Joining atau Penyambungan Teori Elastisitas dan Plastisitas Plat

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penggunaan konsep tailored welded blanks pada proses stamping , maka dapat dilihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2. Skema proses stamping dengan konsep tailored welded blanks Jian Cao, 1999

2.2.2. Joining atau Penyambungan

Ada beberapa cara untuk melakukan penyambungan yaitu dengan cara dilas, dipatri, disolder, dan dikeling. Adapun dalam penelitian ini, dalam proses penyambungannya menggunakan las. Pengelasan adalah proses penyambungan dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Logam di sekitar lasan mengalami siklus termal yang menyebabkan perubahan : metalurgi, deformasi, tegangan termal. Hal ini erat hubungannya dengan : ketangguhan, cacat las, retak, keamanan konstruksi yang dilas. Berdasarkan cara kerja, pengelasan dapat dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Pengelasan cair adalah pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar. 2. Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam ang mempunyai titik cair rendah. Dengan cara ini, logam induk tidak ikut mencair. 3. Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu. Gambar 2.3. Klasifikasi pengelasan

2.2.3. Teori Elastisitas dan Plastisitas Plat

Dalam pemilihan material seperti lembaran plat untuk pembuatan komponen yang harus diperhatikan adalah sifat-sifat material antara lain; kekuatan strength , keliatan ductility , kekerasan hardness , dan kekuatan lelah fatique strength . Sifat mekanik material untuk membawa atau menahan gaya atau tegangan. Pada saat menahan beban, struktur molekul berada dalam keseimbangan. Gaya luar pada proses penarikan, tekanan, pemotongan, penempaan, pengerolan, dan pembengkokan, akan mengakibatkan material mengalami tegangan. Sebuah plat yang dikenai beban dari luar, maka plat akan mengalami defleksi . Pada beban luar yang tidak terlalu besar defleksi plat akan kembali ke bentuk seperti semula setelah beban yang diberikan dilepas. Plat tidak akan terjadi deformasi permanen disebabkan karena gaya elastis plat. Hal ini yang disebut sifat elastisitas material. Peningkatan beban yang melebihi kekuatan luluh yield strength yang dimiliki plat akan mengakibatkan aliran deformasi plat dimana plat tidak akan kembali ke bentuk seperti semula atau plat mengalami deformasi permanen permanent set yang disebut plastisitas. Langkah pertama dari analisis aliran plastis adalah menentukan kriteria luluh yield criterion . Peningkatan pembebanan yang melebihi kekuatan luluh yield strength yang dimiliki plat mengakibatkan aliran deformasi permanen yang disebut plastisitas. Menurut Mondelson 1983 teori plastis terbagi menjadi dua kategori: 1. Teori fisik Teori fisik menjelaskan aliran bagaimana logam akan menjadi plastis. Meninjau terhadap kandungan mikroskopikmaterial seperti halnya pengerasan kristal atom dan dislokasi butir kandungan material saat mengalami tahap plastisitas. 2. Teori matematis Teori matematis berdasarkan pada fenomena logis alami dari material dan kemudian dideterminasikan ke dalam rumus yang digunakan untuk acuan perhitungan pengujian material tanpa mengabaikan sifat dasar material.

2.2.4. Tegangan