Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN IDENTIFIKASI RISIKO PADA KERANGKA KERJA SCRUM DALAM SOFTWARE DEVELOPMENT.

131 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian ini telah berhasil mengidentifikasi risiko-risiko yang terjadi di perusahaan ketika bekerja menggunakan Scrum dalam mengembangkan produk perangkat lunak. Pada penelitian ini, penulis berhasil menemukan 17 risiko dari hasil mewawancarai 3 perusahaan yang menggunakan Scrum. Ketiga perusahaan tersebut adalah perusahaan Kurio, Tokopedia, dan HappyFresh. Penulis juga telah mengelompokan risiko-risiko tersebut kedalam 4 kategori yakni kategori manajemen proyek, kategori organisasi, kategori teknis, dan kategori eksternal. Pengkategorian tersebut didasarkan pada Risk Breakdown Structure yang ada pada buku A Guide to The Project Management Body Of Knowledge oleh Project Management Institute, 2008. Risikopada kategori manajemen proyek merupakan risiko-risiko yang terkait dengan bagaimana proses- proses yang terjadi dalam menjalankan proyek. Risiko- risiko yang terkait dengan acara pada Scrum juga termasuk kedalam risiko kategori manajemen proyek seperti Sprint Planning kurang matang, Daily Scrum kurang efektif, Sprint Retrospektive tidak rutin diadakan, dan tambahan pekerjaan ditengah Sprint. Risiko terkait dengan acara Scrum termasuk kedalam kategori manajemen proyek karena Scrum itu sendiri merupakan upaya untuk manajemen suatu pengerjaan produk perangkat lunak. Risiko-risiko pada kategori manajemen proyek ini disebabkan oleh banyak hal seperti karakter 132 atau pengalaman kerja dari tim Scrum, dan peranan manajemen dalam Scrum.Risiko pada kategori manajemen proyek secara umum mengakibatkan proses pengembangan perangkat lunak menjadi kurang baik. Risiko pada kategori organisasi merupakan risiko- risiko yang terkait dengan sumber daya di organisasi. Sumber daya tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Risiko yang termasuk kedalam kategori organisasi ini antara lain adanya dependency, bekerja dengan tidak maksimal, jumlah atau komposisi anggota tim tidak efektif, tidak adanya Product Owner yang khusus, kurangnya keterlibatan QA didalam proses Scrum, dan meeting tambahan yang mengganggu. Risiko-risiko ini secara umum disebabkan karena kurang tepatnyacara organisasi mengatur sumber daya manusia yang ada untuk bekerja dengan baik dalam mengembangkan produk perangkat lunak. Risiko pada kategori organisasi secara umum menyebabkan kurang baiknya proses interaksi dalam pengembangan perangkat lunak sehingga kualitas produk yang dihasilkan menjadi buruk. Risiko pada kategori teknis terkait dengan risiko- risiko dalam melakukan pemrograman atau coding, dokumentasi, dan kebutuhan. Risiko yang termasuk kedalam kategori teknis adalah kebutuhan yang tidak jelas, tujuan proyek tidak jelas, kurangnya dokumentasi dan ketidakcocokan pair programming.Risiko pada kategori ini biasanya terjadi karena sifat atau kualifikasi dari anggota tim Scrum yang kurang baik. Akibatnya, risiko yang berada pada kategori ini menyebabkan hasil dari produk perangkat lunak yang 133 dibangun memiliki kualitas yang kurang baik dan proses pengembangan perangkat lunak terhambat. Risiko pada kategori eksternal merupakan kategori untuk risiko yang berasal dari luar proyek. Penelitian ini hanya menemukan satu risiko eksternal yakni perubahan kebutuhan yang sangat cepat. Risiko ini disebabkan oleh client atau market yang merubah kebutuhan dengan cepat dan harus diterima oleh organisasi atau perusahaan yang memiliki mindset Agile. Akibatnya, waktu pengerjaan proyek akan semakin lama karena ada banyak perubahan dan proses pengembangan perangkat lunak tidak dapat dijalankan dengan baik.

6.2 Saran