PENDAHULUAN SISTEM INFORMASI JARINGAN JALAN DAN JALUR BUSWAY TRANSJOGJA DI KAWASAN AGLOMERASI PERKOTAAN YOGYAKARTA (APY).
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Yogyakarta pada tahun 1970-an merupakan sebuah wilayah administratif yang masih memiliki batas-batas administratif yang jelas dengan wilayah yang ada di dekatnya seperti Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.
Tampak kota ini masih seperti embrio yang belum berkembang dengan lahan sawah sebagai batas administratif dengan kabupaten tetangga. Inti kota tersebut hanya sebatas permukiman, daerah industri, pendidikan dan area konservasi. Oleh karena kota merupakan tempat untuk industri dan jasa, maka peran kota dalam pertumbuhan ekonomi sangat penting. Perkembangan kota tersebut mengakibatkan pertumbuhan fisik baik itu transportasi, maupun sarana dan prasarana, serta sosial ekonomi secara cepat.
Memasuki tahun 1990-an, perkembangan Kota Yogyakarta yang semakin meningkat mengakibatkan terjadinya peluberan aktifitas perkotaan ke arah luar kota yang mulai mengaburkan batasan administratif secara jelas. Misal batas administratif antara Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman yang terletak di jalan Urip Sumohardjo, tepatnya di depan Hotel Saphir seperti terlihat pada Gambar 1.1.
C
o
n
fi
d
e
n
ti
(2)
2
Gambar 1.1 Batas Administratif Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman Hal ini disebabkan munculnya perkembangan area yang semakin padat pada wilayah-wilayah di luar Kota Yogyakarta itu sendiri. Kota Yogyakarta tidak lagi terlihat seperti embrio, melainkan terlihat menyatu dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul tanpa batasan administratif yang jelas. Misal batas administratif antara Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Sleman yang terletak di jalan Kyai Mojo ke arah jalan Godean seperti terlihat pada Gambar 1.2.
(3)
Gambar 1.2 Batas Administratif Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul Bermunculannya area terbangun di sekitar Kota Yogyakarta, di mana Kota Yogyakarta sebagai kota inti, yang tetap berpengaruh terhadap kegiatan kesehariannya dengan daerah sekitar, telah membentuk suatu aglomerasi kegiatan perkotaan, yang akhirnya disebut Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY) seperti terlihat pada Gambar 1.3.
(4)
4
Gambar 1.3 Peta Wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta
Pertumbuhan perekonomian di kawasan tersebut tidak dapat dilepaskan dari perkembangan sarana dan prasarana transportasi. Pemenuhan kebutuhan akan sarana transportasi sebagai salah satu penunjang tumbuh dan berkembangnya suatu daerah tidak terlepas dari kebutuhan masyarakat akan mobilitas yang baik, sebagai contoh di Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta angkutan umum yang selama ini dikenal adalah
(5)
angkutan kota. Namun, sejak Februari 2008 diluncurkan sarana transportasi umum yang baru, yang diberi namabuswayTrans-Jogja seperti terlihat pada Gambar 1.4.
Gambar 1.4 Bus danShelter BuswayTrans-Jogja
Buswayini direncanakan akan menjadi salah satu sarana tranportasi perkotaan yang dapat diminati oleh masyarakat yang berada di kawasan APY, sehingga diharapkan pada akhirnya dapat mengurangi kemacetan yang diakibatkan oleh kendaraan, baik pribadi maupun umum, serta memberikan kenyamanan kepada para penggunanya.
Agar pelayanan busway Trans-Jogja dapat berjalan dengan baik di wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta, maka perlu dilakukan optimasi pelayanan dalam mengoperasikan busway Trans-Jogja, sehingga masyarakat tertarik untuk menggunakannya.
Salah satu permasalahan yang ada adalah belum adanya penyediaan sistem informasi yang cepat dan akurat mengenaibuswayTrans-Jogja yang dapat digunakan
(6)
6
untuk membantu pelaksanaan pelayanan jasa transportasi, khususnya busway Trans-Jogja. Berpedoman pada hal tersebut, maka perlu dibuat suatu sistem informasi yang dapat memberi pelayanan yang cepat dan mudah kepada para penggunabusway Trans-Jogja dalam menggunakan moda transportasi ini.
Pengelolaan informasi jaringan jalan di kawasan APY, serta jalur busway Trans-Jogja sampai sekarang masih berupa data spasial dan data non-spasial yang masih terpisah (peta hardcopy), baik dari sisi penyimpanan maupun penggunaannya. Sama halnya dengan data spasial dan data non-spasial, data titik penting juga masih berupa data di atas kertas. Tentunya hal ini sangat tidak efektif dan efisien, karena akan sangat menyusahkan dalam pencarian data yang dibutuhkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada tugas akhir ini akan dibangun suatu konsep sistem informasi mengenai jaringan jalan dan jalur busway Trans-Jogja di kawasan APY.
Dengan memanfaatkan teknologi sistem informasi saat ini, data spasial dan non-spasial yang masih terpisah dapat digabungkan dan ditampilkan secara lebih menarik, serta mudah untuk digunakan, sehingga dapat lebih efektif dan efisien. Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem yang dapat menganalisis, menyimpan dan menampilkan informasi, serta berperan saat perencanaan, pengolahan dan penyampaian informasi kepada pengguna secara efektif dan efisien.
1.2 Masalah
Busway Trans-Jogja merupakan sarana transportasi angkutan darat yang beroperasi tidak hanya di satu wilayah administratif, melainkan di beberapa wilayah
(7)
yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul yang disebut dengan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY) seperti terlihat pada Gambar 1.5.
Gambar 1.5 Peta Wilayah PelayananBuswayTrans-Jogja
Jaringan jalan yang dilewati jalur buswayTrans-Jogja juga melewati jaringan jalan kabupaten/kota yang dimiliki ke-3 wilayah tersebut, maupun jalan propinsi dan jalan nasional seperti terlihat pada Gambar 1.6.
(8)
8 ke Bandung ke Wonosari ke Solo
h
h
i
i
h
?
Bangunjiwo Sitimulyo Maguwoharjo Wedomartani Sinduadi Caturtunggal Sariharjo Tirtoadi Balecatur Tlogoadi Tamantirto Tridadi Sumberadi Sukoharjo Pleret Baturetno Condongcatur Tegaltirto Purwomartani Bangunharjo Srimulyo Sardonoharjo Guwosari Trihanggo Sinduharjo Ngestiharjo Potorono Margoluwih Pendowoharjo Sendangadi Timbulharjo Kalitirto Banguntapan Tirtonirmolo Nogotirto Margomulyo Ambarketawang Sidoarum Margoagung Tamanan Jambidan Sendangtirto Panggungharjo Banyuraden Wirokerten Wonokromo Sidokarto Triharjo Margodadi Donoharjo Sidomoyo Bawuran Sidoagung Selomartani Widodomartani Bantul Caturharjo Mujamuju Sorosutan Baciro Sidomulyo Kricak Pandeyan Sendangsari Margokaton Giwangan Minomartani Terban Bener Tegalrejo Klitren Prenggan Singosaren Rejowinangun Wirogunan Semaki Mantrijeron Kotabaru Bumijo Gedongkiwo Trimulyo Tahunan Karangwaru Purbayan Pakuncen Warungboto Demangan Ngupasan Wirobrajan Brontokusuman Panembahan Wonolelo Suryodiningratan Bausasran Patehan Keparakan Gowongan Ngampilan Banyurejo Patangpuluhan Cokrodiningratan Sosromenduran Notoprajan Prawirodirjan Jagalan Gunungketur Kadipaten Pringgokusuman Harjobinangun Umbulmartani Tegalpanggung Purwokinanti Suryatmajan Bandara AdiSucipto S elokan Matara m ke Imogiri ke Kasihan ke Kaliurang ke Turgo ke Magelang e Godean ke Parangtritis KABUPATEN BANTUL Kecamatan Pleret Kecamatan Sewon Kecamatan Pajangan Kecamatan Kasihan Kecamatan Gamping Kecamatan Godean Kecamatan Seyegan Kecamatan Mlati Kecamatan Sleman Kecamatan Ngaglik Kecamatan Ngemplak Kecamatan Kalasan Kecamatan Berbah Kecamatan Piyungan KABUPATEN SLEMAN
Ka b upat en Kul on Progo
Kab upat en Bantul Kabupat en
Sle ma n
Ka bupate n Gunungk idul Kot a Yogyak arta
Loka si Pe re nc anaa n 39 00 00
39 00 00 42 00 00
42 00 00 45 00 00
45 00 00 48 00 00
48 00 00
9 1 20 00 0 91 20 00 0 9 1 50 00 0 91 50 000 S3. Maguwoharjo S3. Janti S4. Demangan S3. Colombo S4. Gramedia
S4. Tugu Jogja
S4. Kantor Pos
S4. Pasar Sentul
S4. SGM S4. Babadan S4. Blok-O Terminal Condongcatur Terminal Jombor Terminal Giwangan Stasiun Lempuyangan Stasiun Tugu
Gambar 1.6 Peta Jaringan Jalan yang DilewatiBuswayTrans-Jogja
Walaupun sebelumnya sudah ada angkutan kota (bus kota) yang beroperasi di rute yang dilewatibusway Trans-Jogja, hal ini masih dianggap kurang efektif karena angkutan umum yang ada lebih mementingkan untuk memperoleh setoran daripada memberikan pelayanan (kenyamanan dan keselamatan penumpang) yang memuaskan. Hal ini tentunya bisa dilihat pada angkutan umum yang ada, dimana banyak tempat
(9)
duduk yang rusak, kendaraan yang sudah tidak layak jalan dan mengemudi secara sembarangan (Gambar 1.7).
Gambar 1.7 Salah Satu Jenis Angkutan Kota di Yogyakarta
Selain itu, jalur yang sebelumnya dilewati oleh bus kota kini dilewati juga oleh busway Trans-Jogja, sehingga banyak penumpang yang lebih memilih untuk menggunakan busway Trans-Jogja daripada bus kota. Oleh karena semakin banyak pengguna angkutan umum yang menggunakan busway Trans-Jogja, maka perlu dipikirkan bagaimana membuat suatu sistem informasi yang dapat memudahkan pengguna busway Trans-Jogja dalam mencari informasi jalur/trayek yang melewati lokasi tujuannya.
(10)
10
1.3 Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, perumusan masalah dari tugas akhir ini adalah bagaimana membuat suatu sistem informasi yang dapat menggabungkan data spasial mengenai jaringan jalan dan jalurbuswayTrans-Jogja, serta data non-spasial mengenai ruas jalan (nomor ruas jalan, panjang jalan, lebar jalan) dan objek-objek penting (shelter busway kantor kota, kantor kelurahan, kantor kecamatan, gereja, masjid, sekolah, pasar hotel, fasilitas kesehatan dan pendidikan, tempat pariwisata, serta peta tematik tata guna lahan/land use) yang ada dalam kawasan APY, sehingga para pengguna dapat dengan mudah memperoleh informasi yang dibutuhkan.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai, yaitu membuat suatu sistem informasi mengenai jaringan jalan dan jalur busway Trans-Jogja di kawasan APY, dengan cara menggabungkan antara data spasial dan non-spasial.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dengan pembuatan sistem informasi geografis adalah : a) membantu masyarakat pada umumnya dan penggunabusway Trans-Jogja pada
khususnya mengenai informasi jalurbuswayTrans-Jogja dan jaringan jalan di kawasan APY secara cepat dan praktis.
b) membantu pemerintah daerah di kawasan APY, dalam menyediakan informasi mengenai jaringan jalan dan jalurbuswayTrans-Jogja secara lebih efektif dan efisien.
(11)
c) membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan daerah dan perluasan jaringan jalan, memberikan kemudahan dalam penyusunan dan menata data secara digital, memberikan kemudahan dalam mempresentasikan peta jaringan jalan, serta memberi kemudahan dalam pengembangan sarana transportasi buswayTrans-Jogja.
1.6 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam pembuatan sistem informasi geografis ini adalah : a) lokasi pemetaan jaringan jalan hanya dalam kawasan APY.
b) pembuatan sistem dibatasi pada jalan arteri, kolektor, beserta ruas jalan, panjang jalan, lebar jalan, jalur busway Trans-Jogja, shelter, tempat-tempat penting, seperti : gereja, masjid, sekolah, pasar, puskesmas, kantor pemerintahan daerah, kantor polisi dan kantor pos, serta tata guna lahan dalam kawasan APY.
c) peta dasar kawasan APY dikeluarkan oleh Dinas KIMPRASWIL Propinsi DIY tahun 2005, peta jaringan jalan Kota Yogyakarta dikeluarkan oleh Dinas KIMPRASWIL Kota Yogyakarta tahun 2001, peta jaringan jalan Kabupaten Sleman dikeluarkan oleh Dinas KIMPRASWIL Kabupaten Sleman tahun 2006, serta peta jaringan jalan Kabupaten Sleman dikeluarkan oleh BAPPEDA Kabupaten Bantul tahun 2008.
d) program yang digunakan adalahAutoCad Map 3D 2009,MapInfo versi 7.5dan ArcGIS versi 9.2.
(1)
untuk membantu pelaksanaan pelayanan jasa transportasi, khususnya busway Trans-Jogja. Berpedoman pada hal tersebut, maka perlu dibuat suatu sistem informasi yang dapat memberi pelayanan yang cepat dan mudah kepada para penggunabusway Trans-Jogja dalam menggunakan moda transportasi ini.
Pengelolaan informasi jaringan jalan di kawasan APY, serta jalur busway
Trans-Jogja sampai sekarang masih berupa data spasial dan data non-spasial yang masih terpisah (peta hardcopy), baik dari sisi penyimpanan maupun penggunaannya. Sama halnya dengan data spasial dan data non-spasial, data titik penting juga masih berupa data di atas kertas. Tentunya hal ini sangat tidak efektif dan efisien, karena akan sangat menyusahkan dalam pencarian data yang dibutuhkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada tugas akhir ini akan dibangun suatu konsep sistem informasi mengenai jaringan jalan dan jalur busway Trans-Jogja di kawasan APY.
Dengan memanfaatkan teknologi sistem informasi saat ini, data spasial dan non-spasial yang masih terpisah dapat digabungkan dan ditampilkan secara lebih menarik, serta mudah untuk digunakan, sehingga dapat lebih efektif dan efisien. Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem yang dapat menganalisis, menyimpan dan menampilkan informasi, serta berperan saat perencanaan, pengolahan dan penyampaian informasi kepada pengguna secara efektif dan efisien.
1.2 Masalah
Busway Trans-Jogja merupakan sarana transportasi angkutan darat yang
(2)
yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul yang disebut dengan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY) seperti terlihat pada Gambar 1.5.
Gambar 1.5 Peta Wilayah PelayananBuswayTrans-Jogja
Jaringan jalan yang dilewati jalur buswayTrans-Jogja juga melewati jaringan jalan kabupaten/kota yang dimiliki ke-3 wilayah tersebut, maupun jalan propinsi dan jalan nasional seperti terlihat pada Gambar 1.6.
(3)
ke Bandung ke Wonosari ke Solo
h
h
i
i
h
?
Bangunjiwo Sitimulyo Maguwoharjo Wedomartani Sinduadi Caturtunggal Sariharjo Tirtoadi Balecatur Tlogoadi Tamantirto Tridadi Sumberadi Sukoharjo Pleret Baturetno Condongcatur Tegaltirto Purwomartani Bangunharjo Srimulyo Sardonoharjo Guwosari Trihanggo Sinduharjo Ngestiharjo Potorono Margoluwih Pendowoharjo Sendangadi Timbulharjo Kalitirto Banguntapan Tirtonirmolo Nogotirto Margomulyo Ambarketawang Sidoarum Margoagung Tamanan Jambidan Sendangtirto Panggungharjo Banyuraden Wirokerten Wonokromo Sidokarto Triharjo Margodadi Donoharjo Sidomoyo Bawuran Sidoagung Selomartani Widodomartani Bantul Caturharjo Mujamuju Sorosutan Baciro Sidomulyo Kricak Pandeyan Sendangsari Margokaton Giwangan Minomartani Terban Bener Tegalrejo Klitren Prenggan Singosaren Rejowinangun Wirogunan Semaki Mantrijeron Kotabaru Bumijo Gedongkiwo Tahunan Karangwaru Purbayan Pakuncen Warungboto Demangan Ngupasan Wirobrajan Brontokusuman Panembahan Wonolelo Suryodiningratan Bausasran Patehan Keparakan Gowongan Ngampilan Patangpuluhan Cokrodiningratan Sosromenduran Notoprajan Prawirodirjan Jagalan Gunungketur Kadipaten Pringgokusuman Harjobinangun Umbulmartani Tegalpanggung Purwokinanti Suryatmajan Bandara AdiSucipto S elokan Matara
m ke Imogiri ke Kasihan ke Magelang e Godean ke Parangtritis KABUPATEN BANTUL Kecamatan Pleret Kecamatan Sewon Kecamatan Pajangan Kecamatan Kasihan Kecamatan Gamping Kecamatan Godean Kecamatan Seyegan Kecamatan Mlati Kecamatan Sleman Kecamatan Ngaglik Kecamatan Ngemplak Kecamatan Kalasan Kecamatan Berbah Kecamatan Piyungan KABUPATEN SLEMAN
Ka b upat en Kul on Progo
Kab upat en Bantul Kabupat en
Sle ma n
Ka bupate n Gunungk idul Kot a Yogyak arta
Loka si Pe re nc anaa n
39 00 00 42 00 00 45 00 00 48 00 00
9 1 20 00 0 91 20 00 0 9 1 50 00 0 91 50 000 S3. Maguwoharjo S3. Janti S4. Demangan S3. Colombo S4. Gramedia
S4. Tugu Jogja
S4. Kantor Pos
S4. Pasar Sentul
S4. SGM S4. Babadan S4. Blok-O Terminal Condongcatur Terminal Jombor Terminal Giwangan Stasiun Lempuyangan Stasiun Tugu
Gambar 1.6 Peta Jaringan Jalan yang DilewatiBuswayTrans-Jogja
Walaupun sebelumnya sudah ada angkutan kota (bus kota) yang beroperasi di rute yang dilewatibusway Trans-Jogja, hal ini masih dianggap kurang efektif karena angkutan umum yang ada lebih mementingkan untuk memperoleh setoran daripada memberikan pelayanan (kenyamanan dan keselamatan penumpang) yang memuaskan. Hal ini tentunya bisa dilihat pada angkutan umum yang ada, dimana banyak tempat
(4)
duduk yang rusak, kendaraan yang sudah tidak layak jalan dan mengemudi secara sembarangan (Gambar 1.7).
Gambar 1.7 Salah Satu Jenis Angkutan Kota di Yogyakarta
Selain itu, jalur yang sebelumnya dilewati oleh bus kota kini dilewati juga oleh
busway Trans-Jogja, sehingga banyak penumpang yang lebih memilih untuk
menggunakan busway Trans-Jogja daripada bus kota. Oleh karena semakin banyak pengguna angkutan umum yang menggunakan busway Trans-Jogja, maka perlu dipikirkan bagaimana membuat suatu sistem informasi yang dapat memudahkan pengguna busway Trans-Jogja dalam mencari informasi jalur/trayek yang melewati lokasi tujuannya.
(5)
1.3 Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, perumusan masalah dari tugas akhir ini adalah bagaimana membuat suatu sistem informasi yang dapat menggabungkan data spasial mengenai jaringan jalan dan jalurbuswayTrans-Jogja, serta data non-spasial mengenai ruas jalan (nomor ruas jalan, panjang jalan, lebar jalan) dan objek-objek penting (shelter busway
kantor kota, kantor kelurahan, kantor kecamatan, gereja, masjid, sekolah, pasar hotel, fasilitas kesehatan dan pendidikan, tempat pariwisata, serta peta tematik tata guna lahan/land use) yang ada dalam kawasan APY, sehingga para pengguna dapat dengan mudah memperoleh informasi yang dibutuhkan.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai, yaitu membuat suatu sistem informasi mengenai jaringan jalan dan jalur busway Trans-Jogja di kawasan APY, dengan cara menggabungkan antara data spasial dan non-spasial.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dengan pembuatan sistem informasi geografis adalah : a) membantu masyarakat pada umumnya dan penggunabusway Trans-Jogja pada
khususnya mengenai informasi jalurbuswayTrans-Jogja dan jaringan jalan di kawasan APY secara cepat dan praktis.
b) membantu pemerintah daerah di kawasan APY, dalam menyediakan informasi mengenai jaringan jalan dan jalurbuswayTrans-Jogja secara lebih efektif dan efisien.
(6)
c) membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan daerah dan perluasan jaringan jalan, memberikan kemudahan dalam penyusunan dan menata data secara digital, memberikan kemudahan dalam mempresentasikan peta jaringan jalan, serta memberi kemudahan dalam pengembangan sarana transportasi
buswayTrans-Jogja.
1.6 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam pembuatan sistem informasi geografis ini adalah : a) lokasi pemetaan jaringan jalan hanya dalam kawasan APY.
b) pembuatan sistem dibatasi pada jalan arteri, kolektor, beserta ruas jalan, panjang jalan, lebar jalan, jalur busway Trans-Jogja, shelter, tempat-tempat penting, seperti : gereja, masjid, sekolah, pasar, puskesmas, kantor pemerintahan daerah, kantor polisi dan kantor pos, serta tata guna lahan dalam kawasan APY.
c) peta dasar kawasan APY dikeluarkan oleh Dinas KIMPRASWIL Propinsi DIY tahun 2005, peta jaringan jalan Kota Yogyakarta dikeluarkan oleh Dinas KIMPRASWIL Kota Yogyakarta tahun 2001, peta jaringan jalan Kabupaten Sleman dikeluarkan oleh Dinas KIMPRASWIL Kabupaten Sleman tahun 2006, serta peta jaringan jalan Kabupaten Sleman dikeluarkan oleh BAPPEDA Kabupaten Bantul tahun 2008.
d) program yang digunakan adalahAutoCad Map 3D 2009,MapInfo versi 7.5dan