Pasal 107
Dalam hal pemegang IUP menggunakan jasa pertambangan berbentuk orang perseorangan, hanya dapat melakukan kegiatan jasa pertambangan sebagai berikut :
a. jenis usaha jasa pertambangan konsultasi atau perencanaan; danatau b. usaha jasa pertambangan non inti.
Pasal 108
Setiap pemegang IUP yang akan memberikan pekerjaan kepada perusahaan jasa pertambangan, didasarkan atas kontrak kerja yang berasaskan kepatutan, transparan dan
kewajaran.
Pasal 109
1 Pemegang IUP Operasi Produksi dapat menyerahkan kegiatan penambangan kepada usaha jasa pertambangan, terbatas pada kegiatan :
a. pengupasan lapisan stripping batuan penutup; dan
b. pengangkutan mineral atau batubara. 2 Pengupasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a, terdiri dari kegiatan
penggalian, pemuatan dan pemindahan lapisan stripping batuan penutup dengan
danatau didahului peledakan.
Pasal 110
1 Penggunaan Jasa Pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pem egang IUP.
2 Tanggung jawab sebagaimana dim aksud pada ayat 1, meliputi aspek teknis pertambangan, keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan, dan lindungan
lingkungan pertambangan.
Bagian Kedua Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Jasa Pertambangan
Pasal 111
1 Pelaku Usaha Jasa Pertambangan harus mendapatkan klasifikasi dan kualifikasi dari lembaga independen yang dinyatakan dengan sertifikat.
2 Apabila lembaga independen sebagaimana dimaksud pada ayat 1, belum terbentuk maka klasifikasi dan kualifikasi dilakukan oleh Gubernur.
2 Dalam jangka waktu paling lama 30 tiga puluh hari kerja, Gubernur berkewajiban memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap permohonan
Rencana Reklamasi. 3 Dalam hal Gubernur tidak memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2,
maka Gubernur memberikan catatan untuk penyempurnaan Rencana Reklamasi dimaksud.
Pasal 72
1 Pemegang IUP Operasi Produksi wajib melakukan perubahan Rencana Reklamasi yang telah disetujui sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, apabila terjadi perubahan atas satu
atau lebih hal-hal sebagai berikut : a. sistem penambangan;
b. tata guna lahan; c. tata ruang; danatau
d. AMDAL atau UKL dan UPL. 2 Pengajuan perubahan Rencana Reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
dilakukan paling lambat 180 seratus delapan puluh hari sebelum pelaksanaan reklamasi periode tahun berikutnya.
3 Gubernur memberikan penilaian dan persetujuan atas perubahan Rencana Reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2, dalam jangka waktu paling lama 14 empat belas
hari kerja sejak diterimanya perubahan Rencana Reklamasi, tidak termasuk jumlah hari yang diperlukan untuk penyempurnaan perubahan Rencana Reklamasi.
Pasal 73
1 Gubernur memberikan penilaian dan persetujuan atas Rencana Pascatambang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, dalam jangka waktu paling lam a 30 tiga puluh
hari kerja sejak diterimanya Rencana Pascatambang, tidak termasuk jumlah hari yang diperlukan untuk penyempurnaan Rencana Pascatambang.
2 Dalam jangka waktu paling lama 30 tiga puluh hari kerja, Gubernur berkewajiban memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap permohonan
Rencana Pascatambang.
45 36
Pasal 116
1 Kewajiban penyusunan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115 huruf j, berupa laporan pelaksanaan kegiatan :
a. triwulan; dan b. tahunan.
2 Laporan triwulan dan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, meliputi : a. investasi;
b. nilai kontrak;