pada area yang berbentuk lingkaran. Pengaruh dari pembebanan tersebut akan dihitung dan resultan dari beban tersebut akan digunakan untuk penghitungan
angka stress dan strain. Pada penghitungan ini, tiap lapisan mempunyai ketebalan yang
beragam akan
merespon pembebanan
tersebut sesuai
dengan karakteristiknya masing-masing. Untuk setiap lapis perkerasan data ketebalan,
modulus elastisitas, angka poisson ratio harus diketahui terlebih dahulu.
C. Rumus-Rumus Yang Digunakan 1. Beban gandar standar
Beban standar merupakan beban sumbu tunggal beroda ganda seberat 18.000 pon 8,16 ton. Semua beban kendaraan lain dengan sumbu berbeda
diekivalenkan ke beban sumbu standar dengan menggunakan angka ekivalen beban sumbu Sukirman, 1993 .
2. Kekakuan tanah dasar E
3
= S
s
Nilai kekakuan tanah dasar dapat dikorelasikan secara kasar dengan nilai CBR California Bearing Ratio maupun nilai IP Index Plastisitas tanah dasar
dengan menggunakan rumus sebagai berikut : S
s
= 10 x CBR S
s
= 70 – IP
Dimana S
s
= kekakuan tanah dasar MPa
3. Kekakuan lapis pondasi atas CTB
Nilai kekakuan CTB Cement Treated Base dapat diketahui dengan membuat grafik hubungan kuat tekan modulus lapis pondasi bersemen
berdasarkan nomograph Bina Marga 2002, sehingga didapatkan persamaan linier sebagai berikut:
y = 0.005x + 4.02 dengan, y = modulus stiffness E lapis pondasi bersemen Psi
x = kuat tekan 7 hari lapis pondasi bersemen Psi
4. Temperatur desain
Secara umum temperatur desain dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Untuk kriteria retak lelah
Temperatur desain = 1,92 T b. Untuk kriteria deformasi permanen
Temperatur desain = 1,47 T Dengan T = suhu udara rerata tahunan °C
5. Kekakuan bitumen S
b
Persamaan berikut diturunkan oleh Ullidtz dapat digunakan untuk menghitung kekakuan bitumen pada sebuah kondisi yang terbatas tapi praktis.
S
b
= 1,157 x 10
-7
x t
-0.368
x 2,718
–PIr
SP
r
– T
5
Dengan : S
b
= kekakuan bitumen t
= waktu pembebanan detik PI
r
= recovered penetration index SP
r
= recovered softening point T
= temperatur Desain °C Waktu pembebanan dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
log t = 5 x 10
-4
h – 0,2 - 0,94 log v
Dengan : t
= waktu pembebanan detik h
= ketebalan lapisan mm v
= kecepatan kenderaan kmjam
Recovered Penetration Index dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : PI =
, ,
, ,
Recovered Softening Point SP
r
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : SP = 98,4
26,35 x log 0,65 x P Dimana P
i
= penetrasi aspal awal 0.1 mm
6. Kekakuan campuran aspal
Dalam analisis perkerasan, jika nilai yang diukur tak tersedia maka kekakuan campuran elastik S
me
dapat dihitung dari kekakuan aspal S
b
.. Persamaan yang sesuai adalah sebagai berikut :
S
me
= S
b
1 +
,
n = 0,83 log
C
v
=
Dengan : S
me
= kekakuan campuran elastik MPa
S
b
= kekakuan bitumen MPa C
v
= konsentrasi volume agregat V
A
= volume of aggregate V
B
= volume of binder Untuk kepadatan dengan volume rongga lebih besar dari 3 digunakan
rumus sebagai berikut : C
v
’ =
, . ,
Dengan : C
v
’ = modifikasi konsentrasi volume agregat
VIM = voids in mixvolume rongga udara dalam campuran
7. Prediksi Umur Rencana N