hilang, atau rusak akibat penyelenggaraan pengangkutan. Kecuali terbukti bahwa musnah, hilang, atsu rusaknya barang disebabkan oleh
suatu kejadian yang tidak dapat dicegah atau dihindari atau kesalahan
pengirim”. jika dijelaskan menggunakan bagan kurang lebih sebagai berikut:
E. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang
bertujuan mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya.
14
Oleh karena itu sebelum penulis melakukan penelitian , hendaknya penulis menentukan terlebih dahlu metode yang
hendak dipakai. Adapun metode penelitian yang digunakan antara lain : 1.
Metode Pendekatan Dilihat dari perumusan masalah yang dibuat oleh penulis, maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan doktrinal. Yaitu dalam penelitian ini hukum dikonsepkan sebagai norma-norma tertulis
yang dibuat dan diundangkan oleh pejabat atau lebaga yang berwenang. Oleh karena itu pengkajian yang dilakukan adalah “terbatas” pada
peraturan perundang-undangan tertulis yang terkait dengan objek yang diteliti.
2. Sifat Penelitian
14
Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono, 2004,
Metode Penelitian Hukum
, Surakarta: Fakultas Hukum UMS, Hal. 1.
Tipe kajian dalam penelitian ini lebih kepada bersifat deskriptif, karena bermaksud menggambarkan secara jelas, tentang berbagai hal yang
terkait dengan objek yang diteliti, yaitu mendeskripsikan tentang hubungan hukum antara pengirim dengan PT Bhanda Ghara Reksa
dalam melakukna pengiriman barang antar pulau dan mendeskripsikan tentang tanggung jawab dari PT Bhanda Ghara Reksa apabila
penyelenggaraan pengangkutan tidak berjalan dengan selamat. 3.
Sumber dan Jenis Data Penelitian ini menggunankan jenis data yang berasal dari dua sumber
yang berbeda, yaitu: a.
Data Sekunder Penelitian ini menggunakan jenis sumber data sekunder yang
meliputi berbagai dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti.
b. Data Primer
Data primer yaitu data-data yang berupa keterangan-keterangan yang berasal dari pihak-pihak yang terlibat dengan objek yang
diteliti yang dimaksud untuk dapat lebih memahami maksud, tujuan dan arti dari data sekunder yang ada. Data primer hanya berfungsi
sebagai penunjang dari data sekunder. 4.
Metode Pengumpulan Data a.
Studi Kepustakaan Metode ini dipergunakan untuk mengumpulkan data sekunder, yang
dilakukan dengan cara mencari, menginventarisasi dan mempelajari
data sekunder, yang terkait dengan objek yang dikaji. Adapun instrumen
pengumpulan yang
dipergunakan berupa
form dokumentasi, yaitu suati alat pengumpulan data sekunder, yang
berbentuk format-format khusus, yang dibuat untuk menampung segala macam data, yang diperoleh selama kajian dilakukan.
b. Wawancara
Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data primer, yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara bebas
terpimpin, dengan berbagai pihak yang dipandang memahami objek yang diteliti.
5. Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul dan telah diolah akan dibahas dengan metode normatif kualitatif, yakni suatu pembahasan yang dilakukan
dengan cara menafsirkan dan mendiskusikan data-data yang telah diperoleh dan diolah, berdasarkan dengan norma-norma hukum,
doktrin-doktrin hukum dan teori ilmu hukum yang ada. Pembahasam pada tahap awal dilakukan dengan cara melakukan
inventarisasi terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan persoalan yang menjadi objek kajian. Data yang terkumpul akan
diidentifikasi secara analitis doktrinal, dengan menggunakan teori hukum murni Hans Kelsen.
Sedangkan untuk tahap kedua akan dilakukan pembahasan yang berupa pendiskusian, antara berbagai data sekunder serta data primer yang
terkait, dengan berbagai peraturan perundang-undangan yang telah
diinventarisir, sehingga pada tahap akhir, ditemukan hukum
in- concreto
-nya.
F. Sistematika Penulisan