Kasus 1 : Biaya deteriorasi dan

JURNAL OPTIMASI SISTEM INDUSTRI K o : Kapasitas angkut sarana transportasi unitunit transportasi q : ukuran lot optimal yang dikirim ke pembeli unit

2.2.2 Asumsi :

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :  laju permintaan, produksi dan deteriorasi bersifat deterministik dengan laju yang tetap  shortages tidak diizinkan  lead time pengiriman bersifat deterministik  Kapasitas pada pemasok dan pembeli dapat memenuhi seluruh permintaan  Seluruh komponen biaya diketahui dengan pasti dan konstan  Model yang dikembangkan hanya untuk satu pemasok dan satu pembeli

2.3 Model Matematik

Pada bagian ini dikembangkan model matematik dari biaya transportasi tidak linear dalam model siklus persediaan optimal gabungan untuk produk yang mengalami deteriorasi. Model matematik dikembangkan berdasarkan biaya total pada pemasok dan pembeli serta biaya total gabungan. Biaya total gabungan merupakan biaya total pada pemasok dijumlahkan dengan biaya total pada pembeli serta menambahkan faktor deteriorasi pada setiap persediaan. Model yang dikembangkan bertitik tolak pada model yang dikembangkan oleh Ongsakul dan Liman 1998, Su dan Lin 2001, Bhunia dan Maiti 1998 dan Aucamp 1982. Biaya total gabungan = Biaya total pada pemasok + Biaya total pada pembeli Model yang dikembangkan dilakukan untuk dua kasus, dimana pertama biaya deteriorasi dan simpan selama perjalanan ditanggung pemasok, kedua ditanggung oleh pembeli.

2.3.1. Kasus 1 : Biaya deteriorasi dan

simpan selama perjalanan ditanggung pemasok Biaya persediaan pada pemasok, Untuk memenuhi permintaan pembeli maka pada t = 0, pemasok mulai berproduksi sampai mencapai I m pada saat t = t 1 , selama dalam persediaan produk mengalami deteriorasi. Produk dikirim ke pembeli selama waktu t 2 – t 1 . selama dalam perjalanan timbul biaya simpan dan deteriorasi, Persediaan pada saat t, It, dapat digambarkan sebagai berikut. P t I t I dt d   .   t  t 1 1 .   t I t I dt d  t 1  t  t 2 2 dengan memakai batasan : I0 = 0, It 1 = I m , maka diperoleh   P e t I t 1 .     t  t 1 3   P e I t m 1 1 .    4 1 t t t e e P t I        t 1  t  t 2 5 Sehingga biaya total pada pemasok adalah total dari biaya setup produksi, biaya simpan selama persediaan dan perjalanan dan biaya deteriorasi selama persediaan dan perjalanan dengan biaya total masing- masing sebagai berikut. 1. Biaya simpan :            2 1 1 . . t t t pm dt t I dt t I C r =                 2 1 1 1 1 . . . t t t t t t t pm dt e e dt e P C r     6 2. Biaya deteriorasi : . d C            2 1 1 . . t t t dt t I dt t I   = . d C                 2 1 1 1 1 . t t t t t t t dt e e dt e P    7 3. Biaya setup produksi : 2 3 t t S  8 Sehingga biaya total pada pemasok per satuan waktu adalah : Edisi 4. Tahun II. Mei 2003 – Hal 118 – 128 1 62 JURNAL OPTIMASI SISTEM INDUSTRI TC pm t 1 = 2 3 t t S  +                  2 1 1 1 1 . . . 2 3 t t t t t t t pm dt e e dt e t t P C r     + . d C                  2 1 1 1 1 . 2 3 t t t t t t t dt e e dt e t t P    9 Biaya persediaan pada pembeli, Pada saat t = t 2 , produk sampai ke pembeli sebesar It 2 , kemudian produk tersebut dijual ke konsumen dengan laju permintaan sebesar D, pada saat berada di persediaan, produk juga mengalami deteriorasi, sehingga It 2 akan lebih besar dari D.t 3 – t 2 . Persediaan setiap saat pada pembeli dapat digambarkan sebagai berikut : D t I t I dt d    .  t 2  t  t 3 10 dengan memakai batasan, It 3 = 0 maka,   D e t I t t 1 3    t 2  t  t 3 11 Sehingga biaya total pada pembeli adalah total dari biaya pesan, biaya transportasi , biaya simpan selama persediaan dan biaya deteriorasi selama persediaan dengan biaya total masing- masing sebagai berikut. 1. Biaya simpan :  3 2 . . t t p dt t I C r :    3 2 3 1 . . . . t t t t p dt e D C r   12 2. Biaya deteriorasi : . d C  3 2 . t t dt t I  : . d C    3 2 3 1 . . t t t t dt e D  13 3. Biaya pesan : 2 3 t t A  14 4. Biaya transportasi : 2 3 . t t F n  15 Sehingga biaya total pada pembeli per satuan waktu adalah : TC p t 1 =   2 3 t t A 2 3 . t t F n  +     3 2 3 1 . . . . 2 3 t t t t p dt e t t D C r   + . d C     3 2 3 1 . . 2 3 t t t t dt e t t D  16 Dari kedua biaya total tersebut maka dapat dimodelkan total biaya gabungan keduanya sebagai berikut : TC gab t 1 = 2 3 t t S  +                  2 1 1 1 1 . . . 2 3 t t t t t t t pm dt e e dt e t t P C r     + . d C                  2 1 1 1 1 . 2 3 t t t t t t t dt e e dt e t t P    +   2 3 t t A 2 3 . t t F n  +     3 2 3 1 . . . . 2 3 t t t t p dt e t t D C r   + . d C     3 2 3 1 . . 2 3 t t t t dt e t t D  17 dengan mensubstitusikan nilai t 2 dengan t 1 + t r maka diperoleh persamaan sebagai berikut : TC gab t 1 = 1 3 r t t t S   +                    . 1 3 1 1 1 1 1 . . r t t t t t t t t r pm dt e e dt e t t t P C r     + . d C                    . 1 3 1 1 1 1 1 r t t t t t t t t r dt e e dt e t t t P    Biaya Transportasi Tidak Linear…………. Jonrinaldi 63 JURNAL OPTIMASI SISTEM INDUSTRI +    1 3 r t t t A . 1 3 r t t t F n   +       3 1 3 . 1 3 1 . . . t t t t t r p r dt e t t t D C r   + . d C       3 1 3 . 1 3 1 . t t t t t r r dt e t t t D  18

2.3.2. Kasus 2 : Biaya deteriorasi dan