ix C.
Cara-Cara Yang Ditempuh Oleh Intelijen Kejaksaan Negeri Sukoharjo Untuk Mengatasi Hambatan
Yang Muncul Dalam Pengungkapan Dugaan Tindak Pidana Korupsi ........................................................................
60 BAB IV PENUTUP........................................................................................
63 A.
Simpulan ................................................................................... 63 B.
Saran-saran ................................................................................ 67 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen, Pasal 1 ayat 1 dan 3 telah dijelaskan secara tegas bahwa Negara Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk Republik, berdasarkan atas hukum dan bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka. Negara Indonesia merupakan negara
hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin seluruh warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan tanpa kecuali. Dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
tujuan negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, perlu adanya suatu upaya yang dilaksanakan secara terus-menerus dan
x berkesinambungan dengan tetap memperhatikan setiap aspek yang
mempengaruhi. Upaya inilah yang disebut dengan pembangunan. Pembangunan nasional dapat dilihat sebagai upaya bangsa yang
dilaksanakan oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat secara berencana, bertahap dan berkelanjutan dalam mengelola seluruh potensi
sumber daya nasional. Pengelolaan potensi sumber daya nasional tersebut mencakup sumber daya alam, potensi sumber daya manusia dan potensi
sumber daya buatan, yang bertujuan untuk kemakmuran masyarakat sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan nasional itu dapat
dikualifikasi sebagai upaya bangsa Indonesia untuk memberdayakan potensi idiologi, politik, hukum, sosial budaya, sosial ekonomi, pertahanan dan
keamanan untuk menciptakan kondisi dinamis. Pelaksanaan pembangunan didalamnya terdapat banyak faktor
penghambat salah satu faktor penghambat proses pembangunan yang sangat mempengaruhi perekonomian dan keuangan negara adalah tindak pidana
korupsi. Di berbagai belahan dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, korupsi selalu mendapatkan perhatian yag lebih dibandingkan
dengan tindak pidana lainnya. Fenomena ini dapat dimaklumi mengingat dampak negatif yang ditimbulkan oleh tindak pidana korupsi tersebut.
Dampak yang ditimbulkan dapat berpengaruh dalam berbagai bidang kehidupan. Korupsi merupakan ancaman terhadap cita-cita bangsa menuju
masyarakat adil dan makmur Evi Hartanti, 2006:1.
Dalam sejarah kehidupan manusia korupsi mungkin termasuk kejahatan tertua. Sejarah korupsi bermula sejak awal manusia mengenal
organisasi kemasyarakatan, sebagai contoh dalam tingkatan terkecil kehidupan manusia korupsi sudah biasa dilakukan. Dalam lingkup organisasi
kemasyarakatan praktik korupsi sudah dilakukan dengan hal-hal sepele, misalnya pemberian uang suap kepada oknum pemerintahan dalam pembuatan
surat-surat administrasi. Agar birokrasi menjadi lancar para pihak yang berkepentingan rela mengeluarkan sejumlah uang demi mempercepat proses
birokrasi tersebut. Korupsi merupakan gejala kemasyarakatan yang sangat komplek dan rumit, seakan mudah dikenali tetapi dalam praktek kehidupan
1
xi korupsi sulit untuk didekati hukum. Korupsi cenderung bersifat diam-diam
dan rahasia, selain itu korupsi dilakukan tidak hanya seorang subyek hukum melainkan melibatkan banyak orang. Para pelaku tersebut dapat terlibat secara
langsung sebagai pelaku maupun sebagai subyek yang hanya ikut menikmati hasil dari tindak pidana korupsi, diantara mereka saling menutupi dan dengan
menghilangkan jejak untuk menghindari dari jerat hukum. Korupsi merupakan permasalahan yang bersifat universal dan tidak ada satu bangsa pun yang
terbebas dari masalah korupsi Ramelan, 2003:2. Tindak Pidana Korupsi adalah salah satu jenis kejahatan yang dapat
menyentuh berbagai macam kepentingan yang menyangkut hak asasi, ideologi negara, perekonomian, keuangan negara dan moral bangsa. Korupsi
merupakan perilaku jahat yang cenderung sulit untuk ditanggulangi. Sulitnya penanggulangan tindak pidana korupsi terlihat dari banyak diputus
bebaskannya terdakwa kasus tindak pidana korupsi atau minimnya pidana yang ditanggung oleh terdakwa yang tidak sebanding dengan apa yang
dilakukannya. Apabila pelaku tindak pidana korupsi tertangkap dan dijatuhi vonis oleh majeklis hakim sanksi hukuman pidana tersebut tidak sebanding
dengan kerugian negara yang ditimbulkan dari tindak pidana korupsi Evi Hartanti, 2006: 2.
Kasus-kasus tindak pidana korupsi sulit diungkapkan karena para pelakuya menggunakan peralatan yang canggih serta dilakukan oleh lebih dari
satu orang dalam keadaan yang terselubung dan terorganisir korporasi. Oleh karena itu kejahatan ini sering disebut dengan kejahatan kerah putih atau
disebut white collar crime, bahkan dapat disebut dengan kejahatan luar biasa. Menyadari
kompleksnya permasalahan
korupsi ditengah
krisis multidimensional serta ancaman nyata yang pasti akan terjadi, yaitu dampak
dari kejahatan korupsi, maka tindak pidana korupsi ini dapat dikategorikan sebagai permasalahan nasional yang harus segera dihadapi secara sungguh-
sungguh melalui keseimbangan langkah-langkah yang tegas dan jelas dengan melibatkan semua potensi yang ada dalam masyarakat khususnya pemerintah
dan aparat penegak hukum Jaksa Agung Muda Intelijen, 2006:6.
Korupsi di Indonesia terus menujukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Tindak pidana korupsi sudah meluas dalam masyarakat, baik dari
xii jumlah kasus yang terjadi maupun jumlah kerugian terhadap keuangan negara,
maupun dari segi kualitas tindak pidana yang dilakukan semakin sistematis serta lingkupnya yang memasuki seluruh aspek kehiduapan masyarakat Evi
Hartanti , 2006: 2. Pengungkapan tindak pidana korupsi membutuhkan waktu yang lama,
karena pelaku tindak pidana korupsi menggunakan cara yang cerdik. Dalam melakukan suatu kejahatan tindak pidana korupsi diantara para pelaku saling
melindungi. Orang lain yang tau telah terjadi suatu tindak pidana korupsi tetapi tidak terlibat dalam tindak pidana korupsi sering melakukan kegiatan
yang seolah-olah melindungi pelaku tindak pidana korupsi tersebut. Karena alasan mereka yang tidak melakukan tindak pidana korupsi takut tersangkut
dalam kasus korupsi. Kekhawatiran akan keterlibatannya sebagai tersangka, maka mereka akan saling melindungi dan menutupi. Rasa solidaritas antara
anggota kelompok, rasa malu apabila kelompoknya atau institusi dilanda korupsi membuat mereka yang tidak terlibat dalam kasus korupsi berusaha
untuk melindungi temannya yang terlibat dalam kasus korupsi. Sekalipun orang tersebut tidak terlibat senantiasa berupaya untuk melindungi dan
membela temannya yang dituduh melakukan korupsi Ramelan, 2003:3. Upaya penegakan hukum dalam tindak pidana korupsi salah satunya
adalah dengan melakukan proses penyelidikan yang merupakan tahap persiapan atau permulaan. Untuk itu dalam membantu proses penyelidikan,
maka dibangun badan Intelijen di setiap negara. Intelijen dalam proses penegakan hukum di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu intelijen yang
dimiliki oleh Kepolisian Republik Indonesia dan Intelijen di Lingkup Kejaksaan, selain itu ada Intelijen yang dimiliki oleh negara yang mempunyai
fungsi khusus dalam pertahanan dan keamanan negara yang dapat digunakan untuk melaksanakan politik nasionalnya. Fungsi Intelijen dapat juga
digunakan untuk menjaga dan mempertahankan kepentingan-kepentingan nasionalnya terhadap paksaan atau intervensi dari negara lain, serta ancaman,
xiii gangguan, hambatan, dan tantagan AGHT yang datang baik dari dalam
negara maupun intervensi dari negara lain Evi Hartanti, 2006 : 3. Ketahanan nasional adalah agar terciptanya kondisi dinamis dari suatu
bangsa yang akan memiliki ketangguhan, keuletan, daya tahan dan daya tangkal terhadap setiap bentuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan.
Disinilah arti pentingnya kegiatan intelijen, dalam hal ini salah satunya oleh intelijen kejaksaan yaitu melalui kegiatan penyelidikan untuk dapat
mengantisipasi, mengidentifikasi, mendeteksi dan memecahkan berbagai masalah yang menghadang bangsa. Intelijen juga selalu dihadapkan dengan
masalah yang serba rahasia, samar-samar atau penuh teka-teki. Intelijen selalu bekerja dengan penuh rahasia sehingga intelijen sering disebut dinas rahasia,
dimana intelijen harus mampu memecahkan masalah yang penuh rahasia dan secara rahasia dengan segala resikonya Jaksa Agung Muda Intelijen, 2006:8.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan penyelidikan secara maksimal, maka intelijen kejaksaan melalui seksi intelijen yang bertugas melakukan
mata rantai penyelidikan, yaitu sejak dari perencanaan, kegiatan pengumpulan, kegiatan pengolahan hingga kegiatan penggunaan data. Dalam
hal ini mengumpulkan dan mengelola data serta fakta apabila timbul dugaan adanya atau telah terjadi tindak pidana khusus yaitu tindak pidana korupsi.
Apabila timbul dugaan telah terjadi suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana khusus maka petugas-petugas intelijen kejaksaan melakukan
kegiatan operasi intelijen yustisialpenyelidikan, guna menentukan apakah peristiwa tersebut benar merupakan tindak pidana korupsi atau bukan. Dalam
hal operasi intelijen yustisialpenyelidikan tersebut dilakukan oleh intelijen kejaksaan, maka setelah terkumpul cukup data dan fakta tentang telah
terjadinya tindak pidana korupsi dan berdasarkan hasil telaah bidang intelijen kejaksaan bahwa terhadap tindak pidana tersebut telah cukup fakta atau terang
guna dilakukan penyidikan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong untuk menulis
penulisan hukum dengan judul :
“PERANAN INTELIJEN KEJAKSAAN NEGERI SUKOHARJO DALAM PENGUNGKAPAN DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI”.
xiv
B. Perumusan Masalah