Sejarah Industri Gerabah GAMBARAN UMUM

terus bertambah ditahun 2015 sebanyak 5000 jiwa menjadi 919.440 jiwa. Dan peningkatan sangat banyak yaitu tahun 2016 yaitu 203.221.

B. Sejarah Industri Gerabah

Kasongan merupakan nama yaang diambil dari nama “ Kyai Song”. Beliau merupaan seorang prajurit serta guru spiritual Pangeran Diponegoro selain itu beliau juga yang membuat tanah liat menjadi peralatan rumah tangga. Pada generasi selanjutnya Ki Jembuk meningkatkan produksinya muali dari hiasan patung binatang dan celengan. Pengembangan produk mulai bertambah seiring pergantian kepada Ki Rono dan Nyai Giyah yang menambahkan anglo, belanga dan perluk cawan sebagai produksinya. Pada tahun 1960 – 1980 Kasongan mengalami peningkatan yang sangat pesat. Salah satunya atas dasar kemampuan yang dimiliki antara Ir. Larasati Suliantoro Soelaiman dan Sapto Hudoyo dalam mengarahkan aliran seni naturalisme. Pada tahun 1976 produksi di kasongan mengalami perkembangan dengan adanya sentuhan keindahan serta kualitas pada produk itu dikarnakan atas bimbingan Ir. Larasati Suliantoro Soelaiman yang merupakan seniwati perajin bunga hias. Tahun 1980 seniman Sapto Hudoyo memberikan pengetahuan terhadap keterampilan dalam membuat gerabah seni pada pemesanan produk. seniman Sapto produk dengan spesifikasi tertentu dikarenakan pengerajin tidak mengerti dalam pembuatnya. Sang seniman mulai mengundang sebagian pengerajin untuk diajarkan dalam pembuatan gerabah model yang diinginkan sang seniman. Sapto Hudoyo mengajarkan dengan model “lelet”. Model ini dilakukan dengan cara menempelkan bagian kramik satu persatu hingga terbentuk satu produk yang diinginkan walaupun dengan metode lelet ini membutuhkan waktu yang relatif lama serta kesabaran dan ketekunan dari para pengerajin. Gerabah tempel merupakan pengetahuan baru agar paham mengetahu pentingnya desain model seta mengetahui karakteristik tanah pada pembuatan gerabah, dengan adanya metode produksi maka lebih cepat menyebar kepada pengerajin lainnya. Tahun 1990-an dikasongan masih berlangsung pembinaan atas kerasama dengan pelatihan desain dan pencangkokan teknologi ini dipergunakan untuk lembaga pendidikan formal seperti SMSR Sekolah Menengah Seni Rupa dan ISI Institusi Seni Indonesia di Yogyakarta. Tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang diakibatkan sekitar 300 perajin dan pekerja gerabah dari plered, kuningan, jawab barat yang ditandai dengan exodus yang dikarenakan tidak dikenalkanya variasi gerabah gigantic kepada pengusaha gerabah kasongan. Guntur mengatakan bahwa adanya peningkatan pada tahun 2000 yaitu interaksi yang baik antara pengerajin dengan pembeli internasional. Model gerbah di bagi menjadi 2 yaitu 1 model gerabah dengan proses pengembangan kompleks dan 2 model gerabah dengan pengembangan ide deformatif. Dalam hal ini pengerajin dituntut agar mempercepat pengisian pasar karena tren haya akan berlangsung tidak mencapai 2 tahun untuk katagori produksi deformatif cenderung melakukan ekspresi kedalam media gerabah dan biasanya dibuat dengan jumlah yang relatif sedikit. Peran pemerintah dalam hal ini sangat diperlukan untuk dukungan penguatan usaha. Disperindagkop Kabupaten Bantul melalui Unit Pelaksana Teknisi Perkembangan Keramik Kasongan UPT PKK telah melakuakn banyak pelatihan keterampilan agar memperkuat manajerial unit usaha. Fungsi UPT sebagai agen perubahan orientasi produksi serta teknologi melalui bimbingan produksi. maka menyebabkan terbentunya kemampuan inovasi usaha dikawasan kasongan.

C. Analisis Diskriptif Data

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGRAJIN BATIK KAYU (Kasus pada Sentra Industri Kerajinan Batik Kayu di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yo

1 4 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH (Kasus Desa Kebonagung, Kecamatan Imogiri , Kabupaten Bantul).

0 5 17

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH (Kasus Desa Kebonagung, Kecamatan Imogiri , Kabupaten Bantul).

0 3 11

TINJAUAN PUSTAKA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH (Kasus Desa Kebonagung, Kecamatan Imogiri , Kabupaten Bantul).

3 40 22

PENUTUP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH (Kasus Desa Kebonagung, Kecamatan Imogiri , Kabupaten Bantul).

0 2 17

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi padi di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang AWAL

0 1 15

Cover Proseding FH UB

0 0 1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR BANTUL KABUPATEN BANTUL.

1 7 186

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA INDUSTRI KULIT DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2017 (Studi Kasus: Sentra Kerajinan Industri Kulit Manding, Desa Sabdodadi, Kabupaten Bantul)

0 0 20

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Industri Kulit Di Kabupaten Bantul Tahun 2017 (Studi Kasus: Sentra Kerajinan Industri Kulit Manding, Desa Sabdodadi, Kabupaten Bantul) - UNS Institutional Repository

0 1 15