Pirazinamid Z Obat Anti Tuberkulosis

5. Indikasi. Diindikasikan untuk obat anti tuberkulosis yang dikombinasikan dengan anti tuberkulosis lain untuk terapi awal maupun ulang Anonim, 2006. 6. Kontraindikasi. Sindrom syok, anemia hemolitik akut, dan gangguan hati. Hati- hati pemberian obat ini pada penderita gangguan ginjal Anonim, 2009. 7. Dosis. Dewasa dan anak: dosis 10 mgkg BBhari 8-12 mgkg BBhari; maksimum 600 mghari atau 2 atau 3x seminggu Anonim, 2009.

c. Pirazinamid Z

Gambar 3. Struktur Pirazinamid Z 1. Mekanisme kerja. Kerja obat ini tidak diketahui karena pirazinamid sendiri tidak aktif, tetapi harus diubah dulu menjadi senyawa aktif, yaitu asam pirazinoat oleh enzim pirazinamidase. Obat ini bersifat bakterisidal, terutama dalam keadaan asam dan mempunyai aktivitas sterilisasi intraseluler Anonim, 2009. 2. Farmakokinetik. Absorpsi: oral: diserap dengan baik. Distribusi: didistribusikan secara luas ke dalam jaringan tubuh dan cairan termasuk paru-paru, hati, CSF. Ikatan protein: 50. Metabolisme: dalam hati. Waktu paruh: 9-10 jam, berkepanjangan dengan fungsi ginjal atau hati berkurang. Waktu puncak konsentrasi serum: dalam 2 jam. Eliminasi: dalam urin 4 sebagai obat tidak berubah Taketomo dkk, 2009. 3. Efek samping. Obat ini bersifat hepatotoksik yang berkaitan dengan dosis pemberian dan dapat menjadi serius. Dengan dosis harian 3 g atau 40-50 mgkg BBhari, obat ini sangat efektif terhadap tuberkulosis bila digabungkan dengan INH, tetapi dilaporkan lebih kurang 14 penderita akan mengalami gangguan hati yang berat, serta kematian dapat terjadi karena timbulnya nekrosis. Karena efek hepatotoksik, pemeriksaan uji hati perlu dilakukan sebelum pemberian obat ini. Penggunaan pirazinamid secara rutin menyebabkan hiperuresemia, biasanya asimtomatik. Jika gejala penyakit gout timbul, dan pengobatan dengan pirazinamid dibutuhkan, penderita sebaiknya juga mendapat alopurinolprobenesid Anonim, 2009. 4. Interaksi obat. Tidak diketahui Anonim, 2009. 5. Indikasi. Digunakan untuk terapi tuberkulosis dalam kombinasi dengan anti tuberkulosis lain Anonim, 2006. 6. Kontraindikasi. Kontraindikasi terhadap gangguan fungsi hati parah, porfiria, hipersensitivitas Anonim, 2006. 7. Dosis. Dewasa-anak: dosis 25 mgkg BBhari 20-30 mgkg BBhari atau 35 mgkg BB 30-40 mgkg BB 3x seminggu; atau 50 mgkg BB 40-60 mgkg BB 2x seminggu Anonim, 2009. d. Streptomisin S Gambar 4. Struktur Streptomisin 1. Mekanisme kerja. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis protein pada ribosom mikrobakterium dan bersifat bakterisid, terutama terhadap basil tuberkel ekstraseluler. In vitro, kebanyakan basil TBC dapat dihambat oleh obat ini pada konsentrasi 1-10 µgml Anonim, 2009. 2. Farmakokinetik. Distribusi: mendistribusikan ke dalam jaringan tubuh dan cairan kecuali otak; jumlah kecil masukkan CSF hanya dengan meninges meradang, melintasi plasenta; jumlah kecil muncul di ASI. Ikatan protein: 34. Waktu paruh: berkepanjangan degan kerusakan ginjal. Baru lahir: 4-10 jam. Dewasa: 2- 4,7 jam. Waktu puncak konsentrasi serum: im: dalam 1-2 jam. Eliminasi: 30 sampai 90 dari dosis diekskresikan sebagai obat tidak berubah dalam urin, dengan jumlah kecil 1 diekskresikan dalam empedu, saliva, keringat, dan air mata Taketomo dkk, 2009. 3. Efek samping. Sakit kepala atau lesu biasanya terjadi setelah penyuntikan dan umumnya bersifat sementara. Reaksi hipersensitivitas sering terjadi pada minggu pertama pengobatan dan biasanya lebih ringan dibandingkan INH. Obat ini bersifat ototoksik dengan menyerang N.VIII sehingga menimbulkan gangguan pendengaran dan keseimbangan dengan gejala vertigo, mual, dan muntah. Selain itu, obat ini juga bersifat nefrotoksik Anonim, 2009. 4. Interaksi obat. Peningkatan obat penghambat neuromuskular akan terjadi bila obat ini diberikan bersama obat penghambat neuromuskular asam etakrinat, furosemid, dan efek nefrotoksik meningkat bila diberikan bersama sefalosporin atau polimiksin Anonim, 2009. 5. Indikasi. Sebagai kombinasi pada pengobatan TBC bersama isoniazid, rifampisin, dan pirazinamid, atau untuk penderita yang dikontraindikasi dengan 2 atau lebih obat kombinasi tersebut Anonim, 2006. 6. Kontraindikasi. Hipersensitivitas terhadap streptomisin sulfat atau aminoglikosida lain Anonim, 2006. 7. Dosis. Dewasa dan anak: 15 12-18 mgkg BBhari 2x atau 3x seminggu. Anak- anak: 20-30 mgkg BBhari maksimum 1 gram selama 2-3 minggu, kemudian frekuensi pemberian dikurangi 2-3x seminggu untuk sisanya Anonim, 2009.

e. Etambutol E

Dokumen yang terkait

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PERIODE JAN

4 11 14

LAMPIRAN 1 DATA PENGOBATAN PASIEN ANAK TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PER

0 1 16

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2009.

0 2 19

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO PERIODE TAHUN 2009.

0 1 16

PENDAHULUAN EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO PERIODE TAHUN 2009.

0 0 17

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN TUBERKULOSIS DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis Pada Pasien Tuberkulosis Dewasa Diinstalasi Rawat Jalan Rs Paru Dungus Madiun Tahun 2010.

2 10 15

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI KESEHATAN Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Pada Pasien Anak Di Instalasi Rawat Jalan Balai Kesehatan Paru Masyarakat Klaten Tahun 2010.

0 0 18

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Pada Pasien Anak Di Instalasi Rawat Jalan Balai Kesehatan Paru Masyarakat Klaten Tahun 2010.

0 0 4

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI KESEHATAN Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Pada Pasien Anak Di Instalasi Rawat Jalan Balai Kesehatan Paru Masyarakat Klaten Tahun 2010.

0 2 15

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI PERIODE 2017-2018

0 2 22