Modulus Elastisitas Landasan Teori

28 sama dengan semen portlard biasa pada 28 hari. Pengerasan berlangsung terus secara lambat sampai beberapa tahun. Nilai kuat desak beton didapat melalui cara pengujian standar, menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban bertingkat dengan kecepatan peningkatan tertentu atas benda uji silinder beton diameter 15 cm. tinggi 30 cm sampai hancur. Kuat desak masing-masing benda uji ditentukan oleh tegangan tekan tertinggi f’c yang dicapai benda uji umur 28 hari akibat beban tekan selama percobaan. Nilai kuat desak beton beragam sesuai dengan umurnya dan biasanya ditentukan waktu beton mencapai umur 28 hari setelah pengecoran. Umumnya pada umur 7 hari kuat beton mencapai 70 dan pada urnur 14 hari mencapai 85 sampai 90 dari kuat tekan beton umur 28 hari htimawan Dipohusodo, 1994 : 10. Untuk mendapatkan besarnya tegangan hancur pada benda uji silinder digunakan rumus : f’c = PA 2.1 Dimana: f’c = kuat desak beton benda uji silinder MPa P = beban desak maksimum N A = luas permukaan benda uji silinder mm

2.2.6. Modulus Elastisitas

29 Pada umumnya bahan, termasuk beton, memiliki daerah awal pada diagram tcgangan-regangannya dimana bahan berkelakuan secara elastis dan linier. Kemiringan diagram tegangan-regangan dalam daerah elastis linier itulah yang dinamakan Modulus Elastisitas E atau Modulus Young Timosenko dan Gere, J987. Kajian tentang hubungan tegangan-regangan beton perlu diketahui untuk menurunkan persamaan analisis dan perencanaan suatu bagian struktur. Kcmarnpuan bahan untuk menahan beban yang didukungnya dan perubahan benluk yang terjadi pada bahan itu sangat tergantung pada sifat tegangan dan regangan tersebut. Pada baja terjadi perubahan bentuk secara elastis pada pembebanan dibawah elastis, sehingga beban uji kembali pada bentuk semula bila pembebanan ditiadakan. Beton berubah bentuk mengikuti regangan elastis dan sebagian mengalami regangan plastis. Hal ini digambarkan pada Gambar 2.1 memperlihatkan kurva tegangan-regangan tipikal yang diperoleh dari percobaan benda uji silinder beton dan dibebani tekan uniaksial selama beberapa menit. ε → 30 Gambar 2.1 Kurva tegangan-regangan beton yang diberi tekanan Nawy, 1990 : 44 Bagian kurva ini sampai sekitar 40 f’c pada umumnya untuk tujuan praktis dapat dianggap linier. Setelah mendekati 70 tegangan hancur, material banyak kehilangan kekakuannya sehingga kurva tidak linier lagi. Modulus elastisitas yang besar menunjukkan kemampuan menahan tegangan yang cukup besar dalam kondisi regangan yang masih kecil, artinya bahwa beton tersebut mempunyai kemampuan menahan tegangan desak terutama yang cukup besar akibat beban-beban yang terjadi pada suatu regangan kemungkinan terjadi retak yang kecil. Tolak ukur yang umum dari sifat elastisitas suatu bahan adalah modulus elastisitas, yang merupakan perbandingan dari desakan yang diberikan dengan perubahan bentuk per satuan panjang, sebagai akibat dari desakan yang diberikan. Modulus elastisitas ditentukan berdasarkan rekomendasi ASTM C-469, yaitu modulus chord. Adapun perhitungan modulus elastisitas chord chord modul EC adalah : Ec = S 2 -S 1 ε 2 -0.00005 MPa 2.2 Dengan : Ec= modulus elastisitas ε 2 = regangan longitudinal akibat tegangan S 2 S 2 = tegangan sebesar 0.4 f c S 1 = tegangan yang bersesuaian dengan regangan arah longitudinal sebesar 0.00005 31 ε = ∆LL Dengan: ∆L = penurunan arah longitudinalmm x 25,4.10 -3 L = tinggi beton jarak antara dua strain gauge mm 25,4.10 -3 = konversi satuan dialdari inch ke mm Modulus elastisitas pada beton bervariasi. Ada beberapa hal yang mcinpengaruhi modulus elastisitas beton antara lain sebagai berikut ini: 1. Kelembaban Beton dengan kandungan air yang lebih tinggi merniliki modulus elastisitas yang juga lebih tinggi daripada beton dengan spesifikasi yang sama. 2. Agregat Nilai modulus dan proporsi volume agregat dalam campuran mempengaruhi modulus elastisitas beton. Semakin tinggi modulus agregat dan semakin besar proporsi agregat dalam beton, semakin tinggi pula modulus elastisitas beton terscbut. 3. Umur Beton Modulus elastisitas beton meningkat seiring pertambahan umur beton seperti halnya kuat tekannya, namun modulus elastisitas meningkat lebih cepat daripada kekuatannya. 4. Mix Design Beton Jenis beton memberikan nilai E modulus elastisitas yang berbeda-beda pada umur dan kekuatan yang sama. i

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Uraian Umum

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium. Metode eksperimental laboratorium adalah suatu penelitian yang berusaha untuk mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat dan dilakukan di laboratorium dengan urutan kegiatan yang sistematis dalam memperoleh data sampai data tersebut berguna sebagai dasar pembuatan keputusankesimpulan. Metode ini dapat dilakukan di dalam ataupun di luar laboraturium. Dalam penelitian ini akan dilakukan di dalam laboraturium. Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan suatu pengujian terhadap beberapa sampel dan model elemen struktur terhadap kuat desak dan modulus elastisitas beton normal dengan bahan tambah metakaolin serat alumunium

3.2. Benda Uji

Tabel 3.1 Jumlah dan ukuran penampang benda uji untuk kuat desak Kode Tinggi Silinder mm Diameter mm Kadar Metakaolin 7,5 dan Volume serat Jumlah 300 150 0,33 0,66 1 3 Buah benda uji 3 Buah benda uji 3 Buah benda uji 3 Buah benda uji Tabel 3.2 Jumlah dan ukuran penampang benda uji untuk MOE Kode Tinggi Silinder mm Diameter mm Kadar Metakaolin 7,5 dan Volume serat Jumlah 300 150 0,33 3 Buah benda uji 3 Buah benda uji