Definisi Anatomi fungsional Deskripsi Kasus

Foramen ve rtebralis merupakan lubang yang terdapat arcus verteb ra dan permukaan posterior korpus vertebra selanjutnya secara keseluruhan foramen vertebralis ini akan membentuk kanalis vertebralis yang nantinya diisi oleh medulla spinali s. Discus merupakan struktur yang elastic, terletak di antara korpus vertebra. Fungsi diskus yaitu a sebagai bantalan agar tidak terjadi gerakan antar corpus vertebra saat bergerak. b sebagai penyangga corpus dalam menumpu berat badan c sebagai pengikat vertebra yang satu dengan vertebra yang lain. . Sistem yang keluar dari vertebr a adalah nervus spinalis , nervus sp inalis yaitu akar-akar yang dimulai dari radiks anterior medulla spinalis kemudian keluar melalui feramen invertebralis secara topografi nervus spinalis terdiri dari 31 pasang saraf yang tersusun secara sistematis. Cabang-cabang pleksus sakralis yang mengandung saraf lumbal 5, meliputi: N. Gluteus superior L4-5 dan S1, N. Gluteus inferior L5 dan S1-2, N. Ischiadicus L4-5 dan 4-3.

3. Biomekanik Vertebra Lumbal

Gerakan dari vetikal lumbalis boleh dikatakan relatif bebas dibandingkan dengan vertebra lainnya. Hal ini oleh karena bentuk diskusnya besar dari arah foccet nya berlainan. Gerakan fleks i dari lumbal berakhir pada lumbal 4-5 dan diperkirakan 75 dari fleksi kedepan seluruhnya terjadi pada L4-S1 yang disebut lumbo sakral dan luas gerakannya merupakan terbesar dari seluruh gerakan fleksi dari vertebra spinalis Soekarno, 1989.

4. Etiologi

Penyebab utama HNP L 5 - S 1 paling banyak adalah trauma, baik trauma berat maupun ringan yang dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Umumnya akibat mengangkat benda berat dengan posisi pinggang membungkuk dan mendadak, sehingga anulus fibrosis akan terobek. Sebagai faktor hambatan adalah adanya perubahan degeneratif pada sendi tulang belakang dan berkurangnya kekenyalan dari annulus fibrosis akibat proses penuaan. 5. Patologi Tingkat atau gradual HNP dapat dikatakan menjadi 1 protuted intervertebralis discus yaitu penonjolan nukleus pulposus ke satu arah tanpa disertai ruptur dari annulus fibrosus ; 2 psolup sed intervertebral discus yaitu nukleus pulposus berpindah tempat tetapi belum keluar dari lingkaran annulus fibrosus 3 Extruded intervertebral discu s yaitu nukleus pulposus proses yaitu proses jelas keluar menembus ligamen longitudinal posterior Mugel, 1987. Arah prolaps atau penonjolan hernia nukleus pulposus lumbal biasanya ke arah postero sentral atau posterior dan postero lateral. Tetapi lebih banyak yang mengarah ke posterolateral.

6. Gejala dan tanda klinik

Keluhan utama pada NHP vertebra L 5 -S 1 adalah adanya rasa nyeri pada pinggang bawah yang biasanya timbul setelah trauma atau setelah melewati intervel tertentu. Nyeri dapat bersifat lokal atau radikuler. Nyeri radikuler menjalar ke tungkai sesuai akar saraf L5 yang teriritasi yaitu pada paha bagian posterior lateral, lutut, betis, lateral tungkai bawah dan ibu jari kaki. Derajat nyeri dapat hebat sekali seperti ditusuk-tusuk yang dirasakan tiba-tiba, terus-menerus dan dalam waktu yang cukup lama atau nyeri intermitten, intensitas nyeri yang menghebat bila penderita batuk, bersin, mengejan atau mengangkat benda berat

Dokumen yang terkait

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondis Ischialgia Sinistra et causa Hernia Nukleus Pulposus (HNP) di RUMKITAL dr. Ramelan Surabaya.

0 3 16

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN (LBP) AKIBAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP) DENGAN SHOR Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain (Lbp) Akibat Hernia Nukleus Pulposus (Hnp) Dengan Shor Wave Diathermy (Swd) Dan Mc. Kenzi

0 2 9

KARYA TULIS ILMIAH Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain (Lbp) Akibat Hernia Nukleus Pulposus (Hnp) Dengan Shor Wave Diathermy (Swd) Dan Mc. Kenzie Exercise.

0 3 15

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain (Lbp) Akibat Hernia Nukleus Pulposus (Hnp) Dengan Shor Wave Diathermy (Swd) Dan Mc. Kenzie Exercise.

0 4 4

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN (LBP) AKIBAT SCOLIOSIS DENGAN MODALITAS MICRO WAVE Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Low Back Pain (Lbp) Akibat Scoliosis Dengan Modalitas Micro Wave Diathermy (Mwd), Core Stabilitation Di Rsud S

0 3 15

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain et causa Hernia Nukleus Pulposus L5-S1 Dengan Modalitas Micro Wave Diathermy Dan Terapi Latihan Di RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta.

0 0 16

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain et causa Hernia Nukleus Pulposus L5-S1 Dengan Modalitas Micro Wave Diathermy Dan Terapi Latihan Di RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta.

1 3 4

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN KARENA ISCHIALGIA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMY (SWD) DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI.

0 1 6

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEEDEXSTRA DENGAN MODALITAS MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi Osteoarthritis Knee Dexstra Dengan Modalitas Microw Wave Diathermy dan Terapi Latihan di RSUD Su

0 0 15

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain Etcausa Spondylolisthesis Di RSUP Sardjito Yogyakarta.

0 0 14