Produktivitas Kerja Guru LANDASAN TEORI

67

H. Produktivitas Kerja Guru

Produktivitas kerja adalah mengemukakan masalah prestasi kerja, yang salah satu faktor pengaruhnya adalah etos kerja. Etos kerja adalah norma-norma yang bersifat mengikat dan ditetapkan secara eksplisit serta praktek-praktek yang diterima dan diakui sebagai kebiasaan yang wajar untuk dipertahankan dan diterapkan dalam kehidupan kelembagaan dan anggota suatu organisasi. Etos kerja itu akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja yaitu: peningkatan mutu hasil pekerjaan, pemberdayaan sumber daya manusia dan perbaikan terus menerus lingkungan kerja. 70 Surya mengatakan bahwa etos kerja lebih merujuk kepada kualitas kepribadian yang tercermin melalui unjuk kerja secara utuh dalam berbagai dimensi kehidupannya. Lebih lanjut Surya juga menyebutkan bahwa sebagai suatu kondisi internal, etos kerja mengandung beberapa unsur antara lain: 1 disiplin kerja, 2 sikap terhadap pekerjaan, 3 kebiasaan-kebiasaan kerja, 4 kerja keras, 5 dedikasi dan loyalitas, 6 tanggung jawab, dan 7 mempunyai pemahaman yang kuat tentang pembelajaran. 71 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa etos kerja guru adalah merupakan kondisi internal mengenai disiplin kerja, sikap terhadap pekerjaan, kebiasaan-kebiasaan bekerja, kerja keras, dedikasi dan loyalitas, tanggung jawab, 70 Sondang P. Siagian, 2003, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta: Renika Cipta, h.10. 71 Surya Dharma, 2004, Manajemen Kinerja: Falsafah, Teori, dan Penerapannya , Jakarta: Program Pascasarjana FISIP, h.108 68 mempunyai pemahaman yang kuat tentang pembelajaran, yang mendorong dan mengendalikan perilaku ke arah kualitas kerja yang sesuai dengan norma profesi guru. Tujuan yang akan dicapai adalah terwujudnya proses pembelajaran secara efektif dan efisien untuk keberhasilan kualitas pendidikan di sekolah. Menurut Ivancevich, ukuran kualitas kinerja guru dapat dilihat dari produktifitas pendidikan yang telah dicapai menyangkut output siswa yang dihasilkan. Paul Mali mendefinisikan produktifitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. 72 Sedangkan menurut Sutermeister, hubungan produktifitas dengan kinerja seseorang adalah: 1. Produktifitas itu kira kira 90 bergantung pada prestasi kerja dan 10 tergantung pada tekhnologi dan bahan yang digunakan. 2. Prestasi kerja itu sendiri untuk 80-90 bergantung pada motivasinya untuk bekerja, 10-20 bergantung pada kemampuannya. 3. Motivasi kerja 50 bergantung pada kondisi sosial, 40 bergantung pada kebutuhan kebutuhannya, 10 bergantung pada kondisi kondisi fisik. 73 Dari gambaran diatas dapat dikatakan bahwa kinerja guru berpengaruh terhadap produktifitas yang dihasilkan. 72 Rusman, Op.cit., h.52 73 Rusman, Op.cit., h.53 69 Kinerja guru dapat diartikan sebagai prestasi kerja guru untuk meraih prestasi antara lain ditentukan oleh kemampuan dan usaha. Atau diartikan sebagai suatua pencapaian tujuan dari guru itu sendiri maupun tujuan pendidikan dan pengajaran dari madrasah ditempat guru tersebut mengajar. Seorang guru selalu dituntut memiliki kinerja yang baik, karena siswa merupakan pelaku uatama dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk meningkatkan kinerja guru diperlukan beberapa kemampuan yang perlu dimiliki dalam mengelola pengajaran. Kinerja guru ini dapat dicerminkan dari kemampuannya melakukan perencanaan pengajaran, keterampilan mengajar, dan kemampuannya mengelola hubungan antar pribadi. Dalam kamus bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai suatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan seseorang. 74 Sedangkan Hadari Nawawi mengartikan kinerja sebagai prestasi seseorang dalam suatu bidang atau keahlian tertentu, dalam melaksanakan tugas atau pekerjaaanya yang didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efisien. 75 Kinerja adalah performance atau unjuk kerja. Kinerja dapat pula diartikan sebagai prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Menurut August W.Smith, kinerja adalah Performance is output derives from processes, human otherwise, artinya kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. 74 WJS Poerwadinata, 1998, Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, h. 56 75 Hadari Nawawi, 1996, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung, h 34 70 Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 76 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Adapun ukuran kinerja menurut T.R. Mitchell dapat dilihat dari lima hal yaitu: a. Quality of work, Kualitas hasil kerja b. Promptness, Ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan c. Initiative, Prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan d. Capability, Kemampuan menyelesaikan pekerjaan e. Comunication, Kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain. 77 Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi. a. Faktor Kemampuan Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality Knowledege+ Skill. Artinya seorang guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang 76 Akadum. Potret Guru Memasuki Milenium Ketiga . Suara Pembaharuan. Online. http:www.suarapembaharuan.comNews199901220199OpEd, diakses 23 Desember 2015, h.67 77 Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008, Penilaian Kinerja guru Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional, h. 23 71 sesuai dengan keahliannya. Dengan penempatan guru yang sesuai dengan bidangnya akan dapat membantu dalam efektivitas suatu pembelajaran. b. Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan pendidikan. MeClelland mengatakan dalam bukunya anwar prabu berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja. 78 Kualitas kinerja guru dinyatakan dalam Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. 79 Adapun faktor yang mendukung kinerja guru dapat digolongkan menjadi dalam dua macam yaitu: a. Faktor Intern Diantara faktor dari dalam diri sendiri intern adalah: 1 Kecerdasan, kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan 78 . A.A.Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT .Remaja Rosdakarya, 2004, h 67 79 Departemen Pendidikan Nasional RI, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 tahun 2007, Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk SDMI, Jakarta: setdijen Mendikdasmen Depdiknas, h. 20 72 pelaksanaan tugas-tugas. Semakin rumit dan banyak tugas-tugas yang diemban makin tinggi kecerdasan yang diperlukan. Seseorang yang cerdas jika diberikan tugas yang sederhana dan monoton mungkin akan terasa jenuh dan akan berakibat pada penurunan kinerjanya. 2 Keterampilan dan kecakapan, keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dari berbagai pengalaman dan latihan. 3 Bakat, penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan dapat menjadikan seseorang bekerja dengan pilihan dan keahliannya. 4 Kemampuan dan minat, syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seseorang adalah tugas dan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya. Kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi dapat menunjang pekerjaan yang ditekuni. 5 Motif yang dimiliki dapat mendorong meningkatkannya kerja seseorang 6 Kesehatan, kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang sampai selesai. Jika kesehatan terganggu maka pekerjaan terganggu pula. 7 Kepribadian, segeorang yang mempunyai kepribadian kuat dan integral tinggi kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dan menyesuaikan lingkungan kerja dan interaksi dengan rekan kerja yang akan meningkatkan kerjanya. 8 Cita-cita dan tujuan dalam bekerja, jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan cita-cita maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksanakan karena bekerja secara sungguh-sungguh, rajin dan bekerja dengan sepenuh hati. 73 b. Faktor dari luar diri sendiri Ekstern Yang termasuk faktor dari luar diri sendiri ekstern diantaranya: 1 Lingkungan keluarga. Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kinerja seseorang.Ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah kerja. 2 Lingkungan kerja. Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong seseorang bekerja secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan dialami seseorang ditempat ia. bekerja. Lingkungan kerja yang dimaksud disini adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk mengembangkan karir, dan rekan kerja yang kologial. 3 Komunikasi dengan kepala sekolah yang baik. Tidak adanya komunikasi yang efektif dapat menghasilkan timbulnya salah pengertian. 4 Sarana dan prasarana. Adanya sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya terutama dalam proses belajar mengajar. 80 Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departement of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru APKG. Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: 1 Rencana pembelajaran teaching plans and materials atau disebut dengan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 2 Prosedur pembelajaran classroom procedure, dan 80 . Kartini Kartini, Menyiapkan dan Memadukan Karir, Jakarta : CV Rajawali,1985 h 22 74 3 Hubungan antar pribadi Interpersonal skill . Indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran dikelas yaitu: a. Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Unsurkomponen yang ada dalam silabus terdiri dari: 1 Identitas silabus 2 Standar Kompetensi SK 3 Kompetensi Dasar KD 4 Materi pembelajaran 5 Kegiatan pembelajaran 6 Indikator 7 Alokasi Waktu 8 Sumber Pembelajaran Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan istilah RPP, yang merupakan penjabaran lebih rinci dan spesifik dari silabus, ditandai oleh adanya kornponen-komponen: 1 Identitas RPP 2 Standar Kompetensi SK 3 Kompetensi Dasar 75 4 Indikator 5 Tujuan Pembelajaran 6 Materi Pembelajaran 7 Metode pembelajaran 8 Langkah-langkah kegiatan 9 Sumber pembelajaran 10 Penilaian. 81 b. Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembelajaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru. Pengelolaan kelas Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam memupuk kerjasama dan disiplin siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan memulai proses pembelajaran, dan melakukan pengaturan tempat duduk siswa. Kemampuan lainnya dalam pengelolaan kelas adalah pengaturan ruangsetting tempat duduk 81 Direktorat Tenaga Kependidikan, Op Cit, h 22 76 siswa yang dilakukan pergantian, tujuannya memberikan kesempatan belajar secara merata kepada siswa. Penggunaan Media dan Sumber Belajar Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran yang perlu dikuasai guru disamping pengelolaan kelas adalah menggunakan media dan sumber belajar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan materi pembelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya menggunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak, media audio, dan media audio visual. Tetapi kemampuan guru disini lebih ditekankan pada penggunaan objek nyata yang ada disekitar madrasahnya. Penggunaan Metode Pembelajaran Kemampuan berikutnya adalah penggunaan metode pembelajaran. Guru diharapkan mampu memiliki dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut, namun yang penting bagi guru metode manapun yang digunakan harus jelas tujuan yang akan dicapai ”. Karena siswa memiliki intereraksi yang sangat heterogen, idealnya seorang guru harus menggunakan multi metode, yaitu memvariasikan penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas seperti metode ceramah dipadukan dengan tanya jawab dan penugasan atau metode diskusi dengan pemberian tugas dan seterusnya. 77 Hal ini dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan siswa, dan menghindari terjadinya kejenuhan yang dilami siswa. 82 c. Evaluasi Penilaian Pembelajaran Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Sedangkan menurut Gibson 1987 ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja yaitu: 1 Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial, dan demografi seseorang, 2 Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja, 3 Faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan reward system . 83 Kepemimpinan kepala madrasah sangat berpengaruh dalam meningkatkan semangat kerja guru dalam melaksanakan tugas. Hasil penelitian Hersey menunjukkan bahwa ada sepuluh faktor yang mempengaruhi semangat kerja seseorang dalam melaksanakan tugas, yaitu kesiapan kerja, kondisi kerja, organisasi 82 Ibid, h 22-24 83 Makawimbang, Jerry H., 2012, Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu, Bandung: Alfabeta, h. 220 78 kerja, kepemimpinan, gaji, kesempatan mengemukakan ide, kesempatan mempelajari tugas, jam kerja, dan kemudahan kerja Tiffin, 1952. 84 Peran guru sangat besar dalam pendidikan karena menjadi faktor penentu kualitas sumber daya manusia di masa mendatang. Namun tidak semua guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Hal ini dikarenakan ada kelemahan dan kekurangan yang dimiliki individu guru. Oleh karena itu, sangatlah penting peran pemimpin dalam upaya proses perbaikan kinerja guna peningkatan produktivitas kerja. Dalam pekerjaannya seorang guru yang profesional dituntut untuk bisa melayani siswa sebagai subjek belajar dan memperlakukannya secara adil, melihat perbedaan siswa sebagai keragaman pribadi dengan aneka potensi yang harus dikembangkan, maka hubungan guru dengan siswa merupakan hubungan yang fleksibel, ada saatnya guru menempatkan diri sebagai partner siswa, sebagai pembimbing, dan sebagai penerima informasi dari siswanya. Nana sudjana mengatakan bahwa ada lima pendekatan dalam upaya peningkatan profesionalisme guru, yaitu peningkatan disiplin kerja, peningkatan kualitas kerja, peningkatan disiplin kualitas belajar mengajar, peningkatan mutu proses belajar mengajar, dan peningkatan supervisi. 85 Berkaitan dengan peran kepala madrasah, menurut Suharsimi Arikunto penilaian kepala madrasah terhadap guru meliputi: kedisiplinan, tanggung jawab, keluasan wawasan, kreativitas, kesediaan untuk dikritik, kesabaran, kegigihan dalam 84 Wahjosumidjo. 1987, Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia 85 Nana Sudjana, 2011, Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru Jakarta: Binamita Publishing, h.78. 79 usaha, keterbukaan, toleransi, ketersediaan menerima usul, menghargai orang lain, tenggang rasa, kedermawanan, hubungan sosial, kesediaan berkorban, memikirkan bawahan. 86 Unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja guru menurut Siswanto adalah sebagai berikut : a. Kesetiaan. Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan, mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab. b. Prestasi Kerja. Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. c. Tanggung Jawab. Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani membuat risiko atas keputusan yang diambilnya. Tanggung jawab dapat merupakan keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan secara layak apa yang telah diwajibkan padanya. Untuk mengukur adanya tanggung jawab dapat dilihat dari: 1 Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja. 2 Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar. 3 Melaksanakan tugas dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya. 87 d. Disiplin. Disiplin adalah kesanggupan seseorang untuk menaati segala ketetapan, 86 Suharsimi Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, h. 293 87 Akadum, Op.cit, h.86 80 peraturan yang berlaku dan menaati perintah yang diberikan. e. Kejujuran. Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya. f. Kerja Sama. Kerja sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Kriteria adanya kerjasama dalam organisasi adalah: 1 Kesadaran karyawan bekerja dengan sejawat, atasan maupun bawahan. 2 Adanya kemauan untuk membantu dalam melaksanakan tugas. 3 Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran. 4 Tindakan seseorang bila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas. 88 Dengan demikian yang dimaksud dengan produktivitas kerja guru dalam tesis ini adalah keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya meliputi: 1. Prestasi kerja yang meliputi: a membuat perencanaan pembelajaran, b melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan c mengadakan penilaianevaluasi hasil pembelajaran. 2. Disiplin guru. 3. Tanggung jawab guru. 4. Kerjasama guru. 88 Lamatenggo, 2001, Kinerja Guru: Korelasi antara Persepsi Guru terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kinerja Guru SD di Gorontalo , Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, h.34 81

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan tergolong sebagai penelitian lapangan field research yakni penelitian yang langsung dilakukan pada responden. Oleh karena itu, obyek penelitiannya adalah berupa obyek di lapangan yang sekiranya mampu memberikan informasi tentang kajian penelitian. Dalam hal ini peneliti menjadikan MTs Negeri 2 Bandar Lampung sebagai obyek penelitian dengan fokus pada keterampilan human relation yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru sehingga dapat diketahui langkah-langkah apa saja yang ditempuh oleh kepala madrasah MTs Negeri 2 Bandar Lampung dalam meningkatkan kinerja gurunya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang menggambarkan kondisi sebenarnya berdasarkan data yang ada di lapangan. Menurut Nasution penelitian deskriptif mempelajari permasalahan yang terjadi sebagaimana adanya, berdasarkan itu maka penelitian ini bertujuan, yaitu: 1. Mengamati orang dalam lingkungan hidupnya. 2. Berinteraksi dengan mereka. 3. Berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitar.