PENDAHULUAN IDENTIFIKASI RISIKO PADA KERANGKA KERJA SCRUM DALAM SOFTWARE DEVELOPMENT.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Risiko

merupakan

kondisi

di

masa

depan

atau

keadaan yang terjadi diluar kendali tim proyek yang
akan memberikan dampak yang merugikan proyek (Dey, et
al., 2007). Karena risiko merupakan kondisi di masa
depan, maka risiko tersebut memiliki kemungkinan untuk

terjadi maupun tidak terjadi. Apabila risiko terjadi,
maka risiko dapat menimbulkan kegagalan proyek. Ada 3
kriteria

umum

suatu

Pertama,

proyek

proyek

tidak

sesuai

dapat


dikatakan

dengan

gagal.

permintaan

atau

kebutuhan pengguna. Kedua, proyek tidak selesai tepat
waktu. Ketiga, proyek tidak sesuai dengan budget yang
diperkirakan. Oleh karena itu, risiko harus ditangani
dengan

upaya

yang

efektif


sebelum

risiko

tersebut

yang

mungkin

menyebabkan kegagalan proyek.
Untuk

mengelola

risiko-risiko

terjadi, tim perlu menggunakan suatu manajemen risiko.
Menurut


penulis

dari

buku

Project

Risk

Management

Guidelines: Managing Risk in Large Project and Complex
Procurement, manajemen risiko merupakan kultur, proses
dan struktur yang diarahkan menuju manajemen efektif
terhadap kemungkinan yang potensial dan pengaruh yang
merugikan

(Cooper,


disebut

sebagai

risiko

seharusnya

et

al.,

2005).

Manajemen

atau

budaya


karena

merupakan

suatu

kultur

hal

risiko

manajemen

yang

harus

dibudayakan dalam perusahaan. Ini dilakukan agar risiko

yang

berpengaruh

buruk

terhadap

senantiasa dipantau dan dikelola.

1

perusahaan

dapat

Menurut
Management

survei

Survey

Global

yang

Financial

dilakukan

Service

sekali

Risk

dalam

dua


tahun, hanya 60% dari responden yang mengatakan bahwa
mereka

sudah

perusahaan
belum

menanamkan

mereka.

menerapkan

manajemen

Sementara

manajemen


itu,
risiko

40%

risiko

untuk

lainnya

masih

(Deloitte,

2015).

Disini penulis melihat bahwa kesadaran perusahaan akan
pentingnya manajemen risiko masih kurang.
Manajemen


risiko

konvensional

untuk

perusahaan

yang bergerak di bidang teknologi informasi biasanya
diterapkan pada SDLC. Metodologi Waterfall merupakan
salah satu model SDLC tradisional yang memiliki fasefase yang dikerjakan secara berurutan atau sekuensial.
Metodologi ini diperkenalkan oleh Winston Royce pada
tahun 1970. Fase – fase yang berurutan ini mempermudah
manajemen

risiko

konvensional

diterapkan

pada

metodologi Waterfall.
SDLC merupakan singkatan dari Software Development
Life Cycle. SDLC merupakan proses yang dilakukan ketika
membangun sebuah perangkat lunak. Proses ini terdiri
dari

beberapa

fase

seperti

perencanaan,

analisis,

desain dan implementasi (Mahalakshmi & Sundararajan,
2013). Waterfall, Spiral dan V-model merupakan beberapa
contoh SDLC konvensional.
Pada
merupakan

perkembangannya,
SDLC

metodologi

konvensional

ini

Waterfall

mulai

yang

ditinggalkan

karena tidak semua perusahaan cocok untuk menggunakan
metodologi Waterfall. Ketidakcocokan metode Waterfall
ini

berakibat

pada

kegagalan

proyek

IT.

Menurut

penelitian (Bloch, et al., 2012), proyek TI hanya mampu
memberikan

56%

dari

manfaat

2

yang

dijanjikan

karena

adanya permasalahan over budget dan over time. Oleh
karena itu, SDLC baru muncul untuk menangani masalah
yang

tidak

dapat

diatasi

SDLC

konvensional.

Salah

satunya adalah Scrum yang merupakan metodologi Agile.
Scrum

hadir

mengembangkan

untuk

produk

menjawab

yang

permasalahan

kompleks

yang

dalam

tidak

dapat

ditangani oleh metodologi Waterfall. Scrum merupakan
sebuah framework yang membuat orang bisa mengarahkan
permasalahan
produktif

adaptif

dan

kemungkinan

yang

kreatif

nilai

kompleks,

sembari

dengan

menghasilkan

produk

dengan

tertinggi

(Schwaber

&

Sutherland,

2013). Scrum dikatakan adaptif karena Scrummembuat tim
yang

menggunakannya

kebutuhan
dimana

yang

dapat

kebutuhan

merupakan

siap

untuk

berubah

dapat

permasalahan

development.Walaupun

menerima

sewaktu-waktu.

berubah

yang

proyek

perubahan

dengan

kompleks
yang

cepat

dalam

ditangani

Situasi
ini

software
kompleks,

produk yang dihasilkan tetap harus memiliki nilai yang
tinggi bagi pengguna atau client.
Scrummerupakan
paling

banyak

seperti
Agile

XP,

menggunakan

digunakan

Kanban

Survey,

salah

52%
Scrum

mengembangkan

dan

satuAgileframework

dibandingkan
lain-lain.

Organisasi
sebagai

yang

dengan

lainnya

Menurut

State

menjadi

responden

kerangka

perangkat

yang

kerja

of

untuk

lunak(Versionone,

2011).Beberapa perusahaan di Indonesia telah mengadopsi
Scrum

sebagai

kerangka

kerja

yang

digunakan

untuk

mengembangkan produk perangkat lunak mereka. Kalangan
yang menggunakan Scrumantara lain perusahaan Startup,
large

enterprise,

multinational

medium enterprise.

3

company,

dan

small

Akan

tetapi,

pengadopsian

Scrum

juga

memiliki

risiko-risiko yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
Risiko-risiko tersebut dapat muncul tanpa sepengetahuan
perusahaan. Apabila perusahaan yang menerapkan kerangka
kerja

Scrum

risiko

tidak

tersebut

mengelola

dapat

risiko

mempengaruhi

yang

ada,

proses

maka

software

developmentyang dijalankan perusahaan. Oleh karena itu,
perlu

dilakukan

manajemen

risiko

proyek

untuk

dapat

mengetahui risiko-risiko yang mungkin terjadi.
Sampai saat ini, penelitian mengenai risiko dalam
penggunaan Scrum belum banyak penulis temukan terutama
di

Indonesia.

menerapkan
Perusahaan
mereka

Padahal,

kerangka
perlu

jumlah

kerja

memahami

memutuskan

Scrum

risiko

untuk

perusahaan
semakin

yang
banyak.

yang

muncul

ketika

menggunakan

Scrum

dalam

pengembangan produk perangkat lunak mereka. Oleh karena
itu,

penelitian

ini

sangat

penting

guna

untuk

mengidentifikasi risiko yang terjadi dalam penggunaan
Scrum oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Penelitian ini akanmengidentifikasi risiko-risiko
dari penggunaan kerangka kerja Scrum oleh perusahaan
yang menggunakan teknologi informasi sebagai business
core

mereka

merupakan
Penulis

di

tahap

Indonesia.
paling

berharap

awal

Identifikasi
dalam

risiko-risiko

risiko

manajemen
yang

ini

risiko.

berhasil

di

identifikasi nantinya dapat membantu perusahaan dalam
pengambilan kebijakan dalam penanganan risiko tersebut.
Dengan

demikian,

kegagalan

proyek

dapat

dikurangi

dengan sudah teridentifikasinya risiko penggunaan Scrum
sebagai

kerangka

kerja

dalampengembangan

lunak.

4

perangkat

1.2 Rumusan Masalah
Scrum

yang

merupakan

kerangka

kerja

dalam

membangun produk perangkat lunak telah banyak digunakan
oleh perusahaan. Namun penggunaan Scrum yang bertujuan
untuk

dapat

berubah

mengatasi

bukan

berarti

permintaan
tidak

pasar

memiliki

yang

risiko

cepat
apapun.

Risiko yang negatif ini jika dihiraukan akan menjadi
masalah dan dapat mengakibatkan kegagalan proyek. Dalam
penelitian ini, penulis mencoba untuk mengidentifikasi
risiko
Scrum

yang
dalam

terjadi

dalam

software

penggunaan

development

kerangka

oleh

kerja

perusahaan

di

Indonesia.
Risiko

perlu

diidentifikasikan

beserta

dengan

penyebab terjadinya risiko dan dampak dari terjadinya
risiko.

Penyebab

terjadinya

risiko

diperlukan

agar

perusahaan dapat mencari cara untuk menghilangkan atau
mengatasi

penyebab

munculnya

risiko.

Sementara

itu,

dampak terjadinya risiko diperlukan perusahaan untuk
menentukan

jalan

keluar

apabila

risiko

tersebut

terjadi.
Dari

masalah

yang

dirumuskan

diatas,

penulis

merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah

risiko

yang

dihadapi

oleh

perusahaan

saat

bekerja menggunakan kerangka kerja Scrum?
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, penulis
merinci pertanyaan tersebut kedalam beberapa pertanyaan
rumusan

masalah

yang

perlu

ini, antara lain:

5

dijawab

dalam

penelitian

1. Risiko apa saja yang terjadi dari penggunaan Scrum
sebagai

kerangka

kerja

dalam

pengembangan

perangkat lunak?
2. Apa

yang

sebagai

menyebabkan
kerangka

risiko

kerja

penggunaan

dalam

Scrum

pengembangan

perangkat lunak dapat terjadi?
3. Bagaimana risiko penggunaan Scrum dapat berdampak
pada proyek?

1.3 Batasan Masalah
Adapun

batasan-batasan

masalah

untuk

penelitian

identifikasi risiko pada kerangka kerja Scrum di dalam
Software Development ini, antara lain:
1. Manajemen

risiko

yang

dilakukan

hanya

terbatas

pada tahap identifikasi risiko.
2. Risiko

yang

diidentifikasi

merupakan

risiko

negatif dari penggunaan kerangka kerja Scrum dalam
pengembangan perangkat lunak.
3. Identifikasi risiko dilakukan pada perusahaan yang
menggunakan IT sebagai core business-nya.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan

yang

ingin

dicapai

dari

penelitianidentifikasi risiko pada kerangka kerja Scrum
di dalam Software Development adalah:
1. Mengidentifikasi risiko yang terdapat penggunaan
kerangka kerja Scrum dalam pengembangan perangkat
lunak

oleh

perusahaan

Indonesia.

6

atau

organisasi

di

2. Mengetahui penyebab terjadinya risiko penggunaan
kerangka kerja Scrum dalam pengembangan perangkat
lunak.
3. Mengetahui dampak yang dihasilkan apabila risiko
tersebut terjadi.

1.5 Sistematika Penulisan
1) BAB I Pendahuluan
Pada

bab

ini

penelitian,
penelitian,

dijelaskan
rumusan

tujuan

mengenai

masalah,
penelitian,

latar

belakang

batasan

masalah

dan

sistematika

penulisan penelitian.
2) BAB II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini dijelaskan mengenai tinjauan pustaka
yang berisi ulasan mengenai penelitian sebelumnya.
3) BAB III Dasar Teori
Pada bab ini, dijelaskan mengenai Manajemen Risiko,
Agile, Scrum, dan Software Development Life Cycle.
4) BAB IV Metodologi Penelitian
Pada bab ini dijelaskan mengenai metode pendekatan
masalah,
metode

persiapan

pengumpulan

penelitian,

objek

data,validitas

penelitian,

penelitian,

dan

teknik analisis data.
5) BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil pengumpulan
data, hasil analisis, hasil kategorisasi risiko dan
pembahasan setiap risiko.
6) BAB VI Kesimpulan dan Saran
Pada

bab

ini

dijelaskan

mengenai

kesimpulan

penelitian, saran untuk penelitian selanjutnya, dan
implikasi manajerial.

7

7) Daftar Pustaka
Bagian ini memaparkan setiap sumber literatur dan
buku-buku

yang

digunakan

sebagai

acuan

dalam

penelitian ini.

8) Lampiran
Bagian ini menyertakan data yang dihasilkan selama
penelitian dilakukan.

8