Responden berdasarkan Frekuensi Menonton 56

Tabel 4.6.

Motif Kognitif Responden Ingin Tahu Tentang
Perkembangan tempat wisata di Indonesia .................. 59

Tabel 4.7.

Motif Kognitif Responden Ingin Tahu Tentang Ceritacerita diBerbagai Daerah di Indonesia ........................... 59

Tabel 4.8..

Motif Kognitif Responden Ingin Tahu Tentang Tempattempat Indah dan Alami ................................................. 60

Tabel 4.9.

Motif Kognitif Responden Ingin Tahu Tentang
Kebudayaan diBerbagai daerah di Indonesia ............... 61

Tabel 4.10. Motif Kognitif Responden Ingin Mendapatkan
Gambaran Yang Positif Dan Negatif .............................. 62
Tabel 4.11. Motif Kognitif Responden Ingin Memuaskan Rasa Ingin
Tahu ............................................................................... 63
Tabel 4.12. Motif Kognitif Remaja Surabaya Dalam menonton
Dokumenter PARADISO di TRANS7 .............................. 64
Tabel 4.13. Motif Identitas Personal Menemukan Penunjang
Intropeksi Diri ................................................................ 66
Tabel 4.14. Motif Identitas Personal Menemukan Figur Untuk
dicontoh ......................................................................... 67
Tabel 4.15. Motif Identitas Personal Mengidentifikasi Diri dengan
Nilai-Nilai Yang Ada ...................................................... 68

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.16. Motif Identitas Personal Ingin Mengetahui Tentang
Karakter Tokoh Yang ada di Dokumenter PARADISO di
TRANS7 ......................................................................... 69
Tabel 4.17. Motif Identitas Personal Remaja Surabaya Dalam
Menonton Dokumenter PARADISO di TRANS7 ............. 70
Tabel 4.18. Motif Diversi Ingin Mencari Hiburan .............................. 72
Tabel 4.19. Motif Diversi Bosan Dengan Tayangan Yang Ada ........ 73
Tabel 4.20. Motif Diversi Mengisi Waktu Luang ............................... 74
Tabel 4.21. Motif Diversi Melepaska Kejenuhan ............................. 75
Tabel 4.22. Motif Diversi Ingin Menyalurkan Hobi Menonton
tayangan paradiso ........................................................ 76
Tabel 4.23. Motif Diversi Remaja Surabaya Menonton Dokumenter
PARADISO di TRANS7 ................................................. 77
Tabel 4.24. Motif Secara Keseluruhan ............................................. 78

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. : Bagan Kerangka Berpikir .............................................. 33

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner .......................................................................... 90
Lampiran 2 Rekapitulasi Motif Kognitif ................................................. 95
Lampiran 3 Rekapitulasi Motif Identitas Personal ................................ 98
Lampiran 4 Rekapitulasi Motif Diversi .................................................. 101
Lampiran 5 Rekapitulasi Identitas Responden ..................................... 104
Lampiran 6 Surat Keterangan Bakesbang Surabaya .......................... 107

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Globalisasi media

massa

berasal pada kemajuan teknologi

komunikasi dan informasi semenjak dasawarsa 1970-an. Tren perubahan dan
perkembangan teknologi ini memungkinkan media massa menyebar dengan
cepat ke seluruh dunia menjadi sangat transparan terhadap berbagai macam
perkembangan teknologi, informasi dan transportasi. Hal ini memungkinkan
suatu negara mempengaruhi perkembangan masyarakat di negara lain
sehingga terciptalah dunia global yang berkembang tanpa batas budaya.
Fenomena ini dikenal dengan Global Village ( Naisbitt Aburdene, 1991 : 56 ).
Komunikasi yang digunakan peneliti sesuai dengan sasaran
komunikasi yaitu ditujukan / diarahkan kedalam ” komunikasi massa ”.
Komunikasi massa yaitu komunikasi yang ditujukan kepada massa atau
komunikasi yang menggunakan media massa.

Komunikasi massa sangat

efektif karena dapat menjangkau daerah yang luas dan audience yang praktis
tak terbatas. Sumber komunikasi massa pada umumnya adalah organisasi
besar yang memikul biaya besar untuk membuat atau menyampaikan pesan.
Pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka

( setiap orang dapat

menerimanya ). Komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks sosial
dan konteks sosial mempengaruhi media. Dengan kata lain, terjadi hubungan
transaksional antara media dan masyarakat ( Devito, 1997 : 507 ). Salah satu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

media yang dipilih oleh peneliti adalah media massa. Media massa adalah
media yang digunakan untuk komunikasi massal, karena sifatnya yang massal
( Widjaja, 2000 : 35 ).
Seiring dengan perkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi,
dalam memperoleh informasi tidak hanya komunikasi secara langsung (tatap
muka), tetapi juga dapat melalui media massa untuk membantu komunikator
berhubungan dengan khalayaknya. Media massa dapat menjadi jembatan
untuk menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak,
waktu, bahkan pelapisan sosial dalam suatu masyarakat. Media massa
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan respon dan kepercayaan
masyarakat. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokok media massa
membawa pula pesan – pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan
respon seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal yang dapat
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut.
Kehadiran media massa merupakan gejala awal yang menandai
kehidupan masyarakat modern sekarang ini. Hal ini dapat dilihat melalui
meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap berbagai bentuk media
massa dan bermunculan media baru yang menawarkan banyak pilihan pada
khalayaknya, yang pada akhirnya akan menimbulkan ketergantungan
masyarakat pada media elektronik tersebut. Media massa itu sendiri
dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Media elektronik, yang terdiri dari audio

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

(radio) dan audio visual ( televisi ) ; 2) Media cetak, yang terdiri dari koran
(surat kabar ), majalah, dan tabloid ( Sari, 1993 : 25 ).
Pada abad 21 ini perkembangan teknologi komunikasi dan informasi
membuat media massa menjadi sangat penting dalam kehidupan masyarakat
modern. Dalam media elektronik yang semakin canggih ini, terutama
perkembangan dunia audio visual (televisi), televisi adalah sebuah media
telekomunikasi terkenal sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta
suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun warna, televisi juga
dapat diartikan sebagai kotak televisi, acara televisi ataupun transmisi televis.
Kata “Televisi” merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa yunani
dan visio (penglihatan) dari bahasa latin sehingga televisi dapat diartikan
sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh, penemuan televisi
disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah
peradaban dunia. Di Indonesia televisi secara tidak formal disebut dengan tv,
tivi, teve atau tipi. Stasiun televisi, free-to-air di Indonesia yang salurannya
dapat ditangkap melalui antena UHF/VHF (terestrial). Sejak berlakunya UU
nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, izin penyelenggaraan stasiun televisi
melalui antena UHF/VHF (terestrial) yang dikeluarkan hanyalah untuk
stasiun televisi lokal, stasiun televisi yang ingin melakukan siaran nasional
harus melakukan siaran berjaring antar beberapa stasiun televisi lokal,
beberapa stasiun televisi yang ada di Indonesia : ANTV, GLOBAL TV,
INDOSIAR, METRO TV, MNC TV, RCTI, SCTV, TRANS TV, TRANS 7,
TV ONE, TVRI. (http://www.id.wikipedia.org/wiki/televisi)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Maka dari itu media televisi sudah menjadi kebutuhan masyarakat
untuk mengetahui perubahan serta peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain
mulai dari film, berita, hingga kemajuan teknologi yang tengah berlangsung.
Dibandingkan dengan media massa yang lain televisilah yang paling efektif
dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan
selain mengeluarkan suara, televisi juga menampilkan gambar, sehingga
informasi yang disampaikan akan lebih mudah dimengerti. Pengaruh televisi
terhadap sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek – aspek
kehidupan pada umumnya. Televisi disini menimbulkan pengaruh terhadap
kehidupan masyarakat yang sudah terlanjur mengetahui dan merasakannya,
baik pengaruh yang positif ataupun pengaruh yang negatif. (Effendy,
1996:122)
Selain itu televisi juga memiliki kelebihan dan kekuatan tersendiri.
Kelebihan dari media televisi adalah paket acaranya yang mampu membuka
wawasan berpikir pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang
berada di lingkungan masyarakat (Kuswandi, 1996 : 94). Sedangkan kekuatan
dari media televisi adalah menguasai jarak dan ruang, dapat menjangkau
massa dalam jumlah besar, nilai aktualitas yang cepat, daya rangsang
pemirsanya yang cukup tinggi, serta menyampaikan informasi dengan lebih
singkat, jelas, dan sistematis. Mengingat kemampuan televisi dalam
menguasai jarak secara geografis dan sosiografis. (Kuswandi, 1996) maka
televisi dapat memberikan pengaruh yang lebih besar pada khalayak
dibanding dengan radio dan surat kabar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Seiring

dengan

berkembangnya

teknologi

saat

ini

media

menempatkan diri sebagai sarana yang dapat memenuhi kebetuhan khalayak,
tak terkecuali media televisi. Hal ini tidak lepasnya dari semakin
kompleksnya kebutuhan manusia yang menginginkan pemenuhan secara
instan. Kondisi tersebut di manfaatkan banyak industry televisi di negeri ini
untuk saling bersaing menyuguhkan tayangan yang dapat memenuhi hasrat
khalayak sebagai pemirsa televisi.
Semakin

bertambahnya

jumlah

stasiun

televisi

swasta

yang

mengudara saat ini merupakan bukti dari ketergantungan khalayak akan
keberadaan media. Misalnya stasiun televisi swasta TRANS7 yang berusaha
untuk dapat memenuhi kebutuhan khalayak dengan program acara yang
bervariasi dan beda. Dari beberapa program acara yang ditawarkan oleh
TRANS7 pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan stasiun televisi swasta
lainnya. Misalnya program siaran berita, reality show, infotainment, kuis,
sinetron, acara musik dan program siraman rohani bagi umat beragama,dan
juga Dokumenter.

Istilah "dokumenter" atau documentary (bahasa Inggris), adalah
turunan dari kata Perancis, documentaire. Yang artinya, sebuah film atau
pembicaraan yang menggambarkan perjalanan di suatu negeri tertentu.
Apakah cara pengambilan gambarnya secara langsung atau direkaulang,
sampai tahun 1960-an, film dokumenter yang tradisional adalah urusan
tunjukkan-dan-ceritakan (show-and-tell).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Dokumenter bukanlah reproduksi dari realitas, tetapi merupakan
representrasi dari dunia yang kita huni. Jika reproduksi diartikan sebagai
sekadar meng-copy dari sesuatu yang sudah ada, maka representasi berarti
menetapkan pandangan tertentu terhadap dunia. Yakni, suatu pandangan yang
mungkin tak pernah kita temui sebelumnya, bahkan sekalipun aspek-aspek
dari dunia yang direpresentasikan itu sudah akrab dengan kita atau sering kita
lihat.

Kita menilai sebuah reproduksi dari keserupaannya dengan yang asli
(orisinal), dari kapasitasnya untuk persis, bertindak sama, dan melayani
fungsi dan manfaat yang sama dengan yang asli. Semakin persis atau
menyerupai dengan yang asli, semakin baik.

Sedangkan di sisi lain, kita menilai sebuah representasi lebih pada
hakikat kesenangan yang ditawarkan, nilai-nilai wawasan atau pengetahuan
yang disampaikan, dan kualitas orientasi atau disposisi, nada atau perspektif
yang dihadirkan. Kita biasanya mengharapkan lebih banyak dari representasi,
ketimbang dari reproduksi.

Hal ini dengan cepat bisa ditunjukkan dalam fotografi. Sebuah lokasi
yang akan dipotret mungkin dan seharusnya direpresentasikan secara benar.
Namun, sejumlah artis bisa melihat dan merepresentasikan kebenaran lebih
banyak dan lebih hebat, dari sekadar seorang biasa yang kebetulan lewat di
sana.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Dokumenter adalah apa yang kita sebut "fuzzy concept," suatu konsep
yang tidak jelas. Tidak semua film yang disebut sebagai dokumenter
memiliki kesamaan yang dekat antara satu dengan yang lain, sebagaimana
banyak alat transportasi yang bisa disebut sebagai "wahana" (vehicle).

Dokumenter tidak mengadopsi inventori teknik yang tetap (fixed),
tidak terikat pada seperangkat isu/tema tertentu untuk diangkat, serta tidak
memperagakan bentuk atau gaya tampilan yang tunggal. Tidak semua
dokumenter memiliki perangkat karakteristik atau ciri-ciri yang sama. Praktik
film dokumenter adalah arena di mana hal-hal terus berubah. Berbagai
pendekatan alternatif terus-menerus dicoba dan kemudian diadopsi oleh yang
lain, atau ditinggalkan. Kontestasi terjadi.

Ketidakjelasan definisi muncul sebagian karena definisi-definisi itu
berubah bersama waktu, dan sebagian yang lain karena pada setiap momen
tidak ada satu definisi pun yang bisa mencakup semua film, yang mungkin
kita anggap sebagai dokumenter.

Kita

bisa

memperoleh

pegangan

yang

lebih

baik

dalam

mendefinisikan dokumenter, dengan mendekatinya dari empat sudut:
lembaga, praktisi, teks (film dan video), dan audiens.

Namun salah satu cara mendefinisikan dokumenter adalah dengan
mengatakan, "Dokumenter adalah apa yang dibuat oleh organisasi dan
lembaga yang memproduksinya." Jika Discovery Channel menyebut sebuah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

program sebagai dokumenter, maka program/film itu diberi label dokumenter,
sebelum aktivitas dari pihak penonton dan kritikus film dimulai.

Definisi ini, meskipun berputar-putar, berfungsi sebagai pertanda awal
bahwa suatu karya dapat dianggap sebagai dokumenter. Konteks akan
memberi pertanda. Jika sponsornya adalah Dewan Film Nasional Kanada,
Fox TV, History Channel, atau Michael Moore, kita membuat asumsi tertentu
tentang status dokumenter dari film tersebut, serta derajat obyektivitas,
reliabilitas, dan kredibilitasnya. Kita membuat asumsi tentang status nonfiksinya dan rujukannya ke dunia historis kita bersama, ketimbang dunia yang
dikhayalkan pembuat film fiksi.

Kerangka kelembagaan juga menetapkan suatu cara kelembagaan
dalam melihat dan bicara, yang berfungsi sebagai seperangkat batasan atau
konvensi, bagi pembuat film dan audiens. Untuk mengatakan "tak perlu
dijelaskan lagi" bahwa pada sebuah dokumenter akan terdapat komentar
berbentuk voice-over, atau "Setiap orang tahu" bahwa sebuah dokumenter
harus menampilkan dua sisi pandang dari suatu tema yang diangkat, adalah
sama dengan mengatakan apa yang biasanya terdapat dalam kerangka
kelembagaan spesifik.

( www.wikipediaprogramdokumenter.com )

Kekurangan kebutuhan masyarakat terhadap hiburan macam ini
adalah sebuah petualangan batin masyarakat untuk menjawab rasa ingin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

tahu mereka terhadap tempat-tempat yang menyimpan potensi wisata
indah di berbagai daerah di Indonesia. Dengan kata lain, ini adalah sebuah
tantangan lain menjadi pendorong utama masyarakat menyukai tayangantayangan yang mengupas keindahan alam dan budaya yang saat ini masih
kurang mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakat setempat.
Dalam hubungannya dengan penggunaan media massa termasuk
dalam televisi, tentu saja tidak lepas dari adanya kebutuhan serta dorongan
yang timbul dan berkembang dalam diri individu sehingga seseorang
menggunakan televisi sebagai sumber informasinya. Dorongan inilaah
yang sering disebut motif, tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan mempertahankan eksistensinya (Effendi, 1993 : 45).
Secara umum beberapa kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh media
massa adalah kebutuhan akan informasi (kognitif), kebutuhan akan
hiburan, (diversi), kebutuhan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu
yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri (identitas
personal) (Rakhmat, 2001 : 66). Jadi kebutuhan untuk menonton Program
acara documenter “Paradiso” sebagai jawaban adanya kebutuhan untuk
mengetahui bagaimana tayangan Dokumenter Paradiso bisa memberikan
informasi, wawasan dan pengetahuan bagi Masyarakat khususnya para
remaja
Kebutuhan pada setiap individu tidaklah sama. Kebutuhan yang
tidak sama ini sesuai dengan keingintahuan individu tersebut yang tumbuh
sejalan dengan tingkat perkembangannya. Dari kekurangan kebutuhan itu,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

maka timbullah motif untuk menonton Program dokumenter paradiso di
TRANS7. Motif kognitif adalah keinginan remaja

yang menonton

Paradiso untuk menambah pengetahuan baru. Motif diversi yaitu
keinginan untuk mendapatkan hiburan. Dan motif identitas personal yaitu
menonton Program dokumenter paradiso untuk memperkuat situasi
khalayak sendiri.dan yang terakhir motif interaksi sosial.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah motif
apakah yang mendorong Remaja untuk menonton Program dokumenter
“paradiso “ di TRANS7. Apakah itu motif Remaja untuk menambah
pengetahuan baru, motif Remaja untuk mencari hiburan dan keinginan
Remaja untuk mendapatkan identitas personal dengan situasi khalayak
sendiri. Namun yang menjadi pokok permasalahan adalah pesan yang
disampaikan dalam paradiso akankah ada kemungkinan untuk terpenuhi
dengan baik sesuai dengan kebutuhannya.
Teori yang digunakan untuk meneliti motif Remaja dalam
menonton tayangan program acara Program dokumenter paradiso adalah
teori uses and gratification yang menunjukkan bahwa yang menjadi
permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan
perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi
dan sosial khalayak. Jadi menitik beratkan pada khalayak yang aktif, yang
sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus ( Effendy,
1999 : 289 ) model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada
diri seseorang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan seseorang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

terhadap media. Anggota khalayak dianggap aktif menggunakan media
untuk memenuhi kebutuhannya.

Dipilihnya Remaja karena masa remaja adalah masa peralihan dari
anak-anak menuju dewasa, karena pada masa ini remaja telah mengalami
perkembangan fisik maupun psikis yang sangat pesat, dimana secara fisik
remaja telah menyamai orang dewasa, tetapi secara psikologis mereka
belum matang sebagaimana yang dikemukakan oleh Calon (1953) masa
remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan
karena remaja belum memiliki status dewasa tetapi tidak lagi memiliki
status anak-anak (Monsk, 2002). Perkembangan fisik dan psikis
menimbulkan kebingungan dikalangan remaja sehingga masa ini disebut
oleh orang barat sebagai periode sturm und drung dan akan membawah
akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta
kepribadian remaja. Lebih jelas pada tahun 1974, WHO memberikan
definisi tentang remaja secara lebih konseptual,sebagai berikut (Sarwono,
2001): Remaja adalah suatu masadimana:Individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat
ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan
psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.Terjadi
peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan
yang relatif lebih mandiri. Jelasnya remaja adalah suatu periode dengan
permulaan dan masa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

masa remaja juga mempunyai ciri antara lain energik, suka akan
petualangan dan suka akan hal-hal baru, dalam Paradiso remaja akan
menemukan hal tersebut, peneliti memilih remaja karena pada masa
remaja adalah masa transisi yang tepat untuk memikirkan kejadiankejadian pada masa kini dan masa yang akan datang, apalagi jam tayang
Paradiso yaitu setiap hari sabtu pukul 15.30 WIB. Jadi kemungkinan besar
yang melihat

adalah masyarakat khususnya remaja. Seperti yang

dikatakan Monks et. Al. (2002 : 260) dalam bukunya Psikologi
Perkembangan, bahwa remaja dibagi menjadi tiga fase yaitu masa remaja
awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (16-18 tahun) dan masa
remaja akhir (19-21 tahun). Istilah remaja masih digunakan bagi mereka
bahkan sampai usia 21 tahun, menunjukkan bahwa mereka masih pada
tahap peralihan dari dunia remaja ke dunia dewasa.
Sedangkan lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Surabaya
karena masih banyak menyinpan potensi wisata seperti manggrove di
tambak wedi kenjeran
Berdasarkan uraian diatas pada dasarnya peneliti ingin melakukan
penelitian dengan menitik beratkan pada motif yang mendasari individu
(remaja) menonton tayangan dokumenter “Paradiso” di TRANS7. Dari
sini peneliti berusaha untuk mengetahui apa motif remaja Surabaya dalam
menonton program Dokumenter “Paradiso” di TRANS7

1.2. Rumusan Masalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimanakah motif Remaja Surabaya menonton program Dokumenter
“Paradiso” di TRANS7 ?

1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif remaja Surabaya
menonton program dokumenter “Paradiso” di TRANS7.

1.4. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi tentang penelitian
terhadap motif pemirsa terhadap tayangan Dokumenter sebagai
referensi yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan Pr aktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan
masukan bagi media televisi yang berkaitan dengan motif pemirsa
dalam menonton sebuah program acara, khususnya program acara
dokumenter “Paradiso” yang ditayangkan di TRANS7.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teor i
2.1.1. Komunikasi Massa
Komunikasi massa berarti penyebaran pesan dengan menggunakan
media massa modern antara lain televisi, radio dan film. Dengan kata lain
ditunjukkan kepada massa yang abstrak yaitu sejumlah orang yang tidak
nampak oleh si penyampai pesan. Pembaca surat kabar, pendengar radio
dan penonton televisi tidak tampak oleh komunikator. Dengan demikian,
jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi dengan menggunakan
media sifatnya adalah satu arah (one way traffic). Begitu pesan
disampaikan oleh komunikator, tidak diketahui apakah pesan ini diterima,
dimengerti atau dilakukan oleh komunikan wartawan, penyiar radio,
penyiar televisi tidak mengetahui nasib pesan yang disampaikan kepada
khalayak (Effendy, 2003 : 20).
Komunikasi massa pada dasarnya merupakan penggunaan saluran
media yang mempunyai proses melibatkan beberapa komponen. Dua
komponen yang berinteraksu (sumber dan penerima) terlibat, pesan yang
diberi kode oleh sumber (encode), disalurkan melalui sebuah saluran dan
diberi kode oleh penerima (decode), tanggapan yang diamati penerima
merupakan umpan balik yang memungkinkan interaksi berlanjut antara
sumber dan penerima (Winarso, 2005 : 18).

14

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Terkait dengan pendapat Devito yang dikutip oleh Effendy (2003 :
21), bahwa komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui
media massa, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri kkhusus yang
disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai
berikut :
a. Komunikasi massa berlangsung satu arah
Berbeda

dengan

komunikasi

antar

personal

(interpersonal

communication) yang berlangsung dua arah (two way traffic
communication), komunikasi massa berlangsung satu arah (one way
communication). Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari
komunikan kepada komunikator.
b. Komunikasi pada komunikasi massa melembaga
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,
yakni suatu institusi atau organisasi. Hal ini berbeda dengan
komunikator lainnya, misalnya kiai atau dalang yang munculnya
dalam suatu forum bertindak secara individual, atas namanya sendiri,
sehingga ia mempunyai lebih banyak kebebasan. Komunikator mada
komuniksi massa, misalnya wartawan surat kabar atau penyiar televisi
dan radio karema media yang dipergunakannya adalah suatu lembaga
dalam menyebarluaskan pesan komunikasinya bertindak atas nama
lembaga, sejalan dengan kebijakan (policy) surat akabar dan stasiun
televisi atau radio siaran yang diwakilinya. Ia tida mempunyai
kebebasan individual. Ungkapan seperti kebebasan mengemukakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

pendapat (freedom of expression atau freedom of opinion) merupakan
kebebasan terbatasi (restrieted freedom).
c. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum karena
ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak
ditujukan kepada perseorangan atau kepada kelompok orang tertentu.
Hal ini yang antara lain membedakan media massa dengan media
nirmassa bukan media massa surat kabar kampus, radio telegrafi atau
radio citizen band. Film dokumenter atau televisi siaran sekitar,
bukanlah media massa, melainkan media nirmassa karena ditujukan
kepada sekelompok orang tertentu.
d. Media komunikasi massa menimbulkan keserampakan
Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan
keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang
disebarkan. Hal inilah yang merupakan ciri yang paling hakiki
dibandingkan dnegan media komunikasi lainnya. Pesan yang
disampaikan melalui radio siaran dalam bentuk pidato, misalnya pidato
presiden, akan diterima oleh khalayak dalam jumlah jutaan, bahkan
puluhan juta atau ratusan juta, serempak bersama-sama pada saat
presiden berbicara.
e. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota
masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

sasaran

yang

dituju

komunikator

bersifat

heterogen.

Dalam

keberadaannya secara terpencar-pencar dimana satu sama lainnya tidak
saling mengenal dan tidak saling memiliki kontak pribadi, masingmasing berbeda dalam berbagai hal, jenis kelamin, usia, ideologi,
pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hiup,
keinginan, cita-cita dan sebagainya. Heterogenitas khalayak seperti
itulah

yang

menjadi

kesulitan

seorang

komunikator

dalam

menyebarkan pesannya melalui media massa karena setiap individu
atau khalayak menghendaki keinginannya dipenuhi. Bagi para
pengelola media massa adalah suatu hal yang tidak mungkin untuk
memenuhinya. Satu-satunya cara untuk dapat mendekati keinginan
seluruh khalayak sepenuhnya ialah dengan mengelompokkan mereka
menurut

jenis

kelamin,

usia,

agama,

pekerjaan,

pendidikan,

kebudayaan, hobi dan lain-lain (Effendy, 2003 : 22).
Demikian ciri-ciri komunikasi dengan menggunakan media massa
untuk membandingkan dnegan komunikasi yang memakai media
nirmassa. Meskipun pada hakekatnya penggunaan media massa dan media
nirmassa itu saling mengisi pengoperasiannya, baik secara regional,
nasional maupun secara internasional.

2.1.2. Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving
picture). Para penonton di rumah-rumah tidak mungkin menangkap siarat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

televisi, kalau tidak ada unsur-unsur radio. Dan tidak mungkin dapat
melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika
tida ada unsur-unsur film. (Effendy, 2003:174).
Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi”
(vision) yang berarti penglihatan. Segi “jauh”-nya diusahkan oleh prinsip
radio dan segi “penglihatan”-nya oleh gambar. Tanpa gambar tidak
mungkin ada apa-apa yang dapat dilihat. Para penonton dapat menikmati
siarat televisi, kalau pemancar televisi tadi memancarkan gambar. Dan
gambar-gambar yang dipancarkan itu adalah gambar-gambar yang
bergerak. (Effendy, 2003:174).
Televisi dikatakan sebagai “saudara muda” dari radio, karena
lahirnya sesudah radio dan karenanya, sebagaimana dikatakan tadi
dasarnya adalah radio.
Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan
menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, inforamsi, maupun
pendiidikan dengan sangat memuaskan. Penonton televisi tidak perlu
susah-susah pergi ke gedung bisokop atau gedung sandiwara karena
pesawat televisi menyajikan ke rumah. (Effendy, 2004:60).
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih
lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang
digunakan untuk ngobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku
masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1)

2.1.3. Teor i Uses and Gratifications
Teori Uses and Gratifications menunjukkan yang menjadi
permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubahs ikap dan
khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial
khalayak. Jadi bobonya adalah pada khalayak yang aktif yang sengaja
menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2003 : 289).
Anggota khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi
kebutuhannya, sehingga timbul istilah uses and gratifications yang itu
penggunaan dan pemenuhan kebutuhan (Rakhmat, 2002 : 65).
Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa
berguna bahwa konsumi media diarahkan oleh motif (intentionality),
bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi
(selectivity) dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (strunborn).
Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi
kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai salah satu situasi
ketika kebutuhan ini terpenuhi. Mengenai kebutuhan biasanya orang
merujuk kepada hirarki kebutuhan yang ditampilkan oleh Abraham
Maslow (1954) dalam effendy (2003 : 2090) ia membedakan lima
perangkat kebutuhan dasar, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

a. Kebutuhan Psikologi (Physiological Needs) adalah kebutuhan primer
yang menyangkut fungsi biologis bagi organisme manusia seperti
kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan fisik.
b. Kebutuhan Keamanan (Safety Needs) adalah kebutuhan mengenai
perlindungan dari bahaya, perlakuan tidak adil dan terjaminnya
keamanan diri.
c. Kebutuhan Cinta (Love Needs) adalah kebutuhan akan dicintai,
diperhitungkan secara pribadi.
d. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs) adalah kebutuhan dihargai
secara prestasi, kemampuan, kedudukan atau status.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (Self-actualization Needs) adalah kebutuhan
mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara
maksimal, kreativitas dan ekspresi diri.
Teori Uses and Gratifications menurut Kats. Gurevitch dan Haas
dalam Efendy (2003 : 294) dimulai dengan lingkungan sosial (social
environment) yang menentukan kebutuhan manusia. Lingkungan sosial
tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
Kebutuhan kognitif (Cognitive Needs) adalah kebutuhan yang
berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman
mengenai lingkungannya. Hal yang terkait dalam penelitian ini adalah
bagaimana remaja surabaya membutuhkan informasi, pengengetahuan
terhadap potensi wisata yang ada di indonesia

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

a. Kebutuhan afektif (Affective Needs) adalah kebutuhan yang berkaitan
dengan peneguhan pengalaman-pengalaman estetis, emnyenangkan
dan emosional.
b. Kebutuhan pribadi secara integratif (Personal integrative Needs)
adalah kebutuhan yang terkait dengan kreativitas.
c. Kebutuhan pelepasan (Escapist Needs) adalah kebutuhan yang
berkaitan dengan upaya menghindari dari tekanan, ketegangan dan
hasrat akan keanekaragaman.
Menurut para

pendiri Katz. Gurevitch dan Blumler, uses and

gratifications meneliti asal mula kebutuhan yang menimbulkan harapan
tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada
pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan
kebutuhan dan akibat-akibat lain.
Lebih lanjut untuk memahami teori uses and gratifications m,
maka sebagaimana yang dikutip Rakhmat (2007 : 66) dari Katz. Gurevitch
dan Blumler dijelaskan bahwa dalam motif yaitu kognitif, diversi dan
identitas personal. Teori ini menunjukkan bahwa bagaimana

media

memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak, bukan bagaimana media
mengubah sikap dan perilaku khalayak. Asumsi dari teori ini adalah
khalayak yang aktif dan sengaja menggunakan media untuk mencapai
tujuan khusus. Jadi jelaslah penggunaan media massa karena didorong
oleh motif-motif tertentu dan karena adanya berbagai kebutuhan yang
dapat dipuaskan oleh media massa. Seseorang ingin mencari kesenangan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

media massa dapat memberikan hiburan. Seseorang mengalami goncangan
batin, media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari
masalahnya. Dan jika seseorang kesepian, maka media massa dapat
berfungsi sebagai sahabat.

2.1.4. Definisi dan Deskr ipsi Motif
Dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan pasti didasarkan
pada motif-motif tertentu. Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari
pada kebutuhan. Seseorang atau suatu organisme yang berbuat atau
melakukan seseuatu sedikit banyak ada kebutuhan di dalam dirinya atau
ada sesuatu yang hendak dicapai. Menurut W.A. Gerungan (1991 : 140),
motif adalah suatu pengertian yang melingkupi semua pengegrak alasanalasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan
individu berbuat sesuatu. Motif manusia yang menyebabkan individu
berbuat sesuatu. Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat
dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dirinya, untuk melakukan
sesuatu. Motif-motif itu memberi tujuan dan arah kepada tingkah laku
kita.
Menurut Teevan dan Smith menyatakan bahwa motivasi merupakan
konstruksi yang mengaktifkan perilaku, sedangkan komponen yang lebih
spesifik dari motivasi yang berhubungan dengan tipe perilaku tertenu
disebut motif. Selanjutnya mereka berpendapat bahwa motif mempunyai
dua fungsi, yaitu memberi daya untuk menggeakkan perilaku dan fungsi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

yang lain adalah menggerakkan perilaku (Martaniah, 1984 : 13).
Sedangkan menurut Purwanto (1996 : 193) motif adalah sebagai seluruh
aktifitas mental yang dirasakan atau yang dialami dan memberikan kondisi
sehingga terjadi suatu perilaku.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya motif
itu timbul karena adanya kebutuhan, atau dengan kata lain motif
merupakan ciri dari kebutuhan dan berfungsi menggerakkan serta
mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu.
Ada beberapa pengklasifikasian motif dari berbagai ahli komunikasi,
tetapi dalam penelitian ini digunakan kategori motif menurut Blumler
dalam Rakhmat (2001 : 66) yaitu kognitif, identitas personal dan diversi.
Adapun tiga jenis motif menggunakan media secara umum dijabarkan
sebagai berikut :
a. Motif Kognitif (kebutuhan akan informasi)
Motif ini berkenaan dengan individu untuk mencari berita atau
informasi tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia, dorongan mencari
konfirmasi untuk menentukan pendapat atau suatu pilihan, dorongan
rasa ingin tahu, dorongan belajar serta dorongan memperoleh rasa
aman melalui pengetahuan yang didapat.
b. Motif Identitas Personal (personal identity)
Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk memperkuat atau
menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

khalayak sendiri menemukan model perilaku, mengidentifikasi diri
dengan nilai-nilai, meningkatkan harga diri dan meningkatkan
pemahaman diri.
c. Motif Diversi (kebutuhan akan hiburan)
Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk melepaskan diri
dari permasalahan atau ketegangan, dorongan bersantai, memperoleh
kenikmatan jiwa dan penyaluran emosi.

2.1.5. Remaja Sebagai Khalayak
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan
sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton
dan pemirsa sebagai media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang
lebih ditekankan, khalayak media ini memiliki beber

Dokumen yang terkait

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “ON THE SPOT” DI TRANS7 (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Menonton Tayangan “On The Spot” di TRANS7).

2 7 103

“MOTIF PEMIRSA MENONTON ACARA “X-FACTOR INDONESIA” (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Menonton Acara “X-Factor Indonesia” di RCTI).

2 3 118

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA FTV ”SINEMA WAJAH INDONESIA” DI SCTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara FTV “Sinema Wajah Indonesia“ di SCTV ).

1 2 119

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA “J-TRAX” DI JTV (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara “J-Trax” Di JTV).

0 3 101

MOTIF REMAJA SURABAYA DALAM MENONTON TAYANGAN ACARA SCARY JOB DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja di Surabaya Terhadap Tayangan Acara Scary Job di Trans7)

0 0 24

MOTIF PEMIRSA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA “J-TRAX” DI JTV (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara “J-Trax” Di JTV)

0 1 24

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 )

0 0 25

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 )

0 0 25

MOTIF PENONTON REMAJA SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA “CCTV” TRANS7 SKRIPSI

0 0 18