3
D. Tinjauan Pustaka
1. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif, berbentuk bulat, dan bergerombol seperti buah anggur. Staphylococcus aureus sebagian
menjadi flora normal pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan pada manusia, sebagian lagi menjadi bakteri patogen yang dapat
menyebabkan bermacam-macam penyakit Prescott et al., 2003. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus
adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Ciri khas infeksi lokal Staphylococcus aureus berupa abses, benjolan merah, dan mengeluarkan
nanah pada kulit yang terinfeksi. Bisul atau abses setempat, seperti jerawat dan borok merupakan infeksi kulit di daerah folikel rambut, kelenjar sebasea,
atau kelenjar keringat Jawetz et al., 2005.
2. Antibakteri
Antibakteri adalah suatu zat yang dapat menghambat pertumbuhan atau bahkan membunuh bakteri. Dalam antibakteri terdapat istilah kadar hambat
minimal KHM dan kadar bunuh minimal KBM. KHM merupakan kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Sedangkan KBM merupakan kadar minimal yang diperlukan untuk membunuh bakteri Madigan et al., 2005.
Uji aktivitas antibakteri merupakan teknik untuk mengukur seberapa besar potensi atau konsentrasi suatu senyawa yang bisa memberikan efek bagi
mikroorganisme. Metode yang paling sering digunakan untuk menentukan aktivitas antibakteri adalah metode difusi. Metode ini bisa dilakukan dengan
menggunakan disk atau sumuran yang ke dalamnya dimasukkan antibakteri dan ditempatkan dalam media padat yang telah ditanami bakteri. Setelah
diinkubasi akan terjadi daerah jernih di sekitar sumuran atau disk dan diameter zona jernih merupakan ukuran kekuatan hambatan dari substansi
antibakteri terhadap bakteri yang digunakan Rishikesh et al., 2012.
4
3. Tanaman Pegagan Centella asiatica L. Urban
Pegagan mempunyai nama ilmiah Centella asiatica L. Urban. Tanaman dari famili Apiaceae ini, di Indonesia umumnya dikenal dengan
nama pegagan atau antanan. Centella asiatica L. Urban termasuk tanaman yang sering digunakan dalam pengobatan India kuno karena khasiatnya yang
cukup banyak Sudewo, 2004. Di India dan Cina pegagan digunakan secara tradisional oleh masyarakat untuk mempercepat penyembuhan luka bakar,
mengobati penyakit kulit, dan gigitan serangga Ismaini, 2011. Achmad et al., 2007 mencatat bahwa berbagai jaringan tumbuhan
pegagan bisa menyembuhkan penyakit kulit. Herba pegagan berkhasiat menyembuhkan lepra, infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur, lupus,
dan diare. Ekstrak herba pegagan juga mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Utami et al., 2011.
Pegagan mempunyai banyak kandungan kimia yang bermanfaat bagi manusia. Komponen senyawa yang terkandung dalam pegagan antara lain
triterpenoid yang terdiri dari asiaticoside, madecoside, dan asiatic acid; alkaloid; glikosida; tanin; steroid; madasiatic acid; dan brachnic acid Ullah
et al., 2009. Pegagan juga telah dilaporkan mengandung flavonoid, termasuk quercetin dan kaempferol, catechin, dan naringin Zheng Qin, 2007.
Penggunaan ekstrak pegagan yang mengandung triterpen dapat mempercepat proses penyembuhan luka dan menguatkan jaringan. Triterpenoid dari
pegagan diklaim berpotensi sebagai antibakteri, antijamur, dan antioksidan Arumugam et al., 2011. Senyawa golongan terpenoid bereaksi dengan porin
protein transmembran pada membran luar dinding sel bakteri membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga mengakibatkan rusaknya porin. Rusaknya
porin yang merupakan pintu keluar masuknya senyawa akan mengurangi permeabilitas dinding sel bakteri yang akan mengakibatkan sel bakteri akan
kekurangan nutrisi sehingga pertumbuhan bakteri terhambat atau mati Rachmawati et al, 2011.
5
4. Sediaan Krim