Asimetri Informasi KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENERAPAN TEORI PECKING ORDER DALAM STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2014).

7 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Asimetri Informasi

Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda yang lebih baik mengenai kondisi atau prospek perusahaan dari pada yang dimiliki investor Brigham, 1999. Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak dari pada para investor Husnan, 1996. Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar tentang informasi keuangan yang dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang Wolk, 2000. Dengan demikian, penerbitan laporan arus kas sebagai salah satu bagian dari laporan keuangan akan menyebabkan investor dapat menilai kondisi keuangan perusahaan dan mengurangi informasi asimetris. Pengertian asimetri informasi menurut Jensen dan Meckling 1976 menambahkan bahwa jika kedua kelompok agen dan prinsipal tersebut adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan utilitasnya sehingga terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agen tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan prinsipal. Prinsipal dapat membatasinya dengan menetapkan insentif yang tepat bagi agen dan melakukan monitor yang didesain untuk membatasi aktivitas agen yang menyimpang. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan memiliki kelemahan tertentu, sekalipun pembuatan laporan keuangan diatur oleh suatu standar yang telah ditetapkan, namun perlu disadari bahwa laporan keuangan mengandung banyak asumsi, penilaian, serta pemilihan metode perhitungan yang dapat digunakan oleh pembuatnya. Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan. Eisenhardt 1989 mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: 1. Manusia pada umunya mementingkan diri sendiri self interest . 2. Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality . 3. Manusia selalu menghindari resiko risk adverse .

2.1.1 Macam Asimetri Informasi

Menurut Scott 2000, terdapat dua macam asimetri informasi yaitu: 1. Adverse selection , yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham. 2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

2.2 Teori

Dokumen yang terkait

Pengaruh Trade Off Theory,Pecking Order Theory Dan Signaling Theory Terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008

0 8 127

PENGUJIAN TEORI TRADE OFF DAN TEORI PECKING ORDER DALAM MENENTUKAN KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA LQ 45

0 25 70

PENGUJIAN TEORI TRADE-OFF DAN TEORI PECKING ORDER DALAM MENENTUKAN KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 12 71

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN, PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVATERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi pada Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014)

0 3 92

PENERAPAN TEORI PECKING ORDER DALAM STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2014).

0 9 15

PENERAPAN TEORI PECKING ORDER DALAM STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR YANG PENERAPAN TEORI PECKING ORDER DALAM STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-201

0 3 14

PENDAHULUAN PENERAPAN TEORI PECKING ORDER DALAM STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2014).

0 4 6

PENUTUP PENERAPAN TEORI PECKING ORDER DALAM STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2014).

0 7 39

PENGARUH ASSET TANGIBILITY, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL DENGAN PENDEKATAN PECKING ORDER THEORY (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2008).

0 0 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 – 2014)

0 1 13