Daya Terima Hasil Penelitian Utama 1. Tingkat Pengembangan Donat dengan Subtitusi Tepung Talas

Tabel 1 Daya Terima Panelis Terhadap Warna, Aroma, Rasa, Tekstur, dan Keseluruhaan keterangan : notasi yang berbeda menjukan ada perbedaan yang signifikan. Rata-rata hasil daya terima panelis dapat diketahui penilaian panelis terhadap donat dengan variasi subtitusi tepung talas belitung dan tepung terigu yang meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan adalah sebagai berikut : a. Warna Warna makanan memegang peranan utama dalam penampilan makanan karena merupakan rangsangan pertama pada indera penglihatan seseorang. Berdasarkan hasil daya terima warna donat dengan subtitusi tepung talas belitung 0 berbeda nyata terhadap subtitusi tepung talas belitung 10 dan 20. Untuk subtitusi 10 tidak berbeda nyata dengan subtitusi 20, ketidak bedaan nyata ini di sebabkan karena donat dengan subtitusi tepung talas belitung ini memiliki warna lebih coklat di bandingkan dengan subtitusi 0. Warna ini dipengaruhi oleh adanya proses browning atau pencoklatan pada Tepung talas belitung pada saat proses pengeringan didalam oven. b. Aroma Hasil daya terima aroma donat dengan subtitusi tepung talas belitung dapat diketahui bahwa subtitusi tepung talas belitung 0 berbeda nyata terhadap subtitusi tepung talas belitung 10 dan 20. Untuk subtitusi 10 tidak berbeda nyata dengan subtitusi 20, ketidak bedaan nyata ini disebabkan karena donat dengan subtitusi tepung talas belitung ini memiliki aroma yang langu di bandingkan dengan subtitusi 0. Aroma langu Subtitusi Tepung Talas Belitung Warna Aroma Rasa Tekstur Keseluruhan 3,90 b 3,73 b 3,27 b 2,97 b 3,40 b 10 2,77 a 3,03 a 2,60 a 2,33 a 2,57 a 20 2,90 a 2,87 a 2,67 a 2,63 a 2,60 a Nilai p 0,000 0,001 0,016 0,26 0,001 disebabkan karena pada waktu pembutan tepung talas belitung, granula pati mengalami hidrolisis yang menghasilkan monoskarida sebagai bahan baku untuk menghasilkan asam-asam organik Prihatiningrum,2012. Semakin tinggi persentase tepung talas belitung yang digunakan maka semakin mempengaruhi aroma yang dihasilakan. c. Rasa Hasil daya terima rasa menunjukan bahwa rasa pada donat dengan subtitusi tepung talas belitung 0 berbeda nyata terhadap subtitusi tepung talas belitung 10 dan 20. Untuk subtitusi 10 tidak berbeda nyata dengan subtitusi 20 hal ini disebabkan karena semakin banyak persentase penambahan tepung talas belitung maka akan semakin memiliki rasa dominan khas talas belitung. d. Tekstur Hasil daya terima donat menunjukan bahwa tekstur pada donat dengan subtitusi tepung talas belitung 0 menunjukan perbedaan dengan subtitusi lainnya, ini di sebabkan karena tepung yang dipakai hanya tepung terigu. Tepung terigu memiliki ciri khas yaitu mengandung gluten yang tidak dimiliki oleh jenis tepung lainnya. . Donat yang disubtitusikan tepung talas belitung memiliki tekstur yang berbeda dengan donat yang tidak disubtitusikan dengan tepung talas belitung. perbedaan dari tekstur donat tanpa subtitusi yaitu lebih empuk dari pada donat dengan adanya subtitusi tepung talas belitung. e. Kesukaan keseluruhan Hasil daya terima donat secara keseluruhan dapat diketahui bahwa nilai p pada subtitusi tepung talas belitung sebesar 0,001 p0,05, Ho ditolak sehingga ada pengaruh yang nyata terhadap daya terima rasa sehingga dilanjutkan ke analisis LSD Lest Significant Difference. Dari uji LSD secara keseluruhan diketahui bahwa subtitusi tepung talas belitung 0 berbeda nyata terhadap subtitusi tepung talas belitung 10 dan 20. Untuk subtitusi 10 tidak berbeda nyata dengan subtitusi 20. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Donat dengan subtitusi tepung talas belitung 0, 10 dan 20 memiliki tingkat pengembangan sebesar 158,5, 154.2 dan 134,. 2. Tingkat kesukaan konsumen yang paling banyak diminati oleh panelis adalah donat dengan subtitusi tepung talas belitung 20 3. Terdapat perbedaan daya terima warna sebesar 3,90, aroma 3,73, rasa 3,27, tekstur 2,97, dan keseluruhan sebesar 3,40 dari donat yang dibuat dari subtitusi tepung talas belitung. Donat talas ternyata lebih diminati tanpa adanya subtitusi.

B. Saran

Penggunaan tepung talas belitung dalam pembutan donat sebaiknya digunakan subtitusi 20 dari tepung terigu agar tidak merusak tekstur dari donat. DAFTAR PUSTAKA Arlene, A., Witono, RJ., Fransisca, M. 2009. Pembuatan Roti Tawar dari Tepung Singkong dan Tepung Kedelai. Simposim Nasional RAPI VIIII. ISSN 1412-9612 Arifin,Suhartono. 2011. Studi Pembuatan Roti Dengan Subtitusi Tepung Pisang Kepok Musa Paradisica Formatypica. Skripsi. Makassar: Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Badan Standarisasi Nasional .2006. Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan. SNI 01-3751-2006. Deptan. 2009. Tanaman Pangan. Diakses : 8 November 2012. http:tanamanpangan.deptan.go.iddoc uploadTalas.pdf Djaafar, FT., Purwaningsih, H., Rahayu, S. 2008. Pengembangan Diversifikasi Pengolahan Umbi- Umbian Dalam Rangka Pemanfaatan Pangan Lokal. Balai Pengkajian Pertanian Yogyakarta. Argos vol 10. 108 :56-72. Inglett, G.E. L. Munc. 1980.” Cereal for food and Beverag “. Dalam Khusniati ed., Penambahan Tepung Tapioka dalam Pembuatan Roti Tawar denganMenggunakan Ragi. Bogor : Puslitbang Litbang SDH. Indarasti, Dias. 2004. Pemanfaatan Tepung Talas Belitung Dalam Pembuatan Cookies. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Iriyanti, Yuni. 2012. Subtitusi Tepung Ubi Ungu Dalam Pembuatan Roti Manis, Donat dan Cake Bread. Proyek akhir. Yogyakarta: Fakultas Teknik, Univeritas Negri Yogyakarta. Jamhari, Agus. 2010. Metode Terbaru Membuat Roti Di Rumah, Bandung. Kusmono,. 2002.Panduan Karakterisasi dan Evaluasi. Plasma Nutfah Talas. ISBN 979-8393-02-3 Lingga, P. 1989. Bertanam Ubi- Ubian. Penebar Swadaya, Jakarta. Mailgaard. 2002.”Sensory Evaluation Techniques-CR”. Dalam Ratmawati Devi ed.,Subtitusi Tepung Tempe Pembuatan Kue Bolu Kukus Terhadap Kadar Protein, Tingkat Pengembngan dan Daya Terima.Surakarta :Fakultas Ilmu Kesehatan. Maligan, MJ., Nurcholis, M., Esiasih, T., Saparianti, E., Zubaidah, E. 2011. Kripik Umbi Inferior Aneka Bentuk Rasa. Lpm. Malang: Fakultas Teknologi Pertanian,Universitas Brawijaya. Manley, D. J. R. 1983. Technology of Biscuit, Crackers And Cookies. Ellis Horwood Limited, Chicester.

Dokumen yang terkait

Pengukuran Indeks Glikemik Cookies Tepung Talas Belitung (Xanthosoma Sagittifolium)

8 99 80

Pemanfaatan Tepung Talas Belitung (Xanthosoma sagittifolium) dalam Pembuatan Cookies

2 29 135

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TALAS KIMPUL (Xanthosoma Pengaruh Penambahan Tepung Talas Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium) Pada Pembuatan Bolu Kukus Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima.

0 7 16

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TALAS KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium) PADA PEMBUATAN BOLU Pengaruh Penambahan Tepung Talas Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium) Pada Pembuatan Bolu Kukus Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima.

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh Penambahan Tepung Talas Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium) Pada Pembuatan Bolu Kukus Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima.

0 3 5

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BONGGOL PISANG TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA DONAT Pengaruh Substitusi Tepung Bonggol Pisang Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Donat.

0 3 14

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TALAS BELITUNG (Xanthosoma Sagittifolium) TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN Pengaruh Subtitusi Tepung Talas Belitung Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Donat Talas.

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Subtitusi Tepung Talas Belitung Terhadap Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Donat Talas.

0 2 6

Pengaruh Substitusi Tepung Talas Belitung (Xanthosoma sagittifolium L. Schott) dan Tepung Ampas Tahu pada Tepung Terigu Terhadap Mutu Mi Kering.

0 0 4

Pengukuran Indeks Glikemik Cookies Tepung Talas Belitung (Xanthosoma Sagittifolium)

0 0 12