Pengertian Pengetahuan Pengertian Edukasi dan Leaflet Pengertian Pemanis Buatan

D. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Pengetahuan

Sebagian besar manusia mendapatkan pengetahuannya dengan bantuan pengindraannya terutama telinga dan mata terhadap suatu objek tertentu dalam lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu umur, tingkat pendidikan, pengalaman, dan status ekonomi. Faktor umur: pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh umur, jika semakin cukup umur maka berfikir dan bekerja akan lebih matang. Faktor tingkat pendidikan: semakin mudah menerima informasi menandakan semakin tinggi tingkat pendidikannya. Faktor pengalaman:sumber pengetahuan adalah pengalaman, semakin banyak pengalaman maka semakin baik pengetahuannya. Faktor status ekonomi: penghasilan yang rendah dapat mempengaruhi pengetahuan yang dipengaruhi Notoatmodjo, 2002.

2. Pengertian Edukasi dan Leaflet

Menurut Smeltzer Bare 2008 dan Potter Perry 2009, Edukasi merupakan proses interaktif yang mendorong terjadinya pembelajaran, sedangkan pembelajaran adalah upaya penambahan pengetahuan baru, sikap, dan keterampilan melalui penguatan praktik dan pengalaman tertentu. Edukasi kesehatan atau Health Education adalah mengembangkan dan menyediakan instruksi melalui pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi terkontrol pada perilaku kondusif untuk hidup sehat pada individu, keluarga, grup atau komunitas Dotchterman Bulechek, 2008. Leaflet merupakan informasi dalam bentuk gambar maupun tulisan atau kombinasi gambar dan tulisan yang dapat diperoleh pada kemasan produk. Leaflet atau brosur berisi: nama dagang yang disertai nama zat aktif yang terkandung dalam obat, komposisi, indikasi, kontraindikasi, dosis, aturan pakai, tanggal kadaluarsa, nomor ijin edar, nomor kode produksi, nama industri farmasi disertai alamat tempat industri farmasi yang memproduksi Notoatmodjo, 2007.

3. Pengertian Pemanis Buatan

Pemanis buatan artificial sweeteners merupakan bahan tambahan yang dapat menyebabkan rasa manis dalam makanan tetapi tidak memiliki nilai gizi. Senyawa yang secara substansial memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi, yaitu berkisar antara 30 sampai dengan ribuan kali lebih manis dibandingkan pemanis alami. Karena tingkat kemanisannya yang tinggi, penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil sehingga dapat dikatakan rendah kalori atau tidak mengandung kalori. Selain itu penggunaan pemanis buatan untuk bahan tambahan minuman atau makanan jauh lebih murah dibanding penggunaan pemanis alami BPOM, 2004. Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis adalah bahan tambahan makanan yang ditambahkan dalam makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manis. Lidah adalah organ tubuh yang dapat membedakan rasa. Rasa manis dapat dirasakan pada ujung sebelah luar lidah. Rasa manis dihasilkan oleh berbagai senyawa organik, termasuk alkohol, glikol, gula dan turunan gula. Sukrosa adalah bahan pemanis pertama yang digunakan secara komersial karena pengusahaannya paling ekonomis. Sekarang telah banyak diketahui bahwa bahan alami maupun sintetis bisa menghasilkan rasa manis. Bahan pemanis tersebut adalah karbohidrat, protein, maupun senyawa sintetis yang bermolekul sederhana dan tidak mengandung kalori seperti bahan pemanis alami Cahyadi, 2005.

4. Jenis Pemanis

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI PIL KB SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPAT LEAFLET DAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Pil KB Sebelum Dan Sesudah Mendapat Leaflet Dan Konseling Pa

0 3 17

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI PIL KB SEBELUM Perbedaan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Pil KB Sebelum Dan Sesudah Mendapat Leaflet Dan Konseling Pada Puskesmas di Kabupaten Boyola

0 4 15

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Pil KB Sebelum Dan Sesudah Mendapat Leaflet Dan Konseling Pada Puskesmas di Kabupaten Boyolali.

0 6 32

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANIS BUATAN DALAM MAKANAN SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPAT Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Pemanis Buatan Dalam Makanan Sebelum Dan Sesudah Mendapat Leaflet Pada Penjual Jajanan Di SD Kabupaten Klaten.

0 3 9

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANIS BUATAN DALAM MAKANAN SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPAT LEAFLET Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Pemanis Buatan Dalam Makanan Sebelum Dan Sesudah Mendapat Leaflet Pada Penjual Jajanan Di SD Kabupaten Klaten.

0 2 12

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LEAFLET Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Obat Sebelum Dan Sesudah Pemberian Leaflet Pada Masyarakat Kabupaten Jepara.

0 3 11

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Obat Sebelum Dan Sesudah Pemberian Leaflet Pada Masyarakat Kabupaten Jepara.

0 3 11

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LEAFLET Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Obat Sebelum Dan Sesudah Pemberian Leaflet Pada Masyarakat Kabupaten Jepara.

1 5 16

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LEAFLET PADA Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Obat Sebelum Dan Sesudah Pemberian Leaflet Pada Masyarakat Desa Kupen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.

1 4 11

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LEAFLET PADA Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Obat Sebelum Dan Sesudah Pemberian Leaflet Pada Masyarakat Desa Kupen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.

0 6 17