Hak dan Kewajiban Pemerintah
Pasal 12 1 Pemerintah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2 Pemerintah berkewajiban memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga masyarakat sampai dengan pendidikan menengah.
3 Pemerintah berkewajiban menjamin tersedianya anggaran guna terselenggaranya pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah yang menjadi kewenangannya.
4 Pemerintah berkewajiban membiayai pendidikan hingga jenjang pendidikan menengah bagi peserta didik yang orang tuanya tidak mampu.
5 Pemerintah berkewajiban menampung anak didik yang lemah fisik, mental dan ekonomi untuk memberikan pendidikan khusus dalam balai latihan kerja.
6 Ketentuan tentang ketidakmampuan orang tua peserta didik diatur dengan Peraturan Bupati. 7 Pelaksanaan kewajiban Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dan 4 dibiayai
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
BAB V RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
Pasal 13 1 Penyelengaraan pendidikan berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Daerah.
2 Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Daerah sebagai mana dimaksud ayat 1 sejalan dengan Rencana Pembangunan Daerah.
3 Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Daerah merupakan perencanaan strategis tentang desain pendidikan sebagai pelaksanaan visi dan misi pendidikan daerah.
4 Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Daerah sekurang-kurangnya memuat hasil analisa situasi tentang potensi-potensi daerah dan kondisi obyektif masyarakat, serta strategi
pengembangan pendidikan.
BAB VI JALUR, JENJANG, DAN JENIS PENDIDIKAN
Bagian Kesatu Umum
Pasal 14 1 Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya; 2 Pendidikan sebagaimana dimaksud ayat 1 diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui
tatap muka dan atau jarak jauh. Pasal 15
Jenjang pendidikan formal terdiri atas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi.
Pasal 16 Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan
dan khusus.
Bagian Kedua 8
Pendidikan Formal Paragraf 1
Pendidikan Dasar Pasal 17
1 Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
2 Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibtidaiyah MI atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menegah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah
MTs, atau bentuk lain yang sederajat.
Paragraf 2 Pendidikan Menengah
Pasal 18 1 Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
2 Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.
3 Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK, dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK atau bentuk
lain yang sederajat.
Paragraf 3 Pendidikan Tinggi
Pasal 19 1 Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
2 Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Paragraf 4
Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pasal 20
1 Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, sosial dan atau memiliki bakat kecerdasan istimewa. 2 Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil
dan atau mengalami bencana alam, bencana sosial serta tidak mampu dari segi ekonomi. 3 Ketentuan mengenai pelaksanaan pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Bagian Ketiga 9
Pendidikan Non Formal Paragraf 1
Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 21
1 Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. 2 Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur nonformal.
3 Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Pendidikan Bayi,
Kelompok Bermain KB, Pos PAUD, Taman Penitipan Anak TPA atau bentuk lain yang sederajat.
Paragraf 2 Pendidikan Keagamaan
Pasal 22 1 Pendidikan keagamaan berbentuk Pesantren danatau Salafiyah, Pendidikan Diniyah, ,
Taman Pendidikan Al-Quran TPQ dan bentuk lain yang sejenis; 2 Pendidikan keagamaan berbentuk Pesantren danatau Pendidikan Salafiyah dapat diakui
sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sepanjang penyelenggaraan dan proses pendidikannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Paragraf 3 Pendidikan Kepemudaan, Keolahragaan dan Kesenian
Pasal 23 1 Pendidikan kepemudaan diselenggarakan dalam lingkup satuan pendidikan;
2 Pendidikan kepemudaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diselenggarakan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan generasi muda ;
3 Pendidikan kepemudaan berbentuk kegiatan organisasi kesiswaan dan kepramukaan. Pasal 24
1 Pendidikan keolahragaan diselenggarakan dalam rangka pembudayaan hidup sehat, pembibitan, pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga.
2 Pemerintah dan atau masyarakat dalam upaya membina dan meningkatkan prestasi olahraga peserta didik dapat menyelenggarakan kompetisi olahraga secara berjenjang dan
berkelanjutan.
Pasal 25 Pendidikan kesenian peserta didik diselenggarakan dalam rangka pengenalan, pemahaman dan
pelestarian kesenian dan budaya daerah dan kebudayaan nasional.
Bagian Keempat Pendidikan Informal
Pasal 26 Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga danatau lingkungan berbentuk kegiatan
pembelajaran secara mandiri meliputi ; pendidikan melalui media massa, pendidikan masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial, budaya dan keagamaan, interaksi dengan alam termasuk
Pendidikan anak usia dini.
10
BAB VII PENGELOLAAN PENDIDIKAN